Anda di halaman 1dari 3

KEBERLANJUTAN SOSIAL

Puri Gianyar yang berdiri pada tahun 1771 merupakan salah satu kerajaan di Bali
yang menjadi cikal bakal terbentuknya delapan kebupaten yang sekarang menjadi delapan
kabupaten dan satu kota di Bali yaitu kabupaten Buleleng, kabupaten Karangasem,
kabupaten Klungkung, kabupaen Bangli, kabupaten Gianyar, kabupaten Badung, kabupaten
Tabanan, kabupaten Jembrana dan kota Denpasar. Seperti halnya puri-puri lain, antara
keluarga puri dengan rajanya yang bergelar Ida I dewa Agung Manggis selalu ada interaksi
sosial dengan pihak-pihak diluar kerajaan seperti dengan para patih, para punggawa,
masyarakat serta para abdinya (parekannya).

Interaksi Sosial Dengan Para Punggawa


Menurut penuturan salah satu abdi (parekan puri) I dewa Putu Ada, pada masa
kepemimpinan raja Ida Dewa Agung Manggis VIII sekitar tahun 1910-an puri Gianyar
memiliki punggawa dari desa Siangan yang bernama Ida Anak Agung Gede Ngurah.
Punggawa ini membantu raja dalam memberikan masukan-masukan dan pemikiran-
pemikiran serta diberikan kepercayaan dalam membantu menjalankan roda pemerintahan.
Pada masa kepemimpinan Ida Dewa Agung Mister puri Gianyar memiliki punggawa
yang bernama Pasek Cedok dari banjar Sangging Gianyar. Seperti halnya Ida Anak Agung
Gede Ngurah, Pasek Cedok ini juga diberikan kepercayaan dalam membantu hal-hal yang
bersifat strategis di puri.
Pada saat ini di puri tidak masih memiliki punggawa. Keberadaan punggawa hanya
sampai pada masa kepemimpinan Ida Dewa Agung Mister.

Interaksi Sosial Dengan Para Abdi (Parekan)


Dewa putu ada menuturkan bahwa pada kepemimpinan Ida Dewa Agung Mister abdi
puri berasal dari beberapa desa yaitu ; Dewa Nyoman Kocong dari desa Tegal Tugu, Dewa
Ketut Tuntun dan Dewa Putu Dangin dari Desa Samplangan, Pande Ada dari Desa serongga,
I Gosong dari Desa enjung Bakbakan, I Gusti Ngurah Alit dari Banjar Sangging Gianyar,
Dewa Nyoman Rates dari desa Bedulu, Dewa Ketut Bayad dari Desa Kedisan Tegallalang
dan I Gongsor dari banjar Sengguan Gianyar.
Dalam keseharian abdi (parekan) ini bertugas menjaga kebersihan puri, membantu
kegiatan raja dan keluarga puri serta menjaga kelestarian puri sebagai warisan budaya.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya para abdi melakukannya dengan penuh rasa
pengabdian tan pa pamerih. Ada rasa memiliki dan rasa bangga dapat ngayah (mengabdi) di
puri. Walaupun dalam melaksanakan tugas-tugas di puri tanpa gajih tetapi untuk menyabung
keberlangsungan hidup para abdi (parekan) tetap dijamin oleh puri, upah yang diberikan oleh
puri ini biasa disebut dngan pica.
Pada tahun 1980-an abdi (parekan) mendapat pica berupa nasi catonan senilai 250
gram beras dan kalau bertugas (ngayah) sampai malam hari biasanya dapat makan sampai
dua kali.
Disamping abdi (parekan) yang bertugas di puri, ada juga abdi yang bertugas untuk
mengurusi sawah-sawah milik puri yang disebut sebagai sedahan puri. Sedahan puri ini
bertugas mengurus sawah-sawah puri dan mengatur hasil panen.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan pola hidup masyarakat, saat ini
keturunan para abdi (parekan) tidak lagi melanjutkan pengabdiannya di puri. Yang masih
mengabdi di puri hanya keturunan Dewa Ketut Tuntun yaitu Dewa Putu Ada.

Interaksi Sosial Dengan Masyarakat


Puri Gianyar terletak di wilayah desa Adat Gianyar di pusat kota Gianyar. Desa Adat
Gianyar terdiri dari lima banjar yaitu banjar Sampiang, banjar Sengguan, banjar Pasdalem,
banjar sangging dan Banjar Teges. Tidak seperti warga masyarakat biasa yang hanya
bergabung dengan salah satu banjar, puri Gianyar bergabung dengan kelima banjar yang ada
didesa adat Gianyar.
Menurut penuturan I Gusti Made Puja (warga banjar Sengguan), Dalam
melakasanakan kegiatan-kegiatan di desa maupun di banjar, keluarga puri mendapat
perlakuan khusus yaitu tidak mewajibkan untuk ikut kegiatan-kegiatan seperti masyarakat
yang lainnya.
Warga banjar atau desa memberikan kesempatan kepada keluarga puri untuk ikut
pada acara-acara tertentu saja.
Dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya ada kegiatan ngaben di puri, pihak puri
boleh mengundang warga banjar dan desa untuk ikut membantu kegiatan-kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai