Strategi mengelola kelas dengan baik - Mengelola kelas dengan baik bukanlah
pekerjaan mudah. Kesulitan mengelola kelas bukan hanya dirasakan oleh guru
baru. Guru yang sudah berpengalaman sekian tahun mengajar pun tak luput dari
permasalahan ini.
Segudang teori pengelolaan kelas yang sudah didapat guru kadang-kadang tidak
mumpuni ketika mempraktikkannya di depan kelas. Banyak sekali kendala yang
ditemui saat guru berhadapan dengan siswa.
Begitu pula suasana pembelajaran sering terganggu oleh suasana gaduh. Siswa
benar-benar tidak memikirkan dan terlibat pembelajaran yang berlangsung. Guru
asyik menerangkan pelajaran di depan kelas sementara siswa asyik pula
bercengkrama dengan temannya.
Seni mengelola kelas meliputi cara dan gaya guru berbicara saat mengajar.
Termasuk didalamnya gerak-gerik anggota tubuh yang akan menarik perhatian
siswa saat menerima pelajaran. Intonasi dan nada sewaktu berbicara sangat
menentukan kejelasan materi yang disampaikan guru.
Waktu pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran dari menit awal sampai
menit akhir. Kemungkinan gangguan dari prilaku siswa yang menyimpang sudah
diantisipasi oleh guru sehingga waktu tidak habis untuk memarahi dan menegur
siswa.
Akan tetapi bukan mustahil guru yang sudah puluhan tahun mengajar masih
mengalami kendala dalam mengelola kelas. Pembelajaran berlangsung sering
gaduh. Siswa berbuat sekehendak hatinya di ruang kelas. Namun sangat
disayangkan, sebagian guru masih tertutup dan malu mengakui hal ini. Mungkin
karena merasa kredibilitas sebagai guru senior akan menurun.
Sebenarnya, kendala guru dalam mengelola kelas itu tetap ada karena yang
dihadapi guru bukanlah benda mati melainkan individu yang baru berkembang dan
bersifat dinamis. Berikut ini penyebab utama sulitnya mengelola kelas:
Demikian saja uraian penyebab sulitnya mengelola kelas oleh guru dalam
pembelajaran. Mudah-mudahan jika ada kesempatan akan diketengahkan
bagaimana mengelola kelas yang efektif dan efisien.
6 Tips Mengelola Kelas dengan Baik
6 Tips mengelola kelas dengan baik - Mengelola kelas adalah tindakan guru untuk
menciptakan suasana agar pembelajaran berlangsung dengan baik.
Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien. Hasil belajar dapat dirasakan
oleh siswa secara langsung sehingga terwujud pembelajaran bermakna bagi siswa.
Akan tetapi dalam praktiknya, mengelola kelas bukanlah pekerjaaan yang gampang
bagi sebagian guru. Teori-teori yang berlaku kadang-kadang tidak mempan ketika
diterapkan di ruang kelas.
Guru masih saja mengalami masalah ketika menghadapi siswa di ruang kelas. Lalu apa
alternatif upaya yang perlu dilakukan guru?
Akan tetapi jika tidak memungkinkan, guru dapat menggunakan metode lain yang
dianggap dapat memudahkan dalam mengatur siswa dengan baik.
Ada apa gerangan dengan era milineal ini? Dinamika perkembangan zaman menjadi
tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan di sekolah maupun di lingkungan
keluarga. Perkembangan produk teknologi informasi dan komunikasi membuat guru
(termasuk orangtua) harus berpikir keras untuk menghadapi anak terutama pada
usia sekolah.
Materi pelajaran yang akan diterangkan oleh guru esok hari akan dapat diakses oleh
anak hari ini. Semua disiplin ilmu dari berbagai mata pelajaran sudah tersedia di
internet. Melalui gadget dan perangkat akses lainya, peserta didik bisa memperoleh
semua itu dengan mudah.
Kemajuan produk teknologi akan menyebabkan guru tidak dapat lagi mengandalkan
dirinya sebagai sumber informasi satu-satunay bagi anak didik. Oleh sebab itu para
guru juga harus menggeser perannya dari seorang pengajar menjadi seorang
pembelajar sekaligus motivator belajar.
Guru perlu memanfaatkan produk teknologi komputer dan jaringan untuk belajar dan
mengakses sejumlah pengetahuan untuk ditranfer ke peserta didik.
Kemajuan produk teknologi juga mengharuskan guru untuk mendorong anak belajar
serta menyediakan fasilitas untuk belajar. Fasilitas belajar tidak hanya fasilitas fisik
di sekolah. Lebih luas adalah memberi kemudahan atau jalan bagi anak untuk
mengakses informasi pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu yang diajarkan.
Simak : Pendidikan Komputer dan Internet di Sekolah
Akan tetap dalam praktiknya sekarang, guru yang mampu seperti itu akan sulit
ditemui. Kalau pun ada, itu pun terjadi pada sekolah yang berlabel unggul atau
favorit. Bagaimana dengan sekolah reguler yang berada di pinggiran kota, di
pedesaan atau di daerah terpencil sekalipun?
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru yang benar-benar berminat jadi guru sejak
awal. Tantangan disini adalah tantangan menarik yang perlu dihadapi dan dijalani
oleh guru tersebut dengan sejumlah kompetensi tertentu.
Selain dari kesibukan guru, ada pula penyebabnya karena keengganan siswa untuk
beraudiensi dengan gurunya. Aktiviats siswa juga tak kalah padatnya di sekolah.
Waktu tersedia untuk beraudiensi dengan guru juga terbatas.
Kalau pun ada siswa dan guru terlihat beraudiensi, itu pun karena anak bermasalah
dengan guru tersebut selama pembelajaran. Bertukar pikiran dan diskusi umumnya
tidak sempat lagi.
Oleh sebab itu, salah satu ciri guru yang sukses mengajar adalah guru yang memiliki
kesempatan berkomunikasi dua arah dengan audiensnya. Tema belajar dalam kelas
ikut terbawa dalam percakapan antara guru dan siswa di luar ruang kelas.
Ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa juga asyik ngobrol dengan teman terdekat
tempat duduknya. Yang lebih serius lagi justru siswa membuat keonaran sehingga
kelas menjadi riuh.
Maka ciri guru sukses mengajar adalah siswa yang mampu mengelola kelas dengan
efektif. Mengelola kelas dengan efektif artinya menciptakan suasana kelas yang bisa
mendukung terlaksananya pembelajaran dengan optimal.
Simak juga: Strategi Mengelola Kelas dengan Baik
3.Menggunakan multi-metode
Pembelajaran yang berlangsung di ruang kelas tidak cukup menggunakan satu
metode saja sebagaimana lazimnya ditulis guru dalam perangkat mengajarnya.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana karakter materi pelajaran yang yang
akan diajarkan. Artinya, metode yang digunakan sesuai dengan karakter materi
pelajaran.
Selain karakter materi pelajaran, karakter siswa pun perlu dipahami oleh guru. Justru
yang lebih penting adalah bagaimana karakter peserta didik yang dihadapi. Kenapa?
Karakter materi bersifat konstan, artinya dapat diprediksi dan bersifat tetap. Namun
karakter siswa bersifat berubah.
Sering guru merasa kecolongan karena metode mengajar tidak sesuai dengan yang
ditulis dalam perangkat mengajar. Guru memaksakan agar metode tersebut
ter;laksana. Namun kondisi pembelajaran tidak memungkinkan. Suasana kelas
cukup gerah sehingga siswa gelisah di dalam kelas.
Oleh sebab itu ciri guru sukses mengajar adalah guru yang mampu mengadopsi
berbagai metode (multi-metode) dalam pembelajaran. Guru tidak terikat oleh metode
yang tertulis di buku perangkat mengajar.
Permasalahan itu berasal dari diri guru sendiri maupun dari luar dirinya.
Permasalahn dari diri guru antara lain kemampuan berbahasa, berkomunikasi dan
penguasaan materi pelajaran.
Sementara itu, permasalahan dari luar diri guru antara lain keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang pelajaran, karakter peserta didik dan kebijakan pimpinan di
tingkat sekolah.
Oleh sebab itu guru sukses mengajar adalah guru yang selalu optimis dan antusias
dalam menghadapi poeserta didik. Ini adalah unsur penting dimiliki guru disamping
kompetensi (kemampuan) lainnya
Nah, proses evaluasi seperti itu lebih dikenal dengan penelitian tindakan kelas
(PTK). Guru melaksanakan PTK seyogyanya tidak semata untuk memenuhi
kebutuhan administrasi kenaikan pangkat/jabatan ke tingkat yang lebih tinggi.
Justru setiap guru akan melaksanakan kegiatan PTK dalam rangka evaluasi
terhadap pelaksanaan mengajar sekaligus evaluasi perkembangan belajar siswa.
Untuk melengkapi bacaan, mungkin perlu disimak yang ini!
Baca juga : Tujuan dan Manfaat PTK Bagi Guru
Kalau pelajaran sudah diumulai, siswa yang terlambat tidak boleh masuk kelas.
Konsentrasi belajar akan buyar ketika siswa datang terlambat dan diizinkan masuk
kelas.
6.Kesiapan siswa
Tidak memulai belajar kalau siswa belum siap adalah langkah efektif untuk
mengelola siswa. Siap mental menerima pelajaran, siap peralatan belajar seperi alat
tulis, dan lain sebagainya.
Minimal dengan 6 tips di atas menjadi upaya berarti bagi guru dalam mengelola
kelasdengan baik. Tentu saja masih banyak tips lain yang dapat dikembangkan
dalam mengelola pembelajaran. Namun semuanya tergantung pada daya kreativitas
dan inovasi masing-masing guru.
7 Inspirasi Metode Mengajar Unik
Agar Kelas Menyenangkan
BY RUANGGURU WRITER MAR 17, 2017
Pada umumnya, sosok guru identik dengan penampilan rapi, kaku, dan
disiplin ketat. Tak jarang pula profesi pahlawan tanpa tanda jasa ini
dianggap membosankan. Bahkan, banyak juga anggapan bahwa guru
cenderung membuat murid merasa segan, bahkan takut. Alhasil, jam
istirahat dan pulang adalah yang paling dinanti karena suasana di kelas
penuh ketegangan. Yuk ubah pandangan tersebut! Berikut ada 7 guru yang
mempraktikkan metode pengajaran unik yang bisa dijadikan inspirasi.
Simak yuk!
3. Multimedia Interaktif
Akan tetapi, Juli mengubah itu semua. Semua sebutan galak yang
diberikan siswa pada dirinya sirna. Ia menerapkan metode belajar yang
cukup unik dengan alat peraga, misalnya motornya. Motor tersebut
dimasukkan ke kelas hanya untuk sebagai contoh dalam materi tabung dan
lingkaran. Niat banget ya? Tapi, cara ini tidak sia-sia dilakukan
karena membuatnya masuk nominasi Liputan 6 Award 2013. Nilai para
siswa di sekolahnya pun meningkat dengan penerapan metode tersebut.
Bagi para pengajar Kimia di Indonesia, cara mengajar unik ini patut dicoba
lho. Malahan, kreativitas para pengajar pun akan terasah karena membuat
jembatan keledai. Tidak ada salahnya untuk mengubah metode mengajar
yang terlalu serius menjadi lebih fun. Itu semua dilakukan demi
menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap pelajaran Kimia.
Apa yang terpikir oleh Anda mengenai meme? Pasti langsung teringat
dengan 9gag atau 1cak. Biasanya, meme ini banyak digemari sebagai
hiburan karena gambar dan kata-katanya yang membuat kita tertawa dan
geleng kepala. Nah, ada seorang guru yang memanfaatkan meme ini untuk
mengajar. Salah satunya contohnya yaitu gambar di atas, untuk
menjelaskan sifat-sifat cairan, ia menggunakan meme kucing sebagai
sarana.
Akan tetapi, untuk metode mengajar satu ini, tidak semua guru bisa
melakukannya. Alternatif yang bisa dilakukan jika ingin mengikuti metode
unik tersebut bisa diganti dengan menempelkan kertas yang sudah di
gambar rumus-rumus Kimia.
7 Votes
Oleh : EndartaAdiM
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) BUKAN
pendekatan baru di dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada
Siswa BARU bagi dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berpusat Pada
Siswa (Student Centred Learning) merupakan pendekatan Pembelajaran
Kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam Permendikbud No. 81A tentang
Implementasi Kurikulum 2013. Pada dokumen regulasi tersebut Pembelajaran
Berpusat Pada Siswa (Student Centred Learning) sebagai ciri Pembelajaran
Kurikulum 2013 perlu diikuti dengan penyempurnaan pola pikir (mindset) sebagai
berikut (Permendikbud No. 70 Thn 2013) :
1. perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/ media lainnya) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
2. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi
serta diperoleh melalui internet) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
3. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
4. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 ;
5. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
6. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
7. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 ; dan
8. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 .
Pembelajaran berpusat pada siswa
pembelajaran berpusat pada siswa | grafik relasi aktifitas terhadap tingkat serapan ingatan
Source: Diadopsi dari Pelatihan Master Trainer Pedagogy Program Indonesia-
Singapore 2012
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa semakin aktif siswa terlibat di dalam proses
belajar berkelompok semakin tinggi prosentase serapan siswa terhadap materi yang
dipelajarinya.
Pembelajaran Berpusat Pada Siswa menuntut siswa untuk aktif belajar melalui
aktifitas-aktifitas dalam rangka meraih sub-sub kompetensi yang membentuk
kompetensi utama secara utuh. Oleh karena itu, guru harus secara cermat
menyiapkan kegiatan-kegiatan dan aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan tujuan
akhir pembelajaran. Penyusunan aktifitas belajar berpusat pada siswa ini harus
memperhatikan karakteristik-karakteristik siswa pada umumnya. Begitu juga
dengan pendekatan cara belajar siswa juga merupakan pertimbangan yang pantas
diterapkan.
Memilih Strategi Pembelajaran Kooperatif yang tepat pada pembelajaran
berpusat pada Siswa
Siswa berbeda satu dengan yang lain termasuk diantaranya dalam cara belajar
mereka. Banyak diantara mereka merasa nyaman dan enak belajar ketika siswa
belajar secara berkelompok. Oleh karena itu, aktifitas-aktifitas belajar berpusat pada
siswa perlu mengimplementasikan pembelajaran kooperatif / pembelajaran ber
kelompok.
Baca juga .
Teori Cognitivism
Teori Belajar Constructivism
Teori Social Constructivism
Teacher-centred-student-centred
Pendekatan-mengajar-pendekatan-instructivism
Pendekatan-mengajar-pendekatan-contructivism
Pendekatan-mengajar-pendekatan-social-constructivism
9-peristiwa-gagne pada pembelajaran
Pembelajaran-kooperatif Cooperative Learning
Pengelolaan-kelas
Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
RPP-kurikulum-2013
Endarta-smkn5-banjarmasin-mtpp-indonesia-singapore-multiplier-training-1
Mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi-
mengkomunikasikan
Pembelajaran-kurikulum-2013
belajar-pedagogi
Tidak jarang ketika guru memberikan materi pelajaran, banyak siswa yang tidak
semangat, konsentrasi rendah, kantuk atau sibuk dengan pikirannya sendiri yang
membuat mereka tidak mengerti tentang pelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
Saat ujian tiba, anak mendapatkan nilai yang jelek yang secara tidak langsung
membuat nama baik guru di sekolah turun karena dianggap tidak bisa
menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa.
Hal ini disebabakan bukan karena siswa tidak memiliki kemampuan dalam
menyerap materi pelajaran yang guru (anda) berikan di kelas. Hanya saja, metode
belajar yang anda berikan kepada siswa yang kurang tepat. Metode belajar yang
tidak bisa menarik minat dan perhatian siswa untuk mau fokus dan memahami
pelajaran yang anda berikan. Banyak kasus, siswa tidak fokus pada pelajaran yang
seharusnya mereka pahami.
Masalah seperti ini banyak dialami oleh para guru dan siswa. Bila anda bisa
memberikan metode belajar yang tidak monoton, yang menuntut siswa untuk
menggunkan kemampuan otak dan gaya belajarnya akan sangat memudahkan anda
dalam menyampaikan materi pelajaran yang harus siswa tahu dan pahami. Apalagi,
dengan metode belajar yang tepat, anak bisa menyerap materi pelajaran dengan
baik yang nantinya akan mereka tunjukkan dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan saat ujian.
Jadi metode belajar apa saja yang bisa saya berikan kepada siswa saya?
Ada sangat banyak metode belajar yang anda bisa gunakan. Agar memudahkan
anda memberi materi pelajaran, saya akan memberikan metode belajar yang sesuai
dengan cara kerja otak dalam menyerap satu informasi. Selain itu, anda bisa
memilih atau mengkombinasikan satu metode belajar dengan metode belajar lain
agar siswa bisa menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah.
Tahap Persiapan
Sebelum melakukan proses belajar, ada hal mutlak yang harus anda lakukan, agar
anda dan siswa sama-sama happysaat melakukan proses belajar mengajar di kelas.
Selain alasan tersebut, siswa juga bisa menyerap semua hal yang akan anda
sampaikan. Ini penting untuk dilakukan sebelum proses belajar dimulai di dalam
kelas. Bila anda sempat melewatkan tahap persiapan ini, siswa anda tidak akan
mendapatkan informasi yang lengkap dari materi yang ingin anda sampaikan. Tidak
percaya? Anda bisa membuktikanya sendiri.
1. Membuat Tujuan Belajar
Ini jarang, bahkan tidak pernah dilakukan oleh para guru. Apalagi oleh siswa. Ketika
akan membahas satu topik pelajaran atau bab baru, Anda harus memberikan
gambaran besar tentang apa yang akan siswa pelajari dan apa yang perlu didalami.
Ini sangat penting dilakukan, dengan mengetahui gambaran besar akan
memudahkan siswa membuat satu tujuan belajar, tentang apa yang mereka
butuhkan dan kuasai dalam menjawab pertanyaan yang anda akan ujikan nantinya
saat ujian.
Anda harus bisa membedakan apa yang dipelajari dan dibutuhkan. Siswa bisa
mengetahui apa yang mereka pelajari tapi belum tentu mengetahui apa yang
mereka butuhkan. Bila siswa mengetahui apa yang mereka butuhkan maka mereka
mengetahui apa yang mereka pelajari. Dan yang lebih penting dalam membuat
tujuan, sebaiknya pengajar meminta siswa membuat tujuan tertulis. Tujuan harus
menjawab apa yang mereka butuhkan dari satu materi pelajaran dan untuk apa
mereka mempelajari materi tersebut.
Anda bisa mendapatkan perhatian penuh dari siswa, yang anda sangat butuhkan
agar proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Jadi, saat motivasi
siswa anda sudah mulai down, anda bisa sedikit bercerita tentang manfaat dari
pelajaran yang sedang anda berikan yang anak bisa gunakan dalam kehidupannya.
3. Memberi Tahu Aplikasi Yang Bisa Siswa Terapkan
Dalam Kehidupan Nyata
Untuk memicu rasa penasaran siswa, anda bisa memberi tahu apa aplikasi yang
bisa mereka terapkan dalam kehidupan nyata saat belajar materi pelajaran yang
mereka dapatkan di dalam kelas. Selain itu Anda bisa memberikan contoh nyata dari
apa yang anda ajarkan agar lebih memudahkan pemahaman siswa. Misalnya,
bagaimana bangunan bisa berdiri kokoh, bagaimana penerapan ilmu matematika
yang dilakukan dalam menyusun pondasi dan dinding bangunan.
Atau mungkin belajar geografi tentang tanah, bagaimana tanah yang subur bisa
menghasilkan tumbuhan yang baik dan bagus. Bagaimana cara membuat tanah
yang kurang bagus menjadi tanah yang bagus untuk bisa ditanami tumbuhan serta
cara membuat humus yang siswa bisa terapkan sendiri dengan sampah organik.
Bila belajar seperti ini, akan jauh memudahkan anak dalam menyerap satu materi
pelajaran bukan daripada memasukkan informasi yang anak tidak ketahui apa
aplikasi yang mereka bisa terapkan dalam kehidupan nyata.
3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri
dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
Sekarang kita akan membahas beberapa metode belajar yang anda sebagai
pengajar bisa gunakan di kelas, yang sesuai dengan syarat yang diungkapkan oleh
Ahmadi dan Prasetya. Agar anda dan siswa dapat belajar dengan happy.Materi
pelajaran yang anda disampaikan dapat diserap oleh siswa dan yang lebih penting
lagi adalah, siswa dapat mengerti dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan
melalui hasil ujian yang memuaskan. Berikut beberapa metode belajar yang anda
bisa diterapkan saat mengajar di dalam kelas.
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran yang di mana, siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri teori satu mata
pelajaran. Siswa dituntut untuk mengalami dan mencari kebenaran atau
mendapatkan kesimpulan dari proses belajar yang sedang dieksperimenkan. Ini
akan sangat memudahkan siswa untuk memahami satu mata pelajaran dan hasil
dari eksperimen ini akan diingat lama oleh siswa. Hal ini disebabkan karena siswa
menggunakan tiga modalitas gaya belajar sekaligus, gaya belajar auditori, visual dan
kinestetik dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, siswa juga bisa
menemukan satu teori dan kesimpulan sendiri yang lebih memicunya untuk
berkreasi dari mata pelajaran yang sedang dieksperimenkan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara belajar yang melibatkan dua pihak sekaligus, guru dan
siswa. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa, tetapi tidak menutup kemungkinan
dari siswa ke guru. Metode ini erat sekali dengan pemecahan masalah. Ini akan
membantu siswa untuk lebih kritis, mengungkapkan pendapatnya dengan terbuka
dan memecahkan masalah secara bersama dengan hasil diskusi yang disepakati
bersama.
Keuntungan lain yang bisa didapatkan oleh siswa adalah mereka bisa belajar
memberanikan diri untuk berbicara di depan umun yang di mulai dari lingkup yang
lebih kecil, yaitu di dalam kelas. Ini akan melatih mental anak dalam berbicara di
depan umum.
3. Metode Demonstrasi
Metode ini menuntut siswa untuk mendemonstrasikan satu materi pelajaran. Baik itu
barang, kejadian dan aturan atau urutan dalam melakukan satu kegiatan baik secara
langsung atau pun melalui media lain. Guru menunjukkan secara langsung tentang
materi pelajaran yang akan dipahami oleh siswa.
Manfaat yang bisa didapatkan oleh siswa dengan menggunakan metode ini adalah
siswa dijadikan sebagai pusat perhatian, dimana siswa dapat melakukan satu
proses belajar secara kongkrit. Selain itu pengalaman yang siswa bisa dapatkan
akan menjadi kesan yang membuat mereka lebih lama mengingat materi pelajaran
yang sedang anda ajarkan.
Metode mind mapping adalah sabuah cara yang mencatat ide pokok atau gagasan
pokok ke dalam sebuah kertas yang dimana poin inti dari satu materi belajar di
letakkan di tengah kertas kosong. Setelah itu membuat bagian kecil yang ditarik
garis dari poin utama, yang pion utam diletakkan di atas garis. Setiap anak cabang
dari poin utama adalah bagaian yang menunjukkan sub poin utama. Setiap garis
harus diisi dengan kata benda, dan kerja. Siswa bisa menambahkan warna dan
gambar di poin utama atau sub poin. Karena gambar dan warna tersebut akan lebih
memudahkan siswa untuk mengingat apa yang telah di petakan dari pelajaran yang
telah diberikan.
Menggunakan metode mind mapping akan memanfaatkan otak kanan anak dalam
belajar terutama dalam mengingat materi pelajaran. Dengan membuat mindmapping
akan memudahkan siswa untuk memahami dan mengingat satu konsep dasar lebih
lama karena poin utama telah dipetakan. Untuk mengetahui cara menggunakan
metode mind mapping lebih lengkap, Anda bisa ke sini
6. Teknik Memori
Apabila diminta untuk menghafal, maka banyak siswa akan mengeluh, bahwa
menghafal adalah proses belajar yang sulit dan membosankan. Ini disebabkan
karena teknik yang digunakan tidak tepat. Siswa lebih memaksa diri untuk
memaksukkan informasi yang tidak sesuai dengan cara kerja pikiaran. Bila anda
bisa memberikan satu teknik untuk memudahkan siswa dalam menghafal, maka
menghafal bukanlah menjadi masalah yang berat bagi siswa. Bahkan menghafal
bisa menjadi lebih menyenangkan dan menantang bagi siswa untuk melakukanya.
Teknik tepat yang bisa digunakan adalah teknik memori yang menggunakan otak
kanan yang secara tidak langsung akan memberdayakan otak kiri. Otak kanan
memiliki fungsi dalam kreativitas, seni, gambar, warna, musik, konseptual, imajinasi,
emosi serta tempat memori jangka panjang berada. Sedangkan otak kiri memiliki
fungsi sebagai logika, bahasa, angka, urutan, hitungan, detail dan tempat memori
jangka pendek berada.
Guru terkadang tidak memanfaatkan otak kanan siswa dan lebih sering
menggunakan otak kiri. Itulah mengapa anak tidak suka dan merasa bosan ketika
menghafal satu materi pelajaran. Bila menggunakan otak kanan, akan lebih
memudahkan anak menghafal dan mengingat lebih lama materi pelajaran.
Ada beberapa model pembelajaran teknik memori yang bisa digunakan antara lain
teknik lokasi, teknik plesetan, teknik jembatan keledai, dan lain sebagainya.
Ini adalah satu metode belajar yang belum banyak di ketahui oleh para pendidik dan
orangtua saat ini. Bila anak bisa menguasai teknik ini, akan sangat memudahkan
dan mempercepat pembelajaran yang anak bisa lakukan.
Hasil penelitian Dr. Emile Donchin dari universitas Illionis menyatakan bahwa
pembelajaran 99% terjadi di level pikiran bawah sadar sedangkan pikiran sadar
hanya berperan 1% dalam proses belajar. Inilah yang bisa teknik bacakilat for
student berikan kepada anak atau siswa anda. Bila teknik ini bisa di manfaatkan oleh
anak, maka Anda bisa menebak bagaimana kecepatan pembelajaran anak Anda?
Bila ingin mengetahui teknik bacakilat for student lebih dalam, Anda bisa klik di
sini atau mendaftar langsung untuk mendapatkan bimbingan online secara gratis
oleh penemunya sendiri.
Inilah beberapa metode belajar yang bisa Anda gunakan dan berikan dalam
mengajar di dalam kelas atau kepada anak anda sendiri. Untuk kita berbagi, metode
belajar apa yang anak anda terima di sekolah? Atau metode apa yang anda berikan
kepada siswa anda di kelas? Berikan komentar anda.
LAGI REVISI KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 PADA
PEMBELAJARAN, PENILAIAN DAN KETUNTASAN
BELAJAR
Aisah Febrianti Kurikulum, Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 Revisi 2016
Revisi Kurikulum 2013 telah usai, beber4pa point penting dalam revisi Kurikulum 2013 yang sudah
diimplementasikan pada tahun 2016 ini secara signifikan perlu kita perhatikan beberapa revisi Kurikulum
2013 setelah pengehentian sementara dan kini Kurikulum 2013 secara bertahap akan diterapkan secara
Nasional dalam istilah Kurikulum Nasional atau Kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara Nasional.
Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013 akan mengalami perubahan kembali, dari sistem satuan (1 - 4)
dikembalikan menjadi puluhan (0 - 100) seperti pada sistem sebelumnya. Ini disebabkan karena banyaknya
aduan dari Orang Tua Wali murid yang sulit mengerti dengan sistem Penilaian yang dilakukan seperti di
Perguruan Tinggi. Beberapa Perubahan Penilaian dalam Kurikulum2013 yang akan diterapkan dalam
tahun ini antara lain :
1. Penilaian Sikap
2. Ketuntasan Belajar
3. Mekanisme dan Prosedur
4. Pengolahan
5. Laporan Hasil Belajar
KONSEP PENILAIAN
penilaian : Formatif (membentuk karakter dan perilaku, menjadikan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat); diagnostic (melihat perkembangan peserta didik dan feedback-koreksi pembelajaran), dan
mengukur achievement/capaian agar dapat dilakukan evaluasi hasil pembelajaran
penilaian : lebih sederhana, terjangkau untuk dilakukan, tidak menjadi beban bagi guru/siswa, tetapi tetap
mengutamakan prinsip dan kaidah penilaian. Penilaian yang dilakukan tidak hanya penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran (assessmet for
learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning).
Prinsip-prinsip Penilaian
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan terhadap penguasaan tingkat KOMPETENSI sebagai
capaian pembelajaran. Jadi bukan KOMPETISI
2. Penilaian kompetensi merupakan penilaian DISKRIT bukan KONTINU
3. Penilaian DISKRIT pada skala 0 100
4. Penilaian dalam bentuk deskripsi dengan klasisfikasi: tidak/atau kurang kompeten, cukup kompeten,
kompeten, sangat kompeten
KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR
Acuan Kriteria : penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang
ditetapkan.
Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan observasi yang dituangkan dalam catatan guru mata
pelajaran, guru Bimbingan Konseling (BK), dan wali kelas yang berupa catatan anekdot (anecdotal
record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik, sehingga
jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik maka nilai sikap peserta didik tersebut
dianggap sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan
karakter siswa, sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu alat konfirmasi dari hasil penilaian
sikap oleh pendidik.
PENILAIAN SIKAP
Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran, di dalam
kelas, dan di luar kelas untuk menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan karakter setiap peserta didik.
Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa agar mampu menghargai,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Penilaian sikap Sosial dilakukan utk membentuk sikap sosial siswa yang mampu menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam dimana mereka berada
Alur Penilaian Sikap
a. Guru MP, wali kls, dan BK melakukan penilaian sikap selama pembelajaran melalui pengamatan dengan
mencatat setiap kejadian yang menonjol
b. Catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh guru MP , wali kls, dan BK serta hasil catatan
penilaian diri dan antar teman dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap
sosial.
c. Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial yang sesuai dengan
pencapaian peserta didik berdasarkan catatan observasi.
d. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif berdasarkan kumpulan hasil observasi
(catatan) aspek yang menonjol.
e. Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai kriteria (indikator)
dideskripsikan sebagai aspek yang perlu pembimbingan.
f. Deskripsi sikap setiap siswa oleh guru MP diserahkan ke wali kelas
g. Wali kelas mengolah deskripsi setiap siswa asuhnya untuk menjadi deskripsi sikap akhir
h. Wali menulis deskripsi sikap setiap siswa pada rapor
Demikian Sahabat Dunia Pendidikan, kurang lebihnya mohon maaf, Semoga bermanfaat bagi kita semua.
aamiin
AKTIVITAS, AKUNTANSI, BAHAN AJAR, BELAJAR KREATIF, BELAJAR-MENGAJAR, BUKU SMA, CATATAN, E-
BOOK PENDIDIKAN GRATIS, EKONOMI, GEOGRAFI, HUMANIORA, ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL, INOVASI, JASMANI, KEGIATAN EXTRAKURIKULER, KELAS KREATIF, KREATIVITAS GURU, LAIN-
LAIN, LAINNYA, LOMBA, MATEMATIKA, MENGAJAR KREATIF, PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN, SEJARAH, SOSIOLOGI, TEKNOLOGI, TEKNOLOGI INFORMASI KOMPUTER, USULAN
6
Ketika Guru Harus Mampu Membuat Pembelajaran Berbasis Android
Sebagai Sarana Pembelajaran Masa Kini (+3)
oloan May 30, 2017
Guru Memberikan Arahan Dalam Proses Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Android
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa
perubahan yang signifikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teknologi atau sering disebut dengan
pertukangan memiliki lebih dari satu defenisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari
alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Defenisi
filsafat teknologi: adalah analisis kritis tentang suatu hasil ciptaan manusia melalui proses berpikir
untuk menciptakan suatu artefak yang berguna bagi kehidupan manusia. Jadi jangan heran, apagila
kata teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang pesat dan tidak akan ada
matinya. Oleh karena itu, di abad 21 ini, sudah siapkah kita menerima perkembangan teknologi
Negara di dunia tidak henti-hentinya membangun sistem pendidikan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi. Mengapa demikian? Karena di era berbasis TIK ini dipercaya akan mampu
menempatkan bangsa dan Negara Berjaya dalam berbagai bidang, kita sebut saja misalnya dalam
bidang ekonomi, kesehatan, militer, kemakmuran, daya saing dalam menciptakan teknologi informasi
dan komunikasi. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi menjadi modal utama dalam
memajukan Dunia Pendidikan kita saat ini. Media Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
mengalami perkembangan yang pesat mengharuskan para guru mampu memanfaatkannya dalam
melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih kreatif, inovatif dan aktif, sehingga peserta didik
lebih cepat paham dan mengerti akan pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
Menurut Rosenberg (2001), setidaknya ada lima pergeseran peran Guru semenjak pemanfaatan TIK
dalam dunia pendidikan: (1) Dari pelatihan ke penampilan, (2) Dari ruang kelas ke dimana dan kapan
saja, (3) Dari kertas ke on line atau saluran, (4) Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) Dari
waktu siklus ke waktu nyata. Yang memaksa guru untuk terus berinovasi dan ber-kreasi untuk
membuat proses pembelajaran lebih menarik dan bermanfaat bagi mereka, baik dalam bidang studi
apapun. Kehidupan sosial di masyarakat senantiasa tidak terlepas dari perkembangan teknologi.
Masyarakat yang maju senantiasa dinilai dari banyaknya teknologi yang dihasilkan karena pada
dasarnya teknologi senantiasa mencerminkan kualitas sumber daya manusia di dalamnya. Teknologi
tidaklah senantiasa membawa kebaikan semata dalam masyarakat, meski tujuan teknologi sendiri
perkembanganTIK khususnya internet ibarat Men Behind Gun, disamping memberikan manfaat bagi
dunia pendidikan, juga menyuguhkan efek negatif yang dapat merusak mental dan moral generasi
sekarang.
Oleh karena itu, pendidikan karakter juga sangat perlu diterapkan di rumah dan di sekolah, sehingga
generasi sekarang yang kita ajari mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan
baik. Sebab, pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaiaan pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh. Pendidikan karakter juga bertujuan agar peserta didik secara mandiri dapat
meningkatkan dan menggunakan pengetahuaanya, mengkaji dan mewujudkan nilai-nilai akhlak mulia
dalam kehidupan sehari-hari. Ada delapan belas nilai-nilai pendidikan karakter yang telah dirumuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sudah dijadikan program sebagai panduan
Ketika Kolaborasi Guru dengan Siswa Bekerja Keras untuk memenangkan Kompetisi Desain Grafis
Sikap jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan religius adalah sikap yang harus
ditanamkan saat proses pembelajaran di sekolah dengan model pembelajaran berbasis TIK.
Lantas seperti apa proses pembelajaran yang diharapkan di era kekinian, sehingga kita tidak hanya
menghasilkan generasi yang pintar, tetapi juga harus bermartabat dan berkarakter sesuai harapan
pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 versi amandemen pada pasal 31 ayat 3, Pemerintah
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang. Serta pasal 31 ayat 5, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Sehingga jelas dengan pemanfaatan TIK, maka guru
diharapkan mampu mejadi agent of change dari proses pembelajaran berbasis konvensional menjadi
berbasis TIK dalam menghasilkan sumber daya manusia indonesia yang seutuhnya.
Menurut resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi
pendidikan: (1) bagaimana kita belajar (how people learn); (2) apa yang kita pelajari (what people
learn); dan (3) kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn). Maka peran TIK dalam
moderninasi pendidikan di era kekinian dirumuskan sebagai berikut, bagaimana kita belajar? Terkait
dengan metode atau model pembelajaran? Cara berinteraksi antara guru dengan peserta didik
Menurut pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan
ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak
terpusat kepada peserta didik (student centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak
lagi dijadikan satu satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan
(resnick, 2002). UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK dalam pembelajaran kedalam
empat tahap sebagai berikut: 1. Tahap emerging: baru menyadari akan pentingnya TIK untuk
pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya. 2. Tahap applying: satu langkah lebih
maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran). 3. Tahap
merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi
pendidikan.
TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun
untuk administrasi. Dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan paradigma, untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Pendidikan abad 21 yang lebih dikenal dengan era Digital
Implementasi perkembangan TIK dapat menciptakan proses pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
Seperti disampaikan oleh Hustandi dan Sutjipto (2011: 7) bahwa perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dalam proses pembelajaran. Seperti saat ini, sudah saatnya para guru mampu membuat
media pembelajaran yang dapat diakses secara online dan real time, serta dengan menggunakan
Proses Pembelajaran Abad 21, Guru Harus Cakap memanfaatkan perangkat TIK untuk Mengajar
Fakta bahwa sampai Oktober 2013 pengguna smartphone di Indonesia sudah mencapai angka 211
juta penduduk dan 89%-nya adalah usia pelajar (anak SD sampai SMA) sudah memakai smartphone
berbasis android. Ini adalah sebuah peluang besar untuk mengarahkan pelajar kita untuk lebih
Berbagai macam perangkat mobile yang biasa digunakan diantaranya sistem Android dengan
berbagai vendor pendukungnya, IOS dari Apple, Windows Mobile, BlackBerry, dan lain sebagainya.
Pilihan platform menggunakan Android paling masuk akal, mengingat pemakai perangkat Android
adalah yang paling banyak di era kekinian. Dalam Ilmu Komputer, platform atau serambi merupakan
sebuah kombinasi antara sebuah arsitektur perangkat keras dengan sebuah kerangka kerja
perangkat lunak (termasuk kerangka kerja aplikasi). Platform adalah unsur yang penting dalam
pengembangan perangkat lunak (Wikipedia). Sebagai contoh beberapa Platform yang sering
digunakan, adalah : PC, MAC, PDA/SmartPhone, Xbox, PS3, Nintendo Wii, dll.
Sebuah platform terdiri dari sistem operasi, yaitu program sistem koordinasi komputer yang
logis dan mengatur pergerakan data di komputer. Banyak orang beranggapan bahwa Platform dan
Sistem Operasi adalah hal yang sama, namun pada kenyataannya tidak. Platform merupakan dasar
atau tempat dimana Sistem Operasi bekerja, tanpa Platform, Sistem Operasi tidak akan bisa berjalan.
Contoh Sistem Operasi yang sering kita dengar, adalah: Windows XP, Windows Vista, Windows 7,
Windows 8, Mac OS X Lion, Android Froyo, Android Ice Cream Sandwich, Windows Phone 7,
Tahap selanjutnya adalah memilih Software yang akan digunakan untuk membuat aplikasi Bahan
Ajar berbasis Mobile ini. Beberapa pilihan yang dapat dijadikan pertimbangan, adalah : 1. Eclipse
dengan ADT Plugins dan SDK, dengan dasar pemrograman JAVA. 2. Android Studio, yang
merupakan generasi lebih baru untuk pengembangan Aplikasi Android. 3. Intel SDK, dengan dasar
pemrograman HTML. 4. Adobe Flash CS6/CC 2015 atau Adobe Animate. Dengan beberapa
pertimbangan, maka akhirnya saya memilih lebih menggunakan Adobe Flash CS6, yang bisa bekerja
baik di Platform, maupun pada Windows 32 bit. Disamping itu, Adobe Flash juga dilengkapi dengan
beberapa fitur pembuatan animasi yang mudah diajarkan kepada peserta didik yang baru belajar
pemrograman. Juga untuk pembuatan proyek animasi misalnya, dapat digunakan dengan fasilitas
Adobe Animate yang penekanannya pada penggunaan dokumen HTML akan lebih memudahkan
Selanjutnya persiapan kita untuk membuat bahan ajar yang seperti apa yang menarik. Tentunya
harus disisipi dengan : a. Kelengkapan materi sesuai dengan KD dan Indikator materi. b. Penyajian
materi yang simpel, runtut, dan sistematis. c. Pemilihan kualitas yang baik dari file sumber (image,
audio, dan video). d. Pemilihan jenis huruf/font yang digunakan dengan mempertimbangkan
pemakai. f. Penyajian gambar/image, audio dan video yang relevan dengan materi. g. Penggunaan
Tahap terakhir tentunya melakukan publikasi untuk menghasilkan file APK yang siap diinstalasi ke
perangkat Android. Tahapan ini membutuhkan beberapa informasi berikut : a. Nama File APK b.
Nama Aplikasi c. App ID d. Permission e. Icon Aplikasi f. File yang disertakan Setelah proses
publikasi dilakukan, langkah terakhir adalah melakukan pengujian pada perangkat Android yang
sebenarnya.
Nah, seperti itulah penjelasan singkat bagaimana membuat bahan ajar berbasis Android yang dapat
dinikmati oleh para peserta didik dan memudahkan guru dalam memberikan pembelajaran di abad
21. Dimana interaksi antara guru dan peserta didik dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja,
Nah, untuk mendukung proses pembuatan bahan ajar berbasis android ini sangat dibutuhkan
perangkat teknologi yang sangat modern. Chromebook 14 adalah salah satu produk yang sangat
diminati oleh guru, karena dirancang khusus untuk mendukung bidang pendidikan dalam
mempersiapkan generasi milenial yang cerdas dan berkarekter, karena memiliki teknologi cloud,
dimana guru menyebarkan bahan ajar dengan lebih mudah karena teknologi Wifi-nya dapat bekerja
Tagged with: Guru Eera Baru, Inovasi Pembelajaran, Media Pembelajaran Berbasis