Posisikan diri Anda sebagai analis kimia dan mikrobiologi yang bekerja di laboratorium
pengendalian mutu produk. Anda diminta untuk melakukan serangkaian analisis untuk menguji
kualitas dari beberapa jenis produk. Tabel 1 menunjukan daftar produk yang anda perlu analisis
(sesuai urutan absen) 60+ poin
- Identifikasi kemungkinan kerusakan/penurunan mutu yang ditimbulkan dari produk-produk
tersebut! (bisa dilihat dari sifat fisik, kimia, mikrobiologi, maupun kombinasi ketiganya) dan
Jelaskan kenapa produk tersebut dapat menurun kualitasnya!
- Sebutkan analisis kimia dan/atau mikrobiologi apa saja yang perlu Anda lakukan untuk
mengetahui penurunan mutu yang terjadi? (minimal 5, semakin banyak, semakin tinggi nilai
yang diberikan)
- Jelaskan kenapa Anda memilih analisis tersebut?
- Jelaskan prinsip pengukuran dari tiap analisis tersebut!
- Jelaskan bagaimana penanganan sampel dari mulai sebelum analisis, ketika analisis, dan
setelah analisis!
- Informasi/data apa saja yang akan anda laporkan nantinya? Serta bagaimana Anda
menyimpulkan hasil analisis yang akan Anda laporkan?
Dalam menganalisis fisik kerusakan dari margarin, bisa dilakukan dengan cara pengolesan margarin pada
suatu permukaan datar. caranya adalah menggunakan alat penetrometer agar bisa diketahui
kemampuan oles produk margarin. PRINSIP dari pengujian ini (pengukuran daya oles dengan
penetrometer) dengan cara memberikan gaya tekan atau gaya tusuk pada margarin. Kenapa
menggunakan cara ini? Hal ini diibaratkan gaya tekan yang menggunakan probe corong seperti sebuah
tangan sedang mengoleskan margarin berada di atas permukaan datar dengan kemiringan tertentu. Jadi
contohnya apabila hasil pengukuran kedalaman probe menusuk margarin selama 10 detik itu
berhubungan langsung dengan kemudahan margarin untuk dioles. Semakin probe menusuk margarin
lebih dalam, artinya semakin mudah margarinnya dioles.
Jadi apabila probe yang menusuk margarin tidak lebih dalam daripada biasanya, kemungkinan mutu
dari margarin tersebut sudah berkurang.
Kerusakan fisik bisa juga dilihat dari titik leleh. Titik leleh biasanya diperiksa terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai fat blend dan pada produk akhir. Titik leleh pada produk margarin yang ditetapkan
oleh FDA sekitar 340-450C dan secara universal sekitar 380C. namun negara kita adalah negara tropis
maka sebaiknya titik leleh margarin berada di 370C
Jadi apabila suhu di mana margarin tersebut akan berubah wujud menjadi cair (titik lelehnya)
dibawah 340 C maka mutu margarin tersebut sudah menurun
Pada margarin, kerusakannya juga bisa dilihat dari kadar asam lemak bebas. diketahui kadar asam lemak
bebas maksimal pada margarin adalah 2.56%. satuannya dalam bilangan asam (mg NaOH/g). harus
dikonversi dulu menjadi kadar asam lemak bebas. apabila diuji suatu margarin mempunyai NILAI ALB
lebih tinggi daripada SNI margarin, maka bisa disimpulkan margarin tersebut telah menurun
kualitasnya.
Kerusakan margarin juga bisa dilihat dari bilangan peroksidanya, bilangan peroksida itu berkorelasi
dengan tingkat oksidasi. apabila jumlah bilangan peroksidanya semakin banyak, maka reaksi oksidasinya
juga semakin tinggi pada margarin tersebut.
Hal ini terjadi akibat margarin yang mempunyai kadar lemak tinggi dan dikarenakan pembentukan sabun
amonium. reaksinya yaitu ALB dengan amonia yang dihasilkan dari degradasi protein
Karena oksidadi garam organik secara mikrobial, maka menghasilkan garam amonium dan terjadi dalam
margarin yang ditumbuhi jamur Monilia sp dan Torulae sp. Jadi, apabila margarin tercium timbulnya
bau sabun maka indikasinya adalah ditumbuhi jamur tersebut.
B. Sebutkan analisis kimia dan/atau mikrobiologi apa saja yang perlu Anda lakukan untuk mengetahui
penurunan mutu yang terjadi? (minimal 5, semakin banyak, semakin tinggi nilai yang diberikan)
Analisis ini merupakan analisis kualitatif dimana Prinsip metode ini menigeringkan sampel dalam
oven 100-1050C sampai bobot konstan dan selisih bobot awal dan akhir dihitung sebagai kadar
air. Apabila kadar air mentega tinggi menandakan konsentrasi garamnya juga tinggi
Pastikan sampel margarin merupakan sampel yang baru dan tidak sampel yang sudah lama disimpan.
Karena kalau sudah lama disimpan dapat mempengaruhi kadar asam lemak bebas sehingga
mempengaruhi pengujian disetiap analisis
Ketika analisis
Pastikan ruangan/lab yang digunakan sudah tersterilisasi terlebih dahulu. Praktikan juga dipastikan
menggunakan perlengkapan khusus yang sudah tersterilisasi. Karena apabila tidak tersterilisasi dapat
mengganggu analisis dan mengkontaminasi sampel margarin
Setelah analisis
Karena syarat mutu dari margarin ini kebanyakan menggunakan analisis kuantitatif, maka dipastikan
rumus yang digunakan untuk menghitung hasil dari analisis tersebut benar.
Informasi yang saya laporkan tentu saja tentang mutu dari margarin itu sendiri, tentang pengujian
analisis kimia yang sudah dijelaskan. Analisis berupa Kadar Asam Lemak Bebas, Bilangan peroksida,
Kadar garam , Kadar Air, Cemaran Logam akan saya infokan analisisnya lalu saya simpulkan disetiap
analisis apakan margarin tersebut sudah sesuai syarat uji mutu atau belum. Dan juga sebagai praktikan
saya akan bertanya lagi tentang margarin kepada ahlinya apakah analisis tersebut sudah cukup untuk
mewakilkan mutu yang baik dari margarin atau belum. Apabila belum saya akan mencoba
menambahkan analisis yang lain lagi sehingga didapat hasil mutu yang benar-benar bagus dari margarin
tersebut. Apabila kelima analisis tersebut memberikan hasil uji mutu sesuai dengan SNI maka saya
simpulkan margarin tersebut lolos uji mutu.
2. Glukosa tidak dapat dianalisis dengan instumentasi GC.. prinsip GC adalah teknik pemisahan yang
mana solut-solut yang mudah menguap (dan stabil terhaddap panas) bermigrasi melalui kolom yang
mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Glukosa tidak
dapat terdeteksi Hal ini dikarenakan glukosa bersifat tidak menguap sehingga tidak dapat terdeteksi
pada alat GC-MS. kriteria dari menguap yaitu kondisi vakumnya tinggi dan tekanan rendah, dapat
dipanaskan dan uap yang diperlukan tidak banyak
Isolasi :
4.
Preparasi Sampel :
1. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dan dipindahkan ke dalam tabung sentrifus polietilen sebanyak 50
ml
2. Sampel bebas lemak ditambahkan 20 ml campuran etanol absolut:air (80:20), dan dimasukkan ke
dalam tabung sentrifus, kemudian dipanaskan C selama 30 menit. Selain itudalam penangas air pada
suhu 80 disentrifus dengan kecepatan minimum 2000 rpm selama 10 menit
3. Supernatan yang didapat ditambahkan larutan Pb-asetat 10% sebanyak 2 ml. Kemudian disentrifus
lagi dan dipisahkan supernatannya
4. Endapan yang didapat ditambah 20 ml campuran etanol absolut:air (80:20) dikocok dan disentrifus,
supernatannya digabung dengan supernatan yang didapat sebelumnya
5. Gabungan supernatan diuapkan dengan rotari evaporator 10 ml. Kelebihan Pb-asetat dihilangkan
dengansampai volume menambahkan Na-oksalat 5% sampai tidak terjadi endapan
6. Larutan dimasukkan kedalam labu takar 25 ml lalu ditambahkan etanol absolut:air (80:20) sampai
tanda
7. Setelah dikocok sampai homogen, kemudian disaring dengan millex
8. Selanjutnya contoh siap diinjeksikan ke dalam HPLC
l9. Dibuat kurva standar gula: sukrosa, glukosa, fruktosa masing-masing 1000; 750 dan 500 ppm,
volume injeksi 10
10. Perhitungan kadar gula didasarkan pada interpolasi dari kurva standar dengan menggunakan regresi
linier
Cara Kerja Alat:
1. Pasang kolom sesuai dengan komponen yang akan dianalisa
2. Siapkan eluen (mobile phase) H2SO4 0,01 N, yang akan digunakan dalam m)botol (eluen telah
disaring dengan kertas saring 0,45
3. Masukkan selang inlet dari unit HPLC ke dalam botol eluen
4. Hidupkan stop kontak ke sumber arus bertegangan 220 V
5. Hidupkan unit alat (pompa, detektor, dan rekorder) dengan menekan tombol ON
6. Atur program (flow rate) sesuai yang diinginkan dan hilangkan gelembung udara yang terikut dalam
selang
7. Hidupkan lampu detektor dan atur panjang gelombang yang diinginkan
8. Berikan waktu untuk kondisioning sampai diperoleh garis dasar (bare line) yang rata
9. m) kedalamSuntikkan sampel (sudah disaring dengan filter 0,45 injektor port. Pada saat yang
bersamaan tekan tombol start pada rekorder
10. Diamkan beberapa saat sampai semua komponen yang diinginkan keluar ke dalam kromatogram di
dalam rekorder
11. Bandingkan dengan standar yang diinjeksikan dengan volume yang sama dengan volume sampel
Cara Mematikan Alat:
1. Cuci kolom dengan cara mengalirkan eluen dengan flow rate 0,2 ml/menit selama 10 menit.
Kemudian kolom dicuci dengan etanol selama 10 menit dengan flow rate yang sama. Kolom dilepas
kemudian disimpan
2. Matikan lampu detektor
3. Matikan pompa
4. Matikan unit HPLC dengan menekan tombol OFF
5. Cabut semua stop kontak dengan sumber arus
Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal kromatogram. Dalam kromatogram akan terdapat
peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai kromatogram dengan
banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam
identifikasi dan perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan
tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup
bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen
selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.
Analisa kadar air merupakan yang penting dalam pengujian pangan. karena kandungan air pada bahan
berkaitan dengan kualitas dan stabilitas bahan. contohnya biji yang berkadar air tingi akan mudah rusak
oleh jamur. analisa kadar air juga dibagi dengan beberapa metode
A. metode pengeringan
B. metode destilasi
C. metode kimiawi
D. metode fisikawi
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu
bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan
unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat
menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan.
cara menghitungnya yaitu Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik dioksidasi pada
suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600oC, kemudian zat yang tertinggal setelah proses pembakaran
ditimbang. Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen dioven terlebih dahulu selama 1
jam kemudian diangkat dan didinginkan selama 30 menit dalam desikator. Cawan kosong ditimbang
sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji dimasukan sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan
dicatat sebagai berat b gram. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pemanasan pada suhu 300oC
agar kandungan bahan volatil dan lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan
dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu bertahap hingga 600oC agar
perubahan suhu secara tiba-tiba tidak menyebabkan cawan menjadi pecah.
C. ANALISA KARBOHIDRAT
Semua monosakarida yang bebas gugus aldehid atau gugus ketonnya (pada struktur
piran atau furan, gugus OH hemiasetal bebas) bersifat mampu rnereduksi ion Ferri
atau Cupri dalam suasana alkalis. Oligosakarida yang masih memiliki gugus-OH
hemiasetal bebas juga bersifat reduktif meskipun daya reduktifnya lebih rendah/lemah
dibanding monosakarida. Pengujian gula reduktif secara kualitatif menggunakan larutan garam Cupri-
sulfat encer
(larutan jernih berwarna biru cerah) dalam kondisi alkalis, yang bila tereduksi akan
menghasilkan endapan Cu 2 O berwarna merah bata. Perubahan warna ini secara visual
mudah diamati; kalaupun daya reduksi gulanya rendah endapan merah belum
memisah sempurna namun warna larutan sudah berubah menjadi kuning atau oranye.
D. ANALISA PROTEIN
Dalam metoda Kjeidahl untuk analisis protein, yang ditera adalah total kadar unsur
Nitrogen dalam sampel, dng asumsi adanya senyawa bernitrogen selain protein dapat
Prinsip : bila sampei didigesti dengan cara pendidihan dalam asam sulfat pekat, unsur
C dan H akan habis menjadi CO2 dan H2 0 sedangkan unsur N akan tereduksi jadi
Bila cairan hasil destruksi dialkaliskan dengan NaOH, amm.sulfat akan melepaskan
ditera dengan titrasi larutan NaOH standar dng indikator phenolphthalein (pp).
E. ANALISA LIPIDA
Lipida merupakan bahan organik dalam jaringan tanaman dan atau hewan yang
bersifat larut dalam solven non-polar. Lipida dapat diextraksi dari jaringan dengan
solven tersebut, selanjutnya solven diuapkan dan residu lipida ditentukan dengan