Anda di halaman 1dari 17

1

Blok 28

Computer Vision Syndrome

Oleh
Natalia Hadinata
(10.2010.129)
C6

Fakuktas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

onyongnatalia@yahoo.co.id

Pendahuluan

Latar belakang
Bekerja merupakan tuntutan hidup yang harus dijalani oleh setiap orang. Dan dalam
zaman yang serba sibuk ini, tuntutan pekerjaan semakinbanyak. Banyak orang yang bekerja
tanpa mengenal waktu istirahat. Hal ini juga terjadi pada orang-orang yang sering membuat
laporan. Hal ini dapat menyebabkan adanya gangguan penglihatan terutama pada orang-
orang yang pekerjaannya duduk di depan layar komputer.

Tujuan

Menggambarkan sedikit mengenai computer vision syndrome dan pencegahannya


terutama untuk orang-orang yang bekerja terlalu lama di depan komputer.
2

Kasus 4

Seorang perempuan, Nn A, 28 tahun, datang dengan keluhan kedua mata berair.

Anamnesis

Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang
kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. Pada kedokteran
okupasi perlu ditanyakan apa pekerjaan yang dilakukan oleh pasien dan perlu diselidiki apakan
penyakit yang diderita merupakan penyakit akibat kerja atau bukan.1
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan pada kasus ini, didapatkan informasi berikut.
Identitas: Nn. A umur 28 tahun bertempat tinggal di daerah Pasar rebo dan bekerja di
perusahaan PTP bagian keuangan.
Keluhan utama: Nn A datang dengan keluhan beriair pada kedua matanya sejak 1
minggu yang lalu.

Keluhan tambahan: sakit yang diderita pasien disertai dengan pegal, mata buram,
merah, ada sekret, tidak gatal, dan terasa nyeri.

Riwayat penyakit dahulu: sakit seperti ini pernah dialami oleh pasien. Pasien juga
menggunakan kacamata tetapi tidak rutin kontrol. Pasien sendiri tidak memiliki riwayat
alergi, diabetes melitus, maupun hipertensi.

Riwayat penyakit keluarga: ada keluarga pasien yang menggunakan kacamata.

Riwayat pekerjaan: Nn. A sudah bekerja selama 5 tahun di bagian keuangan di


perusahaan PT P. Pasien bekerja dari pukul 08.00-16.00 (8 jam/hari). Pekerjaan pasien
sehari-hari adalahduduk di depan komputer dan menyusun laporan. Pasien sendiri bekerja
dengan posisi duduk statis, gerakan repetitif pada kedua tangan pasien, dan dengan kepala
menunduk. Gejala yang dialami pasien biasanya menghilang saat pasien mengambil cuti dan
teman sekantor pasien tidak ada mengalami hal yang serupa.
3

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat pasien datang pertama kali dengan melihat
keadaan umumnya. Setelah melihat keadaan umum, dapat dilakukan pengukuran tanda-tanda
vital. Setelah pemeriksaan umum selesai dilakukan, dapat dilakukan pemeriksaan fisik
khusus.

Berdasarkan hasil pemeriksaan umum, ditemukan hasil:

Keadaan umum

Nn. A datang dalam keadaan compos mentis dan tidak datang dalam keadaan kesakitan.

Status gizi

Tinggi : 160 cm Berat : 56 kg IMT : 21,9 badan atletikus.

Tanda-tanda vital

Tekanan darah 110/70 mmHg

Frekuensi nadi : 80 kali/menit

Frekuensi napas: 18 kali/menit

Suhu: 36,7oC

Setelah pemeriksaan umum dilakukan, dapat dilakukan pemeriksaan khusus untuk


mengetahui kelainan pasien secara lebih spesifik.

Uji penglihatan

Uji snellen chart biasanya dilakukan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Biasanya pemeriksan tajam penglihatan
ditentkan dengan melihat kamampuan mata membaca huruf-huruf berbagai ukuran pada jarak
baku untuk kartu. Bila penglihatan kurang tajam, dapat dilakukan dengan melihat jumlah jari,
dan bila tajam penglihatan masih kurang, dapat dilakukan dengan proyeksi sinar.2
4

Selain uji snellen chart, dapat juga dilakukan uji persepsi warna. Uji ini dapat
dilakukan dengan meminta pasien untuk mengidentifikasi pola bulatan-bulatan warna pada
plat berwarna. Klien yang tidak dapat membedakan warna tidak akan mendapatkan polanya.2

Uji konfrontasi juga dapat dilakukan untuk memeriksa lapang pandang pasien. Uji ini
dilakukan dengan cara pemeriksa dan pasien duduk berhadapan, lalu mata kanan pasien
dengan mata kiri pemeriksa saling berhadapan. Lalu sebuah benda dari perifer dengan jarak
yang sama digeser perlahan-lahan dari perifer ke lapang pandang tengah. Bila pasien melihat
pada saat yang bersamaan dengan pemeriksa, berarti lapang ppandang pasien adalah normal.2

Inspeksi mata

Setelah melakukan uji penglihatan, lakukan teknik pengkajian berikut. Inspeksi kelopak
mata, bulu mata, bola mata, dan aparatus lakrimal. Inspeksi juga konjungtiva, sklera, kornea,
ruang anterior, iris, dan pupil. Gunakan oftalmoskop untuk mengkaji humor vitreous dan
retina.2

Bulu mata harus terdistribusi rata di sepanjang kelopak, bola mata harus cerah dan
jernih. Aparatus lakrimal harus tidak mengalami inflamasi, pembengkakan, atau air mata
yang berlebihan, namun jika pasien lansia dapat mengalami penurunan prodiksi air mata.2

Inspeksi konjungtiva biasanya dilakukan jika dicurigai adanya benda asing atau jika
pasien mengeluh nyeri kelopak mata. Sedangkan untuk inspeksi kornea, segmen anterior, iris,
dan pupil dapat di bantu dengan menggunakan slit lamp.2

Palpasi mata

Palpasi dengan perlahan adanya pembengkakan dan neyri tekan pada kelopak mata.
Kemudian, palpasi bola mata dengan menempatkan kedua ujung jari telunjuk di kelopak mata
di atas sklera sementara klien melihat ke bawah. Bola mata harus terasa sama keras.2

Pemeriksaan tempat kerja

pemeriksaan tempat kerja dapat dilakukan dengan mengevaluasi pencahayaan,


kelembaban, maupun lingkungan sekitar kerja. Pemeriksaan tempat dan ruang kerja yang
dimaksudkan untuk memastikan adanya faktor penyebab penyakit di tempat atau ruang kerja
5

serta mengukur kadarnya. Hasil pengukuran kuantitatif di tempat atau ruang kerja sangat
perlu untuk melakukan penilaian dan mengambil kesimpulan, apakah kadar zat sebagai
penyebab penyakit akibat kerja cukup dosisnya atau tidak untuk menyebab sakit. Meliputi
faktor lingkungan kerja yang dapat berpengaruh terhadap sakit penderita (faktor fisis,
kimiawi, biologis, psikososial), faktor cara kerja yang dapat berpengaruh terhadap sakit
penderita (peralatan kerja, proses produksi, ergonomi), waktu paparan nyata (per hari,
perminggu) dan alat pelindung diri.3

Working diagnosis

Computer vision syndrome

American Optometric Association (Asosiasi Optometrik Amerika) mendefinisikan


sindroma penglihatan pada pemakaian komputer (Computer Vision Syndrome) sebagai
masaah mata majemuk yan sering berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami
seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer. Gejala yang timbul dapat
bervariasi tetapi kebanyakan menyangkut mata tegang, sakit kepala, mata kabur( untuk
penglihatan jarak dekat dan/ jauh), mata kering dan mengalami iriasi, kemampuan
memfokuskan mata melambat, sakit pada leher dan/ punggung, peka terhadap cahaya. CVS
adalah penyebab berbagai efek yang sangat mengganggu produktivitas dan kebugaran umum.
Namun, belum ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa pemakaian komputer menyebabkan
masalah penglihatan jangka panjang.4

Adapun gejala dari CVS adalah

1. Mata tegang
Mata tegang adalah salah satu istilah kabur yang memiliki arti yang berbeda-beda bagi banyak
orang. Istilah yang dipakai oleh spesialis mata untuk mata tegang adalah asthenopia, istilah itu sendiri
adalah istilah yang kabur. Kamus ilmiah penglihatan mendefinisikan asthenopia sebagai keluhan
subjektif penglihatan berupa penglihatan yang tidak nyaman, sakit dankepekaannya berlebihan. Kamus
itu menjabarkan 24 tipe asthenopia yang berbeda-beda berdasarkan penyebabnya. Asthenopia dapat
disebabkan oleh masalah seperti otot mata kejang ketika memfokus, ada perbedaan penglihatan di
kedua mata, astigmat, hipermetrop (rabun jauh),
6

miop (rabun dekat), cahaya berlebihan, kesulitan koordinasi mata dan lain-lain. Di dalam
lingkungan pemakaian komputer, mata tegang dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan
danpenglihatan yang berbeda-beda.4

2. Sakit kepala
Sakit kepala juga merupakan salah satu penyakit yang paling sulit didiagnosis dan diobati secara
efektif. Sakit kepala oleh faktor penglihatan sering muncul di arah kepala bagian frontal. Lebih terasa
pada satu sisi kepala daripada sisi yang lain dan dapatdisertai berbagai gejala yang lebih umum. Para
pengguna komputer lebih besar kemungkinan mengalami sakit kepala jenis otot tegang. Sindrom
tersebut dapat dipicu oleh berbagai bentuk stress, termasuk kecemasan dan depresi, dan dipicu juga
oleh berbagai kondisi mata yang termasuk astigmat dan hipermetrop, juga oleh kondisi tempat kerja
yang tidak layak, termasuk adanya silau, cahaya kurang, dan penyusunan letak komputer yang tidak
layak. Jika semua faktor yang terlihat jelas telah dipertimbangkan, dibutuhkan penanganan kesehatan
yang dimulai dengan melakukan pemeriksaan mata lengkap.4

3. Penglihatan Kabur
Kemampuan mata untuk merubah daya fokusnya disebut akomodasi, yang berubah tergantung
usia. Suatu bayangan yang tidak tepat terfokus di retina akan kelihatan kabur. Keluhan mata kabur
disebabkan adanya kelainan refraksi seperti hipermetrop, miop, dan astigmat. Mata kabur juga dapat
disebabkan oleh kacamata koreksi yang tidak tepat kekuatan dan setelannya. Mata kabur juga terjadi
bila ada kelainan pemfokusan terutama yang terkait dengan usia yang disebut sebagai presbiop. Faktor
lingkungan, mata kaburdapat disebabkan oleh layar monitor yang kotor, sudut penglihatan yang kurang
baik, ada refleksi cahaya yang menyilaukan atau monitor yang dipakai ternyata berkualitas buruk atau
rusak. Semua faktor tersebut harus dipertimbangkan bila keluhan mata kabur terjadi.4

Seorang pengguna komputer harus terus-menerus memfokuskan matanya untuk menjaga agar
gambar tetap tajam. Proses tersebut mengakibatkan timbulnya stress yang berulang-ulangpada otot
mata. apalagi setelah lama menggunakan komputer, frekuensi berkedip berkurang dan mata menjadi
kering dan perih. Akibatnya, adalah kemampuan untuk memfokuskan diri berkurang dan penglihatan
bisa menjadi buram serta timbul sakit kepala karena arah tatapan kearah atas, pengguna komputer
sering terpaksa beristirahat dengan menurunkan kepala merekayang menyebabkan postur tubuh
menjadi buruk dan leher menjadi sakit.4

4. Mata Kering dan Mengalami Iritasi


7

Permukaan depan mata diliputi oleh suatu jaringan yang mengandung kelenjar yang
menghasilkan air, mukus dan minyak. Ketiga lapisan itu disebut air mata yang membatasi permukaan
mata dan mempertahankan kelembaban yang diperlukan agar mata dapat berfungsi dengan normal.
Air mata juga membantu mempertahankan keseimbangan oksigen yang tepatpada struktur mata
bagian depan dan untuk mempertahankan sifat optik sistem penglihatan.Lapisan air mata dalam
keadaan normal dihapus dan disegarkan kembali oleh kelopak matadengan cara berkedip. Refleks
berkedip adalah salah satu refleks yang paling cepat pada tubuh manusia dan sudah ada sejak lahir.
Kecepatan berkedip per menit berbeda-beda pada berbagai aktivitas. Berkedip lebih cepat bila sedang
aktif, dan lebih lambat bila mengantuk atau sedang berkonsentrasi. Penelitian telah menunjukkan
bahwa kecepatan berkedip para pengguna komputer turun secara bermakna pada saat bekerja di depan
komputer dibandingkan dengan sebelum atau sesudah bekerja. Penjelasan mengapa kecepatan
berkedip tersebut berkurang antaralain karena konsentrasi pada tugas atau kisaran gerak mata yang
relatif terbatas. Besarnya bukaan mata terkait dengan arah pandangan. Makin tinggi pandangan
diarahkan, mata akan terbuka lebih lebar. Banyaknya penguapan ada kaitannya dengan besarnya
bukaan mata. Bila memandang monitor yang lebih tinggi, bukaan mata lebih lebar dan penguapan air
mata lebih banyak. Sudut pandangan yang lebih tinggi mungkin pula mengakibatkan banyak kedipan
yang tidak lengkap.4

5. Sakit pada Leher dan Punggung


Pada situasi kantor, penglihatan pekerja agak terhalang dan mereka harus menyesuaikan posisi
tubuh untuk mengurangi beban pada sistem penglihatan. Sebagai contoh bila seorang pekerja yang
usianya sudah lanjut memakai kacamata fokus tunggal yang dirancang untuk dipakai pada
jarak penglihatan 40 cm, tubuh harus dicondongkan ke arah monitor yang mungkin berjarak 60 - 70cm
agar dapat melihat monitor dengan jelas. Bila pekerja menggunakan kacamata bifokal biasa yang
dirancang untuk melihat objek yang dekat (30 cm) dengan bagian bawah kacamata, maka harus
mendongak ke atas dan sedikit condong ke depan agar kacamata bagian bawah beradapada posisi yang
tepat untuk melihat monitor. Situasi tersebut jelas akan menimbulkan masalah fisik dan dapat diatasi
dengan memakai kacamata yang tepat.4

6. Kepekaan terhadap Cahaya


Mata dirancang untuk terangsang oleh cahaya dan mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata. Sekarang ada beberapa kondisi yang berbeda dengan lingkungan pencahayaan alami,
yang dapat menimbulkan reaksi yang buruk terhadap cahaya. Faktor lingkungan kerja yang paling
8

mengganggu adalah kesilauan. Ketidaknyamanan mata karena kesilauan terutama disebabkan


perbedaan terang cahaya pada lapangan pandang. Sebaiknya sumber cahaya yang sangat terang
dihilangkan dari lapangan pandang dan diusahakan mendapat pencahayaan yang relatif merata.
Seseorang akan menghadapi risiko yang lebih besar mengalami silau yang mengganggu bila sumber
cahaya lebih terang dan lebih dekat ke titik perhatian.Salah satu sebab mengapa silau yang
mengganggu merupakan masalah bagi parapemakai komputer adalah bila cahaya dari lampu neon
yang ada diatas plafon berada pada sudutvyang lebar sehingga cahaya langsung masuk ke dalam mata
pekerja. Hal tersebut terutama merupakan masalah pada para pekerja komputer yang melihat monitor
pada arah horisontal (karena monitor berada setinggi mata). Jendela terbuka dengan cahaya matahari
yang sangat terang juga memberi risiko silau yang tidak nyaman bila mereka menggunakan monitor
dengan latar belakang yang gelap sehingga ada perbedaan terang cahaya antara tugas yang sedang
dikerjakan dengan berbagai objek lain di dalam kamar. Sebab lain dari perbedaan besar pada terang
cahaya antara lain adanya kertas putih di meja, permukaan meja yang berwarna terang, lampu meja
yang diarahkan langsung ke mata atau terlalu menerangi meja tinggi.4

7. Penglihatan Ganda
Sindrom penglihatan pada pemakaian komputer adalah salah satu efek samping dari pekerjaan
melihat monitor yang lama dan terus menerus tanpa memperhatikan higiene praktis penglihatan.
Seorang pengguna komputer harus terus-menerus memfokuskan matanya untuk menjagaagar gambar
tetap tajam. Proses tersebut mengakibatkan timbulnya stress yang berulang-ulang pada otot mata.
apalagi setelah lama menggunakan komputer, frekuensi berkedip berkurang dan mata menjadi kering
dan perih. Akibatnya, adalah kemampuan untuk memfokuskan diri berkurang dan penglihatan bisa
menjadi buram serta timbul sakit kepala. Karena arah tatapan kearah atas, pengguna komputer sering
terpaksa beristirahat dengan menurunkan kepala merekayang menyebabkan postur tubuh menjadi
buruk dan leher menjadi sakit.4

Differential Diagnosis

miopia

Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang
berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina. Hal ini disebabkan
pembiasan terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial.
9

Pasien miopia biasanya akan menyatakan melihat jelas bila dekat. Pasien dengan miopia akan
memberikan keluhan sakit kepala, disertai juling dan celah kelopak mata yang sempit.
Seseorang yang miopia juga mempunyai kebiasaan menyiptikan matanya untuk mencegah
aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole.2

Derajat miopia dapat ringan (1-3 dioptri), sedang (3-6 dioptri), atau berat (lebih dari 10
dioptri). Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapt kelainan pada fundus okuli seperti
degenerasi makula, degenerasi retina bagian perifer, dengan miopik kresen pada papil saraf
optik.2

Pajanan yang dialami

Pajanan fisik yang dialami adalah radiasi komputer, karena pasien bekerja dengan
terlalu lama menatap monitor komputer. Selain itu, pajanan lain yang di alami juga bisa
berasal dari lingkungan rumah ataupun lingkungan pekerjaan, seperti debu, asap, sinar UV.
Hal ini dapat berdampak terjadinya mata lelah (astenopia)

Selain dari pajanan fisik, pajanan secara biologi juga dapat berperan, seperti infeksi
virus, bakteri, ataupun jamur. Dapat terjadi kemungkinan konjungtivitis.

Posisi saat bekerja dan target yang dicapai juga mempengaruhi keluhan yang ada pada
Nn. A, dan diketahui juga bahwa Nn. A bekerja dengan posisi duduk statis, gerakan repetitif
pada kedua tangan pasien, dan dengan kepala menunduk. Dan diketahui juga bahwa
pekerjaan pasien adalah mengetik laporan keuangan dan bekerja selama 8 jam/hari. Hal ini
berdampak terjadinya kelainan neuromuskulardan dapat menimbulkan carpal tunnel
syndrome.

Hubungan antara pajanan dengan penyakit

Pajanan fisik

Layar monitor mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya terpantul, dan kita menatap
layar monitor berjam-jam setiap hari, bahkan tanpa cukup berkedipkebanyakan penelitian
menunjukkan bahwa operator komputer yang terus menerus melihat ke monitor mengalami
10

lebih banyak masalah yang menyangkut mata dibandingkan dengan pekerja kantor yang tidak
menggunakan monitor. Banyak gejala visual sementara yang dialami oleh pengguna
komputer dan akan hilang/ menurun setelah berhenti bekerja. Namun beberapa orang
mungkin akan terus mengalami berkurangnya kemampuan visual, seperti penglihatan kabur
bahkan setelah berhenti bekerja di depan komputer.4,5

Melihat layar komputer sering membuat mata bekerja lebih keras. Melihat ke ara
monitor berbeda seperti saat kita membaca buku. Seringkali huruf pada monitor tidak sesuai
dengan penggunanya, tingkat kekontrasan pada background monitor, dan seringkali juga
silau karena adanya pantulan pada layar yang membuat penggunanya kesulitan untuk
melihat.4,5

Dalam kebanyakan kasus, gejala CVS terjadi karena tuntutan tugas yang memerlukan
kemampuan visual melebihi kemampuan visual dari pengguna komputer. Orang-orang yang
berisiko terkena CVS adalah orang-orang yang menghabiskan dua jam atau lebih di depan
komputer secara terus menerus setiap hari.4,5

Pajanan biologi

Pajanan seperti virus, jamur, dan bakteri dapat menyebabkan konjungtivitis yang
merupakan radang konjungtiva atau selput lendir yang menutupi belakang kelopak mata dan
bola mata.

Ergonomi dan psikososial

Kata ergonomic berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos
(peraturan,hokum). Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-
sama dengan ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara
optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat daripadanya diukur dengan
efisiensi dan kesejahteraan kerja. Suatu lapangan penting dari ergonomic adalah posisi tubuh
(work posture) dan gerakan seluruh anggota badan (body and limb movements), yang
menentukan besarnya pemakaian energy dan aktivitas sensorimotoris. Ilmu yang mempelajari
postur kerja dan gerakan seluruh atau sebagian termasuk anggota badan disebut biomekanik.
Dari sudut pandang ilmu tersebut, seorang tenaga kerja memenuhi persyaratan biomekanis
11

dalam melaksanakan pekerjaannya. Apabila postur kerja dan gerakan-gerakan yang


dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan keadaan alami dari tubuh beserta
anggota badan; untuk mewujudkan hal tersebut, tenaga kerja dilatih dalam keterampilan kerja
melakukan pekerjaannya denga metode yang berdasarkan biomekanis. Tempat duduk
memfasilitasi postur kerja sehingga posisi tubuh tidak menjadi sumber hambatan bagi
gerakan dalam melakukan pekerjaan dan juga tidak menyebabkan keluhan dan
ketidaknyamanan, alat kendali mesin atau peralatan di tempatkan sedemikian rupa sehingga
pengoprasiannya sejalan denga karakteristik gerakan anggota badan.3

Dibawah ini dikemukakan beberapa pedoman penerapan ergonomic sebagai pegangan:3

a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, susunan dan
penempatan mesin dan peralatan serta perlengkapan kerja; juga bentuk, ukuran dan
penempatan alat kendali serta alat petunjuk, cara kerja pengoprasian mesin dan
peralatan yang merinci macam gerak, arah dan kekuatannya yang harus dilakukan.
b. Untuk standarisasi bentuk dan ukuran mesin dan peraltan kerja, harus diambil ukuran
terbesar (missal rerata +2 standar deviasi) sebagai dasar serta di atur suatu cara
sehingga dengan ukuran tersebut mesin dan peralatan kerja dapat dioperasikan oleh
tenaga kerja yang ukuran antropometrinya kurang dari standard.
c. Ukuran antropometri statis terpenting sebagai dasar desain dan pengoprasian mesin
atau peralatan kerja lain:
Berdiri (tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang depa,
panjang lengan). Duduk (tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah
dan tangan, jarak lekuk lutut-garis punggung, jarak lekuk lutut-telapak kaki)
d. Dari segi otot, posisi duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk, sedangkan
dari aspek tulang terbaik adalah duduk dengan tegak, agar punggung tidak bungkuk
dan otot perut tidak berada dalam keadaan yang lemas. Sebagai jalan keluar
dianjurkan agar digunakan posisi duduk yang tegak dan diselingi istirahat dalam
bentuk sedikit membungkuk.
e. Tempat duduk yang baik memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Tinggi dataran tempat duduk dapat diatur dengan papan injakan kaki sehingga sesuai
dengan tinggi lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
- Tinggi papan sandaran punggung dapat diatur dan menekan dengan baik kepada
punggung.
12

- Lebar alas duduk tidak kurang dari lebar alas terbesar ukuran antropometris pinggul
misalnya lebih dari 40cm
f. Arah penglihatan pada pekerjaan duduk 32-440 ke bawah.
g. Kemampuan seorang bekerja seharian adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi kualitas
kerja dan keselamatan, kesehatan dan kepuasan kerja akan menurun.
h. Beban tambahan akibat lingkungan kerja fisik, mental-psikologis dan social sebaiknya
sedapat mungkin dikurangi.
i. Pemeliharaan indra penglihatan dilakukan sebaik-baiknya terutama dengan
pencahayaan dan penerangan yang baik terutama berkaitan dengan kepentingan
perusahaan.
j. Beban kerja fisik dinilai antara lain dengan mengukur konsumsi O2, frekuensi nadi,
suhu badan dan lain-lain atau analisis kegiatan dari pekerjaan itu sendiri.

Pada orang-orang yang menggunakan kacamata mungkin merasa tidak cocok untuk
melihat jarak tertentu dari layar komputer mereka, sehingga beberapa orang akan
memiringkan kepalanya untuk mendapatkan sudut yang tepat atau mereka akan
menundukkan kepala mereka agar dapat melihat layar komputer dengan jelas. Karena postur
inilah dapat mengakibatkan kejang otot atau nyeri pada leher, bahu, atau punggung.
Sedangkan pajanan psikososial dapat disebabkan karena stress saat bekerja atau mengejar
target pekerjaan.5

Perempuan pada umumnya mmeiliki sifat teliti dan telaten dalam mengerjakan sesuatu,
terutama pekerja dengan mengggunakan komputer dan meemasukkan data berupa angka-
angka. Hal ini memerlukan ketelitian dan konsentrasi, karena itu, pekerja akan memfokuskan
perhatian secara penuh ke monitor dengan menatap layat monitor secara terus menerus
bahkan bisa sampai berjam-jam tanpa diselingi istirahat sejenak. Pekerjaan dengan komputer
membutuhkan jarak yang cukup dekat sehingga membutuhkan kemampuan akomodasi lensa.
Karena proses yang berlangsung terus menerus, kemampuan akomodasi dapat menurun dan
dapan menyebabkan kelelahan otot mata. Karena hal inilah timbul rasa lelah pada mata. Dan
diketahui juga bahwa Nn. A menggunakan kacamata sehingga biasanya sulit untuk melihat
tulisan yang ada di monitor. Karena itu biasanaya untuk para pengguna kacamata akan
mengubah posisi kepalanya untuk mendapatkan posisi yang tepat sehingga dapat
menyebabkan kelainan neuromuskular.6
13

Jumlah pajanan

Jumlah pajanan cukup banyak karena Nn. A sudah bekerja selama 5 tahun di
perusahaan PT p dan bekerja selama 8 jam sehari.

Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa operator komputer yang terus menerus


melihat monitro mengalami lebih banyak masalah yang menyangkut mata. Sejumlah
penelitian telah menunjukkan bahwa gejala penglihatan muncul pada 75-90% pengguna
komputer. Baush dan Lomb melaporkan bahwa hampir 60 juta orang menderita masalah mata
atau penglihatan karena pekerjaan yang menggunakan komputer dan satu juta kasus baru
dilaporkan setiap tahunnya. Penyebab gejala itu dapat terjadi karena adanya kombinasi dari
masalah penglihatan individual yang sudah ada sebelumnya, masalah terlalu lama menatap
komputer, kondisi tempat kerja yang buruk dan kebiasaan kerja yang tidak sehat.4

Faktor individu

1. Riwayat kesehatan
Apakah pasien ada riwayat atopi/alergi? Apakah adanya riwayat pajanan serupa
sebelumnya sehingga resikonya meningkat? Apakah ada riwayat penyakit dalam
keluarga yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap pajanan
yang dialami? Higiene perorangan.
2. Faktor usia
pekerja pengguna komputer yang berusia lebih dari 40 tahun mengeluhkan rasa
ketidaknyamanan menggunakan komputer yang berkaitan dengan kesehatan, dengan
tingkat tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain. Hal tersebut bisa
dijelaskan sebagai suatu akibat proses penuaan yang menimbulkan penurunan fungsi
tubuh.6
3. Jenis kelamin
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kejadian CVS pada perempuan lebih
banyak dai pada laki-laki walaupun tidak berbeda secara bermakna. Ada beberapa
pendapat menyatakan perempuan lebih teliti dan telaten dalam bekerja sehingga
mereka akan benar-benar memusatkan perhatian pada pekerjaan yang dihadapi untuk
14

mengurangi tingkat kesalahan. Apalagi jika pekerjaannya adalah memasukkan angka-


angka ke dalam komputer. Hal itu menuntuk konsentrasi dan ketelitian.6
4. Lama bekerja dengan komputer
Penelitian membuktikan bahwa bekerja di depan komputer selama bertahun-tahun
dapat meningkatkan risiko terkena Computer Vision Syndrome.6
5. Lama bekerja di depan komputer
Peningkatanjam kerja di depan komputer tanpa diselingi oleh aktivitas lain dapat
menurunkan kemampuan akomodasi sehingga memperberat gejala CVS. Lamanya
bekerja di depan komputer merupakan faktor risiko terjadinya kejadian mata tegang,
terutama penggunaan secara terus-menerus lebih dari 4-5 jam.6
6. Lama istirahat pengguna komputer
Istirahat sejenak tetapi sering dapat menurunkan tingkat ketidaknyamanan pekerja
pengguna kompuer dan meningkatkan produktivitas kerja. Ada banyak pendapat yang
menyatakan tentang lamanya istirahat setelah penggunaan komputer. Istirahat dapat
dilakukan selama 10-15 menit setelah terus-menerus di depan komputer selama 1-2
jam. Aturan yag paling banyak digunakan sekarang adalah aturan 20/20/20, yaitu
setelah bekerja selama 20 menit, sebaiknya mengalihkan pandangan dari monitor
dengan melihat obyek yang jauh sekitar jarak 20 feet (6 meter) selama 20 detik.6
7. Frekuensi berkedip
Frekuensi berkedip para pekerja komputer turun secara bermakna pada saat bekerja di
depan komputer dibandingkan dengan sebelum atau sesudah bekerja. Frekuensi
tersebut berkurang akibat adanya keharusan untuk berkonsentrasi pada tugas atau
kisaran gerak mata yang relatif terbatas. Faktor lingkungan juga berperan yaitu akibat
kondisi penerangan lingkungan kerja dengan tingkat iluminasi tinggi, suhu dan
kelembaban udara ruangan kerja yang rendah. Faktor komputer seperti ukuran huruf
yang lebih kecil dan tingkat kontras yang lebih rendah ternyata juga berpengaruh
terhadap penurunan frekuensi berkedip.6

Faktor lain diluar pekerjaan

Faktor lain di luar pekerjaan adalah faktor yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan Nn. A. Seperti hobi Nn. A. Apakah Nn. A memiliki hobi membaca buku, bermain
komputer, dan lain sebagainya yang dapat membuat keadannya semakin memburuk.
15

Diagnosis okupasi

Nn. A menderita Computer Vision Syndrome (CVS). Penyakit yang diderita oleh Nn. A
merupakan penyakit yang diakibatkan karena pekerjaannya

Penatalaksanaan

Medika mentosa

Penggunaan air mata buatan atau larutan pembasah lensa kontak dapat menjaga
kelembaban mata sehingga dapat meredakan gejala.

Non-medika mentosa

Mengistirahatkan mata sejenak setelah bekerja 1-2 jam atau mengikuti aturan 20/20/20.
Atau dapat juga mengompres mata sejenak setelah bekerja.

Pencegahan

1. Monitor komputer sebaiknya diposisikan dengan jarak 50 cm-100 cm dari mata.


Posisi monitor diatur sedemikian rupa, sedikit miring ke belakang 10o 20o dari
posisi tegak Bagian atas monitor sejajar atau sedikit lebih rendah dari ketinggian
horizontal mata.6
2. Sumber cahaya ditempatkan pada bidang tegak lurus terhadap komputer dan
sebaiknya disesuaikan sebesar setengah kali dari pencahayaan ruangan. Pencahayaan
ruangan juga bisa dibuat tidak terlalu terang sehingga cahaya tidak menyilaukan mata
dan tidak terlihat pantulannya pada monitor. Sumber cahaya tersebut bisa berasal dari
lampu dengan intensitas rendah, penggunaan tiga buah lampu di ruangan kerja, dan
penggunaan korden pada jendela. Pemasangan penapis antiglare dapat digunakan jika
timbul masalah kesilauan akibat pemantulan cahaya. Hal lain yang dapat dilakukan
adalah mengatur monitor komputer pada tingkat kecerahan dan kontras yang
dirasakan paling nyaman.6
16

3. Huruf atau karakter pada komputer disesuaikan dengan ukuran yang cukup besar.6
4. Pekerja komputer dihimbau untuk lebih sering berkedip.6
5. Istirahat sejenak diperlukan setelah bekerja dengan komputer. Istirahat dapat
dilakukan dengan mengalihkan pandangan dan melihat ke objek lain, berjalan-jalan di
sekitar ruangan, dan berbincang-bincang dengan rekan kerja. Istirahat dapat dilakukan
selama 10-15 menit setelah terus-menerus di depan komputer selama 1-2 jam. Aturan
yag paling banyak digunakan sekarang adalah aturan 20/20/20, yaitu setelah bekerja
selama 20 menit, sebaiknya mengalihkan pandangan dari monitor dengan melihat
obyek yang jauh sekitar jarak 20 feet (6 meter) selama 20 detik.6
6. Deteksi dini melalui diagnosis dan penatalaksanaan dapat menurunkan risiko
timbulnya gejala gangguan penglihatan.6
7. Disarankan juga kepada pekerja komputer untuk memeriksakan matanya secara
teratur ketika mulai bekerja dengan kompputer dan secara periodik sebanyak setahun
sekali.6
8. Kacamata khusus untuk menggunakan komputer mungkin diperlukan oleh pekerja
komputer yang berusia lebih dari 40 tahun.6
9. Penggunaan lubrikasi untuk mata kering.6
10. Suhu ruangan sebaiknya diatur sebesar 24-27oC dan kelembaban udara sebaiknya
dipertahankan sebesar 40-70%. Pengaurana ventilasi udara yang baik dan menjaga
kebersihan ruangan. Ruangan kerja sebaiknya dibuat sebagai ruangan bebas rokok.6

Kesimpulan

Nn. A datang dengan keluhan mata berair yang disertai pegal, mata buram, merah,
sekret, dan nyeri menderita computer visin syndrome hal ini diakibatkan karena Nn. A
bekerja terlalu lama di depan komputer sehingga melebihi batas kemampuan visualnya.
Selain itu, posisi yang tidak nyaman pada saat bekerja menyebabkan adanya kelainan
neuromuskular. Untuk meredakan gejala yang ada, Nn. A dapat merelaksasi diri dan
mengistirahatkan mata sejenak setelah bekerja di depan komputer selama 1-2 jam. Pemberian
obat tetes mata juga dapat diberikan untuk menjaga kelembaban bola mata.
17

Daftar Pustaka

1. Bickley S. Lynn. Tinjauan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : EGC. 2009.

2. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi 4. Jakarta: FKUI. 2012
3. Sumamur DR. Higine perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta : CV
Sagung Seto. 2009.
4. Affandi ES. Sindrom penglihatan komputer. Maj kedok indon. Vol 55. No. 3. 2005.
Diunduh dari:
http://mki.idionline.org/index.php?uPage=mki.mki_dl&smod=mki&sp=public&key=
MjAtMTE=
5. American Optometric Association. Computer vision syndrome. Diunduh dari:
http://www.aoa.org/patients-and-public/caring-for-your-vision/protecting-your-
vision/computer-vision-syndrome
6. Azkadina A. Hubungan antara faktor risiko individual dan komputer terhadap
kejadian computer vision syndrome. Semarang: Universitas diponegoro. 2012.
Diunduh dari:
http://eprints.undip.ac.id/37339/1/AMIRA_AZKADINA_G2A008018_LAP_KTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai