PAPER
GLAUKOMA NEOVASKULAR
Disusun oleh:
DEVINA MONICA
NIM: 110100113
Supervisor:
Dr. dr. Mashita Dewi Sari, M.Ked (Oph), Sp.M
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2016
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr.
Mashita Dewi Sari, Mked (Oph), Sp.M selaku supervisor dalam penyelesaian
makalah ini. Judul makalah ini ialah mengenai Glaukoma Neovaskular.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memberikan informasi
mengenai Glaukoma Neovaskular.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima saran dan masukan yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi makalah ini.
Penulis
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .....................................................................................
2.1 Glaukoma........................................................................................ 3
2.1.1 Definisi.................................................................................
2.1.2 Patofisiologi.........................................................................
2.2.1 Klasifikasi............................................................................
2.2.1 Definisi.................................................................................
2.2.2 Etiopatogenesis....................................................................
ii
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Glaukoma mengacu kepada kumpulan dari berbagai penyakit yang
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Glaukoma
Definisi
Glaukoma mengacu kepada kumpulan dari berbagai penyakit yang
chamber dan posterior chamber dari mata dan diproduksi oleh epitel siliaris dari
prosessus siliaris. Cairan ini diproduksi dengan kecepatan 2,0-2,5 L/menit
dengan variasi diurnal dan menurun saat tidur. Produksi cairan ini juga akan
berkurang seiring dengan usia, begitu pula dengan pengaliran keluarnya. Produksi
cairan aqueous humor dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti integritas dari
sawar
plasma-aqueous,
aliran
darah
ke
korpus
siliaris,
dan
regulasi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
otot
siliaris
melalui
insersinya
kedalam
anyaman
trabekula
bagian
dengan
jukstakanalikular
sempit
kanal
trabekular
Schlemm.
yang
menghubungkan
Lapisan
endotel
Schlemm
anyaman
luar
anyaman
yang
berfungsi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
anyaman jukstakanalikular
Tekanan pada vena episklera
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Gambar 2.2 Sudut kamera okuli anterior dan sistem aliran drainase aqueos humor4
Umumya, peningkatan TIO disebabkan peningkatan resistensi dari aliran
aqueos humor. Pada beberapa individu kebanyakan, perubahan yang terjadi pada
saraf optikus dan perubahan lapang pandangan ditentukan oleh tingginya tekanan
intraokuli dan resistensi saraf akson terhadap tekanan. Walaupun ada faktor
biologis lain yang mempredisposisi terjadinya kerusakan pada saraf akson.1
2.1.3
Patofisiologi
Mekanisme utama penurunan penglihatan padda glaukoma adalah
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan
lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus
optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cawan optik.4
Efek peningkatan tekanan intraokular dipengaruhi oleh perjalanan waktu
dan besar peningkatan tekanan intraokular. Pada glaukoma sudut tertutup akut,
tekanan intraokular encapai 60-80 mmHg, menumbulkan kerusakan iskemik akut
pada iri yang disertai edema kornea dan kerusakan nervus optikus. Pada glaukoma
sudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya tidak meningkat lebih dari 30
mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama, sering setelah
beberapa tahun. Pada glaukoma tekanan normal, sel-sel ganglion mungkin rentan
mengalami kerusakan akibat tekanan intraokular dalam kisaran normal, atau
mekanisme kerusakannya yang utama mungkin iskemia kaput nervi optikus.4
2.1.4
Klasifikasi
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Glaukoma Neovaskular
Definisi
Glaukoma neovaskular (NVG) merupakan sekuele serius dari kelainan-
kelainan iskemik kular, dimana sebesar 97% berhubungan dengan iskemia retina.
Retinopati diabetik, oklusi vena retina pusat iskemik (Ischemic Central Retinal
Vein Occlusion/CRVO) dan sindroma iskemia okular sejauh ini merupakan
penyebab tersering dari glaukoma neovaskular.10,11
2.2.2
Etiopatogenesis
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2.2.3
Gejala Klinis
Meskipun saling bertumpang tindih, glaukoma neovaskular dapat dibagi
Rubeosis Iridis
Tanda-tanda visibel pertama pada penderita glaukoma neovaskular adalah
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
TIO normal
Ektropion uvea
B.
dan bergabung dengan arteri badan siliaris sirkumferensial. Ketika pembuluhpembuluh baru ini mencapai sudut, mereka melewati badan siliaris dan sklera
menuju anyaman trabekular. Selama NVA belum melapisi sebagian besar dari
anyaman trabekular, TIO masih normal. Membran fobrovaskular, yanng dpat
terlihat dari pemeriksaan gonioskopi, berada bersama NVA dan dapat memblok
anyaman
trabekular
cukup
untuk
menyebabkan
peningkatan
TIO
dan
Peningkatan TIO
11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
C.
fibrovaskular
tersebut
memiliki
kecenderungan
untuk
Fotofobia
Penurunan penglihatan
Injeksi konjungtiva
Edema kornea
Hifema
Aqueous flare
Rubeosis berat
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2.2.4 Diagnosis
A.
Anamnesis
Anamnesis yang teliti sangat dibutuhkan dalam mendiagnosis glaukoma
13
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Pemeriksaan lainnya
Tonometri
Dilakukan untuk mengukur TIO.
Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi secara hati-hati diperlukan untuk mendeteksi
tahap awal dari glaukoma neovaskular dan sinekial anterior dini. Kamera
okuli anterior pada penderita glaukoma neovaskular sering menunjukkan
adanya flare. Terkadang beberapa sel dapat terlihat pada kamera okuli
anterior, dimana hal ini dapat menjadi tanda awal dari uveitis.11
Angiografi fluoresens
Angiografi fluoresens iris dan sudut telah dibuktikan dapan memastikan
adanya NVI dan NVA yang terlihat dan untuk mengidentifikasi
neovaskularisasi subklinis. Namun, pemeriksaan ini masih tergolong
mahal dan jarang tersedia.3,14
Electroretinogram
14
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Gambar 2.6 Pemeriksaan slit lamp menunjukkan adanya rubeosis iridis, pembuluh
darah yang berliku pada permukaan iris peripupil dan dua pembuluh darah baru
tersusun radial meluas menuju sudut kamera okuli anterior.16
15
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Gambar 2.7 Pemeriksaan slit lamp pada penderita glaukoma neovaskular sudut
tertutup menunjukkan sejumlah pembuluh darah baru pada iris, dengan dilatasi
pupil dan ectropion uvea akibat kontraksi dari membran fibrovaskular.16
Tata Laksana
Tata laksana glaukoma neurovaskular merupakan suatu proses yang sulit,
16
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Endophotocoagulation
Goniophotocoagulation (GP)
Sedangkan tata laksana dalam menurunkan TIO yang tinggi dapat berupa:
Terapi Farmakologis
TIO dapat diturunkan dengan berbagai supresan aqueos (beta bloker,
adrenergik alfa, dan inhibitor karbon anhidrase). Tidak ada peran dari tetes
mata kolinergik. Prostaglandin juga tidak dibutuhkan karena cara kerjanya
meningkatkan aliran keluar, dimana dapat terhalangi oleh membran
fibrovaskular. Namun, dapat juga diberikan steroid topikal untuk
mengurangi proses inflamasi yang telah terjadi. Selain itu, terdapat juga
pilihan
terapi
anti-VEGF
untuk
mengurangi
terjadinya
neovaskularisasi.10,11
Terapi Surgikal
Terdapat beberapa jenis prosedur yang dapat dilakukan, antara lain
sikloablasi, siklofotokoagulasi, pembedahan filtering, perangkat drainase
glaukoma, serta terapi fotodinamika.11
2.2.6
Prognosis
Glaukoma neovaskular dikenal memiliki prognosis yang cukup buruk,
biasanya berakhir pada penurunan penglihatan yang berat. Diagnosis dini dan
17
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
terapi yang memadai dengan modalitas terapi terbaru dapat menyelamatkan fungsi
penglihatan pada penderita glaukoma neovaskular. Kehilangan penglihatan pada
neovaskular glaukoma merupakan fitur yang umum diakibatkan oleh iskemia
berat,
kerusakan
nervus
optikus
gaukomatous,
pembentukan
tersering
katarak,
kegagalan
20/40 atau lebih baik: setiap 1-2 bulan untuk 6 bulan pertama,
18
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
BAB 3
KESIMPULAN
Glaukoma mengacu kepada kumpulan dari berbagai penyakit yang
memiliki karakteristik berupa neuropati optik yang berhubungan dengan
hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun peningkatan tekanan intraokuli menjadi
salah satu faktor resiko utama, hal ini bisa dijumpai ataupun tidak pada penyakit
ini. Pada glaukoma akan terdapat kelemahan fungsi mata dengan terjadinya cacat
lapang pandangan dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi papil
saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan. Glaukoma dapat disebabkan
bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar atau karena berkurangnya
pengeluaran cairann mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Glaukoma neovaskular (NVG) merupakan sekuele serius dari kelainankelainan iskemik kular, dimana sebesar 97% berhubungan dengan iskemia retina.
Retinopati diabetik, oklusi vena retina pusat iskemik (Ischemic Central Retinal
Vein Occlusion/CRVO) dan sindroma iskemia okular sejauh ini merupakan
penyebab tersering dari glaukoma neovaskular.
Tata laksana glaukoma neovaskular dapat dibagi menjadi tata laksana
terhadap penyakit penyebab iskemia yang memicu adanya neovaskularisasi dan
pengendalian TIO. Glaukoma neovaskular dikenal memiliki prognosis yang cukup
buruk, biasanya berakhir pada penurunan penglihatan yang berat. Penyebab
tersering
kegagalan
pembedahan
pada
penderita
glaukoma
neovaskular
19
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
DAFTAR PUSTAKA
from:
http://www.intechopen.com/books/glaucoma-current-
clinical-and-research-aspects/neovascular-glaucoma
13. Pandya, H.K., Tewari, A. 2016. Neovascular Glaucoma. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1205736
20
PAPER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
Academy
of
Ophtamology.
Available
from:
http://www.aao.org/eyenet/article/diagnosis-treatment-of-neovascularglaucoma?julyaugust-2006
15. Abe, H., Kuwayama, Y., Shirakashi, M., et al. 2006. Guidelines for
Glaucoma (2nd edition). Japan Glaucoma Society.
16. Shazly, T.A., Latina, M.A. Neovascular Gaucoma: Etiology, Diagnosis,
and Prognosis. Seminar in Ophtamology. 2009. 24: 113-121.
21