Tugas Referat Mata-1
Tugas Referat Mata-1
GLAUKOMA
Disusun Oleh:
Pembimbing:
GLAUKOMA
Pembimbing
dr. Denti Puspasari, Sp.M. (..................................)
Dipresentasikan dihadapan
dr. Denti Puspasari, Sp.M. (...............................)
B. DEFINISI
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau
kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma adalah suatu keadaan tekanan intraokuler/tekanan dalam bola mata
relatif cukup besar untuk menyebabkan kerusakan papil saraf optik dan
menyebabkan kelainan lapang pandang. Di Amerika Serikat, glaukoma
ditemukan pada lebih 2 juta orang, yang akan beresiko mengalami kebutaan.
Glaukoma merupakan sekumpulan gejala dengan karakteristik neuropati
saraf optic yang ditandai defek lapang pandang dimana peningkatan tekanan intra
ocular hanya salah satu faktor resiko yang terjdinya glaukoma. Tekanan
intraocular (TIO) , yakni tekanan yang diakibatan oleh cairan intraocular pada
pembungkus bola mata. Nilai TIO normal yakni 10-21 mmHg.
Glaukoma sudut terbuka/ simpleks yakni glaukoma yang penyebabnya
tidak diketahui, merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut
bilik mata terbuka. Glaukoma sudut terbuka adalah glaukoma kronis atau
pencuri penglihatan dan pasien sering tidak menyadarinya. Pada umumnya mulai
terjadi pada usia diatas 40 tahun.
Pada glaukoma sudut tertutup akut yakni terdapat pengikatan tekanan
bola mata akibat tertutupnya pengaliran aliran akuos humor keluar di dalam
mata. Pada keadaan pupil melebar, iris tertarik dan menebal di pangkalnya. Hal
ini akan mengakibatkan tertutupnya sudut bilik mata tempat jalannya akuous
humor masuk kedalam trabekulum.
Glaukoma kongenital adalah suatu glaukoma yang terjadi pada bayi atau
anak-anak , terjadi akibat penutupan bawaan dari sudut iridokorneal oleh suatu
membrane yang dapat menghambat aliran dari humor aqueous sehingga dapat
meningkatkan tekanan intra okuler. Kondisi ini progresif dan biasanya bilateral
dan dapat merusak saraf optic.
Glaukoma sekunder adalah peningkatan tekanan intraokular yang terjadi
sebagai suatu manifestasi dari penyakit mata lain. Glaukoma sekunder adalah
glaukoma yang disebabkan oleh penyakit mata lain atau faktor-faktor seperti
inflamasi, truma, perdarahan, tumor, obat-obatan, dan pengaruh fisik atau kimia.
C. EPIDEMIOLOGI
Glaukoma sudut terbuka kronis mengenai 1 dari 200 orang populasi di
atas usia 40 tahun, mengenai laki-laki dan perempuan sama banyak. Prevalensi
meningkat sesuai usia sampai hamper 10% pada populasi berusia lebih dari 80
tahun.
Glaukoma sudut tertutup primer mengenai 1 dari 1000 yang berusia lebih
dari 40 tahun, perempuan lebih sering terkena dibandingkan dengan laki-laki.
Pasien dengan sudut tetutup kemungkinan besar rabun jauh karena mata rabun
jauh berukuran kecil dan struktur bilik mata anterior padat.
Glaukoma pada anak bersifat heterogen. Galukoma kongenital primer,
dihitung kira-kira 50%-70% dari glaukoma kongenital, terjadi kurang daripada
glaukoma dewasa primer dan jarang terjadi (1 dalam 10.000 kelahiran). Dari
kasus glaukoma pediatric, 60% didiagnosa pada umur 6 bulan dan 80% dalam
tahun pertama kehidupan. Perkiraan 65% pasien adlah laki-laki dan terjadi
bilateral dalam 70% kasus.
Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2 juta orang pada usia 40 tahun dan yang
lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000 adalah buta disebabkan
penyakit ini. Banyaknya Orang Amerika yang terserang glaucoma diperkirakan
akan meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun, ada lebih dari
300,000 kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang menderita kebutaan.
Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10- 15% kasus pada orang Kaukasia.
Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan
Vietnam di Asia Tenggara.. Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali
lebih menyebabkan kebutaan dibandingkan orang kulit putih.
D. FAKTOR RISIKO
Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan neuropati optik
glaukoma pada glaukoma sudut terbuka primer yaitu peningkatan tekanan bola
mata (TIO), usia dewasa, riwayat keluarga dengan glaukoma, ras (Skuta, et al.,
2010)
a. Tekanan Intra Okuli
Sejumlah faktor yang dapat berhubungan dengan timbulnya glaukoma
sudut terbuka primer adalah tekanan bola mata. Hal ini disebabkan karena
tekanan bola mata merupakan salah satu faktor yang paling mudah dan paling
penting untuk meramalkan timbulnya glaukoma di masa mendatang. Secara
umum dinyatakan bahwa tekanan bola mata yang lebih tinggi akan lebih
memungkinkan terhadap peningkatan progresifitas kerusakan diskus optikus,
walaupun hubungan antara tingginya tekanan bola mata dan besarnya kerusakan
sampai saat ini masih diperdebatkan. Beberapa kasus menunjukkan, bahwa
adanya tekanan bola mata di atas nilai normal akan diikuti dengan kerusakan
diskus optikus dan gangguan lapang pandangan dalam beberapa tahun.
Sebaliknya pada beberapa kasus, pada tekanan bola mata yang normal dapat juga
terjadi kerusakan pada diskus optikus dan lapang pandangan. Oleh karena itu,
definisi tekanan bola mata yang normal sangat sukar untuk ditentukan dengan
pasti (Lisegang, et al., 2005).
Secara umum dinyatakan bahwa hanya sekitar 0.5%-2% per tahun terjadi
kerusakan diskus optikus dan lapang pandangan selama pengamatan. Ironisnya,
sebagian besar penderita glaukoma sudut terbuka primer hampir tidak pernah
menyadari bahwa tekanan bola matanya mengalami peningkatan. Seringkali
mereka baru menyadari setelah merasakan ada gangguan yang jelas terhadap
tajam penglihatan atau penyempitan lapang pandangan. Liesegang juga
menyatakan bahwa kenaikan tekanan bola mata, merupakan salah satu faktor
resiko utama terjadinya glaukoma. Sementara hubungan antara TIO dengan
kerusakan neuropati optik glaukoma merupakan hal yang fundamental untuk
terapi glaukoma sudut terbuka primer, walaupun terdapat beberapa faktor lainnya
(contohnya suplai darah pada nervus optikus, substansi toksis pada nervus
optikus dan retina, metabolisme aksonal atau ganglion sel retina, dan matriks
ekstraselular lamina cribosa) yang dapat memainkan peranan dalam progresifitas
neuropati optik pada glaukoma sudut terbuka primer. Sementara itu, nilai batas
normal tekanan bola mata dalam populasi berkisar antara 1021 mmHg. Menurut
Sommer, nilai rerata tekanan bola mata yang normal adalah 16 mmHg (Soeroso,
2009).
b. Umur
Faktor bertambahnya umur memunyai peluang lebih besar untuk
menderita glaukoma sudut terbuka primer. Vaughan (1995), menyatakan bahwa
frekuensi pada umur sekitar 40 tahun adalah 0,4%0,7% jumlah penduduk,
sedangkan pada umur sekitar 70 tahun frekuensinya meningkat menjadi 2%3%
dari jumlah penduduk. Framingham Study dalam laporannya pada tahun 1994
menyatakan bahwa populasi glaukoma adalah sekitar 0,7% pada penduduk yang
berusia 5264 tahun, meningkat menjadi 1,6% pada penduduk yang berusia 65
74 tahun, dan 4,2% pada penduduk yang berusia 7585 tahun. Keadaan tersebut
didukung juga oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh Ferndale Glaucoma Study
pada tahun yang sama (Lisegang, et al, 2005).
c. Riwayat Keluarga
Glaukoma sudut terbuka primer juga dipengaruhi faktor keluarga. Hal ini
ditunjukkan oleh beberapa survei yang pernah dilakukan. Pada Baltimore Eye
Survey, resiko relatif glaukoma sudut terbuka primer meningkat sekitar 3,7 kali
pada seseorang yang memiliki kerabat menderita glaukoma sudut terbuka primer.
Pada Rotterdam Eye Study, prevalensi glaukoma sudut terbuka primer sekitar
10,4% pada pasien yang memunyai riwayat keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama. Peneliti yang sama mengestimasikan bahwa resiko relatif
untuk menderita glaukoma sudut terbuka primer sebesar 9,2 kali pada seseorang
yang memiliki kerabat dekat yang menderita glaukoma sudut terbuka primer
(Lisegang, et al., 2005).
d. Ras
Hipotesa yang menyatakan bahwa ras merupakan faktor resiko terjadinya
glaukoma sudut terbuka primer berdasarkan data pada orang berkulit hitam
memunyai prevalensi tiga kali lebih besar untuk menderita glaukoma sudut
terbuka primer dibandingkan yang berkulit putih
E. KLASIFIKASI GLAUKOMA
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang
kuat. Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma
primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem
trabekulum dan kanalis schlemm.
2. Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata dan
paling sering disebabkan oleh uveitis.
3. Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya epifora
dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma
kongenital terbagi atas glaukoma kongenital primer (kelainan pada sudut kamera
okuli anterior), anomali perkembangan segmen anterior, dan kelainan lain (dapat
berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan rubela kongenital).
F. PATOFISIOLOGI
Cairan aqueus diproduksi dari korpus siliaris, kemudian mengalir melalui
pupil ke kamera okuli posterior (COP) sekitar lensa menuju kamera okuli
anterior (COA) melalui pupil. Cairan aqueus keluar dari COA melalui jalinan
trabekula menuju kanal Schlemms dan disalurkan ke dalam sistem vena6.
Gambar dari aliran normal cairan aqueus dapat dilihat pada gambar 1.
Karakteristik dari glaukoma kongenital mencakup tiga tanda klasik pada bayi
baru lahir, yaitu:
1. Epifora
2. Fotofobia
3. Blefarospasme
H. PENILAIAN GLAUKOMA
Tonometri
Tonometri merupakan suatu pengukuran tekanan intraokuler yang
menggunakan alat berupa tonometer Goldman. Faktor yang dapat mempengaruhi
biasnya penilaian tergantung pada ketebalan kornea masing-masing individu.
Semakin tebal kornea pasien maka tekanan intraokuler yang di hasilkan
cenderung tinggi, begitu pula sebaliknya, semakin tipis kornea pasien tekanan
intraokuler bola mata juga rendah.5
Tonometer yang banyak digunakan adalah tonometer Schiotz karena
cukup sederhana, praktis, mudah dibawa, relatif murah, kalibrasi alat mudah dan
tanpa komponen elektrik.
Penilaian tekanan intraokuler normal berkisar 10-22 mmHg. Pada usia
lanjut rentang tekanan normal lebih tinggi yaitu sampai 24 mmHg. Pada
glaukoma sudut terbuka primer , 32-50% pasien ditemukan dengan tekanan
intraokuler yang normal pada saat pertama kali diperiksa.
Penilaian Diskus Optikus
Diskus optikus yang normal memiliki cekungan di bagian tengahnya.
Pada pasien glaukoma terdapat pembesaran cawan optik atau pencekungan
sehingga tidak dapat terlihat saraf pada bagian tepinya.
Pemeriksaan Lapangan Pandang
Gangguan lapangan pandang pada glaukoma dapat mengenai 30 derajat
lapangan pandang bagian central. Cara pemeriksaan lapangan pandang dapat
menggunakan automated perimeter.
Gonioskopi
Gonioskopi merupakan pemeriksaan dengan alat yang menggunakan
lensa khusus untuk melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari
gonioskopi secara diagnostik dapat membantu mengidentifikasi sudut yang
abnormal dan menilai lebar sudut kamera okuli anterior.
I. TERAPI
Terapi bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokular. Tingkat
penurunan tekanan bervariasi di antara pasien, dan tingkat penurunan ini harus
meminimalkan hilangnya penglihatan glaukomatosa lebih lanjut. Hal ini
membutuhkan pengawasan teliti di klinik rawat jalan.
Klasifikasi Obat Anti Glaukoma
Berdasarkan jalur pemberiannya, obat-obatan antiglaukoma dapat dibagi
menjadi obat topikal dan obat sistemik.
1. Obat Topikal
Obat topikal dibedakan atas 5 jenis, yaitu:
a) Golongan kolinergik seperti pilokarpin, karbakol, demekarium bromida dan
ekotiofat iodida
b) Golongan agonis adrenergik seperti epinefrin, dipivefrin, brimonidin dan
apraklonidin.
c) Golongan penyekat-beta seperti timolol, karteolol, betaxolol, levobunolol dan
metoprolol ,
d) Golongan analog prostaglandin seperti prostaglrandin F2a / PGF2a (latanoprost),
bimatoprost, travoprost. unoproston
e) Golongan penghambat karbonik anhidrase topikai seperti dorzolamid dan
brinzolamid
2. Obat sistemik
Golongan obat sistemik dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Golongan penghambat karbonik anhidrase seperti asetazolamid dan metazolamid
b. Golongan osmotik seperti gliserin, manitol dan urea
c. Obat-obatan lain diantaranya forskolin, asam etakrinik, antagonis steroid,
kanabinoid, penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-inhibitor), peptida
atrial natriuretikdan obat neuroprotektif
3. Obat-obatan yang merupakan pengembangan terbaru
Termasuk diantaranya golongan lipid hipotensif okular, neuroprotektif
dan neuroregeneratif.
TERAPI GLAUKOMA
Obat Topikal Kerja Efek samping
Penyekat beta Menurunkan sekresi Eksaserbasi asma dan
timolol, karteolol, penyakit saluran nafas
levobutanl, kronis, hipotensi,
metipranolol, bradikardi
selektif- betaksolol
2. injeksi siliar + - -
3. injeksi
konjungtiva ++ - ++