Panduan Perencanaan Jembatan
Panduan Perencanaan Jembatan
JEMBATAN
I. UMUM
I.1. Definisi
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas sungai yang digunakan sebagai prasarana
lalulintas darat.
I.2. Kriteria Sistem
Lingkup jembatan dalam proyek ini adalah jem,batan yang melengkapi sisitem lalulintas
ekonomi dan transportasi masyarakat desa, yaitu :
Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan desa dengan desa lain atau kota sebagai
prasarana perhubungan ekonomi dan komunikasi desa;
Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat pemerintahan
desa atau pusat kegiatan ekonomi/pasar desa.
Jembatan pada jalan desa yang menghubungkan perkampungan dengan pusat kegiatan
produksi, seperti : pertanian, perkebunan, dll.
I.3. Teknologi dan Jenis Konstruksi
Perencanaan teknis dilaksanakan oleh Konsultan Pendamping, dibantu Kepala Pelaksana
(mandor) dan alternative desain sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan dan pemeliharaan dilakukan oleh masyarakat desa itu sendiri dengan bahan
bangunan diutamakan dari bahan yang ada/mudah diperoleh di daerah tersebut.
I.4. Jenis Konstruksi
Kriteria jenis konstruksi yang disarankan dalam proyek ini adalah :
Jembatan untuk lalulintas orang dan kendaraan roda dua dengan konstruksi dari bambu atau
kayu.
Jembatan untuk lalulintas kendaraan beroda empat dengan beban ringan 3,5 ton, yaitu
jembatan kayu dan jembatan kayu dengan gelagar besi.
ALTERNATIF PILIHAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Jenis Konstruksi Fungsi Pemakaian Ukuran Konstruksi
Jembatan Bambu Pejalan kaki & Lebar maks. = 2,0 meter
roda dua Panjang maks = 10,0 meter
Jembatan Gantung Pejalan kaki & Lebar maks. = 1,5 meter
roda dua Panjang maks = 60,0 meter
Jembatan Kayu Kendaraan roda empat beban Lebar maks. = 3,5 meter
ringan Panjang maks = 6,0 meter
Jembatan Kayu dengan Kendaraan roda empat beban Lebar maks. = 4,5 meter
Gelagar Besi ringan Panjang maks = 15,0 meter
Catatan : Gunakan bentang dengan kelipatan 3 meter untuk jembatan gelagar kayu, dan 5 meter
bila menggunakan gelagar profil baja.
Jembatan konstruksi beton dengan gelagar beton dan lantai plat beton dapat digunakan bila
keadaan mengijinkan.
I.5. Gambar Perencanaan
Gambar dibuat di kertas A3 yang terdiri dari :
- Gambar Tata Letak
- Gambar denah dan potongan
- Gambar detail konstruksi
Gambar dapat dilakukan dengan sket dengan syarat dapat dibaca dan dimengerti mandor, dengan
ukuran dalam cm.
I.6. Perhitungan Volume Pekerjaan
Dibuat dengan berdasar gambar yang sudah selesai dan disetujui dalan MAD berupa Daftar
Kebutuhan Bahan, pada blangko yang telah tersedia.
I.7. Perhitungan Kebutuhan Hari Orang Kerja (HOK)
Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh masyarakat setempat dengan menitikberatkan pada
masyarakat miskin, dan perlu kesepatakan penggunaan tenaga kerja dan kebutuhan HOK untuk
menyelesaikannya. Kebutuhan tenaga terampil minimal 2 orang tukang kayu.
I.8. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat berdasar hasil perhitungan volume pekerjaan dan
kebutuhan Hari Orang Kerja serta hasil suvei harga bahan.
Rencana anggaran biaya ini harus disetujui oleh Ketua Umum LKMD, Konsultan Pendamping,
dan Pimpro yang harus bisa dimengerti oleh pelaksana lapangan (mandor)
ngunan Atas
a. Bentang Jembatan
Bentang jembatan < 6 m dengan gelagar kayu
Bentang jembatan 6 s/d 15 meter dengan gelagar besi
b. Konstruksi jembatan gelagar kayu
Konstruksi jembatan gelagar kayu dengan dua perletakan
- Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah, rasamala, atau
menggunakan bahan lokal)
- Lantai menggunakan kayu 6/20 cm
- Baut dan paku untuk sambungan struktur kayu.
Berikut Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan
Bentang Penampang Panjang Balok Ukuran Balok Lebar
Bersih Balok (mm) Jembatan (m)
2.5 3 4.5
Jumlah Balok
s/d 3,0 m Persegi panjang 3,0 m 255 150 3 4 6
Persegi + 50 cm 215 215
bundar 255
s/d 4,5 m Persegi panjang 4,5 m 300 150 3 4 6
Persegi + 50 cm 240 240
bundar 300
s/d 6,0 m Persegi panjang 6,0 m 300 200 3 4 6
Persegi + 50 cm 280 280
bundar 400
gunan Bawah
Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan pondasi langsung.
a. Pondasi langsung tipe pasangan batu kali.
b. Pondsi langsung tipe balok kayu
c. Pondasi tiang pancang kayu untuk tanah jelek
Pancang
Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada di tanah jelek,
sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I
- Ukuran balok kayu persegi 15 15 cm s/d 30 30 cm
- Ukuran balok gelondong / bulat diameter 24 cm s/d 34 cm
kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya
R=
Dimana : R = Pembebanan aman (kg)
W = berat palu (kg)
H = tinggi jatuh palu dikurangi 2 kali tinggi balik palu (cm)
S = tinggi
penurunan (cm)
II.1. TEKNIS PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi
b. Persiapan material
c. Pekerjaan konstruksi jembatan
d. Pembersihan dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk pembangunan
jembatan pada umumnya.
b. Persiapan Material
Jembatan Kayu
- Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm
- Papan kayu dimensi 8/25 cm
- Kayu kaso/usuk 5/7
- Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm
- Paku, tali sabut
- Sirtu (40% pasir dan 60% batu)
- Batu kali
- Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana
Jembatan Kayu Gelagar Besi
- Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter 24 s/d 40 cm
- Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi
- Papan kayu tebal 8/25
- Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10
- Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm
- Paku dan mur baut
- Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu)
- Batu kali
- Material lainnya sesuai dengan gambar rencana
c. Pemasangan Konstruksi Jembatan
1. Penentuan as jembatan
Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok, yang kemudian
tarik benang pada patok tersebut.
2. Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
- tentukan rencana ukuran pondasi batu kali
- gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.
- hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan.
- Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana ukuran
pondasi.
- Tempatkan balok kayu dimensi 30 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi beton
12 mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.
Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
- Gali tanah sedalam 50 cm, lebar 150 cm
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan jarak
bersih 30 cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama sebagai
pondasi lapis kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan takikan 5 cm.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan
lapisan pertama.
- Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan
lapisan kedua.
- Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah pondasi, untuk
balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm.
- Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 -3 cm yang
dipadatkan lapis demi lapis.
Catatan : Untuk pondasi langsung tipe balok kayu susunan yang digunakan sama dengan jarak
antar balok 30 cm
Keuntungan
- Masa pakainya lebih lama
- Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan
- Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah daripada gelagar besi
- Dapat dibangun di tempat yang tidaj ada kayu dan pengangkutan gelagar besi sangat sulit/relatif
mahal
- Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan bahan beton yang notabene
sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas pemahaman struktur beton dan cara pengerjaannya.
Kerugian
- Perlu ketrampilan khusus dalam desain
- Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa meninggalkan lokasi
bangunan
- Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
- Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi, maka perlu pondasi yang
terjamin kuat
- Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
- Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka lebih berbahaya
- Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan proporsi dana untuk bahan
lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga kerja
- Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar
- Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan oleh masyarakat sendiri
pada masa pasca proyek, karena sangat bergantung pada konsultan dan pemngawas. Mereka
tidak mendapatkan ketrampilan yang dapat diterapkan pada kebutuhan lain-lain.
Persyaratan untuk Jembatan Beton
Karena masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu beberapa pembatasan dan
persyaratan untuk jembatan beton, sebagai berikut :
1. Ukuran bentang dibatasi yaitu 6 meter. Untuk bentang lebih panjang harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan inti dan Pimpro berdasarkan hasil dan temuan di lapangan, dan hal ini
perlu didukung dengan alasan yang sangat kuat
2. Desainer harus sudah berpengalaman dalam pembuatan jembatan beton
3. Harus tersedia tenaga pengawas lapangan yang sudah berpengalaman dengan pembuatan
struktur yang sama. Orang tersebut harus siap bekerja di tempat jembatan selama pelaksanaan
jembatan, dan tidak boleh merangkap pengawas lokasi proyek lain.
4. Pondasi harus jelas kuat dan stabil, yang dapat diperiksa melalui tes pit atau pengeboran (soil
auger). Jembatan beton tidak diijinkan pada lokasi yang mempunyai sifat tanah kurang
stabil dan daya tahan lemah. Jembatan beton untuk lokasi dengan tanah kurang baik
memerlukan suatu penelitian yang cukup mahal, termasuk test laboratorium tanah, dengan
pondasi yang rumit dan mahal. Harganya sudah tidak memenuhi persyaratan yang ada pada
pedoman operasional program.