PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan neuropati saraf optik dan defek
lapangan pandang yang seringkali disebabkan karena peningkatan tekanan intraokuler.
Glaukoma dapat mengganggu fungsi penglihatan dan bahkan pada akhirnya dapat
mengakibatkan kebutaan. Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah namun
bila diketahui secara dini dan dikendalikan maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut. Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya gangguan
penglihatan adalah cara terbaik untuk mengontrol glaukoma. Glaukoma dapat bersifat akut
dengan gejala yang nyata dan bersifat kronik yang hampir tidak menunjukkan gejala.
2.2 ANATOMI
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada
bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan perngaliran
keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga
tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini didapatkan
jaringan trabekulum, kanal schelmm, baji sklera, garis schwalbe dan jonjot iris. Sudut
filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini ditemukan
sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas belakang
sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi
kelengkungan sudut yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Pada
sudut filtrasi terdapat garis schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran
descement, dan kanal schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya Sudut
bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup,
hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.2
Gambar 1. Anatomi aliran COA3
2.3 FISIOLOGI
Aqueus humor adalah cairan bening yang mengisi ruang anterior dan posterior mata.
Volumenya sekitar 250 L, dan tingkat produksinya, yang mengalami variasi diurnal,
sekitar 2,5 L / menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi dari pada plasma. Komposisi
aqueous mirip dengan plasma kecuali konsentrasi ascorbat, piruvat, dan laktat yang lebih
tinggi dan konsentrasi protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Secara fisiologis
Aqueus Humor yang di hasilakan oleh cilliary body pars plicata akan di drainase melalui
3 rute :
Trabecula outflow (90%) yang akan diteruskan ke kanal Schlemm dan
kemudian ke episcelral vein
Uveiscleral drainage (10%)
Iris beberapa aqueus humor di drainase oelh iris.
Jaring trabekular terdiri dari kolagen dan jaringan elastis yang ditutupi oleh sel
trabekular yang membentuk saringan dengan ukuran pori yang mengecil saat mendekati
kanal Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui meningkatkan ukuran pori dalam
meshwork dan karenanya laju drainase meningkat.1 Resistansi utama terhadap arus keluar
air dari ruang anterior adalah jaringan juxtacanalicular yang berdekatan dengan lapisan
endotelial kanal Schlemm, dan bukan sistem vena. Tetapi tekanan pada jaringan vena
episkleral menentukan tingkat minimum tekanan intraokular yang dapat dicapai dengan
terapi medis.Faktor yang banyak mengatur tekanan intra okuli adalah keseimbangan
dinamis produksi aqueus humor oleh corpus siliaris dan pengeluarannya mengelalui
canalis chlemm. Perubahan berkepanjangan dari tekanan intraokuli dapat disebabkan
oleh peningkatan pembentukan aqueus humor, peningkatan resistensi aliran keluar
aqueus humor dan peningkatan tekanan vena episklera. Formasi aqueus humor adalah
proses biologis yang mengikuti ritme sirkadian. Humor aqueus dibentuk oleh otot
siliaris, yang masing-masing terdiri dari lapisan ganda epitel di atas inti stroma dan
diperdarahi oleh kapiler fenestrate.4
2.4 EPIDEMIOLOGI
Sekitar 60 juta orang menderita glaukoma. Diperkirakan 3 juta orang Amerika terkena
glaucoma, dan dari kasus ini, sekitar 50% tidak terdiagnosis. Glaukoma merupakan
penyebab kebutaan tertinggi, sekitar 6 juta orang buta akibat glaukoma, termasuk sekitar
100.000 orang Amerika, menjadikannya penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di
Amerika Serikat. Glaukoma sudut terbuka primer, bentuk yang paling umum di antara
orang kulit hitam dan kulit putih sekitar 4,20%, menyebabkan hilangnya visual bilateral
asimtomatik yang progresif yang seringkali tidak terdeteksi sampai kehilangan lapang
pandang yang luas telah terjadi. Sedangkan Sudut tertutup tertinggi di asia sekitar 1,09%.
Laki-laki lebih sering daripada wanita untuk POAG. Glaukoma Absolut terjadi pada 4,5
juta orang dengan OAG dan 3,9 juta orang dengan ACG pada tahun 2010, diperkirakan
meningkat menjadi 5,9 dan 5,3 juta orang pada tahun 2020.1,4,5
2.5 PATOFISIOLOGI
Sebagaimana disebutkan dalam definisi, semua glaukoma ditandai oleh neuropati
optik progresif. Neuropati optik progresif dihasilkan dari kematian sel ganglion retina
dalam pola tipikal yang menghasilkan penampilan disk optik yang khas dan cacat bidang
visual tertentu.3 Patogenesis kematian sel ganglion retina (RGC) dimulai saat beberapa
kejadian patologis menghambat pengangkutan faktor pertumbuhan (neurotrofi) VEGF
dari otak ke retina. Tekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur (pada mata
berupa dinding korneosklera). Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila
penekan pada sklera tidak benar. Regangan dapat mengakibatkan kerusakan dan
mengakibatkan nyeri. Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi
aquoeus humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Penyumbatan neurotrophin
ini memulai kaskade yang merusak, dan sel tidak dapat mempertahankan fungsinya yang
normal. Retina kehilangan kemampuan mereka untuk mempertahankan fungsi normal
menjalani apoptosis dan juga memicu apoptosis sel yang berdekatan. Apoptosis adalah
program bunuh diri sel yang dikendalikan secara genetik dimana sel-sel yang rusak mati
secara irreversibel, dan kemudian dimakan oleh sel-sel yang berdekatan, tanpa
menimbulkan respons inflamasi apapun. Kematian sel ganglion retina, tentu saja, terkait
dengan hilangnya serabut saraf retina. Karena hilangnya serabut saraf melampaui batas
fisiologis normal dari zona fungsional. Perubahan cakram optik karakteristik dan cacat
bidang visual spesifik terlihat dari waktu ke waktu. 3
Tekanan intraokuler dianggap
normal bila kurang daripada 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi.
Pada tekanan lebih tinggi dari 20 mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat
dicurigai adanya glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25mmHg pasien menderita glaukoma
(tonometer Schiotz ).1
Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan
degenerasi hialin .Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus
diduga disebabkan oleh gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi
berkas serabut saraf pada papil saraf optik, diduga gangguan ini disebabkan oleh
peninggian tekanan intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik
menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada
bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah
sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik. Serabut atau sel syaraf ini sangat tipis
dengan diameter kira-kira 1/20.000 inci. Bila tekanan bola mata naik serabut syaraf ini
akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel tersebut akan mengakibatkan hilangnya
penglihatan yang permanen.1,3
2.7 KLASIFIKASI
Klasifikasi glaukoma adalah sebagai berikut:
Glaukoma primer
Glaukoma dengan etiologi yang belum diketahui penyebabnya. Glaukoma primer
dapat dibagi menjadi :
a. Glaukoma primer sudut terbuka. Glaukoma kronik sudut terbuka,
hambatannya terletak pada jaringan trabekulum
b. Glaukoma primer sudut tertutup. Glaukoma akut hambatan terjadi karena iris
perifer menutup camera okuli anterior, sehingga jaringan trabekulum tidak
dapat dicapai oleh aqueous humor.
Glaukoma sekunder
Glaukoma yang disebabkan sebagai manifestasi dari penyakit mata lain.
a. Kelainan lensa. Luksasi (pembengkakan (intumesen), fakoltik)
b. Kelainan uvea (Uveitis, tumor)
c. Trauma. Perdarahan pada camera okuli anterior (hifema), perforasi kornea dan
prolaps iris yang menyebabkan leukoma adheren.
d. Pembedahan. Camera okuli anterior yang tidak cepat terbentuk setelah
pembedahan catarak.
e. Penyebab lainnya. Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral),
penggunaan kortikosteroid topical berlebihan).
Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital dapat dibagi menjadi:
a. Glaukoma kongenital primer
b. Anomali perkembangan segmen anterior
c. Anomali perkembangan sudut dan ekstraokular
Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat TIO memberikan gangguan fungsi lanjut. Glaukoma
absolut merupakan stadium terakhir pada glaukoma primer yang tidak diobati ataupun
gagal dalam pemberian terapi.
Gejala dan Tanda Glaukoma Absolut
Meskipun bentuk awalnya berbeda berupa glaukoma terkompensasi ataupun
glaukoma tak terkompensasi, namun gambaran akhirnya sama. Pada glaukoma
absolut fungsi badan siliaris dalam memproduksi aqueous humor normal, tetapi aliran
keluar terhambat. Sehingga TIO meningkat yang menyebabkan nyeri dan nyeri pada
kebutaan. Mata terasa nyeri dan terdapat nyeri tekan, namun gambaran nyeri yang
menyiksa pada jenis akut tak terkompensasi tidak ada lagi. Terdapat hiperemia difus
dari pembuluh darah pada konjungtiva dan sklera. Kornea jarang keruh namun
menjadi baal dan mengalami variasi perubahan degeneratif, yang paling sering
keratitis bulosa. Bilik anterior menjadi sangat sempit dan terdapat adhesi anterior
berbentuk cincin yang merupakan adhesi antara permukaan posterior kornea dengan
permukaan anterior iris, umumnya melibatkan seluruh sekeliling sepertiga bagian tepi
iris. Iris sangat atrofik dan mengandung banyak pembuluh darah baru, baik radial
maupun sirkular pada stroma bagian superfisial dan profunda, keadaan ini
memberikan rasa sakit sekali akibat terjadinya glaukoma hemoragik. Berkaitan
dengan atrofi stroma, terdapat kecenderungan derajat berat ektropion dari tepi pupil
yang berpigmen. Adhesi antara iris dan lensa kadang terjadi dan sering terbentuk
pembuluh darah baru pada adhesi fibrin ke permukaan anterior lensa. Pupil sangat
dilatasi, ireguler, dan imobil. Kekeruhan total lensa dapat terjadi, umumnya diikuti
perubahan degeneratif calcareous (calcareous degenerative changes).
2.9 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan glaukoma bermain kepada salah satu factor risiko yang terbesar, yakni
tekanan intraocular. Tetapi, ketika terdapat sudut tertutup oleh karena total sinekia dan
tekanan bola mata yang tidak terkontrol, maka kontrol nyeri menjadi tujuan terapetik
yang utama. Penatalaksanaan glaukoma dilakukan dengan beberapa cara :
1. Medikamentosa
Pengobatan pada umumnya simptomatis. Tekanan bola mata yang tinggi diturunkan
denagn diamox, pilokarpin, sedangkan untuk rasa sakitnya diberikan analgetika
dengan sedativa. Medikamentosa dapat diberikan untuk penurunan tekana
intraocular, dengan penurunan produksi atau peningkatan pembuangan aqueus. Obat
yang menurunkan produksi aqueus adalah beta adrenergic seperti timolol 0,25%,
carbonic anhydrase inhibitor, dorzolamide, brimonidine, aplraconidine. Obat yang
meningkatkan pembuangan aqueus adalah analog prostaglandin seperti latanoprost
0,005%, agen parasimpatomimetik, epinefrin, dipefrin.1
2. Laser 6
Laser trabeculoplasty
Luka bakar dari laser Argon atau dioda disinarkan pada trabecular meshwork. Cara
kerja laser ini tidak pasti. Diperkirakan untuk peregangan dan pembukaan area yang
berdekatan dari trabekula meshwork, namun hipotesis yang lebih baru adalah bahwa
ia meremajakan sel-sel dalam trabekula. Perawatan ini hanya digunakan pada jenis
glaukoma dimana sudut terbuka. Efeknya relatif jangka pendek, jadi perawatan ini
terutama digunakan untuk pasien lansia.
Laser iridotomy
Laser iridotomy perifer (PI) dapat dilakukan pada kasus glaukoma sudut tertutup
dengan laser Nd-YAG, yang (tidak seperti laser argon atau dioda) benar-benar
memotong lubang di jaringan dan bukan hanya terbakar. Prosedur ini bisa dilakukan
tanpa incise mata
Laser ciliary body ablation
Laser dapat digunakan untuk membakar badan siliar melingkar yang menghasilkan
aques umor. Pada panjang gelombang yang benar, radiasi laser melewati sklera putih
dan hanya diserap oleh tubuh silia yang berpigmen (sikloablasi ciliary ciliary body
transcleral). Perawatan ini sekarang biasa dilakukan dengan laser dioda dan biasanya
harus diulang untuk mempertahankan penurunan IOP. Kebanyakan pasien yang
menjalani laser ciliary body ablation perlu melanjutkan terapi medis. Perusakan laser
pada tubuh silia biasanya hanya digunakan pada glaukoma refrakter lanjut lanjut atau
dimana pilihan bedah lainnya terbatas.
3. Pembedahan6,7
Bedah secara tradisional hanya digunakan saat pengobatan gagal untuk
menghentikan kemajuan glaukoma, namun ada beberapa bukti bahwa intervensi
bedah sebelumnya bermanfaat untuk pasien terpilih.
Iridektomi
Iridektomi perifer dilakukan pada kasus glaukoma sudut tertutup, baik pada mata
yang terkena dan profilaksis di mata lainnya. Sebagian besar kasus ini dapat diobati
dengan laser Nd-YAG. Pembedahan dicadangkan untuk kasus yang sulit atau
refrakter.
Operasi drainase
Bila tidak memungkinkan mencapai target IOP dengan terapi medis (atau laser)
dalam glaukoma, maka baris berikutnya adalah operasi pembedahan. Prosedur filtrasi
glaukoma yang paling efektif adalah trabekulektomi. Dalam prosedur ini saluran
yang dijaga dibuat, yang memungkinkan air mengalir dari ruang anterior di dalam
mata ke ruang sub-Tenon dan subconjunctival (melewati jala trabekular yang
tersumbat). Sebuah drainase "bleb" (berair di bawah konjungtiva dan kapsul Tenon)
seringkali terlihat di bawah palpebral superior. Konjungtivitis pada pasien dengan
drainase bleb harus selalu diobati segera, karena ada peningkatan risiko infeksi
memasuki mata (endophthalmitis). 8
2.10 Kerangka Teori
2.11 Kerangka Konsep
Bab III
Metodologi Penelitian
Kriteria eksklusi:
1. Mahasiswa yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
3.4 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode total sampling, dimana sampel diambil sesuai dengan jumlah sampel yang di
dapatkan secara total keseluruhan dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan.
Variabel penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
mengenai Glaukoma, sedangkan variabel bebasnya adalah Usia dan Jenis Kelamin.
Analisis data yang dipakai di penelitian ini adalah univariat dengan menggunakan
program komputer, yaitu program Statistical Package for Social Science (SPSS).
Analisis di gunakan untuk melihat sebaran/distribusi variabel yang diteliti
3.9 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kriteria Ukur
Ukur
1. Tingkat Pengetahuan adalah segala Kuesioner Ordinal 1. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan sesuatu yang dikaitkan dengan Baik (>80%)
Tentang proses pembelajaran. 2. Tingkat Pengetahuan
Glaukoma. Glaukoma merupakan penyakit Cukup (60-80%)
yang ditandai dengan neuropati 3. Tingkat Pengetahuan
saraf optik dan defek lapangan Buruk (<60%)
pandang yang seringkali
disebabkan karena peningkatan
tekanan intraokuler. Glaukoma
dapat mengganggu fungsi
penglihatan dan bahkan pada
akhirnya dapat mengakibatkan
kebutaan. Tingkat
pengetahuan yang diukur disini
merupakan tingkat
pengetahuan akan pengetahuan
tentang glaukoma
2. Usia Usia adalah lamanya hidup Kuesioner Skala
seseorang sejak dilahirkan
sampai saat penelitian
dilakukan