Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah

Untuk mempertahankan homeostasis supaya normal, nutrisi yang digunakan untuk memproduksi energi
di tubuh harus diganti oleh nutrisi yang baru yang mengandung energi juga, terutama protein protein
digunakan untuk mensintesiskan sel-sel baru yang akan berangsur dan bagian sel yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan pergantian jaringan. Sama juga seperti air dan elektrolit yang terus-menerus
hilang di dalam urine dan keringat yang keluar dari dalam kulit, hal seperti ini juga harus terus-menerus
diisi ulang dengan teratur (SHERWOOD, 2016).

Fungsi utama sistem pencernaan (GASTROINTES TINAL atau GI)

(Gastro memiliki arti yaitu lambung) gastro memindahkan nutrium, air dan elektrolit dari makanan yang
kita konsumsi dan kita telan ke dalam internal tubuh. Makanan yang dibutuhkan atau yang akan dicerna
merupakan sumber energi yang sangat perlu sekali. Sumber energi yang digunakan sel untuk
menghasilkan ATP untuk melakukan aktivitas yang memerlukan energi, misalnya seperti transpor aktif,
kontraksi, sintesis dan sekresi. Makanan juga sumber bahan baku yang akan memperbaharui dan akan
menambah jaringan tubuh. ( SHAREWOOD, 2014).

Makanan tidak secara otomatis dapat menyebabkan molekul-molekul yang ada di makanan tersedia
bagi sel yang ada di tubuh, makanan pertama kali harus dicerna atau diuraikan secara kimiawi dan
menjadi molekul-molekul yang kecil dan sederhana yang akan diserap melalui saluran cerna dan ke
dalam sirkulasi yang akan memperlancar menuju ke sel-sel. Dalam keadaan normal, sekitar 95%
makanan yang telah dicerna akan digunakan oleh tubuh.

1.2 rumusan masalah

Berdasarkan tulisan yang tertera di latar belakang rumusan masalahnya adalah "bagaimana caranya
untuk mempertahankan HOMEOSTASIS agar normal dan pencampuran makanan yang ada di saluran
pencernaan terutama usus halus dan usus besar.

1.3 tujuan penulisan

Penulisan ini dibuat untuk mengetahui bagaimana proses makanan yang dicerna dari mulut dan berubah
menjadi molekul yang kecil.

1.4 manfaat penulisan

BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 sistem pencernaan

2.1.1 definisi

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan akan mempersiapkan
untuk diproses oleh tubuh. Makanan merupakan zat zat atau bahan yang digunakan untuk metabolisme
yang berguna untuk memperoleh tenaga atau energi. Namun proses pencernaan, makanan akan
dihentikan menjadi zat yang akan mudah diserap oleh usus dan akan digunakan jaringan tubuh
(Khijrana, 2015).

Pencernaan yang terjadi pada manusia merupakan salah satu organ virtual yang penting bagi tubuh,
sehingga kesehatan sistem pencernaan penting untuk dijaga. Fungsi sistem pencernaan adalah tempat
untuk mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh. Adanya sistem
pencernaan ini untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan atau digunakan untuk melakukan aktivitas
yang berlangsung selama manusia. Sistem pencernaan sangat penting bagi hidup setiap orang (Black
Well, 2016).

2.1.2 saluran pencernaan

1. Alat pencernaan makanan pada manusia

a. Rongga mulut

Mulut merupakan tempat pertama kali makanan dicerna. Mulut terdiri dari gigi untuk mengunyah
makanan dan dibantu oleh lidah untuk menambah cita rasa dan menelan ada beberapa kelenjar yang
akan mengeluarkan cairan pencerna penting dalam saluran pencernaan (ARDHINA NUGRAHENI, 2021).

Langit-langit atau pelatung ini membentuk lengkungan rongga mulut dan memisahkan mulut dari
saluran hidung. Di belakang tenggorokan pada palatung ada tonjolan yang menggantung (uvula) ini
berperan dalam proses penutupan saluran hidung ketika menelan (SHAREWOOD. 2014).

b. Faring dan esofagus

Faring merupakan rongga yang berbeda di belakang tenggorokan. Faring berfungsi sebagai saluran
untuk sistem pencernaan (penghubung mulut dan esofagus untuk makanan) dan sistem pernapasan
(memberi akses antara saluran hidung dan trakea untuk udara). Di dinding yang terdapat di samping
faring terhadap tonfil yang merupakan jaringan limfoid bagian dari sistem pertahanan tubuh
(SHAREWOOD, 2014).

c. Lambung

Lambung merupakan rongga yang berbentuk seperti j, terletak di antara esofagus dan usus halus. Organ
ini akan dibagi menjadi 3 bagian. 3 bagian tersebut adalah sebagai berikut :

- fundus: bagian lambung yang berada di atas lubang esofagus

- korpus: yang berada di bagian tengah atau utama di bagian lambung


- antrum: lapisan otot polos yang berada di Venus dan korpus yang relatif tipis, tetapi berada di bagian
bawah lambung antrum sendiri memiliki otot yang lebih tebal. Kekebalan otot memiliki perbedaan dan
memiliki peran penting dalam motilitas lambung (SHAREWOOD, 2014).

A. Histologi dinding lambung

Memiliki tiga lapisan jaringan dasar yaitu (mukosa submukosa dan jaringan muskularis). 1) muskularis
eksterna yang berada pada bagian fungus dan body lambung yang mengandung otot tambahan yang
mengefektifkan pencampuran dan penghancuran isi lambung. 2) mukosa yang memiliki bentuk seperti
lipatan atau ruga longitudinal yang menonjol dan memungkinkan peregangan dinding lambung, rugae
akan terlihat ketika lambung kita kosong dan mengalami penghalusan ketika lambung terisi makanan
(Raihmundus Chalik, 2016).

B. Fungsi lambung

Tiga fungsi utama yang dilakukan lambung, 1) sebagai tempat penyimpanan makanan hingga
tersalurkannya makanan yang optimal, butuh beberapa jam untuk mencerna dan menyerap makanan,
2) asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang akan memulai pencernaan protein dikeluarkan oleh lambung,
3) makanan yang sudah disederhanakan akan dicampur dengan sekresi lambung yang akan
menghasilkan campuran cairan kental ini disebut dengan kimus (SHAREWOOD, 2014).

Fungsi lain lambung, 1) menghasilkan vitamin 12, yang diperoleh dari makanan yang dicerna lambung, 2)
mengabsorsi beberapa obat larut (aspirin dan alkohol pada dinding lambung, zat terlarut yang terdapat
di dalam air akan terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas (RAIH MuNDUS CHALIK, 2016).

C. Sekresi lambung

1. Jenis kelenjar lambung

a. Kelenjar kar diya ditemukan di bagian mulut kardia. Kelenjar ini hanya akan mensekresi mukus. b.
Kelenjar Kudus (lambung) memiliki 3 jenis sel:

1. Sel chip (zimogenik) kelenjar yang akan mensekresikan lipase dari renin lambung yang kurang penting
seperti pepsinogen, prokuso, enzim pepsin.

2. Sel leher mulkrossa, ya akan ditemukan di bagian leher semua kelenjar lambung sel yang akan
mensekresi barrier mofus yang memiliki tebal 1 milimeter dan akan melindungi lapisan lapisan lambung
pada kerusakan asam klorida atau autogesti (RAIH MUNDUS CHALIK, 2015).

Di anal external spingter, bagian yang berkonstribusi pada motilitas anal. Alimentary dengan cara
berikut (NETTER, 2016)

Bagian 1 (mulut dalam tenggorokan: mastication, menelan dan transportasi makanan ke bagian
kerongkongan. Bagian kedua (perut) sama dengan yang mencampur dan menggiling makanan ke chime.
Bagian ketiga usus besar dan rektum: kontraksi pasila high-ampitude propa geting, kontraksi dan
kontraktonik. Bagian yang berfokus pada yang searah khusus pada motilitas usus besar dan rektum.
Kontraksi phasic yang berasal dari usus besar akan membantu propulsi yang lambat, dengan
mencampur dan belokan. Kontraksi tonik juga dapat membantu memfasilitasi fungsi ini. Kontraksi tonik
sedangkan kontraksi migrasi raksasa jarang terjadi tetapi akan berfungsi ketika memproduksi gerakan
masa (sindrom duping) yang melambat (gastroparun atau gerakan refrogade, seperti munth) pengujian
motilitas yang harus menentukan saluran pencernaan dalam gangguan gejala utama yang akan di
motilitaskan kolon yang termasuk

2.3.5 Motilitas usus halus

Usus halus merupakan tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan terjadi. Usus halus ini
terletak melingkar di bagian dalam rongga perut yang memanjang di antara perut dan bagian usus besar
(SHAREWOOD, 2016).

Komponen dari motilitas usus halus mengikuti 4 phase siklik yang biasa disebut sebagai kompleks
migrasi, komplek migrasi terdiri dari gelombang yang aktivitas listriknya dapat menyapu. Melewati usus
setiap 90 - 120 menit. Hal lain yang memfasilitasi pengangkutan zat yang tidak dapat dicerna melalui
perut ke usus besar akan bermigrasi kompleks motorit (NETIEZ, 2016).

Fase 1 : periode relatif tenang berlangsung sekitar 40-60 menit dan terdapat beberapa kontraksi
Fase 2: memiliki periode 20-30 menit dan memiliki kontraksi peristaltik dan memiliki waktu yang
bervariasi di antara kontraksi

Fase 3: fase ini merupakan fase. Tempat ini merupakan tempat berkontraksinya paristaltik intensif yang
dimulai dari beberapa atas lambung dan akan berjalan terus hingga ke ujung usus halus (SHAREWOOD,
2014).

Tekanan postprandial menyebar kurang dari 2 cm dan berfungsi untuk mencampuri dan akan menggiling
chime nutrisi. Periode ini sangat bervariasi dan bergantung pada kandungan kalori dan sifat makanan.
Fungsi hormonal dan tingkat mediator dan motlin memainkan perannya masing-masing (NETTER, 2016).

Peristaltik usus dihasilkan melalui kontraksi muskularis propia, bagian ini terdiri dari lapisan melingkar
tongtudina dan bl dalam luar dan akan membentuk tabung yang memanjang, memutar dan memedik
dan akan menyempit sehingga isinya akan tertutup terus-menerus gelisa dan didorong, makanan pada
umumnya melintas pada usus kecil dalam waktu 5 jam. Periode ini yang akan mempersingkat asupan
makanan (BLACKWELL, 2015).

Motorik kompleks ini sendiri berada di bagian kendali sistem saraf enterik. Sel-sel otot polos gastio akan
mengalami depolarisasi periode dan potensi membran mereka. Bisa disebut gelombang lambat dan
mereka dihasilkan sel intesitisial yang biasa bertindak sebagai alat pacu jantung dan akan menghasilkan
lambat listrik yang spontan dengan frekuensi 12 per menit di bagian duodenum dan di lieum 10 per
menit kontraksi yang dicapai ketika gelombang lambat terjadi pada waktu bersamaan ketika
Neurontransmit dilepas dari motor neuron (NETTER, 2016).

Sebelum dibuang melalui anus, feses ditampung terlebih dahulu di bagian rektum, apabila feses yang
telah siap dibuang, maka otot spikter rektum akan mengatur pembukaan dan penutup anus. Otot
spinkter yang akan menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan otot lurik (NETTER,2015).

2.3 motlintas

2.3.1 definisi

Motolitas mengacu pada kontraksi otot yang telah bercampur dan bergerak menuju ke dalam saluran,
walaupun otot polos yang ada di dinding saluran pencernaan, otot polos pentasik yang menampilkan
potensial aksi yang diinduksi semburan yang mempertahankan tingkat kontraksi yang dikenai nada.
Nada merupakan hal yang penting dalam mempertahankan tekanan yang stabil di saluran pencernaan
dan untuk mencegah dindingnya tetap sama dan tetap permanen ketika membentang setelah distensi.

2.3.2 jenis motolitas

Ada dua jenis motor litas pencernaan phasik yang ditumpangkan pada aktivitas tonik yang sedang
berlangsung. Gerakan propolis mendorong maju isi melalui saluran cerna gerakan campuran ini memiliki
fungsi ganda yang pertama dengan mencampur makanan dengan jus pencernaan. Gerakan ini
merupakan gerakan yang meningkatkan pencernaan makanan penyerapan yang dilakukan dengan
mengekspos semua bagian dari usus ke permukaan pencernaan yang menyerap saluran (SHAREWOOD,
2014).

Otot polos yang berkontraksi yang berada di dalam dinding pencernaan yang melakukan gerakan
material melalui bagian awal esofagus di awal dan spingter anal eksternal di akhir. Motolitas juga
melibatkan otot rangka ketimbang otot polos aktivitas (KHURANA, 2014).

Motalitas yang mencapai otot polos di seluruh saluran dikendalikan oleh mekanisme isivoluntary yang
kompleks (KHURANA,2015).

2.3.3 pengujian motilitas

Motilitas merupakan istilah yang telah diterapkan di kontraksi dan digerakkan otot gastro yang berfungsi
mencapai dan mendorong hal yang ada pada lumer saluran pencernaan. Gambar yang biasa di saluran
pencernaan memiliki empat bagian masing-masing nya dipisahkan oleh sphindus, tahap pertama yang
dimulai dari mulut yang meluas ke spingter esofagus. Bagian awal yang akan dimulai dari mulut dan
berakhir pada esofagus.

Bagian kedua yaitu perut yang akan berakhir di spingter fitonik.

Bagian ketiga berisi ke saluran usus kecil yang berakhir pada heoceim sprinter. Bagian ke-4 berisi usus
besar dan rektum.

Pada segmen segmen tertentu, kontraksi pada otot longitudinal yang biasa dikenal sebagai taenias
shorten usus ini akan membentuk pleats atau haistration, struktur-struktur yang memungkinkan akan
dipertahankan sehingga memiliki waktu yang cukup untuk menyerap air dan nutrisi dengan benar, otot
akan melingkar membuat lekukan kecil didalam haustra menghasilkan Inatonic melarikan diri, hal ini
memiliki akibat dari motolitas, bakteri yang menghuni pada usus besar akan mencegah lebih lanjut
(NETTER, 2016).

Pola motalitas di usus besar ada da da hafc yang akan terjadi 6 sampai 8 kali sehari, kontraksi ini terjadi
biasanya secara spontan tapi sebagai respon pada distensi usus besar (NETTER, 2016).

HAPC biasanya dimulai dari usus besar proksimal dan akan berkembang ke............. Kurang dari 5% akan
mencapai rektum, gerakan massa merupakan proses dua langkah yang akan dimulai dari usus besar,
HAPCS dapat dikurangi dalam sembelit transit dan akan muncul peningkatan sindrom iritasi usus besar
dengan diare (NETTER, 2016).

Kondisi distensi usus besar dapat mempromosikan atau akan meningkatkan aktivitas motorik diusus
besar gas tronik gastronic dan refleksi deodenocolis merupakan refleksi fisiologi yang akan dibuat dalam
menanggapi peregangan distensi pada perut duodenum biasanya menghasilkan motalitas dari coloa dan
dorongan untuk buang air besar (NETTER, 2016).

Jumlah bakteri yang hidup pada Colosseum manusia sekitar 10 kali lebih banyak daripada jumlah sel
yang ada di tubuh manusia kemungkinan ada 500-1000 bakteri yang berbeda yang hidup di kolon, tidak
semua kolon mikroorganisme ini berbahaya pada nyatanya ada cologne yang bermanfaat. Bakteri
penghuni yang akan meningkatkan imunitas usus yang akan memperebutkan nutrium dan ruangan
dengan mikroba yang memiliki potensi patogen, memelihara integritas mukosa kolon, dan memberikan
kontribusi nutrisi vitamin k dapat menyerap dan meningkatkan keasamaan kolon yang akan mendorong
penyerapan kalsium, magnesium dan seng serat makanan akan diserap mukosa kolon (SHAREWOOD,
2016).

Sebagian penyerapan akan terjadi di dalam kolon dengan tingkatan yang lebih rendah daripada di usus
halus dikarenakan permukaan lumen kolon cukup halus. Kolon yang menyerap garam dan H2O. Natrium
akan diserap secara aktif dan akan mengikuti secara pasif dan menuruni gradien listrik dan
H2O ..........smestik (SHAREWOOD, 2016).

Absorpsi garam dan H2O, ini terbentuk ketika massa tinja yang padat 500 Ml yang masuk ke dalam kolon
setiap harinya berasal dari usus halus, normalnya kolon akan menyerap sekitar 350 ML dan akan
meningkatkan 150 ML yang akan di keluar dari tubuh kita setiap harinya. Feses biasanya terdiri dari 100
gram H2O dan 50 gram bahan padat (SHAREWOOD).

Feses yang keluar dari anus, gas usus atau latus juga keluar, gas berasal dari dua sumber yaitu udara
yang tertelan dan gas yang diproduksi dan di fermentasi bakteri di kolon gas yang akan mengalir
melewati isi lumen akan menimbulkan suara berdeguk. Sebagian besar udara yang tertelan melalui
lambung akan masuk ke usus dan di usus terdapat gas karena gas yang cepat diserap akan diteruskan ke
dalam kolon dan sebagian besar kolon akan disebabkan aktivitas bakteri dan jumlah dan sifat gas yang
bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi (SHAREWOOD, 2014).

Banyak gas yang akan diserap melalui mukosa usus dan sisanya akan dikeluarkan melalui anus
(SHAREWOOD, 2014).

Gerakan mencampur -Houstosi melewati cara yang sama dengan terjadinya gerakan segmentasi dalam
usus besar. Yang besar terjadi dalam usus besar pada setiap konstruksi di kira-kira 2 cm otot sirkulasi
akan berkontraksi kadang menyempitkan kolon sampai hampir tersumbat pada saat yang sama, otot
longitilin yang biasa disebut taenia yang akan berkontraksi. Kontruksi gabungan dari otot sirkulasi dan
longituding akan menyebabkan bagian usus besar.

Usus besar yang tidak menonjol keluar (Goyton and Hall, 2015).

Pada sebagian waktu rektum tidak berisi feses. Hal ini diakibatkan dari kenyataan bahwa ada stingte
fungsional yang memiliki kelemahan sekitar 20 dari anus pada kolon sigmoid. Dalam keadaan sadar,
secara bawah sadar sprinter dan eksternal biasanya akan terus-menerus mengalami kontraksi. Ada
impuls kesadaran yang menghambat kontraksi (Goyton and Hall, 2015).
Refleksi defekasi, biasanya akan menimbulkan satu dari refleks titik refleksi differentai oleh saraf enterik
setempat di dalam dinding rektum dan dapat dijelaskan berbagai bentuk ketika feses memasuki rektum,
distensi dinding rektum menimbulkan sinyal aferen akan menyebar melalui pleksu mientekus

Defekasi fisiologi

Buang air besar fisiologi merupakan langkah dimana pencernaan menyerap limbah dikeluarkan dari
tubuh sebagai tinja. Paristarik masa juga memindahkan PSS dari kanan ke kiri usus besar dimana pada
akhirnya terakumulasi di rektum dengan tekanan sekitar 10 mm Hg dan dapat menyebabkan pelepasan
hormon peptida usus vasoaktif dan oksida dari sesepter peregangan seplanchn pangu demam pangus,
hormon-osmon yang mengendur. Spigeer anak internal dan berkontraksi spinger anak eksternal
mencegah mikitenensia pada titik tubuh menyadari bahan dalam rektum dan dapat menentukan apakah
dorongan untuk kotoran padat atau cair (netter, 2016).

Tubuh mengalami gerakan yang sama selama pengurusan Flexi namun puburkrbalis otot tetap di
kontrak. Hal ini memungkinkan seseorang untuk buang air besar setiap hari, tetapi yang lain memiliki
lebih dari 1 hari buang air besar (NETTER, 2016).

Refleks yang mempengaruhi ononoh adalah aktivitas usus selain refleks duodenokus, gastro dan diefeksi
beberapa refleks saraf penting lainnya juga, refleks sangat kuat menghambat saraf-saraf rangsangan titik
demikian juga dapat menimbulkan propaiujis khusus yang utama pada basien peritositis (Goyton and
Hall, 2015).

Pola motorik steotif

Pola streotif dapat mengontrol pro puisi yang berada di usus kecil dan pada usus besar kondisi fisiologi
dan patofisiologi sudah ditandai. Usus halus kompleks yang berimigrasi akan berlangsung selama 89-112
menit dan akan terdiri dari beberapa fase. Fase 1 yang ditandai adanya ketenangan motorik, fase 2 2a
adanya kontraksi fisik yang tidak teratur, di fase 3 adanya kontraksi yang akan menyumbat lumen yang
akan berlangsung selama 2015 menit dan ini akan menyebabkan secara obral dan fungsi untuk
membersihkan usus bakteri dan puing-puing dalam kondisi puasa. Fase 1 akan menempati 40% sampai
dengan 60% sedangkan fase 2 menempati fase 20% sampai 30%. MMC juga dikendalikan molektrik yang
telah bermigrasi kompleks (BLACKWELL, 2015).

Perkembangan bakteri pada usus kecil mengalami pertumbuhan yang berubah pada tikus yang diberi
morfin dan mengganggu sirklus yang menunjukkan pentingnya kompleks tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Sistem pencernaan yang merupakan sistem yang memproses makanan yang dikonsumsi lalu menyerap
sari makanan dan dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana dengan bantuan-bantuan
enzim sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh.
Organ dan gastriantestina terdiri dari saluran pencernaan

Saluran pencernaan atas GI disebut juga alimenfory truct atau disebut alimenfory cenat yang terdiri dari
tabung panjang yang berkesinambungan yang membentang dari mulut ke anus (Guyton and Hall, 2014).

Secara teknis istilah saluran GI hanya mengacu pada lambung dan usus tetapi sedang digunakan sebagai
mana lain untuk saluran pencernaan yang terdiri dari:

1. Mulut

2. Faring

3. Esofagus

4. Lambung

5. Usus halus

6. Usus besar

7. Lubang anus

Fungsi dari sistem pencernaan sendiri umumnya yaitu menyediakan:

1. Makanan bagi tibut

2. Menyediakan air

3. Dan elektrolit

(Kara Rogers, 2011).


Pada pengosongan lambung itu ditimbulkan oleh konstruksi peristaltik yang kuat didalam antrum
lambung. Pada masa yang sama pengosongan dibawah oleh berbagai tingkat resistensi (Hold John,
2016).

Motilitas esofagus dapat dibagi secara fungsional ke dalam bagian tubuh esofagus dan ada juga spingter
esofagus bagian bawah titik moti ditus tubuh ditandai dengan kontraksi sekuensral atau peristaltik
terdapat otot yang melingkar. Peristaltic disegmen otot polos tubuh esofagus berada di bawah kendali
langsung oleh neuron enteric kolinergik rangsang dan dan mbhibitor kontraksi otot dan relaksasi
(Johnsos, 2012).

Pada ada ada faring juga terdapat rolsil atau amandel yang diartikan kelenjar lilirfe yang banyak
mengandung kelenjar limfait dan merupakan pertahanan terhadap infeksi (E Biyan, 2015).

Yang akan menimbulkan peristaltik yang ada di dalam kolon desenden, rektum akan mendorong feses
ke arah anus. Sewaktu gerakan peristaltik mendekati anus, jika spinster eksternal ke dalam keadaan
sadar dan bereaksi secara volume pada waktu yang sangat bersamaan, akan terjadi di defekasi refleks,
yang berfungsi secara cara no final dan bersifat relatif lemah agar menjadi efektif dan akan
menimbulkan defekasi lain suatu refleks deteksi para simpatis menimbulkan segmen sakral medula
sifinalis. Dan ujung-ujung saraf menimbulkan DAR merangsang rektum dan menghantarkan isinya. Yang
pertama kali ke dalam medula spinalis dan secara refleks kembali ke kolon desenden, sigmoid, rectrum
dan anus melalui serabut parasimpatis ke dalam hurvus plevikus sinyal parasimpatis sangatlah
memperkuat gerakan peristaltik dan melaksanakan parasimpatis yang sangat memperkuat gerakan
peristaltik, sinyal yang dihantarkan ke dalam medula spinais secara reflek kembali ke kolon desenden,
ligmoid, rektum dan melalui anus ke serabut-serabut parasimpatis. Otot-otot abdomen akan
meningkatkan tekanan yang ada di dalam abdonen dan mendorong feses ke rektum untuk menimbulkan
refleks-refleks yang baru. Refleks yang dengan cara tidak efektif seperti refleks yang timbul secara Ra ra
limbah. Pengosongan usus bagian bawah pada saat yang tidak tepat sepanjang hari karena hilangnya
latihan kontrol kesadaran melalui konstruksi atau relaksasi volumter(Guyton and Hall, 2015).

Gastritis merupakan protein yang ada di lambung dan merangsang pelepasan gastrin. Gastric dihambat
oleh akumulasi asam di lambung dan adanya galseln konstituen di lumen duodenum yang
memperlambat sekresi lambung (SHAREWOOD, 2015).

Sekretin terjadi ketika mengosongkan isinya ke dalam duodenum dan asam di duodenum akan
merangsang pelepasan sekretin. Sekretin dapat menghambat sekresi lambung dan mengurangi jumlah
asam yang diproduksi, merangsang sel duktus pankreatikus untuk menambah volume sekresi yang enori
dan mengaliri duodenum untuk menetralkan asam. Sekresi dan cek bersifat profik bagi prankeas eks
okrin merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan sikresi enzim pankreas (SHAREWOOD, 2014).
2) esofagus

Esofagus memiliki bentuk seperti tabung bersifat pada bagian verte Brata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung (Eostanzo, 2014).

Esofagus memiliki panjang sekitar 25 cm dan terdiri dari sentifs atas dan bawah truruncre. Secara
fisiologis nya dibatasi oleh ksicard, tulang rawan, tengkungan aorta, artrium kiri, dan difragam.
Esophagus memiliki bentuk yang unik diantara Jero yang berongga karena memiliki otot rangka, yang
mengelilingi bagian atasnya. Saraf fuguz menyediakan esofagus dengan innerractrum parasimpatik
sedangkan innervastron simpatinya berasal dari ganglia sersiks dan pararertebral (Blackwell, 2014).

Empat lapisan esofagus adalah mukosa, submukosa, museukeris dan tunren adventifa. Mukosa terdiri
dari efikl skumukosa bertingkat yang mengandung banyak kelenjar lendir. Submukosa adalah serat tebal
dan longgar lapisan yang menghubungkan murosa ke Musailarif. Bersama mukosa dan submukosa yang
membentuk lapisan longitudinal panjang, sehingga penampung pembukaan esofagus akan berbentuk
bintang. Lapisan luar esofagus, tuniar advetitia, terdiri dari jaringan fibrosa longgar yang
menghubungkan kerongkongan dengan struktur tetangga kecuali selama tindakan monelan, esofagus
biasanya dan dan lu man atau saluran pada dasarnya ditutupi oleh lipatan longitudinal lapisan mukosa
dan submukosa.

Anda mungkin juga menyukai