Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Semangat kebangsaan Indonesia mulai mengkristal dan mencapai tahapan yang baru
sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928. Sejak saat itu, para pemuda Indonesia bersepakat untuk berikrar
tentang satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air Indonesia.

Komitmen nasional dalam kerangka Sumpah Pemuda kemudian menjadi dasar yang
sangat kuat bagi bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
dari kolonialisme Barat pada tanggal 17 Agustus 1945 yang terepresentasikan oleh
Soekarno dan Hatta. Sejak saat itulah, bangsa Indonesia berdiri kokoh sebagai
sebuah negara bangsa atau nation state yang berdaulat dan tidak diintervensi oleh
pihak asing manapun.

Konsepsi kebangsaan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan salah satu senyawa
dari ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila, merupakan sebuah cerminan betapa
Indonesia menghargai dan menghormati perbedaan, keragaman, dan kemajemukan
dalam kerangka persatuan dan kesatuan Indonesia.

Para founding father bangsa Indonesia sangat menyadari bahwa bangsa Indonesia
ini terbentuk karena didasarkan pada persamaan nasib, persamaan sejarah, dan
persamaan perjuangan. Artinya, nasib, sejarah, dan perjuangan bangsa Indonesia
dari Sabang sampai Merauke inilah yang mendorong terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Jadi, bukan persamaan etnis, suku, agama, dan golongan yang
melahirkan Indonesia.

Dalam konteks inilah, semangat kebangsaan yang menghargai perbedaan,


kemajemukan, pluralisme dan keanekaragaman harus dijunjung tinggi dan
ditanamkan secara simultan kepada anak cucu generasi penerus bangsa Indonesia
agar supaya mereka menyadari hakekat bangsa Indonesia yang luas dan bervariasi
ini.

Hal ini sangat penting mengingat saat ini ada kecenderungan dikalangan generasi
penerus bangsa Indonesia mulai menipis semangat kebangsaan dan bahkan tidak
tahu makna dan hakekat dari perbedaan dalam kesatuan yang dilahirkan oleh
bapak pendiri bangsa Indonesia ini. Maraknya konflik politik, kekerasan kolektif dan
kerusuhan massal yang terjadi di Indonesia pada penghujung abad 20 ini telah
mengindikasikan mulai menguatnya gejala disintegrasi bangsa yang bermuara pada
gerakan-gerakan separatisme secara sporadis dibeberapa daerah di Indonesia.

1|Page
B. TUJUAN
1. Memahami pengertian tentang wawasan kebangsaan
2. Mengetahui tentang kondisi kebangsaan saat ini
3. Mengetahui upaya untuk meningkatkan wawasan kebangsaan
4. Mengetahui tentang pengembangan wawasan kebangsaan melalui teknonogi
informasi saat ini
5. Menumbuhkan rasa cinta tanah air

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian wawasan kebangsaan?
2. Bagaima kondisi kebangsaan di Indonesia?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kondisi kebangsaan?
4. Bagaimana upaya meningkatkan kondisi kebangsaan Indonesia?
5. Bagaiman upaya mengembangkan wawasan kebangsaan dengan berbasis
perkembangan teknologi informasi?

2|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN WAWASAN KEBANGSAAN

1. Pengertian Wawasan

Kata wawasan berasal dari wawas (bahasa Jawa) yang artinya melihat atau
memandang. Dengan penambahan akhiran an, kata ini secara harfiah berarti : cara
penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.

2. Pengertian Kebangsaan

Dalam bahasa Inggris, kata Kebangsaan disebut dengan Nationality. Berbicara


kebangsaan pasti akan terkait dengan nasionalisme. Dan berbicara tentang
nasionalisme tentu sangat berkait dengan dua konsep penting, yakni negara (nation)
dan bangsa (state). Ketiga-tiganya adalah konsep-konsep penting yang menjadi
semacam kata kunci (key word) dalam memperbincangkan masalah semangat
kebangsaan. Oleh karena itu, alangkah lebihnya apabila kita membedah konsepsi
nasionalisme baik secara definisi, karakteristik maupun pola-polanya yang sangat
unik.

Ada banyak sekali pandangan dari berbagai ilmuwan politik tentang pengertian

dan asal-usul dari nasionalisme.

Menurut Gooch[1], nasionalisme adalah merupakan kesadaran diri suatu bangsa.


Nasionalisme adalah ikatan emosional dan refleksi hakiki antar entitas dalam suatu
bangsa. Nasionalisme telah berkembang sejak akhir abad ke-18.

Menurut Greenfeld dan Chirot[2], istilah nasionalisme mengacu pada seperangkat


gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual tentang identitas
nasional yang sering hadir bersama dengan berbagai identitas lain seperti okupasi,
agama, suku, linguistik, teritorial, kelas, gender, dan lain-lain.

Menurut Emerson[4], nasionalisme merupakan konsep yang dimuncul sebagai


tanggapan terhadap kekuatan yang datang dari Barat. Kolonialisme Barat terhadap
negara-negara sedang berkembang pada abad ke-17 sampai dengan abad ke-20
telah menstimulan munculnya semangat dan rasa nasionalisme dikalangan
komunitas masyarakat dari negara sedang berkembang dalam rangka melakukan
perlawanan perjuangan melawan penjajah.

3|Page
Berdasarkan pengertian tentang wawasan dan kebangsaan, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa yang
telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannnya di
lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, dan global.

2.2 PEMBABAKAN SEJARAH KEBANGSAAN INDONESIA

Kebangsaan Gelombang Pertama : Kebangkitan Nasional 1908

Kebangsaan Gelombang Kedua : Soempah Pemoeda 1928

Kebangsaan Gelombang Ketiga : Kemerdekaan 1945

Kebangsaan Gelombang Keempat : Lahirnya Orde Baru 1966

Kebangsaan Gelombang Kelima : Lahirnya Orde Reformasi 1998

Bangunan rumah Negara RI dapat dijaga ketat dengan laras senapan ABRI lebih
dari 20 tahun, yaitu hingga mencapai 1,5 kali lipatnya menjadi 32 tahun. Tetapi
akhirnya goyah, walaupun bukan oleh gugatan para pemuda dan mahasiswa, tetapi
oleh krisis moneter, yang menyingkap kain penutup bangunan negara RI, sehingga
menampakkan pilar-pilar penyangganya yang sudah demikian kropos, digerogoti
oleh rayap-rayap yang menjadi begitu gemuk dan makmur lewat jejaring KKN.

Gelombang krismon yang melanda Asia Tenggara, dimanfaatkan dengan baik oleh
para mahasiswa dan pemuda, yang sudah termarjinalkan lewat laras ABRI, begitu
muak melihat kenyataan bangunan RI.

Para pemuda berhasil menjatuhkan Soeharto dari kursinya. Tetapi sayang, para
penggantinya tak dapat menyatukan seluruh kekuatan bangsa. Bahkan para
pengganti Soeharto cenderung lebih parah dalam menggerogoti pilar-pilar bangunan
yang masih tersisa.

2.3 KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA

Kondisi Ideologi

Mulai lunturnya semangat dan keyakinan akan jiwa Pancasila di sebagian besar
rakyat Indonesia. Pemahaman terhadap ideologi Pancasila hanya sebatas pada
penghafalan, namun belum pada tataran implementasi dan pengamalan nilai-nilai
yang terkadung dalam Pancasila. Bahkan ada upaya-upaya dari beberapa pihak
untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

Kondisi Politik

4|Page
Munculnya berbagai gejala beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau gejala disintegrasi dan separatisme, seperti
di Aceh, Papua, dan Riau merupakan gambaran nasionalisme bangsa yang semakin
menipis. Selain itu, tidak terciptanya konsensus nasional antar elit yang kemudian
berakibat pada terfragmentasinya kekuatan-kekuatan politik dan sebagian
demonstrasi mahasiswa yang sudah tidak murni lagi memperjuangkan rakyat
merupakan gambaran umum kondisi carut marutnya perpolitikan bangsa.

Kondisi Ekonomi

Krisis ekonomi regional yang kemudian merembet ke Indonesia telah


menghancurkan sendi-sendi dasar perekonomian Indonesia sehingga menciptakan
berbagai permasalahan seputar kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan
pendapatan. Masuknya IMF, bercokolnya perusahaan asing, privatisasi terhadap
BUMN, penjualan asset strategis bangsa, disusul dengan Capital flight dan hancurnya
sistem perbankan merupakan sedikit gambaran kondisi ekonomi bangsa Indonesia
yang sedang dalam krisis.

Kondisi Sosial-Budaya

Semangat gotong royong dan tenggang rasa yang merupakan ciri khas bangsa
Indonesia telah mengalami penggerogotan oleh nilai-nilai individualisme Barat
sehingga sangat mempengaruhi gaya hidup dan pola hidup bangsa Indonesia,
terutama kaum mudanya. Budaya pop (Pop culture) telah berhasil menggantikan
budaya timur (Rest culture). Budaya lokal-nasional telah tergusur oleh proyek
uniformisasi budaya global Barat.

Kondisi Pertahanan-Keamanan

Adanya embargo persenjataan oleh AS telah melemahkan sistem pertahanan dan


keamanan bangsa Indonesia sehingga membuat TNI agak kesulitan dalam
melengkapi dirinya dengan peralatan yang dibuthkan, dihadapkan kepada luasnya
wilayah yang harus dijaga yakni keseluruhan integritas wilayah Indonesia. Hal ini
dapat dicontohkan dengan masuknya enam pesawat udara militer AS di Pulau
Bawean tahun lalu yang tidak bisa dicegah oleh TNI. Selain itu, pencurian atas
kekayaan laut oleh negara asing juga sulit diantisipasi oleh TNI. Keterbatasan
anggaran pertahanan juga menjadi salah satu hal yang ikut melemahkan kehandalan
kinerja TNI.

5|Page
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA

Eksternal

Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor penyebab yang berasal dari luar, yakni
adanya penetrasi asing berupa globalisasi.

Menurut Anthony Giddens (1999)[1], globalisasi telah melahirkan ruang sosio-


kultural yang spektakuler dalam hubungan antar bangsa dan interkoneksi yang
melampaui batas-batas geografis dan kedaulatan negara. Dalam kaitan ini,
penetrasi globalisasi membawa tiga dampak siginfikan.

Pertama, mulai meluntur dan mengendurnya ikatan-ikatan negara bangsa sebagai


hasil dari pergulatan antara kedaulatan negara versus kapitalisme global.

Kedua, pola tekanan ke bawah. Artinya, globalisasi telah membuka katub-katub


peluang bagi bangkitnya identitas budaya lokal (local culture) yang selama ini
sedang terbuai oleh kemasan ikatan nasionalisme budaya yang didasarkan pada
negara bangsa.

Ketiga, pola desakan ke samping. Artinya, kecenderungan penetrasi globalisasi


telah menciptakan domain ekonomi dan kultural baru yang melintasi batas-batas
negara bangsa yang selama ini ada.

Jika dilihat lebih mendalam, pola-pola penetrasi globalisasi ini menimbulkan suatu
paradoks. Disatu sisi, globalisasi melakukan gerak meluas ke wilayah global melalui
teknologi komunikasi dan informasi. Namun di sisi lain, globalisasi telah menstimulan
tumbuhnya identitas-identitas lokal yang primordial. Meskipun begitu, yang perlu
diwaspadai adalah proses uniformitas nilai yang mengarah pada hegemoni budaya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola pentrasi asing yang dibungkus dalam
kemasan globalisasi telah menimbulkan distorsi ekonomi yang ditandai dengan
kemiskinan, kesenjangan, dan ketimpangan, distorsi politik yang ditandai dengan
konflik, kekerasan dan kerusuhan berbau SARA, yang kemudian mengarah pada
gejala disintegrasi bangsa atau gerakan separatisme. Tiadanya filter yang kuat dari
bangsa Indonesia telah mendorong globalisasi direspon secara parsial oleh
kelompok-kelompok etnis tertentu untuk memisahkan diri dari Bangsa Indonesia.

Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, yakni gerakan etnisitas yang
muncul karena dampak dari penetrasi asing dan globalisasi

6|Page
2.5 UPAYA MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN

Formula atau resep tersebut adalah revitalisasi wawasan kebangsaan berbasis


spiritual.

Revitalisasi wawasan kebangsaan bisa dimaknai menghidupkan kembali ruh


wawasan kebangsaan dalam kondisi masyarakat dewasa ini yang diwarnai oleh arus
globalisasi dan modernisasi. Apabila pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia, hal itu dituangkan secara eksplisit dalam bentuk Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, maka pada masa kemerdekaan ini seharusnya wawasan kebangsaan
dituangkan dalam struktur dan kultur kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Artinya, konsepsi wawasan kebangsaan bukan hanya sekedar
rumusan ideologi yang berfungsi sebagai slogan atau jargon belaka, akan tetapi
harus dituangkan, dimaknai dan diimplementasikan dalam interaksi sosial di
masyarakat.

Wawasan kebangsaan pada masa kini bukanlah mengulang kembali secara tekstual
apa yang terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa mengusir penjajah, akan tetapi
secara kontekstual memberi makna dan warna baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam konteks ini, bangsa Indonesia harus mampu menangkap ruh
Sumpah Pemuda dan kemudian menempatkannya sesuai dengan tantangan jaman.
Hal ini bisa dilakukan melalui suatu proses sosialisasi nilai-nilai yang terkandung
dalam Sumpah Pemuda sehingga kesadaran terhadap jati diri bangsa dapat
terinternalisasi secara mendalam.

Revitalisasi wawasan kebangsaan yang diselenggarakan melalui pemantapan kembali


komitmen bangsa yang mengacu pada filosofi Sumpah Pemuda, bertujuan untuk
meneguhkan kembali nilai-nilai kebangsaan dalam hati sanubari setiap insan
manusia Indonesia, khususnya bagi generasi muda penerus bangsa untuk menyadari
dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam konsepsi satu nusa, satu
bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.

Pemaknaan modal kebangsaan sumpah pemuda sebagai jati diri bangsa


seharusnya dijadikan landasan filosofis dan ideal dalam memulai pembenahan
kembali cara pandang bangsa terhadap keberadaan negara dan bangsanya. Karena
Sumpah Pemuda ditempatkan dalam format sebagai landasan filosofis, maka
sangatlah tepat jika kita semua mengupayakan agar pemaknaan tersebut juga
sekaligus mencerminkan sikap diri yg berbasis moral spiritual. Artinya, proses
memaknai filosofi Sumpah Pemuda tidak hanya dikaitkan dengan kepentingan fisik
material belaka.

Pembentukan karakter bangsa (character building) sebagai alat untuk


menumbuhkan wawasan kebangsaan dapat termanifestasikan dalam proses
kaderisasi pemimpin bangsa dan pemikir-pemikir bangsa yang berwawasan
7|Page
kebangsaan dengan semangat nasionalisme yang tinggi berlandaskan kepada
pemilikan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Proses dan mekanisme untuk menginternalisasi konsepsi Sumpah Pemuda dalam


kerangka wawasan kebangsaan adalah dengan cara pencanangan program gerakan
disiplin nasional, program tegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, membasmi
korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta gerakan cinta tanah air.

karena itu, berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan, pengkajian, penelitian, dan


lokakarya untuk mendeseminasikan serangkaian nilai-nilai yang terkandung dalam
konsepsi Sumpah Pemuda mutlak harus dilakukan agar supaya timbul kesadaran
masyarakat akan pentingnya wawasan kebangsaan dalam kerangka menghadapi
Perang Modern.

Berbagai program aksi atau action programm perlu dilakukan secara sinergis oleh
berbagai stake holders bangsa Indonesia untuk menginternalisasi konsepsi Sumpah
Pemuda kepada generasi penerus bangsa, baik di lembaga pendidikan seperti
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, maupun di lembaga pendidikan non
formal yang ada di dalam masyarakat.

Rekonsiliasi nasional, yang sangat penting dibutuhkan demi pemulihan krisis


multidimensi, hanya bisa terwujud apabila dikerangkai oleh semangat revitalisasi
wawasan kebangsaan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai nasionalisme dan
patriotisme. Pembangunan karakter bangsa harus difokuskan pada pembentukan
jiwa-jiwa nasionalisme dan patriotisme bangsa yang berbasis spiritual. Spiritual
adalah ruh dan jati diri yang akan selalu memberikan senyawa kepemimpinan,
ketauladanan dan kepatuhan dalam menata ulang masyarakat Indonesia ditengah
jebakan Perang Modern.

Pemberdayaan dan sinergi antar komponen masyarakat merupakan modal yang


sangat ampuh dan perlu dilembagakan dalam rangka membangun semangat
wawasan kebangsaan. Wawasan kebangsaan yang digalang oleh segenap bangsa
Indonesia tidak akan tercapai dengan baik apabila masing-masing komponen bangsa
tidak berdaya dan bersinergi menyatukan kekuatan dalam menghadapi musuh
bersama bangsa Indonesia yang termanifestasikan dalam Perang Modern.

Untuk menghadapi Perang Modern, perlu kiranya dilakukan suatu kebijakan yang
mengarah pada gerakan revitalisasi kebangsaan dengan fokus pada tiga pilar
pembangunan, yakni State Building, Nation Building, dan Character Building.

Dari solusi berupa revitalisasi wawasan kebangsaan yang telah diuraikan di atas,
sudah selayaknya segenap komponen bangsa menaruh perhatian terhadap
fenomena Perang Modern. Revitalisasi wawasan kebangsaan berbasis spiritual
inilah yang harus dijadikan penangkal dalam menghadapi ancaman Perang

8|Page
Modern. Dalam konteks inilah, nilai-nilai spiritual yang terbalut dalam revitalisasi
wawasan kebangsaan patut dijadikan resep untuk menyelesaikan permasalahan
menurunnya nasionalisme yang telah disebabkan oleh Perang Modern.

2.6 Studi Kasus Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui Aplikasi Android dan
Program Pertelevisian

A. Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui Aplikasi Android

Kondisi saat ini di era reformasi dan otonomi ini makna kebangsaan justru terasa
kabur. Kebangsaan tak jarang disebut-sebut sebagai sesuatu yang usang dan ketinggalan
zaman. Memang sudah seharusnya dan sewajarnya bangsa Indonesia bisa untuk mengikuti
perkembangan zaman. Saat ini bisa dikatakan kita berada di zaman serba teknologi. Namun
banyak masyarakat Indonesia yang malah "keenakan" atau terlena dengan di manjakan
oleh teknologi sehingga melupakan kebangsaan Indonesia itu sendiri, khususnya di bidang
kebudayaan.
Contohnya dahulu anak indonesia lebih suka bermain permainan tradisional petak
umpet, enggrang, dakon, bekel, dan permainan lain yang berinteraksi dengan banyak teman
lainnya, namun sekarang banyak anak sudah meninggal mainan tersebut dengan permainan
games di komputer, laptop, ps, bahkan hp atau tab. Disini pengenalan tentang wawasan
sosial budaya masih kurang banyak anak yang belum pernah merasakan permainan
tradisional tersebut karena sudah digantikan dengan games dengan alat canggih.

Maka Dari itu mulai saat ini perlu adanya inovasi pengembangan wawasan kebangsaan
di era IT ini yaitu dengan cara APLIKASI ANDROID BERKAITAN PENGEMBANGAN WAWASAN
KEBANGSAAN INDONESIA agar generasi kita juga tidak meninggalkan budaya. Aplikasi
android tersebut diantaranya:

1. Aplikasi Games Gamelan DJ untuk melestarikan alat musik asal jawa ini dengan
musik yang digandrungi anak muda sekarang, mengkolaborasikan antara suara dari
gamelan dan suara dari alat DJ.

9|Page
2. Aplikasi Games Android Mengenal Budaya Indonesia, mengajarkan kita dan memberi
informasi tentang banyak budaya dan tempat bersejarah yang di Indonesia yang
menarik dan unik.

10 | P a g e
3. Aplikasi Nusantara Bola adalah aplikasi yang dapat menambah wawasan kita tentang
wisata dan budaya yang menarik dan terkenal di Indonesia seperti monumen-
monumen bersejarah, taman, pantai, dan tempat-tempat lain yang layak untuk
dikunjungi.

4. Aplikasi Good News From Indonesia, berisi tentang segala hal yang berbau Indonesia
mulai dari segi seni dan budaya, hiburan, artikel, gaya fashion. Makanan, pendidikan,
dan berita-berita terbaru yang dapat menambah wawasan kita.

11 | P a g e
B. Pengembangan Wawasan Kebangsaan melalui Program Pertelevisian

1. Program Etnic Runaway

Dalam khazanah kebudayaan, ada adagium bahwa tak ada siapapun yang dapat
melepaskan diri dari pengaruh kebudayaan tertentu. Setiap pikiran atau tindakan individu
selalu ada dalam kerangka kebudayaan di lingkungannya, dalam lekak-lekuk yang relatif.
Namun hal ini bisa tak berlaku jika seumur hidupnya seseorang tak pernah berinteraksi
dengan siapapun dan apapun, macam selalu berada dalam peti sempit.

Pada saat yang sama, Ethnic Runaway (Directed By: Mahendratta K. W) adalah
tayangan yang membawa dua bintang hiburan televisi, lelaki dan perempuan, dengan
kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Artinya, tentu saja, tayangan ini akan
mempertontonkan perjumpaan antara dua kebudayaan, yakni kebudayaan si bintang
hiburan dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada.

2. Program My Trip My Adventure

My Trip My Adventure merupakan salah satu acara televisi yang menyajikan tayangan
seputar perjalanan mengelilingi spot di Indonesia dengan hal yang tidak biasa. Tayangan
yang berdurasi 45 menit mampu membius penonton dengan tayangan yang memukau
karena menayangkan tempat wisata yang familiar dikunjungi bahkan tempat kurang dikenal
masyarakat. My Trip My Adventure biasanya mengunjungi Pantai, Air Terjun, Menyusuri
Hutan, Mendaki Gunung dll. juga mengunjungi hal lain yang kita tidak tahu. Tayangan ini
bahkan bisa menjadi referensi kita untuk melakukan travelling. Acaranya dikemas dengan
sangat menarik dengan tingkah hostnya yang kocak, pembuktian sikap pemberani (mencoba
hal ekstrem) bahkan tata musik yang sangat cocok sehingga acara ini menjadi favorite
masyarakat.

12 | P a g e
3. Kuis Cinta Indonesia

Salah satu program baru Trans TV adalah Kuis Cinta Indonesia, yang tayang perdana tanggal
7 Mei 2015. Berbeda dengan kuis pada umumnya yang menyajikan pengetahuan umum
secara keseluruhan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, kuis tersebut mengasah
pengetahuan seputar Indonesia, baik seni budaya, kuliner, tempat wisata, dan lain
sebagainya. Kuis Cinta Indonesia ini diikuti oleh 34 peserta yang berasal dari 34 provinsi,
yang berusia antara 20-30an.

Dengan durasi selama 1 jam (dengan iklan) dan tayang setiap hari Kamis, pukul 18.00 WIB,
kuis tersebut diawali dengan 3 babak, yang berisikan pertanyaan dan pengetahuan seputar
ke-Indonesiaan dengan ilustrasi, peristiwa, pengetahuan umum, dan sebagainya di bidang
budaya, wisata, musik, dan lain-lain dengan tiga pilihan jawaban yang akan menguji
pengetahuan dari 34 peserta. Di akhir segmen, akan ada eliminasi peserta berdasarkan
akumulasi benar-tidaknya jawaban para peserta tersebut, begitu seterusnya sampai tersisa
6 peserta yang akan maju ke babak semifinal. Dari enam peserta tersebut, diuji lagi dengan
beberapa pertanyaan seputar Nusantara, untuk memperebutkan tiga tempat di babak final.

13 | P a g e
Di babak final, pertanyaan akan dibagi dalam dua babak. Pertama, ketiga peserta akan
diminta untuk memilih salah satu dari kategori yang tersedia, misalnya, sejarah, legenda,
dan wisata, masing-masing nilai untuk ketiga kategorinya berbeda-beda. Jadi, yang
menjawab dengan tepat, akan mendapat nilai sesuai dengan kategori yang dipilih.

Kedua, para peserta akan diadu kecepatan dalam babak soal rebutan. Soal yang diberikan
berdasarkan ilustrasi, pengetahuan, peristiwa dan tidak ada pilihan jawaban. Siapa yang
memencet tombol dengan cepat, akan langsung menjawab dan jika tepat, akan diberi nilai.
Peserta yang mendapatkan nilai 200 terlebih dahulu, akan keluar sebagai pemenang
mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 50 juta rupiah.

Nah, kuis ini hadir sebagai alternatif tontonan untuk memperluas dan memperkaya
wawasan Nusantara, supaya pengetahuan tentang Indonesia semakin bertambah. Dengan
demikian, kita semakin bangga dan mencintai bangsa dan negara kita sendiri, sekaligus
dapat dijadikan program yang mendidik bagi masyarakat, terutama generasi muda bangsa.

Langkah Trans TV dalam mengangkat pengetahuan tentang Indonesia lewat kuis ditengah
acara televisi Indonesia yang kurang mendidik saat ini patut dicontoh. Kedepannya mungkin
seluruh stasiun TV dapat mencontoh Trans TV dalam menyajikan tayangan yang bermanfaat
bagi bangsa kita, untuk menambah wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air, ditengah
gempuran asing yang begitu masif dan bisa mengerogoti jati diri dan kebudayaan bangsa
kita. Sehingga, Indonesia tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang sangat kaya
akan budaya dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu.

14 | P a g e
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang
diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan
interelasi) dan dalam pembangunannnya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan
propinsional), regional, dan global yang harus tetap dipertahankan, dilestarikan, dan
diperbaiki sehingga kita mempunyai rasa cinta dan rasa tanggung jawab terhadap tanah
air serta dapat memiliki wawasan yang baik dan luas tentang bangsa kita sendiri dan
dapat mengembangkannya dengan bidang ilmu yang kita miliki lebih agar lebih
bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara.

B. Saran

Siaran televisi nasional dapat menciptakan program dan memperbaiki dalam


menyajikan tayangan yang bermanfaat bagi bangsa kita, untuk menambah wawasan
kebangsaan dan rasa cinta tanah air, ditengah gempuran asing yang begitu masif dan
bisa mengerogoti jati diri dan kebudayaan bangsa kita. Sehingga, Indonesia tidak
kehilangan identitasnya sebagai bangsa yang sangat kaya akan budaya dan tradisi yang
diwariskan oleh nenek moyang sejak zaman dahulu, begitu pula seharusnya dengan
aplikasi sofware dan android yang ada.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Pendapat Gooch ini dikutip dari L.L. Snyder, The Dynamic of Nasionalism, (Princeton : D.
Van Nostrand Co. Inc.), hlm. 25.
[2]L. Greenfeld dan D. Chirot, Nasionalisme and Agression , dalam Theory and Society, 23
(1) 1994, hlm. 79 130.

[3]A. M. Alonso, The Politics of Space, Time, and Substance : State Formation,
Nationalism, and Ethnicity, dalam Annual Review of Anthroplogy, 23, 1994, hlm. 379
405.

[4]
R. Emerson, From Empire to Nation, (Cambridge : Harvard University Press, 1967),
hlm. 188

[5] E. Kedourie, Nationalism, (London : Hutchinson University Library, 1996), hlm. 9

http://www.kompasiana.com/dewiwiddie/kuis-cinta-indonesia-kuis-yang-memperluas-wawasan-
tentang-nusantara_556c214d769373d5038b4569

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai