Pengaruh Globalisasi Terhadap Sistem Hukum Dan Produk Hukum Indonesia
Pengaruh Globalisasi Terhadap Sistem Hukum Dan Produk Hukum Indonesia
Pendahuluan
Tantangan Indonesia sekarang dan ke depan adalah bagaimana bangsa kita dapat
beradaptasi dengan perubahan jaman. Dunia tempat kita berpijak telah banyak berubah, dan akan
terus berubah. Dulu, Bung Hatta pernah melukiskan tantangan politik luar negeri sebagai
mendayung di antara dua karang, dalam arti antara Blok Barat dan Blok Timur. Kini, saat
persaingan Blok Barat dan Blok Timur sudah hilang, diplomasi Indonesia di Abad ke-21
menghadapi dunia yang jauh lebih kompleks, ibarat mengarungi samudera yang penuh
gejolak. Sebagai anggota United Nations Climate Change Conference (UNCCC), kita juga
menjadi pelopor dalam upaya penyelamatan bumi dari perubahan iklim.1[1]
Dalam era globalisasi ini, indonesia ikut serta dalam perkembangan duni dan hubungan
internasional sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945. Dimana Indonesia memainkan
peranannya dalam masalah-masalah global, menjaga perdamaina dunia. Juga dalam hubungan
regional dengan negara-negara asia tenggara dan juga asia-pasifik. Indonesia juga termasuk
dalam negara anggota G-20 dan anggota OKI. Dimana dalam sektor ekonomi, indonesia dapat
berkontribusi.
Globalisasi perpengaruh dengan adanya pluralisme dan terbukanya hubungan-hubungan
dengan negara-negara di dunia. Namun dengan makin terbukanya hubungan antar negara dunia,
Indonesia harus tetap menjaga kepentingan nasional.
Dalam pidato kenegaraan diatas, dapat kita lihat bagaimana peran Indonesia dalam dunia
internasional. Kedudukan Indonesia sebagai salah satu negara dunia, memainkan perannya baik
dalam bidang politk, ekonomi dan isu-isu global lainnya. Kedudukan Indoinesia sebagai warga
dunia, dalam hubungan internasional tidak dapat terlepas dari pengaruh globalisasi yang melanda
dunia. Hampir seluruh sektor kehidupan sekarang ini sudah di pengaruhi dari globalisasi.
Peranan pemerintah bukan saja memfokuskan diri dalam hubungan internasional dalam
perkembangan dunia. Namun kedudukan yang paling penting adalah masyarakat Indonesia yang
akan berdampak pada perkembangan hukum dan ekonomi dalam masyarakat.
Pengaruh globalisasi sangat kuat sehingga mempengaruhi dalam pembentukan peraturan
perundangan. Dengan kuatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang seperti
Indonesia. Memberikan dampak dalam proses pembentukan undang-undang. Adanya pengaruh
dari negara-negara maju, tetapi juga kuatnya pengaruh dari lembaga-lembaga internasional
dalam bidang ekonomi. Sehingga kita dapat lihat pengaruhnya dalam undang-undang yang
dibuat oleh pemerintah.
Globalisasi di Dunia
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin
menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang
1
ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap bidang
politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai
demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Disisi lain ada pula masuknya
pengaruh ideologi lain seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya
adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik
negara.2[2]
Meningkatnya ketergantungan pada pasar selama rezim globalisasi juga tidak dapat
dipisahkan dari gerakan ekonomi liberalisme yang berasal dari "Konsensus Washington" yang
menghendaki reduksi secara sistematis terhadap peran Negara dalam sistem ekonomi nasional
hingga ke titik minimal. Neoliberalism pada umumnya juga berpihak pada tekanan politik
multilateral melalui organisasi-organisasi internasional atau perjanjian perangkat seperti WTO,
Bank Dunia, IMF atau ADB. Neoliberalism berpihak pada privatisasi dan mengukur
keberhasilan pembangunan berdasarkan keuntungan ekonomi yang didapat secara keseluruhan.
Namun dalam prakteknya kontrol atas kebijakan ekonomi politik dalam negeri tidak sepenuhnya
terlepas dari kontrol Negara dan Negara tetap melakukan intervensi politis atas kebijakan-
kebijakan ekonomi. Bahkan aktor-aktor dalam pasar internasional juga sesungguhnya merupakan
representasi kepentingan negara-negara industri, dan bukan digerakkan oleh 'invisible hand'
(kepentingan pasar).
Pengaruh globalisasi terhadap negara-negara di dunia semakin tidak dapat dicegah.
Dalam perkembangan sekarang ini, produk hukum di negara-negara dunia mulai bercampur
dalam sistem hukum common law dan civil law. Hal ini terjadi akibat dari kebutuhan dari
negara-negara dalam melakukan hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi. Di eropa yang
terlebih dahulu telah terjadi mix legal tradition, dimana dengan muncul masyarakat ekonomi
eropa (MEE). Dampaknya terhadap sistem hukum di negara-negara eropa yang berbeda
dikarenakan adanya dua sistem yang dikenal yaitu common law dan sistem law. Namun dengan
adanya uni eropa sehingga hukum menjadi tunggal, bersifat khusus serta merupakan entitas
politik yang telah melahirkan sistem hukum yang unik. Terciptanya sebuah sistem regional dan
merupakan tatanan hukum yang berdiri sendiri3[3].
Manakala ekonomi menjadi terintegrasi, harmonisasi hukum mengikutinya.
Terbentuknya WTO (World Trade Organization) telah didahului atau diikuti oleh terbentuknya
blok-blok ekonomi regional seperti Masyarakat Eropah, NAFTA, AFTA dan APEC. Tidak ada
kontradiksi antara regionalisasi dan globalisasi perdagangan. Sebaliknya, integrasi ekonomi
global mengharuskan terciptanya blok-blok perdagangan baru. Bergabung dengan WTO dan
kerjasama ekonomi regional berarti mengembangkan institusi yang demokratis. memperbaharui
mekanisme pasar, dan memfungsikan sistim hukum. Prinsip-prinsip Most -Favoured - Nation.
Transparency, National Treatment.. Non - Dicrimination menjadi dasar WTO dan blok
ekonomi regional.4[4]
Teori globalisasi hukum membuktikan bahwa dalam perspektif hukum, nilai neoliberal
tidak pernah masuk sendirian. Khususnya nilai neoliberal dari The Washington Consensus
masuk di Indonesia sebagai bagian dari Globalisasi Ketiga, bersamaan dengan peraturan
prudensial, good corporate governance, demokratisasi, dan reformasi di bidang keuangan negara.
Selain itu, dalam pluralisme hukum yang ada, neoliberalisme hanya bisa menyusup
melalui suatu sintesis. Ini terjadi antara lain lantaran konsep kunci perekonomian dan hukum kita
khususnya pada masalah kebendaan (property rights)baik secara konstitusional maupun
konteks perundanganmasih menganut nilai kepemilikan bersama atau oleh negara. Prinsip
umum yang berlaku adalah beberapa benda dan hak khususnya yang bersifat strategis bagi
perekonomian negara harus sebanyakbanyaknya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Sejak pertama kali diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tahun 2005, tidak
banyak perubahan signifikan yang mampu dihasilkan KTT Asia Timur (EAS) karena masih
mencari bentuk-bentuk ideal. Eksistensi EAS sekarang ini masih mencari pola di tengah upaya
Jepang menghadirkan struktur Komunitas Asia Timur (EAC) dan Australia berkeinginan
membentuk Uni Asia Pasifik (Asia Pacific Union).
Regionalisme dan multilateralisme di kawasan Asia Pasifik sekarang ini memiliki banyak
bentuk selain ASEAN yang menjadi pilar utama kerja sama regional. Ada desakan memperluas
EAS agar menjadi lebih komprehensif tanpa harus melalui mekanisme peletakan fondasi acquis
communautaire (pengaturan dan hukum yang dibutuhkan komunitas) seperti yang dimiliki Uni
Eropa.
Indonesia bergabung dengan WTO dan kerjasama ekonomi regional berarti
mengembangkan institusi yang demokratis. memperbaharui mekanisme pasar, dan
memfungsikan sistim hukum. Bagaimana juga karakteristik dan hambatannya, globalisasi
ekonomi menimbulkan akibat yang besar sekali pada bidang hukum. Globcilisasi ekonomi juga
menyebabkan terjadinya globalisasi hukum, globalisasi hukum tersebut tidak hanya didasarkan
kesepakatan internasional antar bangsa, tetapi juga pemahaman tradisi hukum dan budaya antara
Barat dan Timur. Globalisasi hukum terjadi melalui usaha-usaha standarisasi hukum. antara lain
melalui perjanjian-perjanjian internasional.
Globalisasi dibidang kontrak-kontrak bisnis internasional sudah lama terjadi. Karena
negara-negara maju membawa transaksi-transaksi baru ke negara-negara berkembang, maka
partner mereka dari negara-negara berkembang menerima model-model kontrak bisnis
internasional tersebut, bisa karena sebelumnya tidak mengenal model tersebut, dapat juga karena
posisi tawar yang lemah, Oleh karena itu tidak mengherankan, perjanjian patungan, perjanjian
waralaba, perjanjian lisensi, perjanjian keagenan, hampir sama disemua negara.
Persamaan ketentuan-ketentuan hukum berbagai negara bisa juga terjadi karena suatu
negara mengikuti model negara maju berkaitan dengan institusi-institusi hukum untuk
mendapatkan modal. Undang-Undang Perseroan Terbatas berbagai negara dengen perbendaan
dalam sistem hukum dari Civil Law maupun Common Law berisikan substainsi yang
serupa. Sehingga terjadi pengadopsian sistem hukum yang memepengaruhi negara-negara dalam
globalisasi.
Begitu juga dengan peraturan Pasar Modal, dimana saja tidak banyak berbeda, satu dan
yang lain karena dana yang mengalir ke pasar-pasar tersebut tidak lagi terikat benar dengan
waktu dan batas-batas negara, Tuntutan keterbukaan yang semakin besar, berkembangnya
kejahatan intiernasional dalam pencucian uang dan perdagangan gelap mendorong kerjasama
internasional.
Perkembangan dunia dalam era globalisasi saat ini tidak dapat dibendung oleh negara-
negara di dunia, termasuk Indonesia. Pengaruh perdagangan bebas dalam ekonomi begitu kuat
dan isu-isu global seperti pada teknologi, lingkungan, budaya, HAM dan politik.
Indonesia sebagai negara berkembang, mendapat pengaruh dari negara-negara maju
dimana negara-negara industri tersebut membawa kepantingan ekonomi dalam investasi di
Indonesia. Hal ini yang menyebabkan Indonesia harus menyesuaikan diri dengan perkembangan
tersebut. Sehingga dalam mempertahankan kepentingan nasional, Indonesia menjalin kerja sama
dengan negara-negara lain baik dalam tingkat global yang tergabung dalam IMF dan Bank Dunia
ataupin dalam kerja sama dengan negara-neggara tetangga seperti dalam ASEAN. Namun dalam
hal tertentu untuk menjaga stabilitas nasional dan ekonomi nasional Indonesia juga menjalin
kerjasama bilateral dengan cina.
Pengaruh globalisasi juga mempengaruhi sistem hukum dan produk hukum Indonesia.
Dimana Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai sistem hukum civil law akan
berhadapan dengan negara yang sistem hukum common law. Sehingga hal ini mempengaruhi
sistem hukum Indonesia. Dan terjadinya pluralisme hukum dengan terjadinya mix legal tradition.
Produk hukum indonesia tidak lepas dari intervensi asing, dimana dalam hal uu pemilu,
kepailitan, perdangan, HAKI, migas, dll. Pengaruh ini dapat menguntungkan dalam menciptakan
demokrasi yang lebih baik tapi juga bisa juga berdampak hal negatif dengan pengaruh asing
dalam sektor ekonomi. Dalam UU pemilu dimana pengaruh negara-negara maju dengan politik
demokrasi yzng dijunjungnya, sehingga memaksa Indonesia harus mengikuti sistem demokrasi
tersebut. Hal ini menguntungkan dalam politik dalam negeri dengan ditagakan demokrasi dalam
kehidupan negara. Namun hal-hal negatif dalam produk hukum seperti uu kepailitan dimana
Indonesia dengan tidak mau harus menjual perusahaan-perusahaan nasional sehingga
kepemilikan perusahaan nasional dikuasai asing.
Memang produk hukum Indonesia dalam pembentukan dipengaruhi asing, karena pihak
asing ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang begitu kaya untuk kepentingan asing.
Sehingga kepentingan nasional terabaikan. UU PMA yang dibuat Indonesia menguntungkan
perusahaan asing seperti freeport yang menghasilkan US$ 33 Milyar dari hasil eksplorasi
tambang di Indonesia. Belum perusahaan-perusahaan nasional yang telah di akuisisi asing.
Indonesia harus dapat mempertahankan kepentingsn nasional dalam era globalisasi.
Dengan melindungi kepentingan nasional, dan menjaga kekayaan alam dari intervensi asing.
Bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga nilai-nilai budaya dan produk-produk budaya
indonesia seperti batik. UU HAKi harus memberikan proteksi terhadap kekayaan budaya
Indonesia.
UUD 1945 pasal 33, merupaka pijakan Indonesia dalam menghadapi perdangan bebas
dunia dan pengaruh globalisasi. Nilai-nilai yang sudah ada di dalam UUD 1945 dan Pancasila
harus merupakan pijakan dari pemerintah untuk membuat produk hukum. Sehingga kepentingan
masyarakat lebih di jamin dengan tidak terlebih dahulu mementingkan kepentingan asing.
politik luar negeri indonesia harus bisa lebih berperan aktif dengan memberikan proteksi
terhadap kedaulatan Indonesia. Tidak didikte oleh negara-negara asing, dan memberikan posisi
tawar yang kuat terhadap lembaga-lembaga donor internasional dalam memberikan pinjaman
luar negeri. Pengaruh yang positif dapat diambil oleh Indonesia namun pengaruh yang negatif,
dapat mengakibatkan kerugian harus dihindarkan. Karena lembaga-lembaga internasional masuk
ke Indonesia didalamnya juga membawa kepentingan-kepentingan negara maju.
Dengan dapat mempertahankan kepentingan nasional dan identitas bangsa Indonesia
dalam perkembangan global. Indonesia dapat menghindar dari penjajahan baru dalam era
globalisasi yang disebut dengan neokolonialisme.
Daftar Bacaan
Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono Pidato Kenegaraan Presiden Republik
Indonesia Dalam Rangka Hut Ke-65 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Di Depan
Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dan Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia , Jakarta, 16 Agustus 2010
Winarno Narmoatmojo, Dinamika Peradaban Global & Pengaruhnya bagi Negara Bangsa
Peter De Cruz, Perbandingan Sistem Hukum, common law, civil law dan socialist law, Nusamedia, 2010,
Erman Rajagukguk, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Pada Era Globalisasi : Implikasinya Bagl
Pendidikan Hukum Di Indonesia, Pidato pengukuhan diucapkan pada upacara penerimaan
jabatan Guru Besar dalam bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 4
Januari 1997
Artikel dari buku: Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Dalam Masyarakat:Perkembangan dan Masalah
(Malang: Bayumedia, 2008)
Romli Atmasasmita Makalah Disampaikan Pada, "Seminar Legislasi Nasional"; Baleg Dpri Ri; Tanggal 21
Mei 2008
Erman Rajagukguk, Disampaikan pada Diskusi Panel dalam rangka Dies Natalis IAIN Sunan Gunung Djati,
Bandung ke-37
Erman Rajagukguk, Peranan Hukum di Indonesia, Menjaga Persatuan, Memulihkan Ekonomi dan
Memperluas Kesejahteraan Sosial, Pidato yang disampaikan pada Dies Natalis dan Peringatan
Tahun Emas Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 2000
Natangsa Surbakti, SH.,M.Hum, Aktualisasi Fungsi Hukum Pidana Dalam Era Ekonomi Global, Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal.61
Kompas, 3 September 2008, UU Migas Harus Direvisi, Bila Asing Terbukti Intervensi
Tempo, 20 Agustus 2010, Eva: Asing Intervensi 76 Undang-undang
http://www.theglobal-review.com, Tiga Lembaga Asing Intervensi UU [ Bank Dunia, IMF, USAID ]