Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan cara yang mudah, cepat dan murah. Sebagai masyarakat dan negara
yang sedang berkembang, Indonesia menuju era industrialisasi. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat secara mandiri, perlu pengembangan sektor industri, khususnya
industri kimia dasar, setengah jadi dan bahan jadi. Salah satu industri tersebut adalah
industri Asam Nitrat.
Asam Nitrat merupakan bahan dasar kimia yang banyak di gunakan dalam industri :
Amonium Nitrat, bahan peledak, pembuatan bahan organik sintesis, seperti zat warna,
obat-obatan, cellulosa nitrat dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka,
Indonesia selain sudah memproduksi sendiri juga mengimpor dari luar negeri. Melihat
hal tersebut maka kebutuhan Asam Nitrat dalam negeri semakin meningkat dari tahun ke
tahun.
Dilihat dari fungsi dan kegunaannya yang bermacam-macam, maka dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan akan Asam Nitrat akan semakin meningkat, sehingga pendirian pabrik
Asam Nitrat merupakan alternatif yang baik, selain untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri juga dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan devisa
negara.

1.2 Rumusan Masalah

1|Industri Asam Nitrat


Adapun rumusan masalah pada makalah industri asam nitrat ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana sejarah dari asam nitrat ?
1.2.2 Bagaimana managemen dari industri pembuatan asam nitrat?
1.2.3 Bahan baku apa saja yang digunakan dalam industri asam nitrat?
1.2.4 Bagaimana proses pembuatan asam nitrat?
1.2.5 Bagaimana cara mengolah limbah yang dihasilkan dari pembuatan asam
nitrat?
1.2.6 Bagaimana sistem utilitas dari pabrik pembuatan asam nitrat?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah industri asam nitrat ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui sejarah dari asam nitrat.
1.3.2 Mengetahui managemen dari industri pembuatan asam nitrat
1.3.3 Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam nitrat.
1.3.4 Mengetahui dan menganalisis proses pembuatan asam nitrat.
1.3.5 Mengetahui cara pengolahan limbah dari pembuatan asam nitrat.
1.3.6 Mengetahui sistem utilitas dari pabrik pembuatan asam nitrat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2|Industri Asam Nitrat


Asam nitrat dapat diproduksi dari ammonia yang merupakan senyawa kimia dengan
rumus NH3. Biasanya senyawa ini berupa gas dengan bau tajam yang khas. Walaupun
ammonia memiliki peranan penting bagi keberadaan nutrisi di dunia, ammonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Ammonia yang digunakan secara komersial
dinamakan ammonia anhidrat. Istilah ini menunjukan tidak adanya air pada bahan tersebut,
karena ammonia mendidih pada suhu -33 0C. Cairan ammonia harus disimpan dalam tekanan
tinggi atau temperatur sangat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya sangat tinggi
sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. Amonia
rumah atau ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air. Konsentasi larutan tersebut
diukur dalam satuan baume. Produk larutan komersial ammonia berkonsentrasi tinggi
biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baume (sekitar 30 persen berat ammonia pada 15,5
0
C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat
ammonia.
Terdapat metode pembuatan asam nitrat, yaitu :
2.1 Proses Oksidasi Amonia
Pada tahun 1901, Wilhelm Oswald mengawali proses pembuatan asam nitrat di
industri dengan mengkonversi amonia menjadi asam nitrat melalui oksidasi
menggunakan katalis platina. Tahap awal adalah proses oksidasi ammonia, bahan baku
berupa ammonia direaksikan dengan oksigen bersama katalis berupa platina-rodium
sampai suhu sekitar 800 0C. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
4 N H 3 ( g) +5 O 2 4 N O ( g )+6 H 2 O ( g)
Tahap kedua adalah oksidasi nitrogen oksida (NO) yang terbentuk dari tahap pertama,
oksidasi ini tidak menggunakan katalis. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
2 N O( g )+O2 ( g) 2 N O2( g )
Tahap tiga adalah absorpsi NO2 yang terbentuk dari tahap kedua menggunakan air.
Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
3 NO2 ( g) + H 2 O (l) 2 H NO3 ( aq) + N O (aq )
Nitrogen Oksida (NO) yang dihasilkan pada tahap 3 di daur ulang kembali ke tahap 2.

2.2 Wisconsin Proses


Proses pembuatan ini dikembangkan oleh Lord Raylegh (John William Strutt),
dengan memisahkan N2 dan O2 dari udara menggunakan listrik bertegangan tinggi.

3|Industri Asam Nitrat


Namun, cara ini sudah tidak banyak digunakan lagi karena cukup sulit dilakukan,
memerlukan suhu 2200 0C dan NO2 yang dihasilkan hanya 2%.
Berikut reaksi yang terjadi pada pembuatan asam nitrat menggunakan proses Wisconsin:
N 2 +O 2 NO+ NO 2
NO2 + H 2 O HN O3
Produksi asam nitrat dapat ditingkatkan menjadi kadar 15% asam nitrat dengan
fiksasi nuklir nitrogen, namun hal ini tidak ekonomis.
2.3 Proses Retort
Proses pembuatan asam nitrat yang pertama dilakukan sebelum abad ke-20, asam
nitrat diperoleh dari reaksi antara Chile Saltpeter (mineral yang mengandung NaNO3
sekitar 96%) dengan asam sulfat pekat (93%). Sodium Bisulfat diperoleh sebagai produk
samping. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
Na NO 3+ H 2 SO 4 Na HS O4 + HN O3
Suhu yang diperlukan pada proses tersebut yaitu antara 150-200 0C selama 12 jam.
Selama waktu proses asam nitrat mengalami dekomposisi karena panas reaksi yang
terjadi maka untuk mengurangi dekomposisi suhu reaktor harus dijaga. Asam nitrat
menguap pada suhu 110-130 0C, kemudian dilewatkan condenser partial. Hasil gas dan
embun dipisahkan dengan separator, cairan asam nitrat yang dihasilkan memiliki
konsentrasi sebesar 96-99%.
Produksi skala komersil mulai dilakukan sejak tahun 1908 di dekat Bochum,
Jerman. Tiga tahap utama pada proses ini yaitu oksidasi ammonia menjadi nitrogen
monoksida, oksida nitrogen monoksida menjadi nitrogen dioksida, dan absorpsi nitrogen
dioksida dalam air menghasilkan asam nitrat. Proses awal dimulai dengan ammonia cair
yang diuapkan serta aliran udara disaring dan dikompersi. Campuran udara dan ammonia
memasuki Amonia Oksidasi Reaktor. Dalam reaktor, ammonia dioksidasi menjadi oksida
nitrat (NO). Reaksi yang terjadi adalah:
4 N H 3 +5 O2 4 N O+6 H 2 O
Selanjutnya oksida nitrat teroksidasi menjadi nitrogen dioksida (NO2) melalui reaksi
kimia sebagai gas yang didinginkan dalam kondensor. Reaksi yang terjadi adalah:
2 N O+O 2 2 N O2
Gas atau campuran air yang dihasilkan dari kondensor adalah asam nitrat lemah dan
gas nitrogen dioksida yang kemudian dialirkan ke kolom absorben. Air dari proses
tersebut dialirkan ke bagian atas kolom. Gas-gas oksida nitrogen non-terlarut yang

4|Industri Asam Nitrat


diserap ke dalam asam lemah untuk membentuk asam nitrat pada konsentrasi sekitar
60%. Reaksi yang terjadi adalah :
3 N O2 + H 2 O 2 H NO3 + N O
Asam nitrat diproduksi di absorben yang mengandung oksida nitrogen terlarut yang
secara fisik akan dipisahkan di stripper dan dikembalikan ke absorben. Asam nitrat
dipompa dari dasar stripper ke tangki penyimpanan asam nitrat.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Asam Nitrat

5|Industri Asam Nitrat


Proses pembuatan asam nitrat pertama kali, seringkali dihubungkan dengan sumber
dari abad ke-8 di Arab yang menjelaskan distilasi dari campuran Cyprus vitriol, saltpeter
and alum untuk menghasilkan cairan dengan daya pelarut tinggi yang disebut dengan
aqua fortis. Pada tahun 1798, I. Milner melaporkan keberhasilannya dalam oksidasi uap
amonia dengan mangan dioksida untuk menghasilkan nitrogen oksida dan asam. Pada
tahun 1824, W. Henry mendemonstrasikan bahwa ammonia dapat bereaksi langsung
dengan oksigen pada tempratur tinggi dengan kehadiran kasa platina. Pada abad ke-19
dan awal abad ke-20, ratusan katalis diujikan pada reaksi yang kemudian akan menjadi
dasar dari industri asam nitrat modern.
Pada tahun 1900, asam nitrat pertama kali diproduksi secara komersial dari
potassium nitrat. Perkembangan dari proses ini dimulai pada tahun 1903 ketika pabrik
yang pertama berhasil memproduksi asam nitrat langsung dari nitrogen dan oksigen
dalam electric-arc furnace oleh E. Birkeland dan S. Eyde di Norwegia. Pada tahun 1908,
pabrik asam nitrat komersial dibangun di dekat Bochum, Jerman yang memproduksi 3
ton/hari asam nitrat, tetapi perubahan yang signifikan dari proses ini terjadi pada saat
sumber ammonia ekonomis tersedia dengan mudah. Pada tahun 1909 Haber, ahli kimia
Jerman berhasil mengembangkan proses pembuatan ammonia sintesis. Ammonia itu
terbuat dari nitrogen dan hidrogen. Perbandingannya adalah 1:3 dan Rumus kimianya
NH3. Tapi Haber hanya dapat membuat ammonia sintesis di dalam laboratorium. Maka ia
menyerahkan pembuatan ammonia kepada Bosch. Bosch kemudian memproduksi
amonia buatan secara besar-besaran. Hal itu terjadi pada tahun 1911. Empat tahun
kemudian pada tahun 1915 perusahaan Bosch mengoksidasikan amonia dan
memproduksikan asam nitrat. Asam nitrat banyak dipakai dalam industri kimia untuk
membuat obat-obatan, zat warna dan bahan peledak. Pabrik asam nitrat pertama di
Amerika Serikat dibangun pada tahun 1917. Pada tahun 1923 perusahaan Bosch
memproduksi secara besar-besaran metanol buatan. Metanol adalah alkohol cair yang
paling sederhana. Metanol juga disebut karbinol, alkohol kayu, alkohol kaca, atau metil
alkohol. Metanol sintesis dibuat dengan jalan mereaksikan campuran hidrogen gas-gas
karbon monoksida dengan tekanan tinggi. Dengan perkembangan sintesis amonia Haber
Bosch, masa depan operasi terjamin dan pabrik tambahan kemudian dibangun di Jerman.
Hingga saat ini asam nitrat terus diproduksi dengan proses oksidasi ammonia.
3.2 Managemen Industri
3.2.1 Bentuk Perusahaan
Pabrik Asam Nitrat yang didirikan memiliki:

6|Industri Asam Nitrat


Bentuk : Perseroan Terbatas (PT)
Lapangan Usaha : Industri Asam Nitrat
Lokasi Perusahaan : Gresik, Jawa Timur
Alasan dipilihnya perusahaan ini diantaranya:
1. Mudah untuk mendapatkan modal yaitu dengan menjual saham perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas, sehingga kelancaran produksi
hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan
adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta
stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris.
4. Kelangsungan perusahaan lebih terjamin, karena tidak berpengaruh dengan
berhentinya pemegang saham, direksi beserta stafnya atau karyawan perusahaan.
5. Efisiensi dari menajemen
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan komisaris
dan direktur utama yang cukup cakap dan berpengalaman.
6. Lapangan usaha lebih luas
Suatu Perseroan Terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
masyarakat, sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usaha.
3.2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang
kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena berhubungan dengan komunikasi
yang terjadi dalam perusahaan demi tercapainya kerjasama yang baik antar karyawan.
Untuk mendapatkan sistem organisasi yang baik maka perlu diperhatikan beberapa
azas yang dijadikan pedoman, antara lain:
1. Perumusan tujuan perusahaan dengan jelas.
2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang dalam organisasi.
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organisasi
4. Adanya kesatuan arah (unity of direction) dan perintah (unity of command).
5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
6. Adanya pembagian tugas (distribution of work).
7. Adanya koordinasi.
8. Struktur organisasi disusun sederhana.
9. Pola dasar organisasi harus relative permanen.
10.Adanya jaminan jabatan (unity of tenure).
11.Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan jasanya.
12.Penempatan orang harus sesuai keahliannya.
Dengan berpedoman pada azas tersebut maka diperoleh struktur organisasi yang baik
yaitu sitim line and staff. Pada sistem ini garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis.
Demikian pula dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem
organisasi fungsional, sehingga seseorang karyawan hanya akan bertanggung jawab

7|Industri Asam Nitrat


pada seorang atasan saja. Untuk kelancaran produksi, perlu dibentuk staf ahli yang
terdiri dari orang-orang yang ahli dibidangnya. Bantuan fikiran dan nasihat akan
diberikan oleh staf ahli kepada tingkat pengawas demi tercapainya tujuan perusahaan.
Ada 2 kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi garis dan
staf ini, yaitu:
1. Sebagai garis atau lini yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok
organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
2. Sebagai staf yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas sesuai dengan
keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit
operasional.
Dewan komisaris mewakili para pemegang saham (pemilik perusahaan) dalam
pelaksanaan tugas sehari-harinya. Tugas untuk melaksanakan perusahaan
dilaksanakan oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan
Direktur Keuangan Umum. Direktur Produksi membawahi bagian produksi dan
teknik, sedangkan Direktur Keuangan dan Umum membawahi bagian pemasaran,
keuangan dan bagian umum. Kedua direktur ini membawahi beberapa kepala bagian
yang akan bertanggung jawab atas bagian dalam perusahaan, sebagai bagian dari
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Masing-masing kepala bagian akan
membawahi beberapa seksi dan masing-masing seksi akan membawahi dan
mengawasi para karyawan perusahaan pada masing-masing bidangnya. Karyawan
perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh seorang
kepala regu dimana setiap kepala regu akan bertanggung jawab kepada pengawas
masing-masing seksi.
Manfaat adanya struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan, membagi dan membatasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
setiap orang yang terlibat di dalamnya.
2. Penempatan tenaga kerja yang tepat.
3. Pengawasan, evaluasi dan pengembangan perusahaan serta manajemen
perusahaan yang lebih efisien.
4. Penyusunan program pengembangan manajemen.
5. Menentukan pelatihan yang diperlukan untuk pejabat yang sudah ada.
6. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti
kurang lancar.
3.2.3 Tugas dan wewenang
3.231 Pemegang Saham

8|Industri Asam Nitrat


Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk
kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan tersebut. Kekuasaan
tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk PT. (Perseroan Terbatas) adalah
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut, para pemegang saham
berwenang:
1. Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris.
2. Mengangkat dan memberhentikan direktur.
3. Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi tahunan
dari perusahaan.
3.232 Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari pemilik saham
sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab pada pemilik saham. Tugas dewan
komisaris meliputi:
1. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan umum, target
perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran.
2. Mengawasi tugas-tugas direksi.
3. Membantu direksi dalam tugas-tugas penting.
3.233 Dewan Direksi
Direksi utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan. Direktur
utama bertanggung jawab terhadap dewan komisaris atas segala tindakan dan
kebijakan yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan.direktur utama
membawahi direktur produksi dan direktur keuangan umum.
Tugas direktur utama antara lain:
1. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggung jawabkan
pekerjaannya secara berkala atau pada masa akhir pekerjaannya pada pemegang
saham.
2. Menjaga kestabilan organisasi perusahaan dan membuat kelangsungan
hubungan yang baik antara pemilik saham pimpinan, karyawan dan konsumen.
3. Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan persetujuan rapat
pemegang saham.
4. Mengkoordinir kerja sama antar bagian produksi dan bagian keuangan dan
umum.
3.234 Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu direktur dalam
menjalankan tugasnya, baik yang berhubungan dengan teknik maupun

9|Industri Asam Nitrat


administrasi.Staf ahli bertanggung jawab kepada direktur utama sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing.
Tugas dan wewenang staf ahli meliputi:
1. Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.
2. Memberi masukan-masukan dalam perencanaan dan pengembangan
perusahaan.
3. Memberi saran-saran dalam bidang hukum.
3.235 Penelitian dan Pengembangan
Litbang terdiri dari tenaga-tenaga ahli dalam sebagai pembantu direksi dan
bertanggung jawab kepada direksi. Litbang membawahi 2 departemen, yaitu
departemen penelitian dan departemen pengembangan.
Tugas dan wewenang meiliputi:
1. Memperbaiki mutu produksi.
2. Memperbaiki dan melakukan inovasi terhadap proses produksi.
3. Meningkatkan efisiensi perusahaan di berbagai bidang.

3.3 Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan Asam Nitrat adalah:
3.3.1 Natrium Nitrat
Natrium nitrat merupakan tipe garam (NaNO3) yang telah lama digunakan
sebagai komposisi bahan peledak dan dalam bahan bakar padat roket, juga pada kaca,
pelapis tembikar dan telah ditambang secara luas untuk tujuan tersebut. Senyawa ini
disebut caliche, saltpeter, dan soda niter. Sumber alami bijih caliche terbesar di dunia
ialah di gurun Atacama Chili, banyak sumber ditambang selama lebih dari seabad,
sampai 1940-an. Mantan komunitas penambang sendawa Chili dari Humberstone dan
Santa Laura dideklarasikan sebagai situs Warisan Dunia Unesco pada 2005.
Negara Chili masih memiliki cadangan terbesar caliche, dengan pertambangan
aktif di tempat-tempat seperti Pedro de Valdivia, Maria Elena dan Pampa Blanca.
Natrium nitrat, kalium nitrat, natrium sulfat dan iodin seluruhnya diperoleh dari proses
caliche[ CITATION Zum09 \l 1033 ].
Natrium nitrat juga dapat diperoleh secara sintetis dengan mereaksikan asam
nitrat dengan natrium karbonat atau natrium bikarbonat (abu soda). Natrium nitrat
memiliki sifat antimikrobial sehingga digunakan sebagai pengawet makanan. Senyawa
ini ditemukan secara alami dalam sayuran hijau berdaun. Selain itu, senyawa ini

10 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
memiliki manfaat bagi kesehatan dalam menambah oksigen pada darah, selain itu juga
memiliki efek samping pada kesehatan khususnya jika digunakan dalam dosis tinggi.
Rumus Kimia : NaNO3
Berat Molekul : 85 gram/mol
Bentuk : Bubuk putih
Kemurnian : 98,15%
Kadar Air : 1,85%
Densitas : 2 ,3 1 03 kg/m3
Kelarutan : 92 gram dalam 100 ml air
Kapasitas Panas : 468 kj/mol
Jumlah : 9348,1261 kg/j
3.3.2 Asam Sulfat
Asam sulfat memiliki sifat yang sangat korosif dan reaksi hidrasi dengan air sangat
eksotermis. Pengenceran asam nitrat dilakukan dengan menambahkan air ke dalam
asam nitrat dan tidak dilakukan secara terbalik. Asam sulfat juga sangat kuat sebagai
dehidrator dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sifat korosif asam sulfat dapat
merusak benda-benda dari logam, karena logam akan teroksidasi baik dengan asam
sulfat encer maupun pekat. Contoh reaksi logam dengan asam sulfat encer:
Mg(s) + H 2 SO 4 (aq) MgSO 4 (aq )+ H 2(g)
Reaksi logam dengan asam sulfat pekat:
M g(s) + H 2 SO 4 (aq) Mg SO 4 (aq) + SO 2(g) + H 2 O(l )
Asam sulfat pekat dapat menarik molekul air dari senyawa-senyawa lain dalam
proses dehidrasi. Ketika asam sulfat pekat diteteskan pada tissue, akan terjadi dehidrasi
dan tissue itu menjadi gosong, warnanya menjadi hitam karena terbentuk arang dan
berlubang-lubang. Ketika asam sulfat pekat ditambahkan ke kristal gula, maka
terjadilah reaksi berikut:
C12 H 22 O11(s) 12C (s) +11 H 2 O(g )
Jika asam sulfat pekat direaksikan dengan glukosa, maka akan menghasilkan reaksi
yang sama seperti berikut :
C6 H 12 O6 (s) 6 H 2 O(l)
Reaksi di atas sangat eksotermis dan temperaturnya sekitar 110 0C 120 0C.
Rumus Kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,08 gram/mol

11 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
Bentuk : Cair
Kemurnian :93%
Kadar Air : 7%
Densitas :1,84 gram/cm3
Panas Jenis : 0,34 cal/gram0C
Boiling Point : 3400C
3.3.3 Hasil produk Asam Nitrat
Rumus Kimia : HNO3
Kenampakan : Cair
Berat Molekul : 63,013 gram/mol
Boiling Point : 860C
Density :1,5129 gram/cm3
Panas Penguapan : 39,48 kj/mol
Panas Peleburan : -420C
3.3.4 Hasil Samping
Neither Cake : Campuran NaHSO4, NaNO3, H2SO4, H2O
Kadar H2SO4 : 5-15%
Kenampakan : Cair
Berat Molekul : 125-130
Cp : 0,265 Cal/j0C

3.4 Proses Pembuatan


3.4.1 Proses Oswald
Proses Ostwald merupakan proses kimia dalam pembuatan asam nitrat
(HNO3). Proses ini dikembangkan oleh Wilhelm Ostwald dan mematenkannya pada
tahun 1902. Proses Ostwald merupakan pilihan utama dalam industri kimia modern dan
proses ini menghasilkan bahan baku utama bagi kebanyakan tipe umum produksi
pupuk. Secara historis dan secara praktis, proses Ostwald berkaitan erat dengan proses
Haber, yang menghasilkan bahan baku yang diperlukan yakni ammonia (NH3).
Ammonia diubah menjadi asam nitrat dalam dua tahapan. Ammonia dioksidasi
(dibakar) melalui pemanasan dengan oksigen menggunakan katalis seperti platinum
dengan 10% rhodium, untuk membentuk oksida nitrat dan air. Proses ini sangat
eksotermis, sehingga sumber panas sangat berguna pada proses awal:

12 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g) (H = 905.2 kJ)

Tahap kedua melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi
yang mengandung air. Oksida nitrat awalnya dioksidasi lagi untuk menghasilkan
nitrogen dioksida, Gas ini kemudian mudah diserap oleh air, menghasilkan produk yang
diinginkan (asam nitrat, meskipun dalam bentuk encer), sekaligus mengurangi sebagian
kembali ke oksida nitrat:

2 NO (g) + O2 (g) 2 NO2 (g) (H = 114 kJ/mol)

3 NO2 (g) + H2O (l) 2 HNO3 (aq) + NO (g) (H = 117 kJ/mol)

NO didaur-ulang dan asam dipekatkan sampai kekuatan yang diperlukan melalui


penyulingan. Alternatifnya, bila tahap akhir dilakukan dalam udara:

4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) 4 HNO3 (aq)

Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil keseluruhan sekitar
98%, adalah:

1. Tekanan antara 4 dan 10 atmosfer (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig)
dan;
2. Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 oC atau 422,6 oF).

Sebuah komplikasi yang perlu dipertimbangkan melibatkan reaksi samping pada


langkah pertama yang mengalihkan oksida nitrat kembali ke N2:

4 NH3 + 6 NO 5 N2 + 6 H2O

Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan waktu
campuran gas yang berada dalam kontak dengan katalis.

3.4.2 Teknologi Proses


Asam Nitrat dapat di buat dengan beberapa proses antara lain :
3.4.2.1 Proses Oksidasi
Proses Oksidasi pembuatan Asam Nitrat mengunakan bahan baku Amonia (NH3)
Reaksi :

13 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
NH3 + 5 O2 Pt 4 NO + 6H2O
2NO + O2 Pt 2 NO2
3NO2 + H2O Pt 2 HNO3 + NO
Udara dikompresikan menjadi 6,8 atm, disaring dan di panaskan menjadi 300 oC.
Amonia diuapkan dalam penguap steam dan selanjutnya di campurkan dengan
udara yang sudah dikompresi. Campuran antara udara dan Amonia dimasukan ke
dalam reaktor yang berisi katalisator Platina 2- 10%. Pada reaksi ini konversi
reaksi bahan untuk menjadi produk adalah 93 95%. Dari reaktor akan di
hasilkan Nitrogen oksida (NO). Hasil nitrogen oksida kemudian direaksikan
dengan oksigen supaya terbentuk Asam Nitrat yang konsentrasinya 65%. Untuk
memekatkan asam nitrat dengan konsentrasi 65% menjadi 95%, gas NO2 diserap
dengan menggunakan H2SO4 dalam absorben. Hasil akhir penyerapan berupa
Asam Nitrat dengan kadar 95%.
3.4.2.2 Proses Retort
Pada proses ini digunakan bahan dasar Natrium Nitrat dan Asam Sulfat
Reaksi :
NaNO3 (l) + H2SO4 (l) NaHSO4 (l) + HNO3 (l)
Bahan baku Natrium Nitrat dan Asam Sulfat masuk reaktor tangki berpengaduk.
Reaktor di panaskan secara isotermal pada suhu 150 oC selama 10 jam. Konversi
pembentukan asam Nitrat adalah 97%. Selama waktu itu NO 2 dan air akan
teruapkan. Uap Asam Nitrat di lewatkan di kondensor parsial, kemudian di
pisahkan antara gas dan cairanya dalam separator. Cairan Asam Nitrat di
dinginkan dengan menggunakan Cooler dan selanjutnya di simpan sebagai hasil
Asam Nitrat. Konsentrasi hasil adalah sebesar 90%. Gas yang tidak terembunkan
diserap dengan menggunakan air pada absorben. Hasil bawah menghasilkan
kadar Asam Nitrat 43%. Hasil samping reaktor berupa campuran either cake.
Bahan ini dapat di jual pada industri baja dan dapat juga di pakai sebagai bahan
baku Asam Klorida bila di reaksikan dengan garam NaCl.

3.5 Kegunaan
Indonesia merupakan Negara agraris dimana sektor pertanian dan perkebunan
memegang peranan penting dan menjadi salah satu prioritas untuk terus dikembangkan.
Upaya pengembangan sektor tersebut, selain aspek utama ialah pengembangan bibit
unggul juga tentunya harus disertai pengembangan aspek penunjang yakni pupuk.

14 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
Ketersediaan pupuk sebagai penunjang pertanian dan perkebunan tidak terlepas dari
industri pupuk itu sendiri. Asam Nitrat merupakan salah satu bahan baku bagi pembuatan
pupuk, oleh karena itu keberadaan pabrik asam nitrat juga memiliki beberapa kegunaan,
anatara lain adalah:
1. Dalam Industri Peledak, digunakan sebagai bahan baku pembuatan Tri Nitro
Toluena (TNT) dan Nitrogliserin.
2. Dalam Industri Logam, digunakan untuk Passivation pada baja dan stainless steel
setelah proses fabrikasi.
3. Dalam Teknik aerospace, asam nitrat secara luas digunakan sebagai oksidator
dalam roket berbahan bakar cair.
4. Asam nitrat juga digunakan dalam pembuatan garam nitrat seperti nitrat
ammonium, perak nitrat, kalsium nitrat, dll.
5. Asam nitrat digunakan untuk pemurnian berbagai logam mulia termasuk emas,
perak platinum, dll.
6. Asam nitrat digunakan dalam pembuatan pewarna dan obat-obatan dari berbagai
produk batubara.
7. Asam nitrat dengan campuran air digunakan untuk membersihkan makanan dan
peralatan susu karena kemampuannya untuk menghapus endapan senyawa kalsium
dan magnesium dengan mudah.
8. Asam nitrat juga digunakan secara luas dalam pengujian kalorimetri untuk
menentukan perbedaan antara heroin dan morfin.
9. Asam nitrat digunakan dalam proses desain barang-barang berbahan tembaga,
perunggu dan kuningan.
10. Campuran antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan
3:1 biasa digunakan sebagai pelarut logam mulia, yaitu emas dan platina. Campuran
tersebut biasa disebut aquaregia atau air raja.

3.6 Pengolahan Limbah


Limbah yang dihasilkan dari pabrik Asam Nitrat dapat diklasifikasi:
1. Bahan Buangan Cair
2. Bahan Buangan Padatan
3. Bahan Buangan Gas
Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya:
3.6.1 Pengolahan Bahan Buangan Cair
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah limbah cair yang berasal dari
proses, air buangan sanitasi, dan limbah cair utilitas. Limbah domestik berupa air mandi
dan cuci dibuang langsung ke saluran pembuangan, sedangkan limbah dari WC

15 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
ditampung di septic Tank. Limbah cair yang berasal dari proses, yaitu hasil dari
kondensasi uap dari epaporator 1 (E-01) dikelola di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), sedangkan limbah cair utilitas yang berupa oli bekas ditampung disuatu tangki
kemudian dibakar dalam incinerator.
IPAL adalah suatu instalasi untuk mengolah limbah cair. Adapun peralatan
proses yang digunakan di IPAL.
1. Bak Penampung I
Limbah cair dari proses yang berupa air dan sedikit asam nitrat ditampung sementara
didalam bak penampung I.
2. Netraliser
Limbah cair dimasukan ke bak netralisasi untuk menetralkan pH, karena pH yang
netral selain tidak mengganggu lingkungan juga dapat berguna untuk mempermudah
proses pengendapan pada bak clarifier. Penetralan pH dilakukan dengan
penambahan Na2CO3.
3. Tangki Koagulasi
Pada unit ini terjadi proses koagulasi dengan penambahan koagulan Aluminium
sulfat. Koagulasi tersebut akan mengikat partikel-partikel halus untuk membentuk
flok-flok yang mampu mengendap di bak clarifer. Tangki ini diengkapi dengan
pengaduk yang begitu cepat.
4. Tangki Flokulasi
Pada unit ini terjadi proses flokulasi dengan penambahan polielektrolit untuk
menarik flok-flok menjadi agregat yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk
diendapkan. Tangki ini dilengkapi dengan pengaduk yang berputar lambat.
5. Clarifer 1
Air limbah dari tangki flokulasi selanjutnya dialirkan ke Clarifier 1 sehingga
sebagian partikel akan mengendap sedangkan sisanya akan diuraikan oleh bakteri di
bak activated sludge. Endapan yang terbentuk kemudian ditampung dalam bak
penampung 2.
6. Bak Penampung 2
Bak ini berungsi untuk menampung endapan yang telah dipisahkan dari cairannya
pada clarifier 1.
7. Bak Activated Sludge
Partikel atau senyawa-senyawa dalam cairan (effluent) dari clariier 1akan diuraikan
oleh bakteri aerob. Pada bak ini akan ditambahkan nutrient yaitu Natrium Pospat

16 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
sebagai unsur pendukung kelangsungan hidup bakteri. Hasil penguraian diuraikan
menjadi clarifier 2.
8. Clarifier 2
Unit ini merupakan bak terakhir untuk pengolahan air limbah.Activated Sludge yang
terbentuk dialirkan ke bak penampung 3, diamana seagian besar agak dialirkan
kembali ke bak activated sludge karena mengndung bakteri yang akan menguraikan
senyawa organic dan sisanya dibuang.
9. Bak Penampung 3
Bak ini meupakan penampung activated sludge yang dipisahkan dari air limbah di
clarifier 2, dimana sebagian akan dialirkan kembali ke bak activated sludge dan
sebagian lagi dibuang.
10. Bak Penampung 4
Unit ini merupakan penampung akhir air limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Pada bak ini akan dilakukan pengecekan kelayakan terhadap air limbah. Pengecekan
yang dilakukan antara lain pengecekan Bak ini berungsi untuk menampung endapan
yang telah dipisahkan dari cairannya pada pH, BOD, dan COD air.

3.6.2 Pengolahan Limbah Padatan


Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah limbah domestik dan unit
pengolahan limbah. Limbah domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-
hari seperti kertas dan plastik. Sampah tersebut ditampung didalam bak penampung dan
selanjutnya dikirim ke dalam Tempat Pembuangan Air (TPA). Limbah yang berasal dari
unit pengolahan limbah diurug didalam.

3.6.3 Pengolahan Limbah Gas


Limbah gas berasal dari udara keluaran rotary dryer dan gas hasil pembakaran
yang berasal dari boiler. Udara pemanas tersebut mengandung sedikit Kristal
NaNO3.NaCl.H2O, sehingga sebelum dibuang kelingkungan dipisahkan terlebih dahulu
mengunakan siklon. Sedangkan gas hasil pembakaran yang berasal dari boiler dibuang
ke udara melalui stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan,
banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan
perawatan yang rutin terhadap boiler sehingga pembakarannya sempurna dan dapat
meminimalisasi pencemaran udara.

17 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
3.7 Sistem Utilitas
Unit pendukung proses sering disebut dengan unit utilitas yang merupakan
bagian penting untuk menunjang berlangsungnya suatu proses dalam pabrik. Pada suatu
industri kimia, untuk menjalankan suatu proses produksi diperlukan suatu bahan baku
dan bahan penolong serta bahan penunjang seperti steam, listrik, air, bahan bakar, udara
tekan dan lain sebagainya.
Pada perancangan pabrik Asam nitrat dengan bahan baku Natrium Nitrat dan
asam sulfat, utilitas yang diperlukan meliputi :
1. Unit penyediaan dan pengolahan air
2. Unit penyediaan steam
3. Unit pembangkit tenaga listrik
4. Unit penyediaan bahan bakar
5. Unit penyediaan udara proses

3.7.1 Unit Pengadaan dan Pengolahan Air

Kebutuhan air untuk pabrik Asam nitrat digunakan untuk keperluan keperluan sebagai

berikut :

1. Air proses, yaitu air yang digunakan di Absorben


2. Air pendingin, yaitu air yang digunakan pada alat-alat penukar panas.
3. Air umpan boiler, yaitu air yang digunakan untuk menghasilkan steam.
4. Air sanitasi, yaitu air yang digunakan untuk air minum, keperluan kantor,

keperluan laboratorium dan lain-lain.

3.7.2 Unit Penyediaan Steam


Steam yang digunakan dalam pabrik Asam Nitrat dipakai untuk mensuplai
kebutuhan panas pada Reaktor. Steam diperoleh dari boiler, sedangkan air umpan boiler
diperoleh dari unit penyedia air.

3.7.3 Unit Pembangkit Tenaga Listrik


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, suatu pabrik biasanya mensuplai dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan generator pembangkit listrik sendiri. Pada pra
rancangan pabrik Asam Nitrat ini, kebutuhan akan tenaga listrik dipenuhi dari generator

18 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
pembangkit listrik sendiri sedangkan dari PLN hanya digunakan sebagai cadangan. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan sebagaiberikut :
1. Kontinuitas tenaga listrik lebih terjamin, sehingga proses dapat berjalan lancar.
2. Tenaga listrik yang dibangkitkan dari generator sendiri lebih stabil, sehingga
daya kerja lebih besar
Kebutuhan listrik dari pabrik dapat digolongkan :
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan pengolahan air.
Kebutuhan listrik untuk penerangan.
Kebutuhan listrik untuk pendingin ruangan.
Kebutuhan listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

3.7.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar


Unit penyedia bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
pada boiler dan generator.
3.7.5 Unit Penyediaan Udara Proses dan Instrumentasi
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan udara tekan kering (udara pabrik) dan
udara instrumentasi. Udara pabrik adalah udara yang dibutuhkan untuk mengeringkan
Natrium nitrat dengan alat dryer. Selain itu, juga diperlukan untuk membersihkan
peralatan pabrik.

19 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
20 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Pada suatu Industri Asam Nitrat, dalam proses pembuatannya menggunakan metode
oswald dan bahan baku dalam pembuatannya terdiri dari asam sulfat dan natrium nitrat
dengan hasilnya asam nitrat dan hasil samping. Asam nitrat juga memiliki kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengolahan limbah terdiri dari limbah cair, padat
dan gas.

4.2 Saran
Demikian yang dapat penyusun berikan, semoga dengan segala keterbatasan ilmu
pengetahuan ini kita senantiasa belajar mencari suatu ilmu hingga tak ada kata puas
dalam belajar.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Eko Prabowo H, M. Pkim. Yang
telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyusun makalah ini, juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan kali ini.
Penyusun tidak lupa bertutur kata maaf dan penyusun harapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak,

21 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t
DAFTAR PUSTAKA

Aries, R.S., and Newton, R.D., 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. New York :
Mc. Graw Hill Book Co. Inc.
Austin, G.T. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta : Erlangga.
Buchel K.H, dkk. 2003. Industrial Inorganic Chemistry. Germany : Wiley VCH.
James Fradrik Turangan. 2011. Pra Perancangan Pabrik Asam Nitrat. Yogyakarta :
Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Sunarya, Y. A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.

22 | I n d u s t r i A s a m N i t r a t

Anda mungkin juga menyukai