KELOMPOK M-02
Gina Fairuz 1606950970
M. Rafky S. Danifaro 1506745346
Nastasia Ester Siahaan 1506745586
LABORATORIUM TRANSPORTASI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
MODUL 1
SPOT SPEED (MANUAL METHOD)
1.1 Tujuan Praktikum
Untuk menentukan kecepatan kendaraan pada jarak tertentu dan
mengembangkan kurva persebaran kecepatan kumulatif.
Persentil Speed :
Maka,
Persentil 50% pada range 36.29 42.46
Persentil 85% pada range 48.63 54.8
b. Light Vehicle
V min = 27,78 km/h ; V max = 58.25 km/h ;
K = 1+(3,3 log N) = 1+(3,3 log 30) = 5,87 6
Range = V / K = (58.25 -27,78) / 6 = 5.08
Data dibagi menjadi 6 kelas :
Maka,
Persentil 50% pada range 30.32 35.405
Persentil 85% pada range 40.485 45.565
Persentil Speed :
Maka,
Persentil 50% pada range 28.85 34.6
Persentil 85% pada range 34.6 40.35
b. Light Vehicle
V min = 22.73 km/h ; V max = 59.02 km/h ;
K = 1+(3,3 log N) = 1+(3,3 log 30) = 5,87 6
Range = V / K = (59.02-22.73) / 6 = 6.05
Persentil Speed :
Maka,
Persentil 50% pada range 31.81 37.87
Persentil 85% pada range 43.91 49.96
c. Heavy Vehicle
Persentil Speed
120
100
Percentile Kumulatif
80 MC FT-FE
LV FT-FE
60
LV FE-FT
40 Percentile 50%
Percentile 85%
20
MC FE-FT
0
0 20 40 60 80
Kecepatan (km/h)
1.5 Kesimpulan
Didapat kecepatan 50 persentil dan 85 persentil pada table dibawah ini:
FT-FE FE-FT
50 Percentile 85 Percentile 50 Percentile 85 Percentile
40.09 49.40 29.81 39.87
32.5 41.12 36.32 44.92
- - 37.45 30.14
* Motor, Kendaraan Ringan, Kendaraan Berat
1.6 Referensi
CTER. 2009. Traffic Studies Module 2: Spot Speed. Iowa State University. Institute for
Transportation
Roess, R. 2011. Raffic Engineering 4th Edition. New York. United States.
Khisty, J; Mohammadi, J. 2012. Systems Engineering with Economics, Probability, and
Statistics 2nd Edition. Fort Lauderdale. J. Ross Publishing.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3924
1.7 Dokumentasi
MODUL 2
SPOT SPEED (AUTOMATIC METHOD)
Persentil Speed :
85 70
85 = (41.74 36.91) + 36.91
90 70
85 = 0.75(4.83) + 36.91
85 = 40.53 /
Maka,
Persentil 50% pada range 32.08 36.91
Persentil 85% pada range 36.91 41.74
Light Vehicle
Persentil Speed :
Maka,
Persentil 50% pada range 24.25 28.8
Persentil 85% pada range 33.3 37.8
120
100
Percentile Kumulatif
80
MC
60
LV
40 Percentile 50
Percentile 85
20
0
0 10 20 30 40 50 60
Kecepatan (km/h)
2.5 Kesimpulan
2.5.1 Pada kendaraan yang dihitung kecepatannya, didapat persentil ke 50
dan 85 secara berturut turut:
2.5.1.1.1 Motor :32.77 km/h dan 40.53
km/h
2.5.1.1.2 Kendaraan Ringan :28.23 km/h dan 36.68
km/h
2.5.2 Motor memiliki kecepatan persentil yang lebih cepat dibandingkan
kendaraan ringan
2.6 Referensi
CTER. 2009. Traffic Studies Module 2: Spot Speed. Iowa State University.
Institute for Transportation
MassSAFE. 2005. Spot Speed Study Workshop Instruction Manual. University
of Massachusetts, Amberst.
Roess, R. 2011. Raffic Engineering 4th Edition. New York. United States.
Khisty, J; Mohammadi, J. 2012. Systems Engineering with Economics,
Probability, and Statistics 2nd Edition. Fort Lauderdale. J. Ross Publishing
2.7 Dokumentasi
MODUL 3
TRAVEL TIME
1
1 = 62 = 0,016 (proportion of trucks and buses in traffic stream)
2
2 = 40 = 0.05 (proportion of trucks and buses in traffic stream)
4.5. Kesimpulan
1. Didapatkan niai Density sebesar 2.214 pc/mi/ln pada jalur FT ke FE yang
menyebabkan jalur tersebut diklasifikasikan sebagai LOS A.
2. Didapatkan niai Density sebesar 1.43 pc/mi/ln pada jalur FT ke FE yang
menyebabkan jalur tersebut diklasifikasikan sebagai LOS A.
3. Kedua jalur tersebut memiliki karakteristik bebas bergerak dimana pengemudi
bebas mengatur kecepatannya sesuai batas kecepatan.
4.6. Referensi
CTRE. 2009. Traffic Studies Module 3: Traffic Volume Count. Iowa State University.
Institute for Transportation
Leduc, Guillaume. 2008. Road Traffic Data: Collection Methods and Applications.
European Commission. Joint Research Centre Institute for Prospective
Technological Studies
TRAFFIC COUNTING
1st 20 40 2 301
2nd 20 37 2 343
3rd 20 44 0 334
4th 20 37 2 366
158 6 1344
o empHV = 1,3
o empMC = 0,4
Tabel Kapasitas dasar jalan perkotaan
Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak
kereb penghalang jalan perkotaan
Dari Tabel diperoleh:
4
o FCSF= 0,97 (Tipe jalan 2 D dan kelas hambatan samping VL dengan jarak
1 m)
o
Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota pada jalan perkotaan
1st 20 62 1 309
2nd 20 39 0 338
3rd 20 45 3 403
4th 20 47 3 375
193 7 1425
Jika dilihat dalam satuan (smp/menit) maka akan terlihat perubahan dari performa jalan
nya terhadap waktu
Tabel 5.9 Derajat saturasi Jalur Fakultas Ekonomi-Fakultas Teknik dalam menit
Jenis kendaraan q
Menit
Q (pcu/menit) C (pcu/menit) DS
ke -
LV HV MC (pcu)
0.126
0.124
Derajat Saturasi
0.122
0.12
0.118
0.116
0.114
0.112
0 20 40Menit ke-60 80 100
Gambar 1.1 Derajat saturasi Jalur Fakultas Ekonomi-Fakultas Teknik dalam menit
Tabel 5.10 Derajat saturasi Jalur Fakultas Teknik- Fakultas Ekonomi dalam menit
Jenis kendaraan q
Menit
Q (pcu/menit) C (pcu/menit) DS
ke -
LV HV MC (pcu)
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 20 40 60 80 100
Menit ke-
Gambar 1.1 Derajat saturasi Jalur Fakultas Teknik-Fakultas Ekonomi dalam menit
Pada percobaan ini, didapat data jumlah kendaraan yang melintas dan bisa
didapat nilai arus lalu lintas (Q) dengan cara menjumlah volume sesuai masing-masing
jenis kendaraan. Nilai Q ini dipengaruhi oleh factor-faktor seperti empHV dan empMC
digunakan nilai 1.3 dan 0.4 karena kondisi tipe pendekat yang terlawan dikarenakan
karakteristik pengendara di Indonesia kurang mematuhi peraturan, lalu nilai Co
memakai 1650 dikarenakan memakai empat lajur terbagi yang kemudian dikalikan 2
untuk dua lajur,lalu nilai Fcw digunakan sebesar 1 karena lebar jalan yang dipantau
selebar 3.5m, kemudian FCsp digunakan 1 dikarenakan pemisahan arah dua lajur , lalu
4
FCsf digunakan 0.97 dikarenakan tipe jalan D dan kelas hambatan samping VL
2
dengan jarak 1 m serta FCcs digunakan 1 karena jumlah penduduk kota Depok adalah
1.87 juta.
Didapatkan nilai Q sebesar 703.4 (smp/jam) untuk jalur dari arah Fakultas
Ekonomi ke Fakultas Teknik serta sebesar 772.1 (smp/jam) untuk arah Fakultas Teknik
ke Fakultas Ekonomi. Selain itu, didapat pula nilai kapasitas (C) sebesar 3201
(smp/jam). Kemudian dari kedua nilai tersebut, bisa didapat nilai DS (Derajat
Kejenuhan) yang didapat dengan membandingkan nilai Q dan C. Didapat nilai DS
sebesar 0.219 untuk arah FE-FT serta 0.241 untuk arah FT-FE. Nilai DS inilah yang
menentukan Level of Service dari jalur ini. Jalur ini dikategorikan LOS A yang berarti
arus bebas bergerak dan pengemudi bebas memilih kecepatan sesuai dengan batas
yang ditentukan.
5.5. Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan, didapat nilai arus lalu lintas sebesar 434.6 (smp/jam) untuk
arah FE-FT dan nilai arus lalu lintas sebesar 487.1 (smp/jam) untuk arah FT-FE.
2. Kedua arah FT-FE dan FE-FT diklasifikasikan sebagai LOS A yang berarti arus
bebas bergerak dan pengemudi bebas memilih kecepatan sesuai dengan batas yang
ditentukan.
5.6. Referensi
CTRE. 2009. Traffic Studies Module 3: Traffic Volume Count. Iowa State University.
Institute for Transportation
Leduc, Guillaume. 2008. Road Traffic Data: Collection Methods and Applications.
European Commission. Joint Research Centre Institute for Prospective
Technological Studies
SWEROAD, PT. Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Koloway, Barry Setyanto. 2009. Kinerja Ruas Jalan Perkotaan Jalan Prof Dr. Satrio
DKI Jakarta. Jakarta : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 20 No. 3, Desember
2009.
MODUL 6
PARKING STUDY
MODUL 5D
MODUL 2I
MODUL 3O
MODUL 4A MODUL 6V
MODUL 1Waktu urasi
n ut kumulasi olume
(jam)
MODUL 77
MODUL 87 MODUL 134
MODUL 94 MODUL 114 MODUL 121
MODUL 100
:00 :59
MODUL 148
MODUL 158 MODUL 201
MODUL 167 MODUL 189 MODUL 191
MODUL 172
:00 :59 1
MODUL 219
MODUL 229
MODUL 231 MODUL 251 MODUL 272
MODUL 249 MODUL 261
:00 :59 2 2 3
MODUL 281
MODUL 291
MODUL 303 MODUL 322
MODUL 312 MODUL 345
MODUL 331
0:00 0:59 2 0 4 5
MODUL 351
MODUL 361
MODUL 372 MODUL 393
MODUL 381 MODUL 417
MODUL 401
1:00 1:59 1 4 1 6
MODUL 421
MODUL 431
MODUL 442 MODUL 464 MODUL 489
MODUL 456 MODUL 471
2:00 2:59 0 5 6
MODUL 491
MODUL 501
MODUL 511 MODUL 534
MODUL 521 MODUL 551
MODUL 541
3:00 3:59 6 2 9 12
MODUL 561
MODUL 571
MODUL 581 MODUL 604
MODUL 591 MODUL 621
MODUL 611
4:00 4:59 7 8 8 29
MODUL 631
MODUL 641
MODUL 651 MODUL 674
MODUL 661 MODUL 691
MODUL 681
5:00 5:59 1 3 6 40
MODUL 701
MODUL 711 MODUL 744 MODUL 761
MODUL 728
MODUL 738 MODUL 751
6:00 6:59 6 48
MODUL 771
MODUL 781
MODUL 791 MODUL 814
MODUL 801 MODUL 831
MODUL 821
7:00 7:59 2 0 8 60
MODUL 841
MODUL 851 MODUL 884
MODUL 871 MODUL 901
MODUL 867 MODUL 891
8:00 8:59 5 0 67
MODUL 911
MODUL 921 MODUL 953
MODUL 941 MODUL 971
MODUL 932 MODUL 961
9:00 9:59 2 0 69
PI <1, Fasilitas parkiran tidak bermasalah. Tidak perlu ada perluasan area parkir
6.6. Referensi
Abubakar, I. 1998. Pedoman Perencanaan dan pengoperasian Fasilitas Parkir. Jakarta.
Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jenderal