Anda di halaman 1dari 34

DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

EPIDEMIOLOGI K3
UKURAN-UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

1 PENDAHULUAN
1.1 Definisi Epidemiologi
Last (1988)
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang
terkait keadaan atau peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi
ini untuk mengendalikan masalah kesehatan

Distribusi Epidemiologi peduli dengan frekuensi dan pola peristiwa
kesehatan dalam suatu populasi

1.2 Ukuran-ukuran Penyakit


Kuantifikasi kejadian penyakit
Hitung individu yang terinfeksi, yang sakit dan yang meninggal
Menggunakan kata-kata
a. Biasanya, kadang-kadang, jarang.
b. Kesepakatan kecil tentang arti umumnya yang digunakan kata-
kata untuk frekuensi



biasanya 0,5 0,8


Kadang-kadang 0,2 0,6


jarang 0,01 0,2
Ukuran-ukuran frekuensi peristiwa kesehatan
o Tipe kuantitas matematis
o Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi

2. TIPE KUANTITAS MATEMATIS


2.1 Enumerasi (hitungan)
Hitungan (enumerasi) atau angka mutlak

Jumlah kasar atau frekuensi

Contoh: 10 kasus, 1961 kasus

8
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

2.2 Rasio
Nilai yang didapat dengan pembagian suatu kuantitas dengan
kuantitas yang lain.
Kuantitas numerator (pembilang) boleh berbeda dari kuantitas
denominator (penyebut) atau denominator mungkin tidak
memuat numerator
Contoh: a
b
2.3 Proporsi
o Suatu fraksi atau tipe rasio yang unsur numerator adalah bagian dari
denominator.
o Bila dikalikan dengan 100, biasanya disebut suatu persentase.
o Contoh: 28/56 = 0,5; 0,5 x 100% = 50%
- Ada 28 kasus dari 56 orang. Berarti proporsi kasusnya 50%.
2.4 Rate

Tipe spesifik dari rasio yang digunakan mengkuantifikasi proses
dinamik seperti pertumbuhan dan kecepatan.

Pernyataan numeris dari frekuensi suatu peristiwa.

Dihitung dengan cara pembagian antara jumlah individu yang
mengalami peristiwa (numerator) dengan jumlah total
(keseluruhan) yang mungkin dapat (kapabel) mengalami peristiwa
(denominator atau populasi berisiko) dan perkalian dengan suatu
konstanta (tetapan).

Format umum dari rate adalah

Rate Numerator x
Denomin ator F

Keterangan:
Numerator dalah jumlah orang atau individu yang mengalami
peristiwa.
Denominator adalah jumlah populasi berisiko (jumlah total orang
atau keseluruhan individu yang mungkin mengalami
peristiwa).

9
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

F adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi rate


dari suatu fraksi ke suatu jumlah keseluruhan.

Dapat berarti

suatu pernyataan numeris dari frekuensi kejadian yang terjadi


dalam suatu kelompok orang tertentu (didefinisikan) di dalam satu
periode waktu tertentu.

Sinonim

Tingkat

Laju

Contoh: Pada tahun 2004, ada 100 kasus demam berdarah di
suatu kota yang berpenduduk 1.250.000 orang. Berapa rate kasus
demam berdarah di kota itu?

Rate kasus 100 kasus 1 kasus


Populasi 1.250.000 orang 12500 orang

Rate dem amberdarah 8 kasus per 100.000 orang



Rate merupakan bentuk khusus dari suatu proporsi yang memuat
waktu (atau faktor lain) dalam denominator.

Contoh

Incidence rate = 3 kasus per 100 orang per tahun

kematian per 1000 penumpang kilometer

3. TIPE UKURAN YANG DIGUNANAKAN DALAM EPIDEMIOLOGI


3.1 Ukuran-ukuran frekuensi penyakit

Merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena
penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi.

Biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi.

Untuk ukuran-ukuran frekuensi penyakit terdiri dari:

3.1.1 Insidens (incidence)


Merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang berkembang dalam suatu
periode waktu di antara populasi yang berisiko.

10
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat


menjadi sakit.
Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga
menjadi sakit.

Terdiri dari

1. Insidens kumulatif (Cumulative Incidence)



Nama lain: Risk, proporsi insidens

Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit.

Orang-orang yang berada dalam denominator haruslah terbebas
dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak
lanjut).

Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau tidak ada kasus yang
lolos dari pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko,
hilang dari pengamatan.

Memerlukan bahwa semua non-kasus diamati selama seluruh
periode pengamatan.

Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam
periode waktu tertentu.

Menyatakan individu tidak meninggal karena sebab lain selama
periode itu.

Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu.

Merujuk pada individu.

Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik.

Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu.

Merujuk pada individu.

Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik.
Jumlah kasus insidens selama periode waktu tertentu
Insidens kumulatif
Jumlah orang berisiko pada permulaan wakt u

Attack rate

Jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik

Contoh

11
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Makanan Makan ARM Tidak Makan ARTM


Sakit Tidak Sakit Sakit Tidak Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
Keterangan:
ARM = Attack rate Makan
ARTM = Attack Rate tidak makan

Gambar 1

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka


observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya


* Meninggal

Dari gambar 1:
a. Berapa Insidens Kumulatif (IK) selama 7 tahun waktu pengamatan?
b. Jawab:
Kasus baru
IK
Populasi berisiko pada awal pengamatan

IK 3 kasus 43 kasus per 100 orang


7 orang

12
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

2. Densitas insidens (Incidence Density)



Nama lain: insidens orang waktu (Person Time Incidence),
Tingkat insidens (Incidence rate)

Berarti rata-rata rate untuk populasi berisiko selama waktu yang
ditentukan

Karena denominator diukur dalam orang-waktu, hal ini tidak perlu
bahwa semua individu diamati untuk periode yang sama

Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang waktu

Rumusnya:

Densit as insidens Jumlah kasus insidens t erjadi dalam periode wakt u


Jumlah orang wakt u
Gambar 2

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka


observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya


* Meninggal

13
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Dari Gambar 1:
a. Berapa nilai Densitas Insidens (DI) = Insidens orang waktu (PTI) =
Incidence Rate (IR)
b. Jawab:
Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu

orang waktu 7 7 2 7 3 2 5 33 orang tahun


Kemudian hitung kasus baru
DI IR PT I
orang waktu
DI IR PTI 3 kasus 9,1 kasus per 100 orang - t ahun

33 orang tahun


Instantaneous incidence density = instantaneous incidence rate =
person-time incidence rate
o Kejadian segera dari kasus baru pada suatu titik atau segera dalam
waktu T, per unit waktu di antara populasi berisiko selama waktu T
o Ukuran teoritis jumlah kasus yang terjadi per satuan populasi-waktu
(orang-tahun berisiko).
o Mengukur kejadian penyakit pada satu titik waktu t (ditentukan secara
matematik sebagai limit, seperti t 0
o Probabilitas seseorang yang sehat pada waktu t akan mengalami
sakit dalam interval t t dibagi t
o Juga disebut force of morbidity, hazard rate
o Tidak ada periode rujukan (tidak ada seperti rate 2-tahun)
o Mempunyai dimensi yang invers waktu (misal: 0,001/tahun)
o Mempunyai nilai nol dan infiniti (~)

14
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..


Latihan menghitung Incidence Rate

Populasi 1
D = permulaan sakit
D

0 25 50 75 100

Tahun
Hitung Incidence Rate pada populasi 1

Populasi 2
D D = permulaan sakit

0 25 50 75 100 Tahun

Hitung Incidence Rate pada populasi 2


Densitas Insidens = Insidens orang waktu = Incidence Rate = 9,1 kasus /
100 orang tahun.

Unit (satuan) orang-tahun dalam contoh di atas adalah 1 x 100 x
orang-tahun = 4 x 25 orang- tahun.

Angka ini dari orang-waktu dapat diakumulasi dengan observasi 100
orang selama 1 tahun, 25 orang selama 4 tahun, 10 orang selama 10
tahun.

15
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

3.1.2 Prevalens (prevalens)


o Merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus
baru) dalam populasi dalam suatu waktu atau periode waktu
tertentu
o Probabilitas bahwa seorang individu menjadi kasus (atau menjadi
sakit) dalam waktu atau periode waktu tertentu
o Prevalens titik (Point of Prevalence)

Nama lain: prevalens, proporsi prevalens
o Prevalens periode (Periode of Prevalence)

Prevalens tahunan (Annual of Prevalence)

Prevalens selama hidup (Lifetime of Prevalence)
o Prevalens = prevalens titik = proporsi prevalens

Probabilitas bahwa seorang individu menjadi kasus (atau
menjadi sakit) pada suatu titik waktu

Tidak mempunyai dimensi

Variasi nilai antara nol dan satu

o Rumus Prevalens = prevalens titik (Point Prevalence)= Proporsi


prevalens

Prevalens titik Jumlah kasus yang ada pada satu titik dalam waktu T
Total jumlah orang pada waktu T

16
DR.. RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Gambar 1 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka


observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya


* Meninggal

Dari gambar 1. Hitung prevalens pada tahun ke 2, 3, 4,5, 6, 7


o Rumus prevalens = prevalense titik (point prevalence) = proporsi
prevalens

Jumlah kasus yang ada pada satu titik waktu T


Prevalens titik
Total jumlah orang pada waktu T

Jawaban : Jawaban :

PT pada T = 2 0/7 PT pada T = 5 2/6

PT pada T = 3 2/7 PT pada T = 6 2/5

PT pada T = 4 2/6 PT pada T = 7 2/5

o Prevalens periode
probabilitas seorang individu berada dalam keadaan sakit kapan
saja selama suatu periode waktu.

Prevalens Periode Jumlah kasus yang ada selama suatu periode waktu
Jumlah orang selama periode

17
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka


Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya


* Meninggal

o Dari gambar 1 : Hitunglah Prevalens Periode (PP) dari tahun ke 1


hingga tahun ke 4
o
PP Jumlah kasus yang ada selama p eriode waktu tahun ke 1 4
Jumlah orang selama periode tahun ke 1- 4

Karena jumlah orang (populasi) dalam pengamatan berubah-


ubah, maka kita dapat menggunakan jumlah rata-rata dari
populasi, atau yang umum digunakan adalah jumlah populasi
pada tengah tahun pengamatan (midpoint year)

PP 2 0,29
7
o Dari gambar 1


A, B,C,D, E, F, G. individu yang diamati (ada 7 orang)


1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. tahun yang diamati (ada 7 tahun
pengamatan)

Jumlah kasus baru selama 7 tahun pengamatan ada 3 kasus

Rata-rata lama sakit = (3+5+2)/3 tahun = 3,3 tahun

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..


Orang waktu (Person Time)

Jumlah waktu seseorang yang memberikan kontribusi
masa sehat sejak awal pengamatan.

- Untuk A masa sehat 7 tahun

- Untuk B masa sehat 7 tahun

- Untuk C masa sehat 2 tahun

- Untuk D masa sehat 7 tahun

- Untuk E masa sehat 3 tahun

- Untuk F masa sehat 2 tahun

- Untuk G masa sehat 5 tahun

Total orang tahun = (7+7+2+7+3+2+5) orang- tahun = 33
orang tahun.

Hubungan antara insidens dan prevalens



Jika dalam kondisi yang tetap, maka hubungan insidens dan prevalens
adalah
P=IxD

Prevalens (P) [Prevalens periode] = Insidens (I) [Densitas Insindens] x
rata-rata lama sakit (D)

Dari gambar 1. (untuk pengamatan selama 7 tahun)

I = 3 kasus/33 orang-tahun. D = 3,3 tahun

P = 3 kasus/33 orang tahun x 3,3 tahun

P = 3 kasus/10 orang

P = 30 kasus/100 orang

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Perbandingan antara insidens dan prevalens


Insidens Prevalens

Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada (kasus
baru dan lama)

Tingkat tidak bergantung durasi rata- Bergantung pada rata-rata lama
rata penyakit (durasi) sakit

Dapat diukur sebagai rate atau Selalu diukur sebagai proporsi
proporsi
Merefleksikan kemungkinan menjadi
Merefleksikan kemungkinan terjadi
penyakit sepanjang waktu penyakit pada satu waktu tertentu
Lebih disukai bila melakukan studi
Lebih disukai bila studi utilisasi
etiologi penyakit pelayanan kesehatan

Perbandingan antara insidens dan prevalens


Insidens Prevalens
Insidens Incidence Titik Periode
Kumulatif Rate

Sinonim Proporsi Insidens


Insidens Density

Numerator Kasus baru Kasus baru Kasus yang Kasus yang


ada ada / baru

Denominator Populasi Inisial Orang waktu Populasi Inisial Populasi


pertengahan

Unit Tidak ada Kasus per Tidak ada Tidak ada


orang waktu

Tipe Proporsi Rate Proporsi Proporsi

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Dinamik Prevalens

Insidens (aliran masuk)


Prevalens
(Permukaan air)
Kasus Baru

Kasus Lama

Sembuh
atau meninggal

Bekas-bekas kasus

3.1.3 Mortalitas (mortality)



Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi

Ukuran - Ukuran Mortalitas, diantaranya:

o Ratio kematian terhadap kasus (Death to case Ratio)


kematian dari penyakit tertentu selama periode tertentu
DTCR
kasus baru dari penyakit yang didentifikasi selama periode yang sama

Contoh:
Pada tahun 2004, ada 200 kasus baru tuberkulosis paru-paru yang
dilaporkan di suatu wilayah. Pada tahun yang sama ada 15 kematian
yang terjadi pada penderita tuberkulosis paru-paru, maka DTCR =

15/200 75 kematian per 1000 kasus baru.

o Infant Mortality Rate (IMR)

IMR bayi yang meninggal


bayi yang lahir hidup
Contoh: IMR = 7,2 bayi yang meninggal per 1000 kelahiran hidup

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

o Neonatal Mortality Rate (NMR)

kematian bayi umur dalam 28 hari pertama kehidupan


NMR
bayi yang lahir hidup

Contoh: NMR = 5,4 kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup.

o Postneonatal Mortality Rate (PNMR)


bayi yang meninggal umur 28 sampai 11bulan
PNMR
bayi yang lahir hidup
Contoh: PNMR = 2,8 kematian postneonatal per 1000 kelahiran
hidup

o Maternal Mortality Rate (MMR)


kematian ibu oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran dan nifas
MMR
bayi yang lahir hidup
Contoh: MMR = 6,1 kematian ibu per 1000.000 kelahiran hidup.

o Case Fatality Rate (CFR)

meninggal diantara kasus insidens


CFR
Jumlah kasus insidens

o Proportionate Mortality (PM)


kematian karena sebab tertentu
PM
kematian semua sebab

o Proportionate Mortality Ratio (PMR)


Membandingkan Proportionate Mortality pada satu kelompok
umur dengan kelompok umur yang lain pada suatu populasi.
PM grup
PMR 1

PM
grup2

Contoh: PM pada semua kasus = 7,1%; PM pada umur 25-44 =


2,5%; PM pada umur 45 64 dan 25 44 adalah (4,3/2,5) = 1,72

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

3.2 Ukuran-ukuran asosiasi


o Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu
eksposur/faktor risiko dan kejadian suatu penyakit.
o Memasukkan suatu perbandingan frekuensi penyakit antara dua atau
lebih kelompok dengan berbagai derajat eksposur.
o Beberapa ukuran assosiasi digunakan untuk mengestimasi efek
o Ukuran-ukuran asosiasi terdiri dari;
3.2.1 Ukuran rasio: (Perbandingan relatif)

Rasio dua frekuensi penyakit

Membandingkan kelompok terpajan dengan kelompok tidak
terpajan

Rasio dua frekuensi penyakit dengan cara membandingkan
kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan.

Rasio risiko atau Risiko Relatif (RR)
RR Risiko pada kelompok terpajan
Risiko pada kelompok tidak terpajan
Rasio Insidens Kumulatif (RIK)

RIK Insidens kumulatif pada kelompok terpajan


Insidens kumulatif pada kelompok tidak terpajan

Rasio Rate atau Rasio Densitas Insidens (RDI)

RDI Densitas insidens pada kelompok terpajan


Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan

Rasio Prevalens (RP)

RP Prevalens pada kelompok terpajan


Prevalens pada kelompok tidak terpajan

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..


Contoh: kaitan antara merokok dan angka insiden stroke dalam
suatu kohort.
Kategori Jumlah Orang-tahun Tingkat insidens
observasi (lebih stroke per 100.000
Merokok kasus stroke
dari 8 tahun) orang tahun)

Tidak pernah 70 395.594 17.7


merokok

Mantan 65 232.712 27.9


perokok

Perokok 139 280.141 49.6


Total 274 908.447 30.2
Sumber: diterjemahkan dari: Beaglehole et al. Basic Epidemiology, WHO, 1993, 18

Dari tabel 1: Hitunglah
Rasio Rate atau Rasio Densitas Insidens
RDI Densitas insidens pada kelompok terpajan
Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan
RDI 49,6 2,8

17,7

Rasio odds (Odds Ratio = OR)
o Nama lain: Odds relative; rasio kros-produk.
o Rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-kontrol
untuk mengestimasi rasio rate atau rasio risiko.
o odds untuk satu kelompok dibagi dengan odds untuk kelompok
yang lain
o Mempunyai interpretasi yang sama seperti risiko relatif


Odds suatu kejadian
Rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi terhadap probabilitas
kejadian tidak terjadi.
Odds suatu peristiwa P
1 P
P = Probabilitas suatu kejadian terjadi

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

1-P = Probabilitas suatu kejadian tidak terjadi


Tabel 1. Tabulasi silang pemajan dan status sakit, insidens sakit dan
Probabilitas odds sakit
Status Sakit
Pemajan Tidak Insidens Probabilitas
Sakit Total sakit
sakit odds sakit
(Risk)

+ A b a+b a/(a+b) a
a b a
1 a b
a b
- C d c+d c/(c+d) c
c d c
1 c d
c d
Total a+c b+d a+b+c+d
a

OR a c a
pemajan/ kasus
a c
1
a c
kasus kontrol a axd

OR c OR
Pemajan
+ a b pemajan
b bxc sakit

d
- c d
b

OR b d b
pemajan/ kontrol
b d
1
b d

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..


Odds Ratio (OR) = Relative Odds = Cross Product Ratio

Odds Ratio Odds pemajan untuk kasus


Odds pemajan untuk kontrol
Faktor Kasus Kontrol Total
Perokok 650 (a) 950 (b) 1600
Bukan Perokok 50 (c) 350 (d) 400
Total 700 1300 2000


Odds Ratio (OR) = Relative Odds
Odds Ratio Odds pemajan untuk kasus
Odds pemajan untuk kontrol
Odds Ratio a axd
c

b bxc
d
Odds Ratio axd 650 x 350 4,8
bxc 950 x 50

Perokok mempunyai risiko menjadi kasus 4,8 kali dari yang bukan
perokok.
Interpretasinya : odds perokok menjadi kasus 4,8 kali lebih besar dari
odds bukan perokok.



Prevalence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio bila
data-data didasarkan pada kasus-kasus prevalens

Prevalence Odds Ratio 650 x 350 4,8


950 x 50
Prevalence ( proportion) Ratio 650 /1600 0,40625 3,25
50 / 400 0,125

Faktor Kasus Kontrol Total


Perokok 650 (a) 950 (b) 1600
Bukan perokok 50 (c) 350 (d) 400
Total 700 1300 2000

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..



Incidence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio bila
data didasarkan pada kasus-kasus insidens

Incidence Odds Ratio 20 x 990 2,02


10 x 980
Incidence proportion (risk ) Ratio 20 /1000 0,02 2,00

10 /1000 0,01
Faktor Sakit Tidak sakit Total
Perokok 20 (a) 980 (b) 1000
Bukan perokok 10 (c) 990 (d) 1000
Total 30 1970 2000
- Pada penyakit yang jarang terjadi,nilai Odds Ratio hampir sama
dengan nilai Relative Risk (Risk Ratio). Nilai Prevalence Odds Ratio
hampir sama dengan nilai Prevalence Proportion Ratio.
- Pada penyakit yang umum terjadi, nilai Odds Ratio lebih ekstrim dari
pada Risk Ratio.

3.2.2 Ukuran-Ukuran Perbedaan Dampak / Efek



Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau risiko dari
suatu masalah (outcome) kesehatan.

Merefleksikan kelebihan jumlah kasus karena suatu faktor
(attributable) atau jumlah kasus yang dapat dicegah oleh eksposur
(pemajan).

Perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu kelompok terpajan
dan kelompok yang tidak terpajan.

Ukuran perbedaan dampak/efek

Perbedaan risiko = Risk Difference (RD) = Attributable Risk (AR) =
Excess Risk (ER) = Absolute Risk (AR).

[Risiko pada kelompok terpajan] [Risiko pada kelompok tidak
terpajan].

Berguna untuk mengukur besarnya masalah kesehatan masyarakat
yang disebabkan oleh suatu pemajan.

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..


Bermanfaat untuk penilaian prioritas untuk aksi kesehatan
masyarakat (Public Health Action).

Ukuran Perbedaan Efek


o Attributable Risk (AR) Percent = AR%
AR% Insidens Insidens x 100%
terpaj an tidak terpaj an

Insidens terpaj an

o Perbedaan insidens kumulatif = Cumulative Incidence Difference =


CID
(IK pada kelompok terpajan) (IK pada kelompok tidak terpajan)
IK = Insidens Kumulatif.
o Perbedaan rate/perbedaan densitas insidens (IDD = Insidence
Density Difference)
- IDD = [Densitas insidens dalam kelompok terpajan] - [Densitas
insidens pada kelompok tidak terpajan]
o Perbedaan prevalens (PD = Prevalence Differrence)
- PD = [Prevalens dalam kelompok terpajan] - [Prevalens dalam
kelompok tidak terpajan].

o Ukuran Dampak
- Fraksi atributabel = Fraksi Etiologik = Etiological Fraction (EF) =
Attributable Fraction = AF
- Dinyatakan sebagai pembagian risk difference dengan rate
kejadian pada populasi yang terpajan.
- Proporsi penyakit yang akan dieliminasi jika tidak ada pemajan
pada populasi yang tertentu

AF Insidens Insidens
populasi tidak terpajan

Insidens populasi
- Fraksi atributabel dalam kelompok terpajan (AFE) = Attributable
Fraction in Exposed

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

- Proporsi (rate) tingkat insidens penyakit diantara terpajan yang


akan direduksi jika eksposur dieliminasi
AFE Insidens Insidens
terpajan tidak terpajan

Insidens
populasi

- Fraksi yang dicegah dalam populasi = Fraction Prevented in


Population (PF)
Proporsi jumlah beban penyakit dalam populasi yang telah
dicegah oleh faktor eksposur
PF Insidens Insidens
tidak terpajan populasi
Insidens
tidak terpajan

- Fraksi yang dicegah dalam kelompok terpajan (PFE = Prevented


Fraction in the exposed)

Insidens Insidens
tidak terpajan terpajan
PFE
Insidens
tidak terpajan

- Population Attributable Risk (PAR) = attributable Fraction


(populasi) atau Etiologic Fraction Population = Population
Attributabl Risk Proportion = Population Attributable Risk
e Fraction.
o Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi
yang mewakili rate penyakit dalam kelompok terpajan.
o Rumus PAR :

PAR Insidens Insidens


populasi tidak terpaj an


- Population Attributable Risk Percent (PARP) attributable
fraction (population) atau etiologic fraction (population)
Artinya proporsi kasus baru yang dapat dicegah jika pada
semua orang yang tidak terpajan.
Rumus PAR% :
PAR% Insidens Insidens x 100%
populasi tidak terpaj an

Insidens populasi

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Contoh 1 : Pada suatu wabah terdapat 40 orang laki-laki menderita penyakit


hepatitis, dan 20 orang perempuan menderita hepatitis. Berapa
proporsi perempuan yang menderita hepatitis? Berapa rasio
penderita laki-laki : penderita perempuan?
Jawaban :
1. Proporsi penderita perempuan

20 x 100 % 33,3%
20 40

2. Rasio penderita laki-laki : perempuan = 40 :20 = 2: 1


Contoh 2 : Ada 1200 kasus baru terjadi dalam periode 3 tahun pada suatu kota
yang berpenduduk 4 juta orang. Berapa tingkat insidensnya
(Incidence Rate = IR) penyakit tersebut ?
Jawaban :
kasus baru
IR
Orang waktu

IR 1200 10 kasus /100 .000 orang tahun


6
4 x 10 x 3

Contoh 3 : Dalam suatu wilayah diestimasikan bahwa penduduk pada


pertengahan tahun 200.000 orang, kemudian dilaporkan ada 40 kasus
malaria selama tahun 1996. Berapakah tingkat insidensnya?

Jawaban : IR 40 0,0002 kasus / orang tahun


5
2 x 10
Tingkat insidens ini dapat juga dinyatakan dengan:

0,002 kasus/100 orang-tahun

0,2 kasus/1000 orang-tahun

2 kasus /10.000 orang-tahun

Contoh 4 : Pada tanggal 1 Juni 2004 ada 120 orang menderita (kasus) TBC
paru-paru di suatu wilayah yang diperkirakan ada 200.000

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

penduduk. Berapakah prevalens (point of prevalence) dari


penyakit TBC paru-paru?
Jawaban : 120
P 0,0006 kasus / orang
2 x 10 5
Prevalens kejadian penyakit TBC paru-paru penyakit ini dapat
juga dinyatakan dengan :

0.06 kasus per 100 orang penduduk pada 1 Juni 1996

0.6 kasus per 1000 orang penduduk

6 kasus per 10.000 orang penduduk

Contoh soal: Kaitan antara merokok dan agka insidens stroke dalam suatu
kohort

Kategori Jumlah kasus Orang-tahun Tingkat insidens stroke


observasi (lebih (per 100.000 orang
merokok stroke
dari 8 tahun) tahun)

Tidak pernah 70 395.594 17,7


merokok

Mantan 65 232.712 27,9


perokok

Perokok 139 280.141 49,6


Total 274 908.447 30,2
Sumber: diterjemahkan dari Beaglehole et al. Basic Epidemiology, WHO. 1993. 18

Contoh 5 : Pertanyaan untuk tabel diatas:


1. Berapa Risk difference (perbedaan risiko) = attributable risk = excess
risk/absolute risk antara kelompok yang terpajan (perokok) dengan yang
tidak terpajan (tidak pernah merokok)?.
2. Berapa nilai Attributable Fraction = Etiological Fraction ?
3. Berapa nilai Population Attributable Risk (PAR) dan PAR%?

Jawaban : 1. Risk Differences (perbedaan risiko)


= Attributable Risk = AR

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

= Excess risk/absolute risk antara kelompok yang terpajan


(perokok) dengan yang tidak terpajan (tidak pernah merokok)

AR Insidens (rate) terpaj an Insidens (rate) tidak terpaj an

AR = (49,6 -17,7) per 100.000 orang-tahun


= 31,9 per 100.000 orang tahun

2. Attributable Fraction = Etiological Fraction = AR%

AR% Insidens (rate) terpaj an Insidens (rate) tidak terpaj an x 100%


49,6 17,7 Insidens (rate) terpaj an
AR% x 100 % 64%
49,6

Artinya: Diharapkan akan terjadi pengurangan risiko sebesar 64% untuk


terkena stroke di antara perempuan yang merokok, jika mereka
berhenti merokok, dengan asumsi bahwa merokok adalah
penyebab dan dapat dicegah.

3. Population Attributable Risk (PAR)


PAR Insidens (rate) populasi Insidens (rate) tidak terpaj an
PAR = (30,2-17,7) per 100.000 orang-tahun
PAR = 12,5 per 100.000 orang-tahun

Population Attributable Risk (PAR) Percent = PAR % = Etiologic


Fraction in population
PAR% Insidens (rate) populasi Insidens (rate) tidak terpaj an x 100%
Insidens (rate) populasi
PAR% (30,2 17,7) x 100 %

30,2
PAR% = 41,4 %
Artinya : bahwa 41,4% kasu baru dapat dicegah jika semua individu tidak
terpajan.

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

3.2.3 Koefisien model


Koefisien variabel diturunkan dari model matematis yang
menujukkan besarnya hubungan antara variabel eksposur dan
penyakit. Dalam koefisien model terdiri dari:

1. Linier y b0 b1 X1 b2 X 2 b3 X 3 ...... bk X k

Interpretasi b1

Peningkatan dalam outcome (penyakit) nilai rata-rata y (variabel


kontinu) per unit meningkat dalam X1, disesuaikan (distandarisasi)
dengan semua variabel lain dalam model.

2. Logistik log odds b0 b1 X1 b2 X 2 b3 X 3 ...... bk X k



Interpretasi b1

Peningkatan dalam log odds outcome (penyakit) per unit


meningkat dalam X1, disesuaikan dengan semua variabel lain
dalam model.

3. Cox log hazard b0 b1 X1 b2 X 2 b3 X 3 ...... bk X k



Interpretasi b1
Peningkatan log hazard outcome per unit meningkat dalam X1,
disesuaikan (distandarisasi) dengan semua variabel lain dalam
model

4. Poisson log rate b0 b1 X1 b2 X 2 b3 X 3 ...... bk X k



Interpretasi b1
Peningkatan dalam log rate outcome (penyakit) per unit meningkat
dalam X1, disesuaikan dengan semua variabel lain dalam model.

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

3.2.4 Koefisien korelasi


Ukuran lain asosiasi yang juga diturunkan dari model matematis,
namun tidak merefleksikan parameter kausal. Dalam koefisien
korelasi:
y b0 b1 X

b0 = intersep yaitu nilai y yang diestimasi ketika x = 0

b1 = koefisien korelasi (regresi) yaitu peningkatan yang
diperkirakan pada dependen variabel (y) per unit dalam
variabel prediktor (x). Jika x =1, y = b0+b1, jika x=2, y = b0
+ b1 * 2.

Ringkasan:

Risk Difference (RD)

= Attributable Risk (AR)

= Excess Risk (ER)

= Absolute Risk (AR)



Attributable Risk (AR) percent = AR%
= Attributable Fraction in exposed = AFE
= Etiologic Fraction in exposed = EF E

Risk Difference (RD) in population

= Population Attributable Risk (PAR)

= Excess Risk (ER) in population



Population Attributable Risk Percent (PARP) = PAR%
= Attributable Fraction in population = AFP
= Etiologic Fraction in population = EFP

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Contoh 6 : Kaitan antara kadar kolesterol dan angka insidens penyakit jantung koroner dalam suatu
kohort (Data hipotetis)

Kategori kadar Jumlah Orang-tahun Tingkat insidens stroke


kolesterol kasus stroke observasi (per 100.000 orang tahun)

Rendah 60 300.000 20,0


Tinggi 180 360.000 50,0
Total 240 660.000 36,4

Pertanyaan: Hitunglah nilai


1. RR 5. PAR%
2. RD 6. PFE
3. AR% 7. PFP
4. PAR
Jawaban no 1:

1. RR IE 50 2,5
IE IE 20
Insidens Terpajan (Exposed)
I InsidensTidak Terpajan (non exposed)
E

Jawaban no 2-3:
RD I E I E (50 20) kasus /100 .000 orang tahun
RD 30 kasus /100.000 orang tahun (2)
IE I
E
AR% x 100 %
IE
50 20
AR% x 100%
50
(3)
AR% 60%

Jawaban no 4-5:
PAR I P I E (36,4 20) kasus /100 .000 orang tahun (4)
IP I
E
PAR % x 100 %
IP

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

PAR% 36,4 20 x 100 %


36,4
PAR% 45,1% (5)
Jawaban no 6:

PFE I IE
E

I E

PFE I IE 20 50
E
(6)
I E
20
PFE1,5

Jawaban no 7:

PFP I IP
E

IE
(7)
PFP I IP 20 36,4
E
I 20
E

Rumus lain untuk PFP (Prevented Fraction in the Population)


PFP 0,82

PFP pc (1 RR)
p (1 RR) RR
c

Keterkaitan antar rumus antara ukuran-ukuran


IE IE RD
AFE I I
E E

IE IE IE IE 1 RR 1
AFE 1
I I I RR RR
E E E

AFE = Attributable Fraction in Exposed


RD = Risk Difference = Excess Risk = Absolute
Risk RR = Risk Ratio = Relative Risk = Risiko
Relatif

PFE I IE I I 1 RR
E
E E

IE IE IE
IP I ERP IP I I
E E E
AFP 1
IP IP IP IP IP

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

PFE = Prevented Fraction in Exposed.


AFP = Attributable Fraction in Population
ERP = Excess Risk in Population

Cara lain menghitung PARP (Population Attributable Risk Percent)


o Cara 1
1. Hitung Attributable Risk (AR) = I E IE

2. Lalu kalikan AR dengan prevalens risiko = (AR) x P


3. Kemudian dibagi dengan tingkat (rate) Insidens di populasi setelah itu
kalikan 100%
( AR) x P x 100 %
I
Pop

o Cara 2
1. Kalikan AR dengan prevalens faktor risiko dengan (RR-1)
P x RR 1

2. Kemudian P x (RR-1) dibagi P x (RR-1)+1


P(RR 1) PARP
P RR 1 1
Cara kedua ini menggunakan RR, sangat berguna karena dengan
metode ini kita dapat menghitung estimasi risiko relatif dari dua studi
(kasus kontrol dan kohort). Metode ini disebut Odds Ratio untuk studi
kasus kontrol).

o Cara 3
1. Hitung Population Attributable Risk (PAR)
I I
Pop E

2. Kemudian dibagi dengan tingkat (rate) Insidens di populasi


setelah itu kalikan 100%
I IE
Pop
x 100%
I
Pop

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Ringkasan Ukuran

Tipe
Kuantitas
Matematis

Tanpa Dengan
denominator denominator

Enumerasi Rasio Proporsi Rate


Hitung,
angka mutlak

Tipe
Kuantitas
Matematis

Enumerasi Rasio Proporsi Rate

RR % Crude
OR AR% Spesific
IDR PAR% Adjusted

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Ukuran
dalam
epidemiologi

Ukuran Ukuran Ukuran efek


Frekuensi asosiasi /dampak
Penyakit

Ukuran Frekuensi Penyakit

Ukuran
frekuensi
Penyakit

Insidens Prevalens Mortalitas

Insidens Incidence Prevalens Prevalens


Kumulatif Density titik periode

1
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Ukuran
Rasio

Risk Odds Insidence Prevalence


Ratio Rasio Density Ratio
Ratio

RD = Risk Difference
AR = Attributable Risk
ER = Excess Risk
PAR = Population Attributable Risk
Ukuran PF = Prevented Fraction
Efek
/dampak

Perbedaan Fraksi
efek Efek

RD AR% PAR% PF
AR
ER

1
Gambar2Juml1
PPrevalenstitievP0Pe,2
7
DR.RobianaModjo, SKM, MKes S1-Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sesi: Ukuran Fekuensi..

Bahan Rujukan:
1. Page RM, Cole GE, Timmreck TC. Basic Epidemiological Methods and
Biostatistics. A Practical Guidebook. John and Barlett Publisher. Boston,
London.1995.
2. CDC. Principles of Epidemiology 2nd . An Introduction to Applied
Epidemiology and Biostatistics. 1992
3. Szklo M, Nieto FH. Epidemiology Beyond the Basics. AN Aspen
Publication.Gaithersburg. Maryland. 2000
4. Lilienfeld DE, Stolley PD. Foundations of Epidemiology. 3rd . New York,
NY: Oxford University Oress; 1994
5. Gordis L. Epidemiology. Philadelphia. WB Saunders 1996.
6. Rothman KJ, Greenland S. Modern Epidemiology. 2nd . Philadelphia.
Lippincott-Raven Publishers; 1998.

Anda mungkin juga menyukai