Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Marifatul insan
DISUSUN
O
L
E
H

NAMA : Radifan adriansyah


NIM : 841417135
JURUSAN: KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


2017

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah mata
kuliah Pendidikan Agama Islam tentang Hakikat Manusia Menurut Islam ini.
Pada kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.
Nilwani Hamid, S,Ag. M.Pd, selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca
untuk kabahagiaan dunia dan akhirat. Amin.

Gorontalo,15 oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
Pendahuluan .........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................
Permaslahan .........................................................................................................5
Latar belakang .................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Siapa sebenearnya manusia itu ......................................................................7
B. Tujuan mansuia di ciptakan ........................................................................8
C. Untuk siapa manusia hidup ..........................................................................9
D. Tugas manusia di bumi ...............................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12

3
Bab I
Pendahuluan

Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah


berbagai macam perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional
(animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang
lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut
dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan
manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang
manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang
melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja.Dan bagaimanakah hakikat
manusia menurut islam?Insya Allah kami akan membahas masalah tersebut.

4
Bab II
Permasalahan

1). Siapa sebenarnya manusia itu?


2). Untuk apa manusia diciptakan?
3). Untuk siapa manusia hidup?
4). Apa tugas manusia di bumi?

5
Bab III
Pembahasan

A. Siapa sebenarnya manusia itu?


Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang
berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns
yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia
memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus
membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan
mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut
yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang
dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki
karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an
intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia
tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga
dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi
dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan
pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya
jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.
Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa manusia adalah
makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain.
Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah
berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan rasional
(animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang
lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut
dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan
manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang
manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang
melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai

6
mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan mahluk alami, seperti
binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan
alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan
kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia
arif memiliki akal budi dan mengungguli mahluk yang lain. Manusai juga
dikatakan sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang
menggunakan alat-alat dan menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia
juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang senang bermain).
Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari
ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap
manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia
serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memaksa
ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa.
Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk
yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak
memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak
tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
Itulah berbagai jawaban ketika ditanya siapa manusia itu sebenarnya.
Banyak jawaban berbeda yang akan kita dapatkan.Dan terkadang bisa jadi antara
pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan.Ada yang mengatakan bahwa
manusia dengan kekuatannya sendiri dapat melakukab segalanya.Namun di sisi
lain ada juga yang berpendapat bahwa manusia hanya mengikuti takdir yang
berlaku pada dirinya.Kedua pendapat yang bertentangan itu akan membingungkan
jika tidak kita hadapi dengan bijak.
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi
khalifah di muka bumi.Dengan segala usaha,kerja keras,dan doa manusia dapat
menemukan jalan kehidupannya sendiri,kecuali pada beberapa ketetapan yang tak
bisa diubah(rezeki,mati,jodoh).

7
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Rad ayat 11

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum


sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung mereka selain Dia.

B. Tujuan manusia diciptakan

Untuk apakah manusia diciptakan Tuhan di dunia ini ?

Menurut Al-Quran Tuhan berfirman :

Adh-Dhariyat (51 ayat 56) :

dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku.

Awal ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat
Alloh.. Sebenarnya bertafakur satu jam lamanya adalah lebih baik dari
pada beribadah selama satu tahun

8
Sebaik-baiknya Ibadah adalah bertafakur tentang Alloh dan kekuasaan-
Nya. Tafakur merupakan kunci untuk membuka pintu Marifat dan
mempelajari Rohani yang tersembunyi.

Arti ibadah :

Ketahuilah bahwa bebas dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam


ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang luang dan hati yang
masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam
ibadah, yang tampa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi, dan
ibadah yang dilakukan tampa kehadiran hati tidak ada nilainya.

Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki
waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun.
Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati memahami penting ibadah,
yang dimaksud waktu luang adalah kita harus menyisihkan waktu kita
khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata
untuk ibadah tanpa di ganggu pemikiran atau kesibukan lain.

Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan ini.

Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya


dalam
keadaan apapun. Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat,
yang merupakan tindakan ibadah yang penting, dan melaksanakannya,
dengan sebaik-baiknya, tidak memikirkan pekerjaan lain selama waktu-
waktu itu.

Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau


asal-asalan saja, karena menganggap ibadah sebagai menghalangi apa
yang dibayangkannya sebagai tugas penting.

9
Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak memiliki kecemerlangan
spiritual, namun juga patut mendapat murka Alloh, dan orang seperti
itu adalah orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya.

Aku berlindung kapada Alloh dari meremehkan Shalat dan dari tidak
memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.

C. Untuk siapa manusia hidup?

Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar,
beribadah kepada tuhan dapat dibagi dalam tiga tahap :

Tahap I. Bekerjalah untukku.

Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di


dunia
ini hal itu telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah
penguasa tertinggi di Dunia.

Al-Insaan (76 Ayat 30 ):

Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang di kendaki Allah.


Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tahap II. Semata-mata demi aku.

Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu
sendiri. Siapakah engkau sebenarnya ?

Tuhan berkata : Akulah yang bersinar dalam dirimu kata Aku ini
timbul dari yang Esa, dari ROH itu sendiri.

10
Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku.

Kerjakanlah semua atas nama-KU.

Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan


hanyalah demi Aku. Disini kata Milik-Ku atau Aku menunjukan ROH,
bukan badan Jasmani.

Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku

Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa.Emosi yang


dinamakan taqwa memancar dari ROH.Taqwa yang sebenarnya berarti bakti,
adalah sebutan untuk ROH.

Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan,
perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala
sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk
menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam kehidupan
sahari-hari kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari ROH.

Al-Anaam (6 ayat 162)

Katakanlah, Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku


(hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam.

Jadi,seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah,


kerja,belajar,shalat,mati,dan semuanya hanyalah untuk Allah.Dan semua itu
memang milik Allah semata.

D)TUGAS MANUSIA DI BUMI

11
Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi
ini.Allah.Dia pernah memberi amanat kepada bumi tapi bumi tak sanggup untuk
memikulnya,begitu juga dengan gunung.Dan akhirnya manusialah yang dipercaya
unutuk mengemban amanat itu.

Sebagai wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu tugas manusia adalah
untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin hubungan
dengan Allah,dengan sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya.

Wallahu alam bishawab.

Bab IV
Penutup
manusialah yang dipilih Allah untuk memimpin di bumi, bukan malaikat atau
yang lainnya. Pemberian hak kepemimpinan oleh Allah swt. kepada manusia
dapat diilustrasikan dengan pemberian hak kepemimpinan seorang presiden
kepada seorang gubernur untuk memimpin sebuah wilayah provinsi tertentu.
Meskipun seorang gubernur memiliki kekuasaan, namun dia tetap terikat kepada
kebijakan yang ditetapkan seorang presiden. Demikian kekhilafahan yang
diamanahkan kepada manusia oleh Allah swt, tetap dengan beberapa batasan,
yaitu : Pertama, orang yang diangkat sebagai pemimpin (khalifah) bukan
berfungsi sebagai penguasa mutlak, karena jelas, penguasa mutlak itu hanya Allah
swt. Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya, bukan
atas kemauannya sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak melampaui batas yang
telah ditentukan. Keempat, ia harus berbuat menurut kehendak yang mengangkat.
Jadi, tetap ada ketundukan dan kepatuhan kepada Allah swt.

12
Daftar pustaka

Arifin, M. 1993. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara,


Jakarta.

Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Cet.III; Bumi


Aksara, Jakarta.

Departemen Agama RI., 1989. Al-quran dan Terjemahnya,


Toha Putra, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai