Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN

(Analisis Kadar Sakarin Pada Permen dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis)

Tanggal Praktikum : 8 November 2017

Disusun oleh :
Dani Ramdani 31114064
Tsania Dwiartiani 31114107
Yuni Siti S 31114113

Kelompok 8
Farmasi 4B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2017
A. Tanggal Praktikum
8 November 2017
B. Tujuan Praktikum
Untuk menganalisis kadar pemanis buatan (sakarin) pada sampel permen
yang dijual di pasaran dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-
Vis
C. Sampel
Permen yang dijual di pasaran
D. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
Spektrofotometri UV-Vis, karena pada senyawa sakarin terdapat gugus
kromofor yang berupa ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus auksokrom
yang akan menyerap sinar elektromagnetik UV pada panjang gelombang 271
nm.
E. Prinsip Percobaan
Sakarin yang terdapat pada permen berada dalam bentuk garamnya
(Natrium sakarin) yang larut dalam air, maka pada preparasinya harus diubah
menjadi bentuk aslinya (sakarin) yang tidak larut air dengan penambahan
HCl. Kemudian di ECC dengan pelarut organik (kloroform) sehingga terpisah
dengan komponen lain. Fase kloroform diuapkan lalu dilarutkan etanol dan
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 271 nm.
F. Alasan Pemilihan Sampel
Sampel permen yang dijual di pasaran dan dikonsumsi oleh masyarakat
mengandung pemanis, baik pemanis alami maupun pemanis buatan. Apabila
permen tersebut mengandung pemanis buatan seperti sakarin, maka kadar
yang digunakan harus sesuai dengan batas yang diperbolehkan. Jika kadarnya
melebihi batas ketentuan, maka akan memberikan dampak negatif bagi
kesehatan.
G. Dasar Teori
Pengertian Bahan Tambahan Pangan menurut Undang-Undang No.7
tahun 1996 Tentang Pangan yaitu bahan yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain, bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. Bahan
Tambahan Pangan tersebut mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang
dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi
(termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk
menghasilkan atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung)
suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.
Pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat
menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan
pemanis ini adalah hasil buatan manusia, oleh karena itu bahan tersebut tidak
diproses secara alamiah. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak
digunakan adalah sakarin dan siklamat. Pedagang kecil dan industri rumahan
seringkali menggunakan pemanis buatan karena dapat menghemat biaya
produksi (Cahyadi, 2008).
Sakarin merupakan pemanis buatan yang paling tua. Tingkat kemanisan
sakarin kurang lebih 300 kali lebih manis dibandingkan gula pasir. Namun,
jika penambahan sakarin terlalu banyak justru menimbulkan rasa pahit dan
getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan minuman fermentasi
biasanya diberi pemanis sakarin. Sakarin sangat populer digunakan dalam
industri makanan dan minuman karena harganya yang murah. Namun
penggunaan sakarin tidak boleh melampaui batas maksimal yang ditetapkan,
karena bersifat karsinogenik (dapat memicu timbulnya kanker) (Cahyadi,
2008).
Dalam setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin yang
diperbolehkan adalah 50-300 mg. Sakarin hanya boleh digunakan untuk
makanan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar maksimal
0,5 mg tiap kilogram berat badan per hari (Cahyadi, 2008).
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton
hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan
sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi,
1990).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari
tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan
elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan
sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 1990).

H. Monografi Bahan
1. Sakarin (Farmakope Indonesia Edisi V, hal: 1117)
Struktur kimia :

Rumus kimia : C7H5NO3S


BM : 183,18
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih, tidak berbau atau bau aromatik
khas. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam
terhadap lakmus.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air,
kloroform, dan eter; larut dalam air mendidih; mudah larut
dalam larutan ammonia encer, alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, sejuk, kering

I. Alat dan Bahan


a) Alat
1. Peralatan gelas 2. Cawan

3. Corong pisah 4. Statif dan klem bulat

5. Penangas air 6. Spektofotometer UV-Vis

7. Kuvet 8. Mikropipet

9. Neraca analitik 10. Spatel


b) Bahan
1. Sampel permen
2. Aquadest
3. HCl
4. Kloroform
5. Etanol

J. Prosedur Kerja

Permen digerus sebanyak 5 biji, timbang sebanyak 15 gram

Masukkan ke dalam gelas kimia, tambahkan aquadest dan HCl 1 N sampai


pH 3

Masukkan ke dalam corong pisah, tambahkan 15 mL kloroform

Diamkan sampai terbentuk 2 fase, ambil fase kloroform

Uapkan fase kloroform sampai terbentuk kristal, tambahkan etanol add 25


mL dalam labu ukur

Diukur absorbansi sampel menggunakan Spektrofotometer dengan 271


nm
K. Data Hasil Pengamatan
Kurva Kalibrasi Larutan Standar Sakarin
Konsentrasi Absorbansi
20 0,127
40 0,257
60 0,372
80 0,501
100 0,638
120 0,739

Kurva Standar Sakarin


0.8
0.7
0.6
y = 0.0062x + 0.0058
Absorbansi

0.5
R = 0.9988
0.4
Series1
0.3
Linear (Series1)
0.2
0.1
0
0 50 100 150
Konsentrasi

L. Perhitungan
Absorbansi Sampel = 0,411
a = 0,0058
b = 0,0062
r2 = 0,9988
y = bx + a
y = 0,0062 x + 0,0058
0,411 = 0,0062 x + 0,0058
0,411 0,0058
x= 0,0062
0,4052
x = 0,0062

x = 65,3548 ppm

65,3548
Berat analit = x 25 mL
1000

= 1,63387 mg

berat analit
% kadar = berat sampel x 100%
1,63387 mg
= x 100%
15000 mg

= 0,01 %

M. Pembahasan

N. Kesimpulan

O. Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/MENKES/
IX/88 Tentang Bahan Makanan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai