Anda di halaman 1dari 1

Pelatihan Studi EHRA

Sebagai rangkaian penyusunan Buku Putih bagi kabupaten/kota peserta program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2010, Tim Teknis Pembangunan Sanitasi/TTPS
menggelar Pelatihan Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) di Jakarta.

Pelatihan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama pada 11-12 Mei 2010 diikuti oleh
utusan dari 22 pokja kabupaten/kota, delapan pokja provinsi, dan tujuh fasilitator provinsi.
Tahap kedua pada 18-19 Mei diikuti utusan dari 19 kabupaten/kota, enam provinsi, dan lima
fasilitator provinsi.

Selama dua hari peserta pelatihan memperoleh materi EHRA secara lengkap mulai dari
kedudukan EHRA dalam Buku Putih Sanitasi, apa itu EHRA, metodologi EHRA,
pembahasan kuisioner, entry data dan simulasinya, analisa dan pelaporan, pengorganisasian
studi EHRA serta penyajian EHRA dalam Buku Putih Sanitasi.

EHRA adalah sebuah survei partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi sarana dan prasarana sanitasi, kesehatan/higinitas, serta perilaku masyarakat yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi dan advokasi di tingkat kota
hingga kelurahan.

Studi ini untuk melengkapi/menyempurnakan data primer tentang sanitasi dan higinitas di
tingkat kelurahan yang dianggap tidak memadai. Tujuannya mendapatkan gambaran jelas
tentang sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap
kesehatan tingkat kota berdasarkan data primer.

Studi EHRA di antaranya untuk mengetahui:


1. Sumber air (minum, cuci, mandi, kelangkaan air)
2. Perilaku cuci tangan pakai sabun
3. Pembuangan sampah (cara utama, frekuensi pengangkutan, pemilahan)
4. Jamban dan perilaku buang air besar (BAB); Pembuangan kotoran anak
5. Kondisi jalan dan drainase serta pengalaman banjir

Metode EHRA mencakup kegiatan seperti: pengumpulan data, sampling, dan analisis. Data
dikumpulkan dengan wawancara dan pengamatan/observasi. Sedangkan respondennya adalah
ibu (perempuan menikah atau janda) berusia antara 18 60 tahun. Pemilihan ibu berdasarkan
urutan/tabel prioritas sebagai berikut: (1) kepala rumah tangga (orang tua tunggal/janda); (2)
istri kepala rumah tangga, (3) anak rumah tangga, dan (4) adik/kakak kepala rumah tangga.

Di tingkat kota/kabupaten, data primer yang dikumpulkan riset EHRA dimanfaatkan sebagai
salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota. Selain untuk merencanakan program
pengembangan sanitasi di kota, data EHRA pun dimanfaatkan sebagai tolak ukur
keberhasilan program sanitasi di tingkat kota.

Anda mungkin juga menyukai