BAB I PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang Masalah ............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... ........................
1.3 Tujuan ................. ......................................................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI SISTEM PEMASYARAKATAN DAN
SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
KELAS IIA DENPASAR.
2.1 Sejarah Singkat Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar.................................
2.2 Pembinaan Narapidana Dilembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Denpasar................
2.2.1 Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar....................
2.2.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja...................................................................
2.2.3Penyelenggaraan Pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Denpasar ....................................................................................................
BAB III PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG TERJADI DI DALAM LAPAS
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN KEMBALINYA MANTAN
NAPI KE LAPAS.
3.1 Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi didalam lapas................................................
3.2 Faktor-Faktor Yang Mengakibatkan Kembalinya Mantan NAPI ke LAPAS............
BAB 1V PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................
4.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar .
2. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran yang terjadi di Lembaga
Pemasyarakatan kelas IIA Denpasar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kembalinya mantan NAPI kedalam
LAPAS.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, terdapat pula bangunan lain pendukung Lapas Antara Lain :
- 3 buah bangunan perkantoran dengan luas 6000 m2
- 1 buah lapangan parkir mobil dan sepeda motor dengan luas 700 m2
b. Sub Bagian Narapidana dan Anak DidikBertugas memberikan bimbingan dan pembinaan
terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang terdiri dari :
- Sub seksi registrasi memiliki tugas dalam melakukan pencatatan, administrasi dan
pembuatan statistik (database), pemberian remisi serta dokumen sidik jari narapidana
(daktiloskopi)
- Sub seksi bimbingan kemasyarakatan dan perawatan memiliki tugas dalam memberikan
bimbingan dan penyuluhan rohani dan memberikan pelatihan olahraga, peningkatan
pendidikan dan pengetahuan, program asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, cuti menjelas
bebas, dan pembebasan bersyarat, memberikan kesejahteraan dan perawatan bagi narapidana
dan anak didik pemasyarakatan serta mengurus kesehatannya.
c. Seksi Kegiatan Kerja Bertugas memberikan petunjuk dan bimbingan kegiatan kerja bagi
narapidana yang terdiri atas :
- Sub seksi bimbingan kerja dan pengelolaan hasil kerja mempunyai tugas memberikan
bimbingan dan pelatihan kerja kepada narapidana serta mengelola hasil dari pekerjaan
tersebut.
- Sub seksi sarana kerja mempunyai tugas dalam mempersiapkan fasilitas dan sarana kerja
- Sub seksi keamanan mempunyai tugas dalam menerima laporan harian dan berita acara dari
satuan pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan berkala di bidang kemanan
dan penegakan tata tertib.
2. Tahap asimilasi, pelaksanannya dimulai 1/2 (satu per dua) sampai 2/3 (dua per tiga) dari
masa pidana. Pada tahap ini pembinaan mulai dilakukan di dalam Lapas ataupun di luar
Lapas. Untuk diluar Lapas narapidana dengan kasus tindak pidana umum akan ditempatkan
di perusahan yang ingin menampung Warga Binaan Pemasyarakatan dan mendapatkan Upah.
Sedangkan untuk narapidana dengan kasus Tindak pidana Khusus (Tipisus) khususnya
Tindak Pidana Korupsi akan melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan sosial, yang mana
Warga Binaan Pemasyarakatan ini tidak mendapat upah karena dalam hal ekonomi sudah di
anggap mampu. Pada tahap ini pengawasan agak berkurang (medium security).
3. Tahap integrasi, dilaksanakan setelah warga binaan pemasyarakatan menjalani 2/3 (dua
pertiga) masa pidana sampai dengan berakhirnya masa pidana. Pada tahap ini pengawasan
sudah sangat berkurang (minimum security) . Apabila Warga Binaan Pemasyarakatan di nilai
sudah berkelakuan baik selama menjalani pembinaan, maka pada tahap ini dapat diajukan
remisi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat, dan Cuti mengunjungi Keluarga. Semua
proses tersebut harus melalui pengajuan terlebih dahulu yang kemudian akan ditentukan
lewat proses persidangan.
Pola pembinaan yang diberikan kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) meliputi :
1. Pembinaan kepribadian yang meliputi :
a. Pembinaan kesadaran beragama atau ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pembinaan kesadaran beragama dianggap pembinaan yang paling awal harus diikuti oleh
warga binaan pemasyarakatan di Lapas Klas IIA Denpasar. Pembinaan dibidang ini
diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dan kesadaran terhadap agama mereka
masing-masing dan insyaf atau menyadari bahwa perbuatan yang mereka lakukan sebelum
ditempatkan pada Lapas adalah perbuatan yang dilarang oleh agama mereka masing-masing.
Dalam melaksanakan pembinaan kesadaran beragama selaku Kasi. Binadik ( Bimbingan
Napi dan Anak Didik )melakukan kerjasama dibidang kegamaan, ataupun relawan yang
bersedia memberikan waktunya secara Cuma-Cuma. Dalam menjalankan pembinaan di
bidang keagamaan, di Lapas Klas IIA Denpasar terdapat sarana dan prasarana peribadahan
seperti :
g. Mengikuti apel pagi yang di pimpin langsung oleh petugas pengamanan pada pukul 08.00
Wita
h. Mengikuti senam pagi yang dilaksanakan setiap hari dibedakan dalam atas masing-masing
wisma hunian mulai pukul 08.00 Wita.
Segala proses pembinaan di Lapas Klas IIA Denpasar, dilakukan dengan pengawasan
yang cukup ketat. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak I Wayan Agus Miarda selaku
Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Klas IIA Denpasar pada wawancara hari Jumat tanggal
17 April 2015 Pukul 10.45 Wita, keamanan di Lapas Klas IIA Denpasar dilakukan oleh regu
pengamanan yang terdiri dari 4 regu. Setiap 1 (satu) regu terdiri dari 15 orang dan dibagi
menjadi 4 set, yaitu : pagi, siang, malam dan istirahat. Sistem pengawasan di Lapas Klas IIA
Denpasar dilakukan secara tertutup, artinya pengawasan berada didalam tembok Lapas.
Selain itu, pengawasan dibantu dengan CCTV di 20 titik tertentu.
BAB III
PELANGGARAN-PELANGGARAN YANG TERJADI DI DALAM LAPAS
DANFAKTOR-FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN KEMBALINYA MANTAN
NAPI KE LAPAS
2. Untuk mencapai tujuan dari sistem Pemasyarakatan yang diamanatkan Pasal 2 dan Pasal 3
UU No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, maka upaya yang dapat dilakukan terhadap
pembinaan narapidana di Lapas klas IIA Denpasar, yaitu : sosialisasi kepada masyarakat agar
dapat merubah stigma terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan, sehingga mantan narapidana
dapat diterima kembali di masyarakat.
4.2 Saran
1. Narapidana yang menjalani hukuman di bawah 3 bulan hendaknya tidak ditempatkan di
Lembaga Pemasyarakatan, melainkan dengan cara merehabilitasi di suatu tempat dengan
memindahkan Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di luar Bali agar over kapasitas di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar bisa diatasi.
2. Diperkan penambahan petugas dibidang pengamanan dan alat-alat pengamanan seperti
kamera pengawas (CCTV) , alat pendeteksi logam (metal detektor), dan senjata pengamanan
di Lapas Klas IIA Denpasar agar pelaksanaan pembinaan terhadap warga binaan
pemasyarakatan dapat berjalan dengan maksimal serta tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran
atau penyimpangan. Pihak Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar harus menemukan
suatu solusi untuk mengatasi apabila terdapat Warga Binaan Pemasyarakatan yang tidak
bersedia mengikuti. Sehingga Warga Binaan Pemasyarakatan mendapatkan pembekalan
hidup selama mengikuti pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, tidak mengulangi tindak
pidana, serta dapat diterima kembali di dalam masyarakat Sekitar tahun 1936, yaitu zaman
kolonial belanda telah dibangun rumah penjara di daerah Pekambingan Jalan Dipenogoro
Denpasar, semenjak Indonesia merdeka maka seluruh peninggalan Hindia Belanda diambil
alih oleh pemerintah RI, kemudian pada tahun 1964 penjara yang ada di Indonesia berubah
menjadi Lembaga Pemasyarakatan dengan dicanangkan sistem Pemasyarakatan oleh
Suhardjo, sebagai pengganti dari sistem kepenjaraan. Bertolak dari pandangan Sahardjo,
tentang hukum sebagai pengayoman. Hal ini membuka jalan perlakuan terhadap narapidana
dengan cara pemasyarakatan sebagai tujuan pidana penjara.Pada tahun 1976 baru di Badung
Lapas Klas IIA Denpasar yang terletak di Jl. Tangkuban Perahu PO.BOX. 884 Banjar
Pengubengan Kangin, Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Lapas Klas IIA Denpasar Merupakan pindahan dari Lapas di Jalan Dipenogoro dan mulai
dioperasikan pada tahun 1983. Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Denpasar berdiri di atas
tanah seluas 43.220 m2, dengan memiliki kapasitas bangunan sebanyak 336 orang penguhi,
selain itu pula terdapat perumahan dinas bagi petugas Lapas Klas IIA Denpasar, yang berada
di luar bangunan Lapas seluas 3220 m2.
TUGAS KELOMPOK PENOLOGI
MENDISKRIPSIKAN KONDISI LP DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
SOLEHA (150111100)
TAPEL 2017/2018
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ali, Achmad, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
Atmasasmita, Romli, 2001, Reformasi Hukum Hak Asasi Manusia dan Penegakan
Hukum, Bandung.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
INTERNET
Lapasdenpasar.blogspot.co.id