Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis
Satuan Acara Penyuluhan Osteoartritis
F. KEGIATAN PENYULUHAN
N KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUH
O PESERTA
1. 5 Pembukaan :
Menit 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 30 Pelaksanaan :
Menit 1. Menjelaskan tentang : Memperhatikan
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
c. Manifistasi klinis Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
2. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
3. Menjelaskan dan
mendemonstrasikan latihan fisik Memperhatikan
pada osteoartritis
4. Memberi kesempatan kepada Bertanya dan
peserta untuk bertanya dan mendemonstrasikan
mempraktekan perawatan perawatan OA
osteoarthritis
3. 10 Evaluasi :
menit
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada pengunjung yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 Terminasi :
menit
1. Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
G. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 3 soal
LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki
urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada
usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan
jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan
kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi
penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan
sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan
patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang
yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)
B. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)
C. Penyebab
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada
seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia,
dan kulit.
Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan
hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam
rawan sendi.
D. Gambaran Klinis
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan
rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada
waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana
rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis
coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi
biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi
E. Penatalaksanaan
a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
- Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah obesitas / kegemukan
- Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
- Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi rusak
- Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk
- Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot
di sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih baik.
- Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang tidak terlalu
lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
- Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang rawan
sempurna dan normal
- Menjaga berat badan agar ideal
c. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
Terapi manual
adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan gerakan sendi
dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih
jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan
massage (Fitzgerald,2004:143)
Latihan
fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali
seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot secara
bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan
bawah (American society geriatrics, 2001:815).
Gb.3 Latihan
otot-otot
penyokong
sendi lutut
D. Latihan
Aerobik
Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik di kolam
renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot, meningkatkan ketahanan,
mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat pada pasien osteoatritis. Suatu systemtic
rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi
sendi(van Baar,19999:16).
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status penyakit,stabilitas
sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam air hangat dapat mengurangi nyeri
otao dan sendi, mengurangi beban sendi, meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri,
dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with osteoartritis pain:
consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis
Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap Reduksi Nyeri
Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013.
Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis. Cur Opin Rhematol;
16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb osteoarthritis in
Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan
alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih Bahasa Adji
Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY. Yogyakarta,
diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono,
dkk., Jakarta, EGC.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in
Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number
1,January 2009
Van baar.1999. Effectiveness of exercise therapy in patiens with osteoarthritis of the hip or knee: a
systematic review of randomized controlled study. Accupunct Med; 22:14-22
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri Sendi
Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI.
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010