NIM : 1411011010
Kelompok : 3 (Aritmia)
1. Tn. Y berusia 40 tahun datang ke bagian gawat darurat dengan keluhan nyeri
dada , nyeri diuraikan berada di angka 8 dalam skala 1 sampai 10 , terletak di
retrosternum dan teerasa tajam. Pada pemeriksaan fisik ia tampak sakit
dengan Tekanan Darah 140/100 mmHg Denyut nadi 105 dpm, respirasi rate
18 per menit.
Jawaban: A
Referensi:
Mcphee, S. J. (2007). Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC.
2. Tn. Z berusia 35 tahun datang ke bagian gawat darurat dengan keluhan nyeri
dada yang parah, terletak di retrosternum dan teerasa tajam. Pada
pemeriksaan fisik ia tampak sakit dengan Tekanan Darah 140/100 mmHg
Denyut nadi 105 dpm, respirasi rate 18 per menit, dan terdengar bunyi
jantung yang abnormal.
Referensi:
Mcphee, S. J. (2007). Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC.
Nama : Ahmad Aga Robbi Hamdani
Nim : 1411011013
Kelompok : 3 (Aritmia)
1. Tn.A seorang pegawai negeri, umur 58 tahun, masuk rumah sakit setelah
pulang kerja dengan keadaan lelah, dan lemah, terkadang beliau jatuh dan
pinsan. Di temukan diagnosisnya adalah aritmia.
Jawaban: C
Referensi:
Lecture Notes KEDOKTERAN KLINIS David rubenstein, David wayne,
John bradley
https://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA74&dq=henti+jan
tung&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwifl4i_mrTQAhXCLo8K#v=onepage&q=
henti%20jantung&f=false
2. Tn.D umur 60 tahun, datang ke rs dengan keluhan lemas dan cepat lelah,
Nadi 150x/mnt,Suhu 28c, bunyi nafas ronci. Dokter mendiagnosis Tn.A
adalah aritmia.
Jawaban: A
Referensi:
Lecture Notes KEDOKTERAN KLINIS David rubenstein, David wayne,
John bradley
https://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA74&dq=henti+jan
tung&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwifl4i_mrTQAhXCLo8K#v=onepage&q=
henti%20jantung&f=false
Nama : Eko cahyono prasetyo
Nim : 1411011014
Kelompok : 3 (Aritmia)
Jawaban: A
Referensi:
Mcphee, S. J. (2007). Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC.
2. Tn. B, 50 th, 2 bulan ini tidak bisa lagi ke pasar karena kedua kakinya
bengkak. Menurutnya, kurang lebih 1 tahun belakangan ini Tn. A semakin
sering mengalami nyeri dada dan pusing pasien juga mengeluh sesak nafas
dan kadang disertai batuk berdahak. Pasien jugamempunyai riwayat
hipertensi dan jarang memeriksakan diri. Pada pemeriksaan TD: 150/110
mmHg irama jantung tidak teratur dan pasien mengalami sianosis. Dan hasil
dari foto dada adalah adanya pembesaran bayangan jantung.
Jawaban: A
Referensi:
Mcphee, S. J. (2007). Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC.
Nama : Veranita Nurul Hafilah
NIM : 1411011027
Kelompok : 3 (Aritmia)
1. Tn. B usia 50 tahun, berat badan 80 kg, tinggi badan 165 cm, mengalami
nyeri dada, sesak nafas dan berdebar-debar saat melakukan aktivitas maupun
saat istirahat. Tn. B diantar ke Rumah Sakit dr. Kanudjoso karena sesak
nafasnya semakin parah. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
EKG, didapatkan Gelombang P tidak normal, seperti gergaji teratur, dan
frekuensi atrial 350 bpm.
Jawaban : B
Referensi :
Saryono. (2014). Cara Praktis Baca Elektrokardiografi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
2. Tn. C usia 65 tahun masuk Unit Gawat Darurat, rujukan dari Rumah Sakit
daerah dengan diagnosis infark mikard akut dan telah diberikan aspilet dan
oksigen. Pada saat di Unit Gawat Darurat dilakukan pemeriksaan fisik
memperoleh hasil tekanan darah 80/40 mmHg, denyut jantung 115/menit dan
lemah. Lima menit kemudian tiba-tiba Tn. C tidak sadarkan diri, pernafasan
melemah, badan teraba dingin dan nadi tidak teraba. Setelah dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu EKG, Tn. C didiagnosis menderita Fibrilasi
Ventrikel.
Pertanyaan : Berdasarkan hasil rekaman EKG pada Tn. C, kelainan apakah
yang menunjukkan kondisi Fibrilasi Ventrikel?
a. Irama biasanya teratur & terkadang tidak, Gelombang P seperti gigi
gergaji, Interval PR tidak dapat dihitung, Gelombang QRS normal
b. Irama tidak teratur, Gelombang P seperti gambaran keriting, Interval PR
tidak dapat dihitung, Gelombang QRS normal
c. Irama tidak teratur, Interval PR tidak ada, Gelombang QRS tidak dapat
dihitung, bergelombang dan tidak teratur
d. Irama tidak teratur, Gelombang P tidak terlihat, Interval PR tidak ada,
Gelombang QRS lebar (0,12 detik)
e. Irama teratur, Gelombang P tidak terlihat, Interval PR tidak ada,
Gelombang QRS lebar (0,12 detik)
Jawaban : C
Referensi :
Saryono. (2014). Cara Praktis Baca Elektrokardiografi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nama : Riskiya Dwi Cahyani
NIM : 1411011045
Kelompok : 3 (Aritmia)
1. Tn. M berusia 32 tahun merupakan seorang atlet angkat besi, datang ke klinik
dengan keluhan nyeri dada. Ia menyatakan bahwa selama 1 bulan terakhir ia
mengalami nyeri menekan di dada. Nyeri timbul saat berolahraga berat dan
mereda dengan istirahat. Ia juga merasa sesak napas saat serangan timbul.
Riwayat penyakit dahulu menunjukkan hipotensi. Pemeriksaan fisik
umumnya normal keculai tekanan darah 90/65 mmHg dan frekuensi denyut
jantung 55 denyut/menit.
Jawaban : C
Referensi :
McPhee, S. J., & Ganong, w. F. (2010). Patofisiologi Penyakit: Pengantar
Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Tn. E berusia 47 tahun, tinggi badan 164 cm dan berat badan 73 kg sedang
dirawat oleh Ners C di ICU sebuah rumah sakit di Jember dengan diagnosa
medis Sick Sinus Syndrom dan tiba-tiba pasien tersebut mengatakan sesak
nafas bahkan tidak bisa bernafas. Beberapa menit selanjutnya pasien
kehilangan kesadaran dan terjadi perubahan pada monitor EKG.
Pertanyaan : Tindakan apa yang harus dilakukan oleh Ners C untuk
mengembalikan irama jantung klien?
a. Melakukan Tindakan Kejut Listrik Dengan Alat Defibrilator
b. Memonitoring EKG
c. Memonitoring 24 jam Holter
d. Melakukan Tindakan Pembedahan Hantaran Jantung
e. Melakukan Terapi Pacemaker
Jawaban : A
Referensi :
Bakta, I. M., & Ketut, I. S. (1999). Gawat Darurat Di Bidang Penyakit
Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.