Makalah Pembuatan Asam Nitrat FIX
Makalah Pembuatan Asam Nitrat FIX
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah industri asam nitrat ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui sejarah dari asam nitrat.
1.3.2 Mengetahui managemen dari industri pembuatan asam nitrat
1.3.3 Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam nitrat.
1.3.4 Mengetahui dan menganalisis proses pembuatan asam nitrat.
1.3.5 Mengetahui cara pengolahan limbah dari pembuatan asam nitrat.
1.3.6 Mengetahui sistem utilitas dari pabrik pembuatan asam nitrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Asam Nitrat
10 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
memiliki manfaat bagi kesehatan dalam menambah oksigen pada darah, selain itu juga
memiliki efek samping pada kesehatan khususnya jika digunakan dalam dosis tinggi.
Rumus Kimia : NaNO3
Berat Molekul : 85 gram/mol
Bentuk : Bubuk putih
Kemurnian : 98,15%
Kadar Air : 1,85%
Densitas : 2 ,3 1 03 kg/m3
Kelarutan : 92 gram dalam 100 ml air
Kapasitas Panas : 468 kj/mol
Jumlah : 9348,1261 kg/j
3.3.2 Asam Sulfat
Asam sulfat memiliki sifat yang sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat
eksotermis. Pengenceran asam nitrat dilakukan dengan menambahkan air ke dalam
asam nitrat dan tidak dilakukan secara terbalik. Asam sulfat juga sangat kuat sebagai
dehidrator dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sifat korosif asam sulfat dapat
merusak benda-benda dari logam, karena logam akan teroksidasi baik dengan asam
sulfat encer maupun pekat. Contoh reaksi logam dengan asam sulfat encer:
Mg(s) + H 2 SO 4 (aq) MgSO 4 (aq )+ H 2(g)
Reaksi logam dengan asam sulfat pekat:
M g(s) + H 2 SO 4 (aq) Mg SO 4 (aq) + SO 2(g) + H 2 O(l )
Asam sulfat pekat dapat menarik molekul air dari senyawa-senyawa lain dalam
proses dehidrasi. Ketika asam sulfat pekat diteteskan pada tissue, akan terjadi dehidrasi
dan tissue itu menjadi gosong, warnanya menjadi hitam karena terbentuk arang dan
berlubang-lubang. Ketika asam sulfat pekat ditambahkan ke kristal gula, maka
terjadilah reaksi berikut:
C12 H 22 O11(s) 12C (s) +11 H 2 O(g )
Jika asam sulfat pekat direaksikan dengan glukosa, maka akan menghasilkan reaksi
yang sama seperti berikut :
C6 H 12 O6 (s) 6 H 2 O(l)
Reaksi di atas sangat eksotermis dan temperaturnya sekitar 110 0C 120 0C.
Rumus Kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,08 gram/mol
11 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
Bentuk : Cair
Kemurnian :93%
Kadar Air : 7%
Densitas :1,84 gram/cm3
Panas Jenis : 0,34 cal/gram0C
Boiling Point : 3400C
3.3.3 Hasil produk Asam Nitrat
Rumus Kimia : HNO3
Kenampakan : Cair
Berat Molekul : 63,013 gram/mol
Boiling Point : 860C
Density :1,5129 gram/cm3
Panas Penguapan : 39,48 kj/mol
Panas Peleburan : -420C
3.3.4 Hasil Samping
Neither Cake : Campuran NaHSO4, NaNO3, H2SO4, H2O
Kadar H2SO4 : 5-15%
Kenampakan : Cair
Berat Molekul : 125-130
Cp : 0,265 Cal/j0C
12 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g) (H = 905.2 kJ)
Tahap kedua melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi
yang mengandung air. Oksida nitrat awalnya dioksidasi lagi untuk menghasilkan
nitrogen dioksida, Gas ini kemudian mudah diserap oleh air, menghasilkan produk yang
diinginkan (asam nitrat, meskipun dalam bentuk encer), sekaligus mengurangi sebagian
kembali ke oksida nitrat:
Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil keseluruhan sekitar
98%, adalah:
1. Tekanan antara 4 dan 10 atmosfer (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig)
dan;
2. Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 oC atau 422,6 oF).
4 NH3 + 6 NO 5 N2 + 6 H2O
Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan waktu
campuran gas yang berada dalam kontak dengan katalis.
13 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
NH3 + 5 O2 Pt 4 NO + 6H2O
2NO + O2 Pt 2 NO2
3NO2 + H2O Pt 2 HNO3 + NO
Udara dikompresikan menjadi 6,8 atm, disaring dan di panaskan menjadi 300 oC.
Amonia diuapkan dalam penguap steam dan selanjutnya di campurkan dengan
udara yang sudah dikompresi. Campuran antara udara dan Amonia dimasukan ke
dalam reaktor yang berisi katalisator Platina 2- 10%. Pada reaksi ini konversi
reaksi bahan untuk menjadi produk adalah 93 95%. Dari reaktor akan di
hasilkan Nitrogen oksida (NO). Hasil nitrogen oksida kemudian direaksikan
dengan oksigen supaya terbentuk Asam Nitrat yang konsentrasinya 65%. Untuk
memekatkan asam nitrat dengan konsentrasi 65% menjadi 95%, gas NO2 diserap
dengan menggunakan H2SO4 dalam absorben. Hasil akhir penyerapan berupa
Asam Nitrat dengan kadar 95%.
3.4.2.2 Proses Retort
Pada proses ini digunakan bahan dasar Natrium Nitrat dan Asam Sulfat
Reaksi :
NaNO3 (l) + H2SO4 (l) NaHSO4 (l) + HNO3 (l)
Bahan baku Natrium Nitrat dan Asam Sulfat masuk reaktor tangki berpengaduk.
Reaktor di panaskan secara isotermal pada suhu 150 oC selama 10 jam. Konversi
pembentukan asam Nitrat adalah 97%. Selama waktu itu NO 2 dan air akan
teruapkan. Uap Asam Nitrat di lewatkan di kondensor parsial, kemudian di
pisahkan antara gas dan cairanya dalam separator. Cairan Asam Nitrat di
dinginkan dengan menggunakan Cooler dan selanjutnya di simpan sebagai hasil
Asam Nitrat. Konsentrasi hasil adalah sebesar 90%. Gas yang tidak terembunkan
diserap dengan menggunakan air pada absorben. Hasil bawah menghasilkan
kadar Asam Nitrat 43%. Hasil samping reaktor berupa campuran either cake.
Bahan ini dapat di jual pada industri baja dan dapat juga di pakai sebagai bahan
baku Asam Klorida bila di reaksikan dengan garam NaCl.
3.5 Kegunaan
Indonesia merupakan Negara agraris dimana sektor pertanian dan perkebunan
memegang peranan penting dan menjadi salah satu prioritas untuk terus dikembangkan.
Upaya pengembangan sektor tersebut, selain aspek utama ialah pengembangan bibit
unggul juga tentunya harus disertai pengembangan aspek penunjang yakni pupuk.
14 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
Ketersediaan pupuk sebagai penunjang pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari
industri pupuk itu sendiri. Asam Nitrat merupakan salah satu bahan baku bagi pembuatan
pupuk, oleh karena itu keberadaan pabrik asam nitrat juga memiliki beberapa kegunaan,
anatara lain adalah:
1. Dalam Industri Peledak, digunakan sebagai bahan baku pembuatan Tri Nitro
Toluena (TNT) dan Nitrogliserin.
2. Dalam Industri Logam, digunakan untuk Passivation pada baja dan stainless steel
setelah proses fabrikasi.
3. Dalam Teknik aerospace, asam nitrat secara luas digunakan sebagai oksidator
dalam roket berbahan bakar cair.
4. Asam nitrat juga digunakan dalam pembuatan garam nitrat seperti nitrat
ammonium, perak nitrat, kalsium nitrat, dll.
5. Asam nitrat digunakan untuk pemurnian berbagai logam mulia termasuk emas,
perak platinum, dll.
6. Asam nitrat digunakan dalam pembuatan pewarna dan obat-obatan dari berbagai
produk batubara.
7. Asam nitrat dengan campuran air digunakan untuk membersihkan makanan dan
peralatan susu karena kemampuannya untuk menghapus endapan senyawa kalsium
dan magnesium dengan mudah.
8. Asam nitrat juga digunakan secara luas dalam pengujian kalorimetri untuk
menentukan perbedaan antara heroin dan morfin.
9. Asam nitrat digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga,
perunggu dan kuningan.
10. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan
3:1 biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran
tersebut biasa disebut aquaregia atau air raja.
15 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
ditampung di septic Tank. Limbah cair yang berasal dari proses, yaitu hasil dari
kondensasi uap dari epaporator 1 (E-01) dikelola di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), sedangkan limbah cair utilitas yang berupa oli bekas ditampung disuatu tangki
kemudian dibakar dalam incinerator.
IPAL adalah suatu instalasi untuk mengolah limbah cair. Adapun peralatan
proses yang digunakan di IPAL.
1. Bak Penampung I
Limbah cair dari proses yang berupa air dan sedikit asam nitrat ditampung sementara
didalam bak penampung I.
2. Netraliser
Limbah cair dimasukan ke bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang
netral selain tidak mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah
proses pengendapan pada bak clarifier. Penetralan pH dilakukan dengan
penambahan Na2CO3.
3. Tangki Koagulasi
Pada unit ini terjadi proses koagulasi dengan penambahan koagulan Aluminium
sulfat. Koagulasi tersebut akan mengikat partikel-partikel halus untuk membentuk
flok-flok yang mampu mengendap di bak clarifer. Tangki ini diengkapi dengan
pengaduk yang begitu cepat.
4. Tangki Flokulasi
Pada unit ini terjadi proses flokulasi dengan penambahan polielektrolit untuk
menarik flok-flok menjadi agregat yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk
diendapkan. Tangki ini dilengkapi dengan pengaduk yang berputar lambat.
5. Clarifer 1
Air limbah dari tangki flokulasi selanjutnya dialirkan ke Clarifier 1 sehingga
sebagian partikel akan mengendap sedangkan sisanya akan diuraikan oleh bakteri di
bak activated sludge. Endapan yang terbentuk kemudian ditampung dalam bak
penampung 2.
6. Bak Penampung 2
Bak ini berungsi untuk menampung endapan yang telah dipisahkan dari cairannya
pada clarifier 1.
7. Bak Activated Sludge
Partikel atau senyawa-senyawa dalam cairan (effluent) dari clariier 1akan diuraikan
oleh bakteri aerob. Pada bak ini akan ditambahkan nutrient yaitu Natrium Pospat
16 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
sebagai unsur pendukung kelangsungan hidup bakteri. Hasil penguraian diuraikan
menjadi clarifier 2.
8. Clarifier 2
Unit ini merupakan bak terakhir untuk pengolahan air limbah.Activated Sludge yang
terbentuk dialirkan ke bak penampung 3, diamana seagian besar agak dialirkan
kembali ke bak activated sludge karena mengndung bakteri yang akan menguraikan
senyawa organic dan sisanya dibuang.
9. Bak Penampung 3
Bak ini meupakan penampung activated sludge yang dipisahkan dari air limbah di
clarifier 2, dimana sebagian akan dialirkan kembali ke bak activated sludge dan
sebagian lagi dibuang.
10. Bak Penampung 4
Unit ini merupakan penampung akhir air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Pada bak ini akan dilakukan pengecekan kelayakan terhadap air limbah. Pengecekan
yang dilakukan antara lain pengecekan Bak ini berungsi untuk menampung endapan
yang telah dipisahkan dari cairannya pada pH, BOD, dan COD air.
17 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
3.7 Sistem Utilitas
Unit pendukung proses sering disebut dengan unit utilitas yang merupakan
bagian penting untuk menunjang berlangsungnya suatu proses dalam pabrik. Pada suatu
industri kimia, untuk menjalankan suatu proses produksi diperlukan suatu bahan baku
dan bahan penolong serta bahan penunjang seperti steam, listrik, air, bahan bakar, udara
tekan dan lain sebagainya.
Pada perancangan pabrik Asam nitrat dengan bahan baku Natrium Nitrat dan
asam sulfat, utilitas yang diperlukan meliputi :
1. Unit penyediaan dan pengolahan air
2. Unit penyediaan steam
3. Unit pembangkit tenaga listrik
4. Unit penyediaan bahan bakar
5. Unit penyediaan udara proses
Kebutuhan air untuk pabrik Asam nitrat digunakan untuk keperluan keperluan sebagai
berikut :
18 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
pembangkit listrik sendiri sedangkan dari PLN hanya digunakan sebagai cadangan. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan sebagaiberikut :
1. Kontinuitas tenaga listrik lebih terjamin, sehingga proses dapat berjalan lancar.
2. Tenaga listrik yang dibangkitkan dari generator sendiri lebih stabil, sehingga
daya kerja lebih besar
Kebutuhan listrik dari pabrik dapat digolongkan :
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan pengolahan air.
Kebutuhan listrik untuk penerangan.
Kebutuhan listrik untuk pendingin ruangan.
Kebutuhan listrik untuk laboratorium dan instrumentasi
19 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
20 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pada suatu Industri Asam Nitrat, dalam proses pembuatannya menggunakan metode
oswald dan bahan baku dalam pembuatannya terdiri dari asam sulfat dan natrium nitrat
dengan hasilnya asam nitrat dan hasil samping. Asam nitrat juga memiliki kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengolahan limbah terdiri dari limbah cair, padat
dan gas.
4.2 Saran
Demikian yang dapat penyusun berikan, semoga dengan segala keterbatasan ilmu
pengetahuan ini kita senantiasa belajar mencari suatu ilmu hingga tak ada kata puas
dalam belajar.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko Prabowo H, M. Pkim. Yang
telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyusun makalah ini, juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan kali ini.
Penyusun tidak lupa bertutur kata maaf dan penyusun harapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak,
21 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S., and Newton, R.D., 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. New York :
Mc. Graw Hill Book Co. Inc.
Austin, G.T. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta : Erlangga.
Buchel K.H, dkk. 2003. Industrial Inorganic Chemistry. Germany : Wiley VCH.
James Fradrik Turangan. 2011. Pra Perancangan Pabrik Asam Nitrat. Yogyakarta :
Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Sunarya, Y. A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
22 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t