Dalam memproduksi semen cair harus melewati beberapa tahap penting agar
mendapatkan hasil produksi dengan mutu genetik yang baik. Tahapan-tahapaan
tersebut diantarannya :
1. Persiapan bahan pengencer
Alat yang digunakan adalah tabung Erlenmeyer berukuran 500 ml dan
1000 ml, timbangan, aluminium foil, termometer, water bath, dan meladest
(alat untuk menyuling air).
Bahan pengencer semen yang digunakan adalah BTS dengan kandungan
bahan kimia(g/100ml) yang terdiri dari Glukosa 3,7 g, Fruktosa, EDTA
(Ethylenediamine-tetra-acetic acid) 0,125 g, Sodium sitrat 0,6, Pottasium
klorida 0.075 g, Penisilin (IU): Streptomisin 100000:100(mg), Aquabidest 100
ml.
Metode kerja :
3. Penampungan
Alat yang digunakan berupa alat penampungan yang sudah disediakan,
kain lap, Dummy (digunakan sebagai perangsang agar pejantan menaiki
dummy tersebut, sehingga mudah ditampung).
Sebelum melakukan penampungan, pastikan penjantan sudah dimandikan
dan rambut disekitar preputium sudah dicukur untuk menghindari terjadinya
trauma pada penis akibat gesekan dengan rambut preputium. Petugas
penampung sebaiknya tidak memakai cincin atau asesoris lainnya dan tangan
harus bebas dari bahan kimia, seperti sabun, detergen, dan parfum.
Metode kerja :
Giring pejantan dari kandang menuju ruangan khusus untuk penampungan.
Tunggu sampai pejantan menaiki dummy yang ada di ruangan tersebut
Bila pejantan sudah menaiki dummy, bersihkan daerah sekitar preputium
dengan menggunakan kain lap.
Jika penis sudah keluar dari preputim, tangkap penis tersebut dan tarik lurus
ke depan. Pastikan lekukan penis agar berada tepat pada lekukan jari,
sehingga tidak mudah terlepas.
Penis yang sudah mengalami ereksi pertama sekali akan mengeluarkan
plasma yang berbentuk seperti gel, buang gel tersebut agar melancarkan
pengeluaran semen.
Tunggu sampai cairan yang keluar berwarna putih susu, barulah semen
ditampung menggunakan alat penampung.
Setelah selesai ditampung pejantan digiring kembali ke kandangnya dan
diberi pakan.
Serahkan hasil tampungan kepada petugas laboratorium.
4. Pemeriksaan makroskopis
Setelah proses penampungan, sebelum diproses lebih lanjut periksalah
semen tersebut secara makroskopis yaitu dengan melihat volumenya,
mencium baunya apabila semen berbau pesing atau busuk langsung dibuang,
warnanya yang paling ideal berwarna putih krem bila terdapat bercak darah
langsung dibuang, dan konsistensinya tidak terlalu kental.
5. Pemeriksaan mikroskopis
Setelah melakukan pemeriksaan makroskopis, selanjutnya semen
diperiksa secara mikroskopis. Alat yang digunakan berupa mikroskop, gelas
objek, cover glass, pipet, spuit, tisu dan spermacue (untuk menghitung
konsentrasi sperma).
Pemeriksaan mikroskopis meliputi, pemeriksaan gerakan masa, motilitas,
dan konsentrasi.
Metode kerja :
Ambil semen dengan menggunakan pipet teteskan pada objek glass amati
gerakan masa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x. Semen yang layak
diproses apabila gerakan masanya mendapat penilaian 3+ (gerakan cepat
berpindah, seperti awan tebal dan gelap, celah gumpalan awan satu dengan
yang lainnya sedikit atau rapat) dan 2+ (gerakan cepat, terbentuk seperti awan
tetapi agak terang gumpalannya)
Ambil semen dengan menggunakan pipet teteskan pada objek glass tutup
dengan cover glass, amati motilitasnya dengan perbesaran 40x. Semen yang
layak diproses apabila motilitasnya adalah 70% (pergerakan sperma cepat dan
aktif), 65% (pergerakan sperma lebih jarang, sedikit aktif dan terlihat ada
yang mati), 65% (pergerakan sperma lebih lambat, presentasi hidup dan mati
50:50).
Ambil semen menggunakan spuit masukan semen kedalam control cuvette,
kemudian masukan ke dalam spermacue tunggu sampai muncul angka pada
layar. Catat hasil yang tertera pada layar.
7. Packing
Alat yang digunakan berupa rak tabung, botol press sekali pakai, alat
press, tisu.
Metode kerja :
Masukan semen yang sudah diberi bahan pengencer kedalam botol press
sekali pakai sebanyak 80 ml, dengan cara dimiringkan dan semen mengenai
dinding botol
Lap dinding botol dengan tisu
Press pada alat, pastikan tertutup rapat agar tidak bocor
8. Labeling
Sperma yang sudah dikemas, diberikan label yang bertuliskan alamat
kantor, nama pejantan, asal, tanggal lahir, dan aturan pakai semen, tanggal
tampung dan tanggal kadaluarsa. Penulisan label ini bertujuan agar tidak
terjadi perkawinan sedarah/inbreeding. Selain itu, masa berlaku berperan
penting dalam keberhasilan IB.
9. Penyimpanan
Suhu penyimpanan semen cair babi adalah 100C 200C atau pada kulkas rak bagian
paling bawah. Pada saat dibawah ketempat yang jauh gunakan sterofom yang dasarnya
diberi es batu, usahakan sperma jangan langsung bersentuhan dengan es, apabila jarak
yang ditempuh dekat gunakan kantong plastik hitam agar sperma tidak langsung terpapar
cahaya matahari.