Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME

REAKSI HOPKINS-COLE

KELOMPOK 9 :

1. DIAN KURVAYANTI I (12030654018)


2. DENYS ARLIANOVITA (12030654019)
3. BELLA FIDDIINI R (12030654021)
4. ELLA WAHYUNI (12030654039)
5. NURUL FATHONAH (12030654050)

PEND. SAINS A 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014

A. Judul Percobaan : Reaksi Hopkins-Cole

B. Tujuan Percobaan : Menguji kandungan Tryptophan pada bahan makanan

C. Kajian Teori :
Uji Hopkins-Cole digunakan untuk menunjukan inti indol asam aminotriptofan yang
ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada sampel percobaan. Jadi reaksi
Hopkins-Cole merupakan cara untuk menguji keberadaan Asam amino tryptofan pada
bahan makanan. Pereaksi Hopkins Cole mengandung asam glioksilat (HgSO4). Prinsip uji
Hopkins-Cole adalah kondensasi inti indol dengan aldehid dimana jika terdapat asam kuat
yang menyebabkan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas. Reaksi tersebut hanya
akan berhasil jika ada oksidator kuat, seperti senyawa H 2SO4 yang digunakan pada
percobaan ini. Fungsi penambahan asam sulfat ini adalah sebagai oksidator agar terbentuk
cincin ungu pada larutan sampel (Poedjiadi 2007).

Gambar 3.1 Reaksi Hopkins-Cole (Joshy dan Saraswat 2002)

Gambar 3.2 Gugus asam amino Triptofan (Yuwono Triwibowo 2005)

Larutan protein yang mengandung tryptofan direaksikan dengan asam glioksilat,


kemudian ditambahkan asam sulfat pekat sehingga membentuk larutan pekat berwarna
violet.
D. Rancangan Percobaan
1. Gambar Rangkaian
a. 1 mL b.
1 tetes formaldehid
larutan
millon

Larutan protein
encer
Larutan protein encer

Gambar 1. Larutan A dari larutan protein Gambar 2. Larutan A dari larutan protein
encer encer dicampuran 1 mL formaldehid dan
1 tetes larutan millon
c. d.

1 mL
1 tetes formaldehid
larutan
millon

Larutan protein pekat


Larutan protein
pekat

Gambar 3. Larutan B dari larutan protein


pekat
Gambar 4. Larutan B dari larutan protein
pekat dicampuran 1 mL formaldehid dan
1 tetes larutan millon

2. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
2 buah - Larutan Millon 10 mL
- Tabung reaksi
4 buah - Larutan Formaldehid 10 mL
- Pipet tetes
1 buah - Larutan H2SO4 10 mL
- Rak tabung
- Putih Telor 10 mL
3. Sifat Fisika dan Sifat Kimia bahan
1) Sifat Fisika
a. Formaldehid : cairan jernih (tidak berwarna), berbau menusuk, titik didih dan
titik cair yaitu 96oC dan 15oC
b. H2SO4 :
- Asam sulfat murni berupa cairan bening seperti minyak
- H2SO4 anhidrat adalah cairan yang sangat polar.
- Konstanta kesetimbangan autopirolisisnya adalalah
Kap(25 C)= [H3SO4+][HSO4] = 2,7 104.
2) Sifat Kimia
a. Formaldehid :
Berat jenis dan pH : 1.08 gr/cm3 dan 2.8
Volatilasi (21oC) : 100
Kepadatan uap (1 atm): 1.04
Tekanan Uap: 1.3 @ pada 20
b. H2SO4 :
- Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik
- asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat
- Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian
tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat

4. Langkah Percobaan
Langkah pertama membuat larutan A yaitu protein encer dan larutan B yaitu
protein pekat. Lalu masing-masing larutan di teteskan 1 mL formaldehid dan 1 tetes
larutan millon melalui dinding tabung. Kemudian mengocok hingga terjadi 2 lapisan.
Langkah terakhir adalah mengamati perubahan warna dan adanya endapan yang
terjadi kemudian mencatat pada tabel pengamatan.
E. Hasil Pengamatan

Dari praktikum yang telah kami lakukan di dapat data hasil pengamatan sebagai berikut.

Pengamatan
No Bahan Perlakuan
Sebelum Sesudah
Warna putih o Terbentuk 2
Protein cair Dicampur
Formaldehid bening lapisan dan ada
1 lalu Bening
Milon lingkaran warna
H2SO4 dikocok Bening
Bening ungu
2 Protein pekat Dicampur Warnanya o Terbentuk 2
Formaldehid lalu kuning lapisan. Lapisan
Milon
H2SO4 dikocok bening pertama
Bening
berwarna
Bening
bening
kekuningan dan
lapisan kedua
Bening seperti endapan
berwarna
orange
keunguan

F. Analisis Data

Pada tabel dapat dilihat bahwa pada percobaan 1 dengan menggunakan bahan
uji berupa protein (putih telur) yang telah diencerkan, kemudian di campur dengan
reagen serta H2SO4. Dari percobaan ini diperoleh perubahan pada keadaan sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan. Semua bahan yang digunakan awalnya berwarna
bening/ putih bening. Kemudian setelah diperlakukan dengan dicampur dan dikocok
muncul 2 lapisan serta adanya cincin atau lingkaran ungu.

Sedangkan pada percobaan 2, bahan yang digunakan adalah sampel protein


(putih telur) pekat, kemudian dicampur dengan reagen dan H2SO4. Dari percobaan 2
diperoleh hasil perubahan yang berbeda dari percobaan 1. Pada percobaan 2 perubahan
yang terjadi adalah setelah perlakuan, terbentuk pula 2 lapisan. Namun tidak terbentuk
cincin ungu. Lapisan pertama/ atas berwarna bening kekuningan, sedangkan lapisan
kedua berbentuk seperti endapan berwarna putih dibagian bawah dan orange keunguan
dibagian atas.
G. Diskusi

Tryptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang bersifat
esensial bagi manusia. Bentuk yang umum pada mamalia adalah, seperti asam amino
lainnya, L-triptofan. Meskipun demikian D-triptofan ditemukan pula di alam. Gugus
fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak dimiliki asam-asam amino dasar lainnya.
Tryptofan bisa ditemukan pada telur, terutama bagian putih telur.

Dari data dapat diketahui bahwa uji protein Hopkins Cole yang pertama
menggunakan bahan protein cair, formaldehid, milon dan H2SO4 . Ketika semua bahan
telah dicampur terbentuk 2 lapisan dan ada lingkaran berwarna ungu. Hal ini
menunjukkan bahwa protein cair ini positif mengandung triptofan. Triptofan ini
mengandung gugus indol yang akan berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuat
yaitu H2SO4 sehingga terbentuk cincin berwarna ungu dibagian atas. Dalam hal ini
sebagai H2SO4 oksidator kuat.

Dengan reaksi :

Kedua menggunakan bahan protein pekat, formaldehid, milon dan H 2SO4 .


Ketika semua bahan telah dicampur terbentuk 2 lapisan. Lapisan pertama berwarna
bening kekuningan dan lapisan kedua seperti endapan berwarna orange keunguan. Hal
ini menunjukkan bahwa protein pekat ini negatif mengandung triptofan. Cincin warna
ungu akan terbentuk jika triptofan mengandung gugus indol yang akan berkondensasi
dengan aldehid bila ada asam kuat yaitu H2SO4 . Protein pekat ini tidak mengandung
triptofan sehingga tidak terbentuk cincin warna ungu pada bagian atas. Adapun endapan
putih ini akibat penambahan milon. Apabila milon ditambahkan pada senyawa protein
yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik akan menghasilkan
endapan warna putih yang akan berubah menjadi merah jika dipanaskan. Sedangkan
warna kuning berasal dari warna protein pekatnya yang mengakibatkan lapisan kedua
seperti endapan berwarna putih kekuningan atau orange.

H. Kesimpulan

Uji triptofan pada protein dapat dilakukan dengan mencampurkan protein


dengan reagen Hopkins cole, diantaranya berbahan formaldehid, milon, dan penambahan
H2SO4 sebagai oksidator kuat. Uji triptofan dikatakan positif jika terbentuk cincin ungu
pada campuran. Reaksi yang terjadi pada uji triptofan ini adalah

LAMPIRAN

Bahan-bahan yang digunakan yaitu H2SO4, Formaldehid, dan Milon


Pada protein cair terbentuk dua lapisan Pada protein pekat terbentuk dua
dengan lingkar ungu pudar lapisan yaitu adanya endapan

Perbedaan yang terlihat antara menggunakan protein cair dan protein pekat
DAFTAR PUSTAKA

Poedjadi, Ana dan Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia

Wirahadikusuma, Muhamad. 2001. Biokimia: Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung:
Penerbit ITB

Sari,Risna dkk.2009.Laporan Praktikum Biokim Protein.


http://www.scribd.com/doc/75367880/62148145-Laporan-Praktikum-Biokim-
Protein-1 diakses pada tanggal 3 Juni 2014 Pukul 06.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai