Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis
RUMAH COKLAT
Disusun Oleh:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan Rumah Coklat menggunakan pendekatan kombinasi
dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik
antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan
dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas
masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja Rumah Cokelat berusaha
melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan
sebelumnya.Dalam pemasarannya, Rumah Cokelat merencanakan untuk memberikan
sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumberdaya manusia:
Lingkungan Eksternal
Keputusan-keputusan Organisasional
Faktor-faktor Persediaan Karyawan
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job
specification.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah Pengorganisasian Tujuan utama usaha Rumah Cokelat adalah
mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan
maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Rumah Cokelat adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta digemari oleh
masyarakat. Oleh karena itu, Rumah Cokelat harus dapat melayani para konsumen /
pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Cokelat Struktur Organisasi Rumah Cokelat mengatur usaha dan
sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan
kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur Rumah Cokelat disusun
secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha
tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing
karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
3. Pengarahan (Actuating)
Rumah Cokelat mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar
dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik Rumah Cokelat berusaha
menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan
yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik
antara pemilik Rumah Cokelat dengan karyawannya.
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh Rumah Cokelat untuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu,
Rumah Cokelat menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di Rumah Cokelat bersifat fleksibel, dinamis, dan
ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan
evaluasi.Rumah Cokelat menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat
waktu, strategis, relistis, dan objektif.Dengan pengendalian ini, diharapkan Rumah Cokelat
mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
Pemilik
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan
outlet atau stan penjualan dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp
15.000.000
Total kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000
b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan
pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,-
c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Bangunan Rp 20.000.000
Oven 1 buah Rp 5.000.000
Mesin Kasir 1buah Rp 1.450.000
Kulkas 2 buah Rp 3.000.000
Meja 10 buah Rp 4.700.000
Kursi 30 buah Rp 2.000.000
Piring 5 lusin Rp 500.000
Sendok 5 lusin Rp 170.000
Garpu 5 lusin Rp 170.000
Blender 2 buah Rp 400.000
Gelas 5 Lusin Rp 120.000
Cangkir 3 Lusin Rp 210.000
Pisau 3 buah Rp 225.000
Wadah Tisu 10 buah Rp 30.000
Cooking set Rp 2.000.000
Pulsa + Leaflet Rp 500.000
d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan Per Hari
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35) Rp 280.000
b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35) Rp 210.000
c. Cupcakes (Rp 10.000 x15) Rp 150.000
Total Rp 640.000
Pendapatan Per Bulan
(Rp 640.000 x 30) Rp19.200.000
Pendapatan Setahun
(Rp19.200.000 x 12) Rp 230.400.000
2. Proyeksi Biaya Per Tahun
Pembelian bahan Rp110.160.000
Gaji Karyawan
- 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12) Rp 24.000.000
-5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12) Rp 42.000.000
-1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12) Rp 8.400.000
Jumlah Gaji Karyawan Rp 74.400.000
Biaya Listrik dan air Rp 5.000.000
Perlengkapan Kebersihan Rp 800.000
Dep Oven 5 th Rp 1.000.000
Dep Mesin Kasir 3 th Rp 500.000
Dep Kulkas 3 th Rp 700.000
Dep blender Rp 300.000
Jumlah Biaya Rp 188.360.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
Rugi/ Laba= Pendapatan Pengeluaran
= 230.400.000 188.360.000
= 42.040.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat
yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun.
4. Perhitungan Kelayakan Usaha
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period =Investasi x 12
Kas bersih/tahun
55.575.000
Payback Period=42.040.000 12 = 15 bulan
Atau,
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000
Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000
pertahun Rp 230.400.000
Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun
Payback period selama 15 bulan
NPV = Rp 144.772.826
F. Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya Rumah Cokelat ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa
mahasiswa ikut tertarik dengan adanya Rumah Cokelat , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b) Harganya yang terjangkau
c) Dilihat dari segi tempat bisnis Rumah Cokelat tersebut jika dekat dengan
area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis
cokelat.
d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik Rumah Cokelat.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi
akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan
bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek
lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang.Dalam situasi persaingan
yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui
situasi pesaingnya.
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada
beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang
sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing)
melalui kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan
harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain
dan pemegang saham.
Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha Rumah Coklat layak untuk dijalankan.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun
demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan
komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga
dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak
hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,
seperti jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha
tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen
dan konsumen yang saling menguntungkan.
3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut
memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan
mendistribusikanya ke pasar.
4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah
Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik
peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam
masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang
dapat meningkatkan skil pekerja tetapi juga sikap mental sebagai
tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk
dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
Pancake Coklat:
Banana Split:
Choco Cupcake:
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Italian Soda:
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan.Terlebih dari hasil kuisioner
yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah Cokelat
yang berada di Jalan Kalimantan, Jember.Selain itu didukung dengan harga yang
terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat yang
terjamin dan higienis.Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif, maka
kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang
usaha.Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
3.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah
mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat
mendongkrak penjualan.