Bab I, Ii, Iii
Bab I, Ii, Iii
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam menciptakan produk merupakan perusahaan yang baik. Pesaing tidak hanya
dijadikan musuh dalam berbisnis karena bisa saja ada sela dan manfaat yang dapat
produk dari pesaing dapat dijadikan tolak ukur agar produk yang kita hasilkan
bisa lebih baik dari produk pesaing dan tentunya memiliki nilai yang lebih unggul.
yang besar. Upaya dan modal merupakan hal biasa untuk disalurkan dalam
mengembangkan nilai jual produk. Walaupun teknik dan strategi marketing yang
dibangun sudah matang, tidak akan berjalan maksimal jika tidak memperhatikan
perusahaan di dunia menjadikan hal tersebut sebagai salah satu tujuan yang harus
diwujudkan.
prinsip Total Quality Management (TQM). Dalam prinsip ini upaya yang
dilakukan pelaku usaha tidak hanya berfokus terhadap perbaikan kualitas produk
saja, akan tetapi juga berfokus terhadap kualitas pelayanan kepada setiap
2
konsumen. Makna yang terangkum dari prinsip TQM adalah tertuju kepada
TQM dimana menurut Sila, et al, (2007) Total Quality Management memainkan
TQM adalah salah satu bentuk praktek manajemen terbaik dalam perusahaan yang
lingkungan organisasi (Goetsch and Davis, pp. 14-18) terdapat enam elemen yang
karyawan. Sampai saat ini, total quality management dianggap paling cocok
dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan juga perolehan devisa ekspor. Salah
satu dari delapan komoditas yang menjadi primadona sejak dari beberapa tahun
silam hingga kini dan ke depan adalah kakao. Sulteng beberapa tahun sebelumnya
sempat mengekspor kakao dengan menghasilkan devisa sebesar 300 juta dolar
AS. Karena itu, kakao merupakan salah satu komoditas unggulan petani di
Provinsi Sulteng selain kopi, cengkih, kelapa sawit, karet, rotan, kopra dan kemiri.
Permintaan pasar cukup besar, dan kakao Sulteng selama ini sangat diminati
dikenal luas dan cukup digemari konsumen dan penikmat cokelat Tanah Air
oleh khas Palu dan Sulteng ini kepada konsumen mancanegara atau internasional
terjadi saat terjadinya peristiwa alam Gerhana Matahari Total pada Bulan Maret
2016 lalu, saat ribuan turis mancanegara menyerbu Kota Palu dan tinggal
beberapa hari lamanya di Sulteng untuk menyaksikan peristiwa alam yang langka
itu. Dengan kemasan menarik dan sesuai standar industri, aroma berbagai olahan
coklat itu sungguh menggoda, dan cita rasanya bisa bersaing dan tidak kalah
unggulan-dan-primadona-ekspor-sulteng)
4
Kota Palu untuk membuka Usaha Coklat. Berikut ini adalah data tentang Usaha
Tabel 1.1
Data Usaha Coklat di Kota Palu Tahun 2016
Kota Palu dan hasil observasi dari sekian banyaknya usaha coklat di kota Palu
5
hanya ada beberapa usaha saja yang hingga kini masih beroperasi. Selain itu
terdapat juga Usaha coklat yang belum bersetifikat halal pada produk yang
mereka produksi, hal ini dapat mempengaruhi pada tingkat penjualan Usaha
coklat itu sendiri. Selain itu beberapa pemilik dan karyawan usaha coklat belum
sebagai berikut:
Kota Palu?
Kota Palu?
Palu.
Palu.
7
di Kota Palu.
hari.
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu ini merupakan referensi atau acuan dan alat untuk
perbandingan yang diambil oleh peneliti untuk membantu menyusun tulisan yang
penelitian terdahulu yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Intan Ratna Dewi (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Total Quality
manajemen yang baik dimana sistem manajemen ini dapat dijadikan alat
mengukur kinerja perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penelitian ini akan
yang juga dinilai dari aspek produktivitas karyawan Dari latar belakang
yang ada maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan TQM
nilai 4,45 dan 4,39, dan tingkat kinerja perusahaan didapatkan nilai
sebesar 4,43 serta hasil uji hipotesa menunjukan hubungan antara TQM
terhadap kinerja dengan nilai sebesar 0,18 yang tergolong kecil serta
karyawan dengan nilai sebesar 0,54 dan adanya pengaruh positif antara
0,78.
3. Ari Zaqi Al Faristy (2014) dengan Judul Penerapan TQM (Total Quality
kekuatan daya saing perusahaan. kinerja yang baik dari perusahaan akan
Jaya dan melihat efek dari sepuluh karakteristik TQM terhadap kinerja
kerapian dan disiplin dalam bekerja, membuat SOP, dokumentasi data dan
ini juga tidak telepas dari biaya dan kualitas pelayanan. TQM sangat
Suluttenggo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
variabel kinerja perusahaan akan diukur dari dua indikator, yaitu kinerja
15
Hasil penelitian terdahulu dari penjelasan di atas lebih jelas dapat dilihat
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
Peneliti/Tahun
unsur yang penting yaitu, adanya orang yang lebih dari pada satu, adanya tujuan
yang ingin dicapai dan orang yang bertanggungjawab akan tujuan tersebut.
sebagainya dalam proses transpormasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi
berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi dan operasi mengarahkan
jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan
konsumen.
pengawasan agar tujuan-tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif serta
nilai, sesuai Gambar di bawah ini yang menunjukkan sistem produksi yang
disederhanakan.
KENDALI
penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang
menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa, dengan mengubah input
menjadi output.
mencapai suatu tujuan tertentu. Bertitik tolak pada pengertian itu, Fogarty (1989)
19
bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisaan dan penetapan keputusan saat
bahwa TQM membutuhkan fokus dan pengintegrasian dari semua unit yang
berada dalam perusahaan sehingga setiap unit tersebut mengerti akan tugas yang
memahami semua aktivitas serta sangat bergantung kepada individu pada setiap
tingkat (Oakland, 1993). Agar hal tersebut menjadi efektif semua bagian harus
dapat bekerja bersama dengan baik demi menyongsong tujuan yang sama dan
20
Menurut Dubrin dan Ireland (1993), terdapat beberapa dimensi dari TQM
yang harus dipahami dengan benar oleh semua unit dalam perusahaan. Dimensi
menjelaskan bahwa lebih baik untuk mencegah masalah (atau kesalahan) dari
Quality at the source, dimensi ini memberi persyaratan kepada pekerja untuk
lingkungan organisasi (Goetsch and Davis, pp. 14-18) terdapat enam elemen yang
jasa.
melebihi apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti semua karyawan
3. Kerjasama tim
Management kerja sama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina
global.
Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak
ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia, dengan belajar setiap orang
23
profesionalnya.
melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama. Pertama, hal ini akan
yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup
sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengatakan bahwa pengukuran kinerja yang tepat sebaiknya diperoleh dari hasil
indikator kinerja yang dikemukakan oleh Terziovski dan Samson (1999), yang
jaminan atau garansi, biaya kualitas, dan ketepatan waktu produk sampai ketangan
konsumen.
dari perilaku (Gibson dan Donelly, 1995). Kinerja organisasional merupakan hasil
biaya jaminan atau garansi, biaya kualitas dan tingkat penyampaian produk
ketangan konsumen tepat waktu. Dalam penelitian ini, ukuran yang digunakan
biaya garansi, biaya kualitas dan ketepatan waktu produk sampai ketangan
penyimpangan yang terjadi selama proses produksi sehingga barang atau hasil
produksi dapat dihasilkan dengan sempurna tanpa adanya cacat. Dengan kualitas
pengguna akhir dari produk tersebut sehingga tujuan akhir dari perusahaan dapat
tercapai.
mendapatkan kualitas produk dan pelayanan seperti yang dibutuhkan, dan hal
yang penting (Sekaran, 1992). Kerangka berpikir dalam suatu kerangka penelitian
26
variabel atau lebih. Kriteria utama kerangka pemikiran agar bisa meyakinkan
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah di
diskripsikan:
TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
Obsesi Terhadap
Kualitas
KINERJA
Kerjasama Tim OPERASIONAL
1. Tingkat
Produktivitas
Perbaikan Sistem 2. Tingkat Kesalahan
Secara Produk
Berkesinambungan 3. Biaya Garansi
4. Biaya Kualitas
Pendidikan dan 5. Ketepatan Waktu
Pelatihan Produk Sampai
Ketangan Konsumen
Keterlibatan dan
Pemberdayaan (Terziovski and Samson,
1999)
Karyawan
2.6 Hipotesis
Berdasarkan dari uraian permasalahan di atas, maka hipotesis dalam
Palu.
Palu.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek
Penelitian ini mengambil objek pada usaha coklat di kota Palu, karena
beberapa persoalan Sosial dan Ekonomi di Kota Palu selain itu menjadikan usaha
coklat ini sebagai objek kita agar dapat melihat pengolahan lebih lanjut dari kakao
Data kualitatif adalah data yang tidak terukur yang berupa tulisan-
2. Data kuantitatif
perusahaan yang akan diolah lebih lanjut, dan juga hasil pengukuran
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hal
2. Data sekunder
(Creswell, 2002).
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu apa yang bisa
3.5.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
ini populasinya adalah seluruh pemilik dan karyawan usaha coklat di Kota Palu
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Ferdinand, 2006) Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik
sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari populasi yang ada
atau disebut dengan sensus. Mengingat populasi hanya sebesar 32 usaha coklat,
maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus
mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini
acuan pendekatan interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
pelanggan
pelengkap.
gagal pakai.
sebelumnya.
e. Daya tahan, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
3. Kerjasama tim
sebagai berikut:
a. Saling ketergantungan
b. Perluasan tugas
c. Penjajaran
e. Kepercayaan / respek
f. Kepemimpinan
i. Penilaian / tindakan
j. Perayaan
a. Komunikasi.
e. Memantau perubahan
b. Meningkatkan produktivitas
b. Melakukan pelatihan
7. Kinerja Operasional
Samson, 1999).
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
No. Item
Variabel Indikator
Pernyataan
1. Visi, komitmen, dan suasana
2. Penjajaran dengan pelanggan
3. Kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan
Fokus Pada pelanggan 1-13
Pelanggan (X1) 4. Memanfaatkan informasi dari pelanggan
5. Mendekati para pelanggan
6. Kemampuan, kesanggupan, dan pemberdayaan karyawan
7. Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus
1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti.
Obsesi Terhadap 1-8
2. Ciri-ciri keistimewaan tambahan, yaitu karakteristik sekunder
Kualitas (X2)
atau pelengkap.
37
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
tentang karakteristik yang akan diukur. Penggujian ini untuk menjaga konsisten
syarat adalah r = 0,3 jadi, kolerasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3
maka butir dalam instrumen tersebut diyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika total
positif dan lebih besar dari 0,3 (r 0,3) maka instrumen tersebut diyatakan valid.
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-
masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur, dengan tujuan
Sehingga dapat dikatakan ketepatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
koefisien korelasi internal (ri) dengan r tabel pada tingkat signifikansi 5%. Item-
39
item pertanyaan dikatakan reliabel apabila koefisien korelasi internal (ri) lebih
besar dari atau sama dengan r tabel dan sebaliknya dikatakan tidak reliabel
apabila koefisien internal (ri) lebih kecil dari pada r tabel. Mengukur relibilitas
dengan uji statistik Croanbach Alpha () suatu variabel dikatakan reliabel jika
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Fokus Pada Pelanggan (X1)
atas, tampak bahwa nilai korelasi antaras skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
40
(r 0,3) sehingga seluruh item variabel dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,871 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
3.8.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Obsesi Terhadap Kualitas (X2)
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Obsesi Terhadap Kualitas (X2)
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variable dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,854 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kerjasama Tim (X3)
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variable dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,899 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60).
42
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perbaikan Berkesinambungan
(X4)
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variabel dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,784 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
3.8.2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X5)
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X5)
X5.4 .312
X5.5 .333
Cronbachs Alpha = .690
N of Items = 5
Sumber : Data primer diolah, 2017
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, berdasarkan tabel 3.7 di
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variable dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,699 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keterlibatan dan Pemberdayaan
Karyawan (X6)
Corrected Item-
Variabel
Total
Penelitian
Correlation
X6.1 .436
X6.2 .577
X6.3 .547
X6.4 .651
X6.5 .558
X6.6 .317
Cronbachs Alpha = .761
N of Items = 6
Sumber : Data primer diolah, 2017
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variabel dinyatakan valid. Demikian juga dengan
44
nilai Cronbachs Alpha = 0,761 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Operasional (Y)
Corrected Item-
Variabel
Total
Penelitian
Correlation
Y1.1 .533
Y1.2 .344
Y1.3 .389
Y1.4 .619
Y1.5 .814
Y1.6 .635
Y1.7 .814
Y1.8 .802
Y1.9 .337
Y1.10 .635
Cronbachs Alpha = .865
N of Items = 10
Sumber : Data primer diolah, 2017
atas, tampak bahwa nilai korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor
kontruk atau variabel (Corrected Item Total Correlation) lebih besar dari r = 0,3
(r 0,3) sehingga seluruh item variabel dinyatakan valid. Demikian juga dengan
nilai Cronbachs Alpha = 0,865 lebih besar dari 0,60 ( > 0,60) yang berarti
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.
menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel terikay (dependen) yaitu ZPRED denga residualnya SRESID. Deteksi ada
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
transformasi data.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik. Analisis
grafik termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
asumsi normalitas; 2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Cara analisis grafik lain
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
47
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
(kriterum), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (di naik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan
adalah:
Dimana:
Y = nilai yang diukur atau dihitung pada variabel tidak bebas
= konstanta
b = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y untuk setiap
perubahan satuan X) atau koefisien regresi, yang mengukur besarnya
pengaruh X terhadap Y jika X naik 1 unit.
X = nilai tertentu dari variabel bebas
e = standard error
dalam penelitian ini, maka akan diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut :
Keterangan:
Y= Kinerja Operasional
= Konstanta
X1 =Fokus Pada Pelanggan
X2 = Obsesi Terhadap Kualitas
X3 = Kerjasama Tim
X4 =Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
X5 = Pendidikan dan Pelatihan
X6 = Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
b1 = Koefisien regresi variabel Fokus Pada Pelanggan
b2= Koefisien regresi variabel Obsesi Terhadap Kualitas
b3= Koefisien regresi variabel Kerjasama Tim
b4=Koefisien regresi variabel Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
b5= Koefisien regresi variabel Pendidikan dan Pelatihan
b6= Koefisien regresi variabel Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
e = Standard Error
sebagai berikut:
R2 / ( k - 1)
Uji f=
( 1 - R2) / (n - k)
Dimana :
a. Jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05), maka
nyata (signifikan) terhadap variabel bebas (Y) dengan kata lain hipotesis
diterima.
b. Jika F hitung < F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05), maka
tidak nyata (signifikan) terhadap variabel terkait (Y) dengan kata lain
hipotesis ditolak
atau untuk menolak mengetahui faktor mana yang relatif dominan berpengaruh
terhadap faktor terikat (Y) digunakan uji t, dengan formulasi rumus menurut
bi
Uji t =
Sbi
Dimana :
a. Jika t hitung > t tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05), maka
terhadap variabel terikat (Y) atau dengan kata lain hipotesis diterima.
b. Jika t hitung < t tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0.05), maka
(signifikan) terhadap variabel terikat (Y) atau dengan kata lain hipotesis
ditolak.
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam
regresi, karena dapat menginformasikan dengan biak atau tidaknya model regresi
determinasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa
dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien
determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y
dapat diterangkan oleh variabel X. Bila nilai R2 = 0, maka variasi dari Y tidak
semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian, baik
determinasi-uji-r2.html).
51
adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabel-