Anda di halaman 1dari 11

Aku Ingin Pulang

RizkyHimawaki

Kisah ini terjadi 2 tahun silam.


Saat itu jantungku berdegup kencang
hujan darah membasuh wajahku,
membawa kisah kelam hidupku.
Deretan peluru disertai burung besi
yang membawa derangan maut.
Semua orang berseruh Allohuakbar
Allohuakbar Menambah hiruk
pikuk dan mencekam suasana saat
itu. Saat burung besi menikuk
dengan tajamnya laksana elang
mendapat mangsanya, sejenak semua
terasa hening dan terasa hidup ini
terasa dua kali lebih lambat, namun
suasana suasana itu hilang seketika
beriringan dengan gugurnya para
syuhadah pembela bangsa. Namun
apa yang aku lakukan saat
itu?Hanya melihat dan terdiam.
Inikah yang namanya dikoyak
sepi* ?
*Puisi karya chairil anwar

Hari berganti minggu, minggu


berganti tahun. Pada tahun
selanjutnya aku dinaikkan menjadi
lettu, kusandarkan diriku bersama
dengan sejumlah surat yang kuterima
. Kubayangkan kembali Rumah
Kelabu , sesak, berdebu dan
sewaktu waktu dapat roboh. Ingin
sekali rasanya aku mengistirahat
diriku beserta beban yang ikut
kubawah.

Waktu menunjukkan pukul 1


siang, Aku dijadwalkan
mengirimkan pasukanku ke
bengawan solo karena urusan
penting. Jip langsung ku hidupkan
dan berangkatlah perjalanan yang
aku pimpin secara langsung.
Namaku Lettu (TNI) Pujiono
Pemimpin laskar panji cabang
Bojonegoro, saat hendak memasuki
gerbang kota solo hatta beberapa
lama terdengar suara tembakan yang
membuat tubuhku refleks turun dan
mengkomandokan untuk siaga.
Terdengar seorang laskar
mengerang terkena tembakan, dia
menyampaikan padaku jika dia
memiliki kekasih di bandung. Di
tunjukkannya photo gadis itu saat
sekarat , dan secara perlahan dia
gugur sebagai syuhada pula.
Kejadian itu mengingatkanku pada
syair yang kudendangka pagi tadi

Tutttut..tut
Bunga mawar nan asri dan
mekarnya berseri
Harum semerbak membawa mimpi
Oh sudahlah sudah waktu telah sia
Kini Tak kudapatkanmu
kekasihku..
Rentetan timah panas
bersamaan dengan lemparan granat
jenis nenas kulemparkan sebagai
serangan balasan. Kulancarkan setiap
serangan bersamaan dengan
menyebut asma Allah. Ditengah
serangan dengan gugurnya satu per
satu anggota laskarku barulah
kutahu apa yang disairkan si anwar,
aku tersenyum kecil. Barulah kutahu
apa artinya dikoyak sepi dan si
rumah kelabu. Pasukanku yang telah
gugur kini telah bertemu dengan
penciptanya. Kuiringi dengan lagu
yang ku nyanyikan
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar

Badanku dingin seketika,


mataku berkunang kunang, apa
gerangan yang terjadi padaku?
Hanya terdengar orang memanggil
Pujiono Pujiono, namun dadaku
terlanjur sesak. Sesaat setelah sadar,
aku telah berada di Rs.Manguncipto
dan hanya akulah yang terselamatkan
dari anggota laskarku. Kini ku
bersandar pada tempat tidur rumah
sakit ditimpa beban semua laskarku.
AhBetapa aku ingin pulang !!
Setelah aku sembuh, atasanku
memanggilku. Beliau menanyakan
perihal apakah aku ingin cuti dengan
melihat umurku yang paru baya dan
belum menikah ini.
Pujiono umurmu yang sudah
masuk 30-an bukankah waktunya
kamu untuk menikah? Tanya beliau
kepadaku.
Namun aku tidak menanggapinya,
hanya dengan kepala tunduk dan
merasakan beban akibat laskarku
yang dibantai habis habis-an.
Kemudian beliau bertanya lagi
kepadaku, Jika memang itu yang
kau mau aku tidak akan
menghalangimu,namun sebagai
seorang prajurit dan laki-laki sejati
aku yakin engkau pasti tegar.

Dengan cuti yang kini


kugenggam, entah hal apa yang akan
aku lakukan, akankah aku pulang?
Hendakkah aku mencari istri seperti
yang diucapkan atasanku? Ataukah
aku harus kembali ke markasku?
Semuanya bercampur aduk dalam
pikiranku saat di hotel tempatku
menginap. Ku kelilingi sekitaran
yogya dengan mengendarai becak.
Walaupun pikiranku sedikit tenang,
namun pikiranku masih tetap
bergejolak. Pada hari ke-3 cutiku di
aku kembali ke kampung halamanku
di bandung, tempat yang dulunya
pernah menjadi saksi pengobaran
jiwa dan darah merah putih yang
bergejolak, bahkan bung muhammad
toha lah yang mengetahuinya. Aku
disambut dengan suka cita oleh
seluruh keluargaku.
Dengan sisa cuti aku pergi
berkeliling dan pergi ke sebuah bar,
kulihat banyak orang yang sedang
minum diiringi dengan musik jazz
yang kadang menusuk di telinga.
Sambil meminum minuman yang
biasa ku minum.
Dengan sisa cutiku yang tinggal
menghitung waktu saja,
kusempatkan diriku pergi ke
bengawan solo yang beritanya telah
kudengar. Bahwa Bengawan Solo
telah dapat dikuasai sepenuhnya.
Kulihat sisa sisa pertempuran,
kembali aku melihat kenangan suram
dimana satu laskarku hilang
Tiba-tiba aku terasa mual kuhentikan
becak yang membawaku, kepalaku
mulai terbawa angin, badanku
menggigil kembali seakan ada yang
ingin aku kembali, namun semua sia
sia aku telah gelap tak dapat melihat
dunia lagi.
Rizky Himawan
(RizkyHimawaki)
20 Mei 2002
SMAN 1 Dolok Batu Nanggar
Alamat Bandar Jambu

Anda mungkin juga menyukai