Anda di halaman 1dari 8

KAIDAH-KAIDAH ILAAL ( ) DALAM TASHRIF

Diringkas oleh : Abu Fauzan


(sumber : Kitabut Tashrif, karya Hasan bin Ahmad):

1. Hamzah washol adalah hamzah yang ada di awal fiil amr.


(Bacalah!),
- Misal : ( Tulislah!)
( Duduklah!),
Fiil Amr yang dibentuk dari fiil mudhori yang berwazan [ ] atau [ ] ,

maka tanda baca hamzah washol harus kashroh.
- Misal : [ ] [ ]

[ ] [ ]

2. Adapun Fiil Amr yang dibentuk dari fiil mudhori yang berwazan [ ] ,
maka tanda baca hamzah washol harus dhommah.
- Misal : [ ]
] [
[ ] [ ]

3. Bentuk jazm-nya fiil mudzakkar shohih akhir adalah dengan tanda sukun
pada huruf terakhirnya.
- Misal : [ ] [ ]
[ ] [ ]

4. Bentuk jazm-nya fiil mudzakkar mudhoaf adalah dengan tanda fathah pada
huruf terakhirnya.
- Misal : [ ] [
]
[ ] [
]

5. Bentuk jazm-nya fiil mudzakkar mutal akhir adalah dengan menghapus


huruf terakhirnya, yang merupakan huruf cacat.
- Misal : [ ] [ ]
[ ] [ ]

1
6. Bentuk jazm-nya fiil-fiil yang termasuk dalam al afaalu al khomsah adalah
dengan menghapus huruf nun ( ) , di akhir kata tersebut.
- Misal : [ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]
[ ] [ ]

[ ] [ ]

7. Fiil mudhori yang berwazan [ ] , maka bentuk isim zaman dan isim

makan dari kata tersebut adalah mengikuti wazan [].

- Misal : [
] isim zaman dan makan-nya [ ]
[ ] isim zaman dan makan-nya [ ]

8. Fiil mudhori yang berwazan [ ] dan [ ] , maka bentuk isim zaman



dan isim makan dari kata tersebut adalah mengikuti wazan [] .

- Misal : [ ] isim zaman dan makan-nya [ ]
[ ] isim zaman dan makan-nya [ ]

9. Seluruh fiil-fiil mutal awal, maka bentuk isim zaman dan isim makan dari fiil
tersebut adalah mengikuti wazan [] .

- Misal : [ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [] .

[ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [] .
[ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [ ] .
Seluruh fiil-fiil mutal akhir, maka bentuk isim zaman dan isim makan dari
fiil tersebut adalah mengikuti wazan []

- Misal : [ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [] .
[ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [] .
[ ] [ ] isim zaman dan makan-nya [] .

2
10. Jika ada dua sukun yang bertemu dalam suatu kata, maka wajib menghapus
salah satu dari dua sukun tersebut. Biasanya sukun yang dihapus adalah sukun
yang awal.
- Misal : [ ] [ ] dihapus salah satu sukun [ ]

11. Jika dua huruf yang sejenis bertemu dalam sebuah kata yang sama, huruf
yang pertama disukun, dan huruf yang kedua berharakat, maka huruf yang
pertama harus digabung dengan huruf yang kedua.
- [ ] [ (] atas wazan ) huruf ( ) yang pertama
Misal :
digabung dengan huruf ( ) yang kedua [ ]
-
12. Jika dalam sebuah kata ada dua huruf yang sama, keduanya berharakat, dan
sebelum kedua huruf yang sama tersebut diawali dengan huruf lain yang
berharakat atau diawali dengan huruf mad, maka huruf pertama (dari kedua
huruf yang sama) digabungkan dengan huruf kedua, dengan cara men-sukun-
kan terlebuh dahulu huruf pertama, kemudian mengikuti kaidah nomor 11.
- Misal :
[ ] (atas wazan ) huruf ( ) yang pertama disukun [ ]
kemudian huruf ( ) yang pertama digabung dengan huruf ( ) yang
kedua [ ]

[ ] (atas wazan )huruf ( ) yang pertama disukun [ ]


lalu huruf ( ) yang pertama digabung dengan huruf ( ) yang kedua
[ ]

13. Apabila dua huruf yang sama (keduanya berharakat) bertemu dalam sebuah
kata, dan sebelum kedua huruf tersebut didahului oleh huruf lain yang
disukun, maka kedua huruf yang sama harus digabungkan, dengan cara
menukar salah satu harakat huruf yang sama tersebut dengan sukun.
Kemudian mengikuti kaidah nomor 11.
- Misal :

3
[ ] [ ( ] atas wazan ) harakat kasrah pada huruf ( )
ditukar dengan sukun pada huruf ( ) [ ] kemudian huruf ( )
yang pertama digabung dengan huruf ( ) yang kedua [ ]

[ ] [ ( ] atas wazan ) harakat fathah pada huruf (


) ditukar dengan sukun pada huruf ( ) [
] kemudian huruf ( )
yang pertama digabung dengan huruf ( ) yang kedua [ ]
[ ] [ ( ] atas wazan )harakat kasrah pada huruf ( )
ditukar dengan sukun pada huruf ( ) [ ] kemudian huruf ( )

yang pertama digabung dengan huruf ( ) yang kedua [ ]

14. Namun perlu diperhatikan bahwa jika dua huruf yang sama bertemu dalam
satu kata, huruf yang pertama berharakat, dan huruf yang kedua sukun (sukun
asli), maka tidak boleh digabung.
- Misal :
[ ] (atas wazan ) maka kata tersebut tetap, huruf ( )
yang pertama tidak digabung dengan huruf ( ) yang kedua.

[ ] (atas wazan ) maka kata tersebut tetap, huruf ( )


yang pertama tidak digabung dengan huruf ( ) yang kedua.

15. Jika dua huruf yang sama bertemu dalam sebuah kata, dan huruf pertama
berharakat sedangkan huruf kedua disukun (tetapi bukan sukun yang asli /
hasil pertukaran), maka kedua huruf tersebut boleh digabung atau tidak.
- Misal :
[ ] [ ( ] atas wazan ) [ ] dibentuk fiil amr,
menghapus huruf ( ) [ ], ditukar [ ], kemudian digabung
[ ]kemudian di-jazm-kan [ ]
Atau
[ ] [ ( ] atas wazan ) [ ] dibentuk fiil amr,
menghapus huruf ( ) [ ] kemudian di-jazm-kan [ ] ,
ditambahkan hamzah washol [ ]
Keduanya boleh

4
16. Ringkasnya Fiil mudhoaf dibentuk menjadi fiil amr-nya dengan cara:
a. Menghapus huruf ( ) di awal fiil mudhori-nya.
b. Menjazmkan fiil tersebut sesuai dengan jenis fiil nya
1. Jika fiil tersebut mufrod mudzakkar maka dengan Fathah
2. Jika termasuk afalul khomsah maka dengan menghapus nun (
). kecuali nun pada jama' muannats, karena termasuk fi'il mabni (fi'il
mudhori' yang bergabung dengan nun niswah)
c. Menambahkan hamzah washol pada jama muanats.

- Misal :
fi'il , maka jika kita ingin membuat fi'il amrnya, maka dibuat dari fi'il
mudhori'-nya yaitu , jika ditashrif lughowi lil mukhottab (orang ke 2)
maka jadi seperti berikut :

Maka jika kita ikuti kaidah di atas menjadi :


Fi'il mudhori' Fi'il Amr Keterangan

1. Dihapus huruf
2. Jazm fi'il nya dengan fathah



1. Dihapus huruf


2. Jazm fi'il nya dengan dibuang nun nya


1. Dihapus huruf
2. Ditambah hamzah washol di awalnya
(kaidah c)
tidak dapat di jazm karena termasuk fi'il yang
mabni

5
17. Jika terdapat wawu yang disukun ( ) di antara harakat fathah dan kasrah,
maka wawu tersebut dihapus.
- Misal :

[
] [ ] (atas wazan ) maka huruf wawu dihapus

]
[
[
] [ ] (atas wazan ) maka huruf wawu dihapus

[ ]

18. Huruf wawu ( )yang terletak setelah kasrah diganti dengan huruh ya ( ), agar
cocok dan sesuai dalam pengucapannya.
- Misal :
[
] [
] (atas wazan ) maka huruf wawu diganti
dengan huruf ya ( ) [
]

19. Jika terdapat huruf ya ( ) yang berharakat, dan huruf sebelum huruf ya
tersebut adalah beharakat fathah, maka huruf ya; diganti dengan huruf alif ( ).
- Misal : [ ( ] atas wazan ) huruf ( ) diganti dengan huruf ()
[
]
20. Jika terdapat huruf ya ( ) yang berharakat, dan huruf sebelum huruf ya
tersebut adalah huruf yang disukun, maka harakat pada huruf ya ditukar
dengan huruf sukun pada huruf sebelumnya.
- [ ( ] atas wazan ) harakat huruf ( ) ditukar dengan
Misal :
harakat pada huruf ( ) []

, maka
21. Jika huruf ya ( ) terletak setelah huruf alif zaidah pada wazan

huruf ya tersebut harus diganti dengan huruf hamzah ().

6
- [ ( ] atas wazan )huruf ya ( ) ditukar dengan huruf
Misal :
hamzah( ) [ ]

,
22. Apabila huruf ya ( ) terletak setelah huruf alif zaidah pada wazan

maka huruf ya tersebut boleh diganti dengan huruf hamzah ( )atau boleh
tidak diganti.
- [ ( ] atas wazan )huruf ya ( ) boleh ditukar dengan
Misal :
huruf hamzah( ) [ ]
- Atau bisa juga tidak diganti dengan huruf hamzah, maka tetap ( )

23. Apabila ingin merubah fiil madhi ajwaf malum, menjadi fiil madhi ajwaf
majhul, maka caranya: harakat pada fa fiil dihapus (disukun), lalu ditukar
dengan harakat ain fiil.
- Misal : [ ( ] atas wazan )harakat pada huruf fa ( ) disukun,
( ) ,lalu harakat sukun ditukar dengan harakat pada ain fiil ()

24. Harakat fa fiil diberi tanda kasrah,karena ingin menunjukkan bahwa fiil
tersebut adalah fiil ajwaf dengan ya (bukan dengan wawu).
- Misal :[ ( ] atas wazan )mengikuti kaedah ke-19, maka
menjadi [
] mengikuti kaidah ke-10 [ ] lalu huruf ,
diberi harakat kasrah, untuk menunjukkan bahwa kata dasar fiil tersebt
adalah ajwaf dengan huruf ya[
]

25. Harakat fa fiil diberi tanda dhommah untuk membedakan antara fiil malum
dan fiil majhul-nya
- Misal : [ ( ] atas wazan )mengikuti kaedah ke-23, maka
menjadi [
] [ ] mengikuti kaidah ke-10 [ ] lalu huruf
, diberi harakat dhommah, untuk membedakan antara fiil malum
dengan fiil majhul-nya[ ]

26. Jika ada huruf ya, berharakat kasrah atau berharakat dhommah, dan huruf
sebelum ya tersebut adalah huruf yang berharakat kasrah, maka huruf ya

7
tersebut disukun, karena menurut orang Arab, ucapan semacam ini
menyulitkan.
- Misal : [ ( ] atas wazan )menjadi [ ]

27. Jika huruf ya dan huruf wawu bertemu dalam sebuah kata yang sama, dan
huruf yang lebih awal dari salah satu kedua huruf tersebut, tidak berharakat
(sukun), maka huruf wawu diganti dengan huruf ya.
- Misal : [
( ] atas wazan ) huruf wawu diganti ya, menjadi
[ ] mengikuti kaidah ke-11 menjadi [] harakat mim
diganti kasrah agar sesuai [
]

28. Jika huruf ya terletak di akhir kata, dan terletak setelah alif zaidah maka huruf
ya diganti dengan hamzah.
- Misal :[( ] isim mashdar dari ) huruf ya diganti hamzah
karena berada di akhir kalimat, menjadi [
]

Anda mungkin juga menyukai