Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Singkat Aceh

Suku Aceh merupakan salah satu suku yang tergolong ke dalam etnik melayu
atau ras melayu, dan sering diakronimkan dengan Arab, Cina, Eropa, dan
Hindustan (ACEH)

Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan


sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu
Peurelak dan Pasai. Puncak kejayaan Aceh dicapai pada permulaan abad ke-
17, masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa Sultan Iskandar
Muda agama dan Kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini mendapat julukan "seuramo
mekkah" (serambi mekkah). Namun sepeninggalnya Sultan Iskandar Muda,
penggantinya tidak mampu mempertahankan kebesaran kerajaan tersebut,
sehingga posisinya agak melemah. Hal ini menyebabkan Aceh menjadi
incaran pihak Barat yang pada saat itu sedang mencari daerah jajahan.

Pada abad ke 17 bangsa Portugis mulai datang, kemudian pada tanggal 26


Maret 1873, Belanda menyatakan perang kepada Sultan Aceh yang disebut
"Perang Sabil" atau perang sabilillah yang berlangsung selama 30 tahun
dengan menelan jiwa cukup besar, baik dipihak Belanda yang menyebabkan
tewas beberapa orang Jendralnya maupun pihak Aceh banyak para pejuang
yang gugur sebagai syuhada. Kondisi ini memaksa Sultan Aceh terakhir,
Tengku Muhd. Daud mengakui kedaulatan Belanda di tanah Aceh.
Secara umum Daerah Aceh tidak pernah ditundukkan secara menyeluruh,
sebagaimana daerah lainnya di Nusantara hingga datangnya Bala Tentara
Jepang

Nilai Budaya
Simbol kepahlawanan dan keberanian suku bangsa Aceh adalah Rencong. Hal
ini dapat kita saksikan dalam sejarah, ketika orang-orang aceh melawan
Belanda yang menggunakan senjata sangat canggih pada masa itu, namun
orang Aceh hanya menggunakan senjata tradisional yaitu rencong, pedang
dan tombak (seperti yang digunakan Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro dll).
Namun kini, keberadaan rencong bukan lagi sebagai senjata, namun telah
beralih menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat pria Aceh. Betapa
rencong sudah beralih berfungsi, sehingga yang dulunya tajam sekarang
menjadi tumpul, karena fungsinya hanya untuk penghias pada acara-acara
seremonial belaka.

Masyarakat Aceh Sangat mempercayai dan meyakini akan ajaran agamanya,


yaitu Islam. Masyarakat memegang teguh keyakinan tersebut. Masyarakat
Aceh Sangat menghormati dan menghargai Para Ulama, sebagai pewaris para
Nabi. Sehingga ketundukan pada ulama melebihi ketundukan pada para
penguasa.

Upacara-upacara Adat
Perkawinan, dengan prosesi : Berinai, Khatam Quran, Mandi,
Peusijuk/Tepung Tawar.
Hamil : Intat Bu/antar Nasi untuk Wanita Hamil/kenduri Wanita Hamil.
Dengan memasak makanan-makanan yang disukai oleh wanita hamil.
Kelahiran : Peutron Aneuk/Turun Tanah, Peucicap/suatu ritual untuk
menginginkan anak sesuai yang diharapkan, seperti dengan bercukur,
bercermin supaya cantik/ganteng, memberikan madu dengan meletakkan
dibibir, agar sianak menjadi manis.
Sunatan : Suatu upacara dalam rangka untuk sunat rasul anak-anak yang
menjelang dewasa, dengan mengundang sanak kerabat dan handai taulan
dengan memotong kerbau, kambing atau sejenis untuk kenduri/makan
bersama.

Falsafah Hidup Masyarakat Setempat


Karong, artinya family atau saudara yang dihitung dari keluarga ibu.
Kaom, artinya semua saudara dari pihak ayah/laki-laki dan saudara pihak
perempuan/ibu.
Hudeep Saree Matee Syahid, artinya Hidup bersama-sama atau
Mati Mulia/Syahid.
Adat Bak Po Teumeureuhom Hukom Bak Syiah Kualo, Qanun Bak Putro
Phang, Reusam Bak Laksamana artinya hukum umum ditangan pemerintah
dan hukum syariat ditangan ulama.

Anda mungkin juga menyukai