Anda di halaman 1dari 7

Tanggal Praktikum : 21 November 2017

Dosen Pembimbing : Dr. Damiana R. Ekaastuti, MS

Kelompok Praktikum : Kelompok 2

PENCERNAAN

Anggota Kelompok :

1. Khafita Ajnas (D14160018)


2. Rafif Naufal A (D14160023)
3. Bagoes Suryana (D14160025)
4. Salsabilla Aureli Chairy Putri (D14160026)
5. Alif Teguh Farmanto (D14160028)
6. Oktiq Kurnia Sari (D14160029)

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usus halus merupakan bagian terpenting dari pencernaan. Di dalamnya berlangsung
tahap-tahap akhir pencernaan bahan makanan yang kemudian disiapkan untuk diabsorbsi.
Gerekan usus halus sangat erat kaitannya dengan fungsi absorbsi dalam usus. Gerakan-
gerakan usus tersebut ialah gerakan segmentasi, gerakan pendulum, gerakan peristaltik.
Gerakan segmentasi merupakan gerakan usus memotong massa makanan yang terletak
memanjang menjadi potongan-potongan dengan cara kontraksi pada interval-interval yang
teratur sepanjang massa ukuran makanan di dalam usus. Sesaat kemudian masing-masing
potongan ini dipotong-potong lagi, sedangkan potongan-potongan yang berdekatan saling
mendekat dan membentuk potongan baru. Potongan ini selanjutnya dipotong-potong lagi dan
prosesnya berulang kembali.
Gerakan bandul lonceng (pendulum), berperan dalam pencampuran lokal isi usus dengan
getah-getah pencernaan. Pada gerakan ini usus kontraksi segmental pada interval-interval
tertentu sepanjang usus halus. Oleh karena itu makanan seolah-olah diremas-remas secara
bergilir pada tempat-tempat tertentu.
Gerakan peristaltik merupakan mekanisme utama dari gerakan maju dari usus yang
lunak. Pada gerakan ini terbentuk cincin konstriksi yang mendorong isis usus yang sedang
relaksasi. Gelombang konstriksi ini bergerak sepnajang usus sebagai gelombang peristaltik
yang membawa ingesta ke arah belakang saluran pencernaan.
Aktivitas motorik dari saluran pencernaan ada di bawah pengaruh susunan saraf otonom
(SSO) melalui serabut-serabut simpatis dan parasimpatis yang memasuki lapisan otot dan
melalui saraf intrinsik yang terdiri dari pleksus-pleksus saraf. Ada dua macam pleksus utama
yaitu pleksus mienterik (Aurbach) yang terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkuler
dan pleksus submukosa (meisner) yang terletak diantara lapisan otot sirkuler dan muskuralis
mukassa (pada submukosa). Rangsangan pada saraf-saraf simpatis atau parasimpatis dapat
merubah kerutan usus yang normal, demikian pula pemberian zat-zat neurotransmiternya
(asetilkolin dan adrenalin).

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan gerakan usus in situ pada kelinci, mempelajari segmen usus
yang diisolasi dan mengamati kontraksi ritmis usus yang normal, pengaruh suhu terhadap
frekuensi dan kekeuatan kontraksi, serta pengaruh zat-zat kimia/obat-obatan yang otonom.
TINJAUAN PUSTAKA

Usus halus

Usus halus terletak di dalam rongga abdomen terbentang dari lambung ke duodenum,
jejunum, dan ileum (usus halus) dan berlanjut ke usus besar. Dalam usus halus terjadi
segmentasi yang merupakan kontraksi yang melakukan pencernaan, pencampuran dan
pendorongan kimus secara perlahan menelusuri usus halus. Segmentasi ini terdiri dari
kontraksi-kontraksi berbentuk cincin di sepanjang usus halus dimana terjadi kontraksi yang
bergantian yaitu saat segmen yang satu melemas maka segmen yang satu di sampingnya akan
berkontraksi. Kontraksi ini menjadikan pencampuran kymus di usus halus lebih merata di
dalam lumennya. pada usus halus pencernaan selanjutnya di mulai pada duodenum yang
merupakan tempat muaranya getah pancreas dan cairan empedu. Segmentasi duodenum di
mulai terutama sebagai respon terhadap peregangan local yang di timbulkan pada saat ketika
kymus mulai keluar dari sfingter pylorus ke duodenum. Segmentasi yang lain terjadi pada
ileum yang merupakan reflex gastro ileum, dimana kymus memasuki duodenum sedangkan
ileum masih dalam keadaan kosong segmentasi ini di timbulkan oleh gastrin yang di
sekreskan oleh reflex gastro ileum tadi (Sherwood, 2012).

Segmentasi

Segmentasi adalah gerakan mencampur dan mendorong kimus secara perlahan.


Segmentasi ini terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yag berulang dan berbentuk cincin di
sepanjang usus halus. Di antara segmen-segmen yang berkontraksi, terdapat kius di daerah-
daerah rileks. Cara kerja dari segementasi ini adalah sebagai berikut. Cincin kontraktil
membagi usus halus menjadi segmen-segmen kecil. Setelah itu, segmen-segmen yang
berkontraksi melemas, dan kontraksi berbentuk cincin muncul di bagian yang sebelumnya
melemas tersebut. Kontraksi baru mendorong kimus di bagian yang semula rileks untuk
bergerak kekdua arah ke bagian-bagian yang kini mlemas di sampingnya. Karena itu, segman
ynga baru melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkontraksi tepat di belakang
dan di depannya. Segera setelahnya, bagian-bagian yang berkontraksi dan melemas kembali
berganti (Sherwood, 2012).

Peristaltik

Pergerakan usus atau yang dikenal dengan istilah peristaltik usus terdiri dari dua bagian, yaitu
peristaltik propulsif dan peristaltik massa. Peristaltik propulsif merupakan kontraksi usus
yang lambat dan tidak teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan,
menyumbat beberapa haustra. Peristaltik massa merupakan kontraksi yang melibatkan
segmen kolon. Gerakan peristaltik ini menggerakkan massa feses ke depan, akhirnya
merangsang defekasi. Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh
refleks gastrokolik setelah makan, khususnya setelah makanan pertama masuk pada hari itu
(Price & Wilson, 2002).
Gerakan pendulum

Gerakan bandul lonceng (pendulum), berperan dalam pencampuran lokal isi usus dengan
getah-getah pencernaan. Pada gerakan ini usus kontraksi segemental pada interval-interval
tertentu sepanjang ujung halus. Oleh karena itu makanan seolah-olah diremas-remas secara
bergilir pada tempat-tempat tertentu. Gerakan pendulum ini menyebabkan isi usus bercampur
(Setiadi, 2007)

Migrating Motility Complex

Sebagian makanan telah diserap, kontraksi segmentasi berhenti dan diganti (antara
waktu makan) oleh migrating motility complex. Migrating Motility Complex adalah
motilitas di antara waktu makan yang berbentuk gelombang peristaltik lemah berulang yang
bergerak dalam jawak pendek ke hilir sebelum lenyap. Gelombang ini bermigrasi dari usus
halus ke ujung kolon, dengan setiap kontraksi yang dikerjakan menyapu maju sisa-sisa
makanan sebelumnya ditambah debris mukosa dan bakteri menuju kolon. Setelah akhir usus
halus tercapai, siklus dimulai kembali dan terus berulang sampai kedatangan makanan
berikutnya. Kerja ini diatur di antara waktu makan oleh hormon motilin, yang disekresikan
selama keadaan tidak makan oleh sel-sel endokrin mukosa usus halus. Pelepasan motilin itu
sendiri dihambat oleh makan (Sherwood, 2012).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelakuan yang diberikan kepada tikus terdapat 3 macam, yaitu kondisi awal,
pemberian asupan gula, dan penyuntikan insulin. Setelah diberikan 3 perlakuan yang berbeda
terhadap tikus, terjadi perubahan kadar glukosa di dalam tubuh tikus. Berikut tabel yang
menggambarkan kadar glukosa pada tikus yang diberikan tiga perlakuan berbeda.

Tabel 1 Kadar glukosa pada tiga perlakuan

Keadaan tikus Kadar glukosa (mg/dL)

1 2 3 4 5 6

Kondisi awal 106 84 68 124 71 88

Asupan gula 280 110 99 180 162 179

Setelah disuntik insulin 185 102 127 83 108 156

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dibuktikan bahwa setelah perlakuan pemberian


asupan gula, terjadi peningkatan kadar glukosa dalam tubuh tikus. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa gula dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Kemudian, setelah penyuntikan insulin
pada tikus, kadar glukosa dalam darah tikus menurun kembali. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Perubahan kadar glukosa pada percobaan ini tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang menghambat kerja hormon insulin sehingga hormon insulin yang telah
disuntikan tidak bekerja sepenuhnya. Kesalahan dapat pula terjadi ketika perlakuan
pemberian gula yang tidak masuk seluruhnya pada tikus karena tikus terlalu banyak bergerak.
Begitu pula pada proses penyuntikan, penyuntikan insulin yang sedikit dan tidak sesuai dosis
menyebabkan kurangnya jumlah insulin untuk menurunkan kembali kadar gula darah pada
tikus.
SIMPULAN

Usus halus terletak di dalam rongga abdomen terbentang dari lambung ke duodenum,
jejunum, dan ileum (usus halus) dan berlanjut ke usus besar. Dalam usus halus terjadi
segmentasi yang merupakan kontraksi yang melakukan pencernaan, pencampuran dan
pendorongan kimus secara perlahan menelusuri usus halus.
Daftar Pustaka

Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia: Dari Jaringan ke Sel. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2012.

Price, S.A. & Wilson, L.M. 2002. Pathophysiology: Clinical Concept of Disease Processes.
3th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai