Anda di halaman 1dari 30

MODUL I

PENGUKURAN DAYA BESARAN LISTRIK


RANGKAIAN AC SATU FASA

I. TUJUAN
1. Mengetahui pengukuran daya dan factor daya arus bolak-balik dengan berbagai jenis
beban

2. Mengetahu iprinsip kerja alat ukur wattmeter 1 phasa, cos phi meter, ampermeter,
voltmeter, dan LCR meter

II. DASAR TEORI


Suatu beban yang di catu oleh suatu sumber tegangan AC, sehingga tegangan beban V
dan arus yang mengalir pada beban I, maka daya yang terjadi pada beban Z adalah :
S = V x I*
= P + jQ
Dimana :
S dalam VA, di sebut daya semu
P dalam Watt, di sebut daya aktif
Q dalam VAR, di sebut daya reaktif

Gambar 1.1 Rangkaian arus bolak balik I dengan impedansi Z dan tegangan V
Hubungan antar daya aktif, daya reaktif, dan daya semu dikenal dengan istilah segitiga
daya.Berikut gambar segitiga daya

Gambar 1.2 Segitiga daya

Impedansi Z dalam hal ini dapat terdiri dari berbagai jenis beban resistif, induktif,
kapasitif ataupun kombinasi dari ketiga jenis beban sehingga sebuah impedansi Z yang memiliki
karakteristik gabungan dari karakteristik berbagai jenis beban yang menyusunnya.
Yang dimaksud dengan karakteristik beban adalah jenis daya yang di serapnya, sifat arus
dan tegangannya yang bila di gabungkan dengan jenis beban yang berbeda dapat terbentuk
karakteristik yang lebih baik maupun lebihburuk (jikadi lihat dari sudut pandang yang berbeda-
beda).
Pada pengukuran daya, ada juga yang dikenal dengan factor daya, yaitu perbandingan
antara daya aktif (Watt) dengan daya semu (VA), atau cosines sudut antara daya aktif dan daya
semu.
Cos = /

Pada perhitungan daya semu sesuai persamaan (1) di atas, nilai arus berupa operasi
matematika konjugasi, di tandakan dengan lambang (J).
Persamaan tersebut menyatakan bahwa sudut yang terbentuk antara tegangan dan arus
merupakan pengurangan antara sudut yang dibentuk oleh tegangan dengan sudut yang dibentuk
oleh arus tersebut .Ilustrasinya sebagai berikut.
Gambar 1.3 Ilustrasi selisih dari beda sudut tegangan dan sudut arus.

S=VI*
= V 1 .I 2
S=VI 1 - 2

Pada praktikum ini, untuk pengukuran nilai arus, tegangan, daya, serta factor daya
digunakan alat ukur analog, yang mana rangkaian di dalamnya terdiri dari kumparan tetap dan
kumparan berputar. Nilai besaran listrik hasil pengukuran di tunjukkan oleh jarum penunjuk.
Sedangkan untuk menghitung besar tahanan pada lampu pijar digunakan alat ukur digital
LCR meter.

III. PERALATAN PRAKTIKUM


1. Amperemeter AC 1-5A [A]
2. Voltmeter AC 0-600V [V]
3. Wattmeter 500w [W]
4. Chos phi meter
5. LCR meter
6. Beban resistor
7. Beban motro induksi 1 phasa
8. Beban kapasitor AC
9. Sumber tegangan AC 220v
10. Kabel-kabel penghubung
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN
4.1. Rangkaian AC Beban Motor Induksi 1 Phasa / Lampu Pijar

Gambar 1.4 Rangkaian AC beban motor induksi 1 phasa / Lampu Pijar

4.1.1. Prosedur Percobaan Rangkaian AC Beban Motor Induksi 1 Phasa / Lampu Pijar

A. Mengukur tegangan, arus, daya dan faktor daya beban motor induksi.
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar 1.4 di atas.
2. Pasang beban motor induksi 1 phasa / Lampu Pijar yang disediakan.
3. Masukan sumber AC kemudian aktifkan MCB pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V, I, P dan Cos phi pada Tabel 1.1 (lakukan
3 kali pemgukuran).

B. Mengukur impedansi beban motor induksi dengan LCR Meter.


1. Matikan sumber AC, dengan merubah MCB pada posisi OFF
2. Lepaskan beban kemudian ukur impedansinya dengan alat ukur LCR Meter.
3. Catat nilai impedansinya pada Tabel 1.1 (lakukan 3 kali pengukuran)
Tabel 1.1 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban motor induksi 1 phasa / Lampu Pijar

Jenis Impedansi Perhitungan Kesalahan


Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No (V) (A) Phi (W)
Rumus Alat Ukur
XL XC R Z (Watt) (Watt)
Ind Cap Res (H) (F) () ()
1
2
3
Rata-rata

4.2. Rangkaian AC Beban Resistor

Gambar 1.5 Rangkaian AC beban resistor


4.2.1. Prosedur Percobaan Rangkaian AC Beban Resistor

A. Mengukur tegangan, arus, daya dan faktor daya beban resistor


1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar 1.5 di atas.
2. Pasang beban resistor yang disediakan.
3. Masukan sumber AC kemudian aktifkan MCB pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V, I, P dan Cos Phi padaTabel 1.2

B. Mengukur impedansi beban resistor dengan LCR Meter


1. Matikan sumber AC, dengan merubah MCB pada posisi OFF
2. Lepaskan beban terpasang kemudian ukur impedansinya dengan
alat ukur LCR Meter.
3. Catat nilai resistansinya pada Tabel 1.2 (lakukan3 kai pengukuran)
Tabel 1.2 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban resistor

Jenis Impedansi Perhitungan Kesalahan


Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No (V) (A) Phi (W)
Rumus Alat Ukur
XL XC R Z (Watt) (Watt)
Ind Cap Res (H) (F) () ()
1
2
3
Rata-rata

4.3. Rangkaian AC Beban Kapasitor

Gambar 1.6 Rangkaian AC beban kapasitor

4.3.1. Prosedur Percobaan Rangkaian AC Beban Kapasitor

A. Mengukur tegangan, arus, daya dan faktor daya beban kapasitor


1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar 1.6 di atas.
2. Pasang beban kapasitor yang di sediakan
3. Masukan sumber AC kemudian aktifkan MCB pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V, I, P dan Cos Phi padaTabel 1.3

B. Mengukur impedansi beban kapasitor dengan LCR Meter.


1. Matikan sumber AC, dengan merubah NCB pada posisi OFF
2. Lepaskan beban terpasang kemudian ukur impedansinya dengan
alat ukur LCR Meter.
3. Catat nilai impedansinya pada Tabel 1.3 (lakukan 3 kali pengukuran)
Tabel 1.3 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban kapasitor

Jenis Impedansi Perhitungan Kesalahan


Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No (V) (A) Phi (W)
Rumus Alat Ukur
XL XC R Z (Watt) (Watt)
Ind Cap Res (H) (F) () ()
1
2
3
Rata-rata

4.4. Rangkaian AC Beban Paralel ( Motor Induksi dan Kapasitor)

Gambar 1.7 Rangkaian AC Beban Paralel

4.4.1. Prosedur Percobaan Rangkaian AC Beban Paralel

A. Mengukur tegangan, arus, daya dan faktor daya beban paralel.


1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar 1.7 di atas.
2. Pasang beban parallel, motor induksi dan kapasitor.
3. Masukan sumber AC kemudian aktifkan MCB pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V, I, P dan Cos Phi padaTabel 1.4

B. Mengukur impedansi rangkaian paralel dengan LCR Meter.


1. Matikan sumber AC, dengan merubah MCB pada posisi OFF
2. Lepaskan beban terpasang kemudian ukur impedansinya dengan
alat ukur LCR Meter.
3. Catat nilai impedansinya pada Tabel 1.4 (lakukan 3 kali pengukuran)
Tabel 1.4 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban paralel.

Impedansi Perhitungan Kesalahan


Tegangan Arus Cos Jenis Daya
No (V) (A) Phi Rangkaian (W)
Rumus Alat Ukur
XL XC R Z (Watt) (Watt)
Ind Cap Res (H) (F) () ()
1
2
3
Rata-rata

VI. PERTANYAAN DAN TUGAS


1. Hitung daya dari masing-masing beban dari data ampermeter, voltmeter, cos phi meter
dan LCR meter ? kemudian bandingkan dengan data yang dihasilkan pada pembacaan
Wattmeter ?
2. Hitung besar kesalahan dari alat ukur ? (e = M T)
Dimana :
M adalah harga yang didapatkan dari pengukuran
T adalah harga sebenarnya
e adalah kesalahan dari alat ukur
3. Hitung impedansi rangkaian pada jenis beban terpasang ?
a. Beban motor induktif
b. Beban resistor
c. Beban kapasitor
d. Beban paralel (motor induksi dan kapasitor)

4. Apa pengaruh V, I dan P dari perubahan beban (motor induksi, resistor, kapasitor dan
beban paralel) terhadap cos phi ?
5. Gambar grafik cos phi vs I untuk masingmasing beban ?
6. Jelaskan prinsip kerja Wattmeter ?
7. Bagaimanakah cos phi yang diinginkan para pelanggan PLN (rumah tangga dan industri)
dan cos phi yang diinginkan PLN ?
8. Bagaimanakah cara untuk mencapai optimasi antara masing masing pihak tersebut
diatas ?
9. Terangkan apa yang anda ketahui tentang kapasitor bank ?
10. Terangkan apa yang dimaksud dengan daya reaktif ?
11. Buat kesimpulan dari percobaan ini ?
Table data hasil pengukuran:

1. Tabel 1.1 pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban motor induksi 1 phasa (lampu
pijar 100watt)

Jenis Impedansi
Perhitungan Kesalahan
Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No Rumus Alat Ukur
(V) (A) Phi (W)
XL XC R Z ( watt ) ( watt )
(H) (F ) ( ) ()
Ind Cap Res
1 220V 0.4 0.5 110 0.7 2
2 220V 0.4 0.5 110 0.72
3 220V 0.4 0.5 110 0.72
Rata rata
2. Tabel 1.2 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC Beban Resistor

Jenis Impedansi
Perhitungan Kesalahan
Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No XC Rumus AlatUkur
(V) (A) Phi (W)
XL R Z ( watt ) ( watt )
(F
(H) (k ) ()
Ind Cap Res )
1 220 0 0.97 20 3.63
2 220 0 0.97 20 3.63
3 220 0 0.97 20 3.63
Rata rata
3. Table 1.3 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC beban kapasitor

Jenis Impedansi
Perhitungan Kesalahan
Tegangan Arus Cos Rangkaian Daya
No Rumus AlatUkur
(V) (A) Phi (W) XL XC R Z ( watt ) ( watt )
(H) (F ) ( ) ()
Ind Cap Res
1 220 0.05 0.98 100 6.7
2 220 0.05 1 100 2.7
3 220 0.05 0.99 100 2.3
Rata rata
4. Tabel 1.4 Pengukuran besaran listrik rangkaian AC Beban Paralel

Jenis Impedansi Perhitunga


Tega Kesalahan
Arus Cos Rangkaian Daya n
No ngan AlatUkur
(A) Phi (W) Rumus
(V) XL XC R Z ( watt )
( watt )
(H) (F ) ( ) ()
Ind Cap Res
1 220 0.4 0.7 110
2 220 0.7 0.8 110
3 220 0.8 0.8 110
Rata rata
JAWABAN TUGAS AKHIR

1. Beban Resistor P = V.I = 220 x 0,1 = 22 watt


Beban Capasitor Q= V. I sin = 220 x 0,3 x 0,96 = 63 watt
Beban Induktor P = V x I cos = 220 x 0,7 x 0,5 = 77 Watt
Tidak sama karena beberapa alas an yaitu rugi-rugi panas dan tidak sesuainya alat alat
ukur yanh di pakai dan kesalahan dalam membaca alat ukur.

2. Beban resistor ( e = M T ) = 25 3617 = -3592


Beban Induktor ( e = M T ) = 150 150 = 0
Beban Kapasitor ( e = M T ) = 10 10,26 = 0,26

3. A). Beban motor Induktif


Diketahui, V =220 volt , I = 0,7 A

Ditanya Z,XL
Jawab, Z = V/I = 220 / 0.1 =314 ohm
XL = 2.F.L = 2x3,14x50x0,504x10-3=0,158 hendry

B). Beban resistor


Z = V/I = 220 / 0,1 =2200 ohm

C). Beban kapasitor


Z = V / I = 220/0.3 = 733,3 ohm
XC= 1/2. F.C =1/ 2x3,15x50x10,26x 10 -6 = 310,4 farad

D). Beban parallel ( motor induksi dan kapaitor )


Z = (XL-XC)2 = (0,158 310,4)2= 96250,09 = 310,24 ohm
4. Beban induksi tegangan sumber turun,arus juga turun kosphi rangkaian juga turun Beban
kapasitor tegangan sumber naik, cosphi rangkaian juga naik arus beban juga naik Beban
Capasitor tidak berpengaruh pada sumber tegangan kerena resistor hanya menimbulkan
panas saat terhubung dengan rangkaian dan merupakan tahanan murni.

5. Gambarkan garfik cosphi vs I untuk masing masing beban !

Cosphi

1
0,8
0,6 (0.7,0.5)
0,4
0,2

0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Arus


Induktor

Cosphi (0.3,0.96)

1
0,8
0,6
0,4
0,2

0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Arus


Kapasitor

Cosphi
(
1 0.1,0,98 )
0,8
0,6
0,4
0,2
0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1 Arus
Resistor

6. Fluks magnet kumparan arus yang memotong piringan logam akan menginduksikan
arus pusar I yang berada dalam medan magnet yang dibangkitkan kumparan potensial
Fluks magnet kumparan potensial yang memotong piringan logam akan
menginduksikan arus pusat I yang berada dalam medan magnet yang dibangkitkan
kumparan arus. Interaksi fluks magnet dan dan arus-arus pusar ini akan menghasilkan
torsi, sehingga piringan logam berputar

7. Bertolak belakang Karena Pelanggan ingin cosphi satu atau mendekati satu karena
pelanggan ingin memakai daya nyata tapi kenyataan daya terpasang adalah daya
semu,sedangkan pln diuntungkan dari segi bisnis karena cosphi pln tidak pernah hamper
mendekati satu.

8. Pelanggan yang besar disarankan untuk memakai capasitor bank untuk efektif
pemakaian beban mereka.

9. Peralatan atau beban kapasitif yang dapat menaikan tegangan sumber dan menperbaiki
cosphi rangkaian sehingga dapat mengekfektifkan pemakaian beban.

10. Daya yang tidak dapat di pakai yang hanya beban yang bolak balik dari pembangkit
kedistribusi dan kembali lagi kepembangkit.

11. Dari pratikum diatas dapat disimpulkan bahwa.


Beban induksi tegangan sumber turun,arus juga turun kosphi rangkaian juga turun.
Beban kapasitor tegangan sumber naik, cosphi rangkaian juga naik arus beban juga
naik.
Beban Capasitor tidak berpengaruh pada sumber tegangan kerena resistor hanya
menimbulkan panas saat terhubung dengan rangkaian dan merupakan tahanan murni.
BAB II
TAHANAN INSULASI MOTOR AC 1 PHASA

I. TUJUAN
1. Mengetahui konsep penggunaan dan fungsi insulator tester sebagai pengukuran
tahanan isolator.
2. Mengetahui prinsip kerja dan keselamatan kerja insulator tester.

II. TEORI DASAR


Insulator tester merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur nilai
hambatan dari sebuah isolator/penyekat dari peralatan listrik. Pengetesan di lakukan
dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/ phase dengan netral dan line
dengan ground. Metode pengetesan bias dilakukan dengan tegangan yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk
pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan 1000
VDC adalah 1 Meg Ohm.
Batas minimum dari isolator dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:

R = (1000.U) U. 2,5(Persamaan 2.1)


Q
Dimana:
R : tahanan isolasi
Q : tegangan kerja insulator tester
U :tegangan kerja unit
1000 : nilai tetap (konstanta)
2,5 :nilai tetap (konstanta)

Insulasi yang kurang baik menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah
motor selain masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami
penurunan tingkat insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai
dibawah nilai insulasi maka motor listrik sudah saatnya dilakukan perbaikan atau
diganti.
C.PRINSIP KERJA INSULATOR TESTER

Prinsip kerja insulator tester yaitu mengalirkan arus DC tegangan tinggi sebesar
250 VDC, 500 VDC, 1000 VDC dari salah satu probe (warna merah) pada ujung
kumparan motor. Sedangkan pada salah satunya (warna hitam) di hubungkan ke body
motor.

Setelah kedua probe terhubung, insulator tester akan mengalirkan arus DC dengan
nominal yang telah dipilih dan insulator tester akan menampilkan nilai dari insulasi
pada motor AC yang diukur.

D.CARA MENGGUNAKAN INSULATOR TESTER

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum saat penggunaan insulator tester
adalah sebagai berikut:
1. Memastikan alat yang diukur tidak terhubung dengan rangkaian unit lainnya.
2. Selalu gunakan alat keselamatan kerja.
3. Hubungkan kabel merah dari insulator tester ke ujung salah satu lilitan motor,
sedangkan kabel hitam kebody motor.

4. Set tegangan kerja tester pada 250 VDC atau 500 VDC atau 1000 VDC, dan tekan
tombol start pada tester. Perhatikan dan catat nilai yang terbaca oleh insulator
tester.
5. Dilarang memegang atu menyentuh unit yang diukur pada saat enegize tanpa
menggunakan safety gear.

III. PERALATAN PRAKTIKUM


1. Insulator tester
2. Modul rangkaian
3. Motor listrik AC 1 phasa

IV. TUGAS PENDAHULUAN


Menggunakan persamaan 2.1 hitunglah nilai minimum dari motor AC 1 phasa yang
dipakai jika tegangan kerja insulator tester 250 VDC dan 500 VDC.

V. PERCOBAAN
a. Pengukuran insulasi coil-body
1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut untuk pengukuran nilai insulasi
kumparan motor terhadap body.
2. Seting tegangan kerja insulator tester pada 250 VDC.
3. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.
4. Seting tegangan kerja insulator tester pada 500 VDC.
5. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.

b. Pengukuran insulasi coi-body


1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut untuk pengukuran nilai insulasi
kumparan stator terhadap body.

2. Seting tegangan kerja insulator tester pada 250 VDC.


3. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.
4. Seting tegangan kerja insulator tester pada 500 VDC.
5. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.

c. Pengukuran insulasi coil-coil


1. Buatlah rangkaian seperti gambar berikut untuk pengukuran nilai insulasi
kumparan motor terhadap body.

2. Seting tegangan kerja insulator tester pada 250 VDC.


3. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.
4. Seting tegangan kerja insulator tester pada 500 VDC.
5. Jalankan dan amati nilai yang terbaca dari insulator tester, catat hasilnya dan
matikan.

Masukan nilai hasil dari semua pengukuran ke table berikut


Z ()

No Mode 250 VDC 500 VDC 1000VDC

1 Coil A To Body ~ ~ ~

2 Coil B To Body ~ ~ ~

3 Coil C To Body ~ ~ ~

4 Coil A To Coil B 0,01 m 0,01 m 0,01 m

5 Coil A To Coil C 0,01 m 0,01 m 0,01m

6 Coil B To Coil C 0,01 m 0,01 m 0,01 m

VI. TUGAS AKHIR


1. Bandingkan nilai hasil pengukuran dengan nilai dari perhitungan, hitung
prosentase insulasi actual terhadap insulasi minimum.
2. Adakah perbedaan nilai pengukuran insulator tester antara tegangan kerja antara
250 VDC, 500 VDC, dan 1000 VDC? Jelaskan.
MODUL III
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK RANGKAIAN DC (Direct Current)

I. TUJUAN

1. Mengetahui konsep arus, tegangan, dan daya listrik DC (Direct Current)


2. Mengetahui karakteristik beberapa bahan resistor
3. Mengetahui prinsip kerja alat ukur amperemeter, voltmeter untuk listrik DC

II. DASAR TEORI

Listrikarus searah atau DC adalah listrik yang kuat arus maupun tegangannya
tetap sepanjang waktu apabila komponen rangkaian tidak berubah nilai. Persamaan
kuat arus maupun beda potensial pada listrik DC adalah seperti berikut
V=K
I=K
Dengan
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
K = konstanta

III. PERALATAN PRAKTIKUM

1. Amperameter DC
2. Voltmeter DC
3. Beban (Resistor)
4. Sumber tegangan DC
5. Kabel-kabel penghubung
IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Rangkaian Dc beban resistor seri

Ampermeter DC

C1 c2

R
1 V1
DC V3
MCB Power
Sumber AC R
Suppl
y 2 V2

Gambar 2.1 Rangkaian percobaan pengukuran besaran listrik DC (beban R seri)


1.1 Prosedur percobaan
1. Susunlah rangkaian percobaan seperti di Gambar 2.1 di atas
2. Pasang beban resistor seri (R1 + R2) yang disediakan
3. Aktifkan Sumber DC dengan mengaktifkan sumber tegangan AC kemudian NCB
selanjutnya DC power 15arral pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V dan I pada table 2.1
Tabel 2.1 Pengukuran besaran listrik rangkaian DC (beban R seri)

n
Arus Perhitungan Name plate Kesalahan
No D Tegangan (A) rumus daya
Tpleransi 10% pengukuran
c (v) (watt)
(watt) (watt)
b
R1 R2 R1+R2 R1 R2 R1+R2 R1 + R2 R1 + R2
e
1
b
4 6 9 0,35
a
2 n
5.5 4.5 9 0,35

3 5r 3 8 0,35
e
Rata rata
s
2. Rangkaian DC Beban Resistor Paralel

Amperemeter DC

C1 c2

A1 A2
DC V
Sumber AC MCB Power 3
Supply R R
1 2

Gambar 2.2 Rangkaian percobaan pengukuran besaran listrik DC (beban R parallel)


2.1 Prosedur Percobaan

1. Susunlah rangkaian percobaan seperti digambar 2.2


2. Pasang beban resistor parallel (R1 // R2) yang disediakan
3. Aktifkan sumber DC dengan mengaktifkan sumber tegangan AC
kemudian MCB selanjutnya DC power supply pada posisi ON
4. Ukur dan catat besar V dan I pada table 2.2

Tabel 2.2 Pengukuran besaran listrik rangkaian DC beban parallel

Arus Tegan Perhitungan Name plate Kesalahan


No (A) gan rumus daya
Tpleransi 10% pengukuran
(watt)
(watt) (watt)
(v)

R1 R2 R1+R2 R1 R2 R1+R2 R1 + R2 R1 + R2

1 O,5 0,5 3

2 O,5 O,4 4 0,5 0,5

3 O,5 O,5 3 0,5 0,5

Rata rata
V. PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Hitunglah daya listrik pada rangkaian beban resistor seri dan parallel?
2. Apa maksud % toleransi pada name plate resistor?
3. Apa pengaruh arus dan tegangan terhadap beban resistor yang dirangkai secara
seri dan parallel?
4. Apa pengaruh arus dan tegangan terhadap besar daya pada beban resistor seri dan
parallel?
5. Buatlah perubahan grafik arus dan tegangan terhadap perubahan resistor dirangkai
secara seri dan parallel?
6. Mengapa didalam rangkaian peralatan elektronika membutuhkan sumber DC
dengan kombinasi tegangan dan kombinasi arus yang berbeda?
7. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini?

LEMBAR DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PENGUKURAN

rangkaian pengukuran besaran listrik DC (beban seril)

Name Kesalahan
Tegangan Perhitungan plate pengukuran
NO (V) Arus Rumus Daya toleransi (Watt)
(A) (Watt) 10 %
R1 R2 R1+R2 R1 R2 R1+R2 R1+R2 R1+R2
1 4v 6v 9v 0,35 1.4 2,1 3.15 0,315 0,012
2 5.5v 4.5v 9v 0,35 1.92 1.57 3.15 0,315 0,012
3 5v 3v 8v 0,35 1.75 1.05 2.8 0,280 0,012
Rata-rata 0,303 0,012
Hubungan seri R1 dan R2

Rseri = R1 + R2 Tegangan suplay = 12volt


= 13 + 13 = 26 jadi : I = V/ Rs
PR1 = VR1 X I daya R1 ( PR1 ) I = 12/ 26 = 0,461A
= 6 X 0,461 = 2,76 watt daya R2 ( PR2 )
PR1= PR2 = 2,76 watt
Daya pada rangkaian adalah P = V. I = 12. 0.461 = 5,532watt

kesalahan pengukuran

maka dari hasil perhitungan dengan pengukuran mengalami perbedaan


sebesar 5.532 5,52 = 0,012 watt

pengukuran besaran listrik rangkaian DC beban paralel

RI = 13
R2 = 13

Name plate Kesalahan


Arus Perhitungan toleransi 10 % pengukuran
NO (A) Tegn Rumus Daya (Watt) (Watt)
(V) (Watt)
R1 R2 R1//R2 R1 R2 R1//R2 R1//R2 R1//R2
1 0,75 0,75 1,5 11 v 8,25 8,25 4,125 0,413 14,465
2 0,75 0,75 1,5 11 v 8,25 8,25 4,125 0,413 14,465
3 0,75 0,75 1,5 11 v 8,25 8,25 4,125 0,413 14,465
Rata-rata 0,413 14,465

hubungan paralel R1 dan R2 (R1 // R2)


dik: R1 dan R2 = 13ohm jadi Rparalel Tegangan suplay : 11V
1 1 1 1 1 2
= 1 + 2 = + 13 = maka : I = V/Rp
13 13
13
RP = = 6.5 ohm I = 11/ 6.5 = 1.69 A
2

PR1 = V X IR1 daya R1 ( PR1 )


= 11X 0,75 = 8,25 watt daya R2 ( PR2 )
PR1= PR2 = 8,25 watt
daya hasil perhitungan P = V.1
= 11 X 1.69 = 18,59 watt
kesalahan pengukuran

jadi perbedaan daya hasil pengukuran dan perhitungan adalah


= 18,59 4,125 = 14,465 watt

JAWABAN TUGAS AKHIR


1. Hitung daya listrik pada rangkaian beban resistor seri dan parallel ?
Jawab :
hubungan seri R1 dan R2
dik: R1= R2 = 13 Rseri = R1 + R2
= 13 + 13 = 26
Tegangan suplay = 12volt
jadi : I = V/ Rs
I = 12/ 26 = 0,461A
Daya pada rangkaian adalah P = V. I = 12. 0.461 = 5,532watt

Hubungan parallel R1 dan R2 (R1 // R2)

dik: R1= R2 = 13 jadi Rparalel


1 1 1 1 1 2
= + 2 = + 13 =
1 13 13
13
RP = = 6.5 ohm
2

Tegangan suplay : 11V


maka : I = V/Rp
I = 11/ 6.5 = 1.692 A
daya hasil perhitungan P = V.1
= 11 X 1.692 = 18,62watt

2. Apa maksud % toleransi pada Name plate resistor ?

Jawab : nilai ketidak tepatan pada resistor yang dinyatakan dalam persen contohnya
ialah suatu resistor berdasarkan kode warna yang berukuran 1000 ohm dengan toleransi
10% berarti resisitor ini dalam kondisi baik jika ukuranya di antara 1000 ohm -10%nya
samapai 1000 ohm + 10%nya ( 1000-100 = 900 s/d 1000+100=1100ohm) resistor
tersebut dinyatakan baik apabila nilainya tidak kurang dari 900ohm dan tidak lebih dari
1100ohm.pada komponen elektronik, tentunya tidak dapat dibuat benar2 sempurna. jadi
pasti ada ketidaksempurnaan dalam pembuatannya. nah, itulah yang disebut toleransi.
jadi misalnya lagi ada resistor 100ohm, toleransi 5 %, berarti resistensinya antara 95-
105ohm (100ohm*+/-5%). tidak pas 100ohm.
3. Apa pengaruh arus dan tegangan terhadap beban resistor yang dirangkai secara seri
dan parallel ?
Jawab : Pada rangkaian seri nilai arus listrik yang mengalir pada masing masing resistor
adalah sama dan nilai tegangan pada masing masing resistor berbeda tergantung dari nilai
hambatan masing masing resistor tersebut, sedangkan pada Rangkaian paralel yang sama
yaitu nilai tegangan di setiap resistor dan nilai arus listrik yang mengalir berbeda pada
setiap resistor tersebut.

4. Apa pengaruh harus dan tegangan terhadap besar daya pada beban resistor seri dan
parallel ?
Jawab : Beban resistor dengan nilai yang sama , maka pada beban resistor seri arus dan
tegangan akan turun dan pada beban parallel arus dan tegangan naik atau besar

5. Buatlah grafik perubahan arus dan tegangan terhadap perubahan beban resistor dirangkai
secara seri dan parallel ?
Jawab :
Besarnya VR adalah drop tegangan dari masing-masing resistor

I total adalah penjumlahan arus yang mengalir dari masing masing resistor.

6. Mengapa di dalam rangkaian peralatan elektronika membutuhkan sumber DC dengan


kombinas itegangan dan kombinasi arus yang berbeda ?
Jawab : Karena sumber DC merupakan sumber tegangan yang stabil tidak berubah-rubah
terhadap waktu sehingga tidak merusak pada komponen-komponen elektronika tersebut.

7. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini !


Jawab : Setelah melakukan praktek resistor dengan nilai-nilai tahanan yang sama dan di
buat ke dalam rangkaian seri dan rangkaian parallel maka dapat disimpulkan,
bahwa dengan sumber tegangan yang sama dan nilai resistor yang sama ( karakteristik
berbagai beban resistor) dengan rangkaian seri RT lebih besar, IT lebih kecil dan dayanya juga
lebih kecil , dan sebaliknya pada rangkaian resistor parallel tahanan RT lebih kecil dari tahanan
terkecil dari nilai resistor yang ada, dan IT lebih besar dan daya nya juga lebih besar.
prinsip kerja alat ukur Amperemeter, Voltmeter untuk listrik DC sudah sesuai dengan
pengertian dari amperemeter yaitu mengukur kuat arus listrik yang ada dalam rangkaian
tertutup,sedangkan Voltmeter yaitu yaitu mengukur tegangan listrik yang ada dalam rangkaian
tertutup,
MODUL IV

PENGUKURAN BESARAN PERTANAHAN

I. TUJUAN

1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat


2. Mengetahui dan memahami fungdi dan kegunaan dari pengukuran tahanan pentanahan
dan aplikasinya sehari-hari
3. Mengetahui syarat suatu sistem pentanahan
4. Mengetahui prinsio kerja ground earth tester

II. DASAR TEORI

Pentanahan merupakan bagian dari sisitem proteksi. Pada kehidupan nyata,pentanahan


digunakan sebagai prokteksi terhadap petir.petir addalah suatu fenomena alam,yang
pembebntukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus.
Sambaran petir pada tempat yang jauh +1,5 km sudah dapat merusak sistem elelktronika
dan peralatan,seperti instalsi computer,telekomunikasi kantor dan istrumentasi serta
peralatan eletronika sensitive lainya. Prinsip proteksi petir sendiri bias di sebut dengan
sixpointplan. Tujuan dari SixPointPlan adalah menyiapkan sebuah perlindungan yang
efektif dan dapat diandalkan terhadap serangan petir. Komponen Komponen
SixPointPlan diantaranya:
Menangkap Petir
Dengan jalan menyediakan sistem penerimaan (airterminal)
Yang daapat dengan cepat menyambut luncuran arus petir
Menyalurakan Petir
Luncuran petir yan telah ditangkap disaluraka ketanah / arde secara aman tanpa
mengakibatkan terjadinya loncatan listrik (imbasan) kebangunan atau manusia
Menampung petir
Dengan cara membuat sistem pentanahan sebaik mungkin (maximum tahanan 5 ohm).
Hal ini lebih di karenakan agar arus petir yamg turun dapat sepenuhnya diserap oleh
tanah dan menghindari step potensial.
Proteksi Grounding
Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial tegangan
antara satu sistem pentanahan dengan yang lainnya.

Proteksi Jalur Power


Proteksi terhadap jalur power mutlak diperlukan untuk mencega induksi keperalatan
melalui jalur power(yang umumya bersumber dari jaringan listrik yamg cukup jauh).
Proteksi Jalur Data / Komunikasi
Memproteksi seluruh jalur data yang melalui peralatan telephon data dan signalling.
Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari
beberapa bagian instalasi listrik kesistem pentanahan. Kawat pentanahan digunakan
untuk menghubungkan bagian yang diketanahkan dari suatu instalasi dengan elektroda
pentanahan.
Tahanan pentanahan dari suatu sistem pentanahan ditentukan oleh jumlah tahanan dari
elektroda pentanahan kebumi dan kawat penghantar . Tahanan tanaah dari sebuah
elektroda pentanahan ditentukan oleh ratio dari potensial elelktroda terhadap arus yang
lewat melalui elektroda tersebut kebumi.
Pada sistem pentanahan terdapat bagian-bagian yang harus ditanahkan ,yaitu :Bagian atas
penankap petir, dowonductonr,dan tirik netral dari perangkat listrik. Suatu sistem
pentanahan juga memiliki syarat agar sistem pentanahan bekerja dengan baik
yaitu,tahanan pentanahan yang digunakan,sistem dapat digunakan untuk berbagai
musim,biaya serendah mungkin,elektroda yang digunakan,dan lainya. Elektroda
pentanahan sendiri terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Bulat,Batangan,plat,dan pita.
III.PERALATAN PERCOBAAN

-1 buah Earth Tester Model 4102 Kyoritsu


-1 buah Measuring Tape case 30M / 100FT
-Paku pentanahan
-Palu

IV.RANGKAIAN PERCOBAAN

Lihat pada petunjuk pemasangan alat Earth Tester Model 4102 Kyoritsu atau sesuai
dengan petunjuk asisten.

V.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Periksa kondisi kabel grounding BC yang akan diukur.Bila kotor bersihkan dahulu
permukaan kabel tersebut dengan lap bersih/kertas amplas,agar jepitan kabel prode dapat
menyentuh langsung bagian permukaan tembaga yang sudah bersih dan untuk mencegah
terjadinya kesalahan pembcaan pada alat ukur .
2. Periksa kondisi dan perlengkapan penunjang alat ukur digital earth resistance digital
3. Earth Tester mempunyai tiga kabel diantaranya adalah kabel merah, kunimg ,hijau.
4. Silahkan hubungkan kabel Earth Tester dengan warna sudah ditentukan pada alat ukur.
5. Hubungkan kabel merah serta kuning ketanah dengan masing-masing jarak kurang lebih
5-10 meter dari pentanahan atau grounding.
6. Hubungkan juga kabel hijau ke grounding yang sudah terpasang.
7. Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur
pada posisi 200 ohm dan 2000 ohm tergantung dari kondisi tanah pada area setempat
yang akan di ukur.
8. Lakukan pengukuran tahanan pentanahan seuai dengan jarak yang di tentukan asisiten.
9. Catat hasil pengukuran yang didapat pada lembar data peercoban yang disediakan.

IV. PERTANYAAN DAN TUGAS

1. Jelaskan fenomena terjadinya petir (teori dan gambar)


2. Jelaskan macam-macam sistem (bukan jenis) pentanahan dan ccara kerjanya yang banyak
digunakan pada bangunan (termasuk pembangkit)
3. Pa yang dimaksud dengan tegangan langkah dan tegangan sentuh.
4. Sebutkan dan jelaskan metode perancangan pada air terminal dalam proteksi eksternal
terhadap petir.

Anda mungkin juga menyukai