sukri_aditya@yahoo.com
Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Prostitusi merupakan fenomena yang ada sudah lama ada di Indonesia dan
menjadi salah satu profesi yang sangat tua, prostitusi di Lokalisasi KM 15
Tanjungpinang merupakan lokalisasi ilegal yang secara administratif sudah
ditutup namun daerah tersebut diubah menjadi tempat pujasera untuk membangun
ekonomi masyarakat setempat. Untuk mempertahankan lokalisasi mucikari
meneydiakan layanan ekstra dan PSK muda sehingga lokalisasi KM 15
Tanjungpinang Timur menjadi daya tarik tersendiri. Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pelayanan Ekstra Yang Dilakukan
Pengelola Lokalisasi KM 15 Tanjungpinang Timur Terhadap Pelanggannya,
sedangkan tujuan dalam penelitian ini mendiskripsikan Pelayanan Ekstra Yang
Dilakukan Pengelola Lokalisasi KM 15 Tanjungpinang Timur Terhadap
Pelanggan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan aspek metode deskriptif, penetuan informan berdasarkan pendekatan
vorposif sampling yaitu pendekatan dengan menggunakan syarat-syarat tertentu.
Dari hasil penelitian ini peneliti menemukan adanya layanan ekstra yang
disediakan peengelola lokalisasi KM 15 Tanjungpinang Timur terhadap pelanggan
nya, diantaranya menyediakan layananan ekstra Selain itu mucikari dalam
mempertahankan keberlangsungan lokalisasi juga menyediakan PSK muda yang
berasal dari daerah jawa, biasanya mereka pekerja baru ini disebut dengan istilah
“barang baru”.munculnya PSK di Lokalisasi KM 15 Tanjungpinang Timur karena
permasalahan kemiskinan, pendidikan kemudian dipengaruhi oleh gaya hidup .
PENDAHULUAN
1
Prostitusi merupakan fenomena yang ada sudah lama ada di Indonesia dan
menjadi salah satu profesi yang sangat tua, Indonesia sendiri, negara yang
memiliki landasan dasar pancasila sebagai dasar negara, masih ada keberadaan
prostitusi sejak masa ke masa yang dimulai dari masa kerajaan - kerajaan di Jawa,
Sosiolog Musni Umar mengatakan lokalisasi telah ada di Indonesia sejak 1950-an.
Lokalisasi dibuat untuk mengatasi bisnis prostitusi yang merajalela kala itu.
jumlahnya semakin berkembang,” tambah dia. Saat ini, bentuk lokalisasi bukan
hanya suatu tempat yang penuh berisi pekerja seks komersial (PSK) saja. Namun,
(http://nasional.republika.co.id/)
Pelacur atau PSK merupakan salah satu perilaku lepas kendali, cabul karena
pelampiasan terhadap lawan jenis tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah.
Pelacuran/PSK menjadi salah satu pekerjaan yang menjadi objek hukum serta
nilai norma sosial masyarakat. Hubungan seksual antara dua jenis kelamin yang
menerima imbalan uang atau material lainnya maupun tidak, sudah disebut orang
2
Maka tidak mengherankan apabila salah satu penyebab munculnya PSK adalah
sadar menjadi faktor yang memotivasi. Motif ekonomi ini yang dimaksud adalah
Lokalisasi dalam penelitian ini adalah lokalisasi PSK (Pekerja Seks Komersial)
lokalisasi dan para pekerja seks Komersial (PSK) ini merupakan masyarakat
pendatang dari daerah pulau Jawa dan Bandung yang bermukim di Tanjungpinang
Pelacur belia atau muda yang masih berumur 20 tahun merupakan aset berharga
mujikari sangat menyayangi pelacur muda dan potensial lebih-lebih lagi anak baru
mereka lebih menyenagkan hatinya, ada beberapa poin kelebihan yang dimiliki
oleh pelacur muda diantaranya: pelacur muda lebih disukai oleh para tamu, punya
prospek lebih lama untuk dipekerjakan sebelum usia 30-an tahun, dan bisa
3
kelompok umur yang dimiliki PSK sangat bepengaruh dengan ketertarikan
sangat berkaitan dengan pengalaman yang dimiliki pelanggan. Bagi yang pemula
tentunya mereka sangat menginginkan usia-usia belia tetapi bagi yang sudah
berpengalaman mereka akan mencari kepuasan yang ditawakan oleh PSK itu
sendiri. tidak sedikit pelanggan lokalisasi menyatakan bahwa mereka tidak mau
berkencan dengan pelacur cantik, mereka tidak masalah dengan pelacur yang
karena dianggap kebutuhan tidak habis pakai, serta dianggap kebutuhan ekonomi
pengelola PSK. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti dengan
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
2. Lokasi Penelitian
Adapun Lokasi penelitian ini adalah Lokalisasi Prostitusi KM 15 Tanjungpinang
4
bentuk daya tarik lokalisasi untuk mempertahakan eksistensi mereka di Kota
Tanjungpinang.
3. Populasi dan Sampel
Adapun informan pada penelitian ini adalah PSK yang bekerja di Lokalisasi
Batu15 Tanjungpinang Timur Lebih dari 2 tahun, PSK dan mucikari yang
menyediakan tempat karaoke, dan PSK yang menjadi bukan sekadar langganan
konsumen.
4. Jenis Data
a.) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan melalui teknik
oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Misalnya jurnal, buku- buku
Oleh karena itu observasi disebut juga metode dengan mengamati dan
terpimpin atau semi terstruktur yang dilakukan dengan santai dan spontan
5
Dokumentasi yang digunakan sebagai penunjang penelitian penulis dalam
penelitian ini berupa kamera, tape recorder, catatan wawancara dengan PSK
apun aktivitas dalam analisis data dalam penelitian ini meliputi, reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan
dan verifikasi.
a.) Reduksi Data (Data Reduction) reduksi data yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara sebagai berikut: Memilih data yang dianggap penting, Membuat
uraian naratif, bagan, hubungan antarkategori, diagram alur (flow chart) dan
lain sejenisnya (Trianto, 2010:289). Dalam hal ini peneliti melakukan display
data dengan cara penyajian data dengan pola tertentu (dalam bentuk urutan).
c.) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Pada penelitian kualitatif, verifikasi data
dilakukan terus menerus sepanjang proses penelitian. Pada tahap ini peneliti
masih tetap terbuka untuk menerima masukan data serta berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, agar dapat
dengan istilah WTS atau wanita tuna susila kemudian diperhalus lagi menjadi
6
pekerja seks komersial atau yang lebih dikenal dengan sebutan PSK (Kartini
berikut:
beraneka ragam. Di bawah ini disebutkan beberapa motif yang melatar belakangi
7
1. Adanya kecendrungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk
dan keroyalan seks. Histeris dan hyperseks, sehingga tidak merasa puas
Menurut Louise, Louise menjabarkan hal tersebut dalam bukunya, 'di bagian
utama pasar (pelacuran) Asia adalah prostitusi kelas atas yang disebut perempuan
panggilan, yang bekerja di hotel dan apartemen mewah dan memberikan layanan
kepada lelaki hidung belang yang kaya raya. "Perempuan penjaja yang berasal
dari kelompok ini jumlahnya paling sedikit dan paling langka di piramida bisnis
seks di Asia
1. Perempuan PSK dari kelas ini memilih melakukan prostitusi karena mereka
8
manusia itu diberikan penghargaan di dalam melakukan sesuatu, maka semakin
solid perilaku tersebut terbangun secara berpola. Teori pertukaran sosial ini
adalah Proposisi sukses, dimana dalam setiap tindakan semakin sering tindakan
maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. Ahli psikologi B.F
Skinner menemukan prinsip ini dalam studi perilaku burung merpati yang diberi
(Poloma,2010)
semakin sering orang melakukan hal itu kembali (Homans,1974). Yang dimaksud
adalah obyek atau tindakan yang memperoleh ganjaran yang diingkinkan. Sebagai
ilustrasi, seorang mahasiswa yang menginginkan nilai ujian yang baik. Mahasiswa
itu sadar bahwa dia harus tetap mengikuti kuliah dan merelakan beberapa jam
9
Selanjutnya Proposisi nilai, semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka
semakin senang orang melakukan tindakan tersebut (Homans, 1974). Proposisi ini
memperoleh nilai baik. Proposisi stimulus menyatakan bahwa cara belajar tertentu
leih mungkin melahirkan suskes dengan cara lain. Proposisi nilai mengatakan
waktu yang sama ia harus belajar. Proposisi Homans ini menganggap bahwa sang
diinginkannya.
individu tersebut akan merasa bosan terhadap apa yang didapatkannya dari
Melanjutkan contoh yang telah disebutkan diatas, maka akan tampak bahwa hal
menganggap menghadiri konser lebih disukai daripada mendapat nilai baik saat
ujian. Apa yang dinyatakan Homans sebagai kunci penjelasan ialah kejenuhan
dengan ganjaran tertentu. Dalam kasus ini, menghadiri konser lebih dianggap
bernilai daripada memperoleh nilai baik saat ujian. Dengan kata lain, manusiapun
dapat merasa haus akan ganjaran tertentu atau sampai pada keadaan dimana ia
10
tidak memperdulikan hal itu. Deprivasi-kejenuhan berkaitan dengan apa yang kita
PEMBAHASAN
Timur, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pada awalnya tempat ini
KK. Namun seiring dengan perkembangan zaman wilayah ini kemudian berubah
menjadi wilayah lokalisasi yang kemudian ditutup. Pada tahun 2007 untuk
seksual terselubung yang pada akhirnya aktivitas seksual lebih memiliki daya
mempekerjakan para wanita pekerja seks komersial. Pada akhirnya wilayah ini
hari ini aktivitas-aktivitas jual beli layanan seksual masih tetap bertahan, wacana
11
penutupan terus didengungkan tetapi tindakan nyata dari pemerintah masih belum
pelayanan seks.
Sementara akar masalah penyebab munculnya dunia prostitusi sangat kompleks
mulai dari materialisme, modeling, dukungan orang tua, lingkungan permasih dan
terhadap pelanggannya, salah satu istilah yang ramai dikenal dikalangan penikmat
`bagaimana layanan seksual shorttime, yang memang lebih singkat waktunya dan
memiliki uang banyak dan waktu luang. Karena sifat dari pelayanan longtime
PSK bisa diajak kencan diluar, makan, karaoke dan lainnya disamping itu waktu
mereka lebih santai untuk berdua tanpa ada batasan waktu sebagai mana layanan
masih muda, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan lokalisasi.
mereka dengan cara menghadirkan PSK yang baru tentunya ini direkrut dari luar
Tanjungpinang, umumnya mereka berasal dari jawa barat dan jawa timur.
12
Mereka yang terjerat dalam dunia prostitusi umumnya memiliki tingkat ekonomi
bahkan sebagai PSK yang masih muda mampu mengangkat nama dari lokasi yang
umur terhadap mereka yang menjadi PSK seolah-olah mereka masih muda yang
memang tertutup oleh kecantikan mereka. Oleh karena itu posisi mucikari dalam
walaupun mucikari sebagai pihak perentara dalam transaksi tetapi mucikari adalah
pandangan PSK, mucikari mendominasi dan superior terutama secara materi yang
biologis yang belum terpenuhi karena belum menikah sehingga PSK adalah salah
satu solusinya berikut hasil wawancara peneliti dengan informan pengguna jasa
seksual dari PSK yang semacam dikhususkan oleh mucikari, sehingga dalam
layanan seperti ini mereka hanya fokus kepada satu pelanggan atau beberapa
13
pelanggan, mereka tidak diwajibkan untuk melayani pelanggan-pelanggan biasa
yang memang hanya butuh jasa mereka sesaat belaka, tetapi yang mereka
untuk menjadi simpanan ini haruslah mampu membangun hubungan baik dengan
pelanggan agar mereka senantiasa tertarik terhadap PSK, pilihan PSK sendiri
cendrung mereka yang bermateri, kaya dan tidak jarang diharapkan memiliki
tindakan, tentunya ini sangat bergantung kepada selera dari pelanggan lokalisasi
kepuasan yang diperoleh, maka prostitusi tidak akan laris tanpa menjual kepuasan
kepada pelanggannya. Oleh karena itu tiga proposisi ini menjadi bagian penting
KESIMPULAN
14
lokalisasi sehingga ramai dikunjungi oleh pelanggan. Sehingga dalam penemuan
Tanjungpinang Timur.
Penawaran prostitusi bersifat longtime dengan menyediakan jasa layanan terhadap
bagaimana layanan seksual shorttime, yang memang lebih singkat waktunya dan
memiliki uang banyak dan waktu luang. Karena sifat dari pelayanan longtime
PSK bisa diajak kencan diluar, makan, karaoke dan lainnya disamping itu waktu
mereka lebih santai untuk berdua tanpa ada batasan waktu sebagai mana layanan
Tanjungpinang Timur adalah dengan merekrut mereka yang bersedia jadi pelacur
dipulau jawa, tentunya mereka yang direkrut haruslah sesuai dengan selera
muda juga memiliki kerja yang panjang disamping itu mampu menarik pelanggan
atau biasanya mereka pekerja baru ini disebut dengan istilah “barang baru”.
Mereka yang terjerat dalam dunia prostitusi umumnya memiliki tingkat ekonomi
15
Berdasarkan pemaparan terkait permasalahan Pelayanan Yang Dilakukan
karena pada tahun 2007 telah ditutup oleh pemerintah kota saat itu, sehingga
ditengah-tengah masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, Bagong, 2010, masalah sosial anak, Jakarta: Kencana Perenada Media
Group
Hull, Terence H., Endang Sulistiyaningsih & Gavin W. Jones, 1997. Pelacuran di
Indonesia, sejarah dan perkembangannya. Jakarta: Sinar Harapan.
16
Horton, Paul B.- Hunt, Chester L. (1992). Sosiologi, (terj.). edisi keenam,
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Koentjoro. 2004. On The sport tutur dari sang pelacur. Jogjakarta: Tinta.
Ritzer, G dan Douglass J.G (2008). Teori Sosiologi Dari Teori Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Sosiologi Modern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Jajuli. (2010) Motivasi dan dampak psikologis (studi kasus psk di gunung
kemungkus sragen jawa tengah). Fakultas Dakwah. Universitas Negeri
Islam Sunan Kali Jaga.
Aktavia, Ayu, Risa 2014. Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 02 Nomor
02 Tahun 2014. Strategi bertahan pekerja seks komersial di lokalisasi
Jarak Surabaya.
17
http://beritatanjungpinang.com/2013/06/bisnis-pelacuran (diakses pada tanggal 8
agustus 2016)
18