Analisis
Rangkaian Listrik
Jilid 1
1
12.1. Fasor Dan Impedansi
12.1.1. Pernyataan Fasor dari Sinyal Sinus dan Operasi Fasor
Kita mengenal pernyataan suatu bilangan kompleks yang berbentuk
b
V = a + jb = a 2 + b 2 tan 1 (12.7)
a
Transformasi timbal balik antara pernyataan dalam bentuk sudut-
siku dan bentuk polar, memudahkan kita dalam melakukan operasi-
operasi fasor yang akan kita lihat berikut ini.
3
Penjumlahan dan Pengurangan Fasor. Operasi penjumlahan
ataupun pengurangan lebih mudah dilakukan jika kita menuliskan
fasor dalam bentuk sudut-siku.
Jika A = a1 + jb1 dan B = a2 + jb2
maka C = A + B = (a1 + a2 ) + j (b1 + b2 )
= (a1 + a2 )2 + (b1 + b2 )2 tan 1 b1 + b2 (12.10)
a1 + a2
D = A B = (a1 + jb1 ) (a2 + jb2 )
= (a1 a2 )2 + (b1 b2 )2 tan 1 b1 b2
a1 a2
Jika A = A1 dan B = B 2 maka
C = A + B = ( A cos 1 + B cos 2 ) + j ( A sin 1 + B sin 2 ) (12.11)
D = A B = ( A cos 1 B cos 2 ) + j ( A sin 1 B sin 2 )
V1 = 10 45 o atau
V1 = 10 cos(45 ) + j10 sin(45 o ) = 7,07 j 7,07
o
b). Pernyataan fasor dalam bentuk polar dan bentuk sudut siku
adalah
V2 = 1530 o atau
V2 = 15 cos(30 o ) + j15 sin(30 o ) = 12,99 + j 7,5
c). Pernyataan fasor dalam bentuk polar dan bentuk sudut siku
adalah
I1 = 40 o atau I1 = 4 cos(0 o ) j 4 sin(0 o ) = 4
d). Pernyataan fasor dalam bentuk polar dan bentuk sudut siku
adalah
I 2 = 3 90 o atau I 2 = 3 cos(90 o ) + j 3 sin(90 o ) = j 3
5
e). Fasor hanya dapat dijumlahkan jika frekuensinya sama.
Karena kedua arus dalam soal e) ini berfrekuensi sama maka
fasornya dapat kita jumlahkan I 3 = I1 + I 2 = 4 j 3 . Hasil
penjumlahan ini dapat kita ubah kembali dalam bentuk polar
menjadi
3
I 3 = (4) 2 + (3) 2 tan 1 = 5 216,9
o
4
V1 10 45 o
g). Z1 = = = 2.5 45 o ;
o
I1 40
V2 1530 o
Z2 = = = 5 60 o
o
I2 390
Penyelesaian :
a). Sinyal ini mempunyai amplitudo 150 V, dan sudut fasa 45o.
Frekuensi siklusnya 50 Hz yang berarti frekuensi sudutnya
= 2 50 = 314 rad/detik. Jadi di kawasan waktu sinyal
o
ini adalah v1 (t ) = 150 cos(314 t 45 ) V
i (t ) = 7,07 cos(1000 t + 45 o )
i R (t ) = I Rm cos(t + ) = I Rm e j ( t + )
v R (t ) = Ri R (t ) = RI Rm e j ( t + )
Hubungan arus dan tegangan resistor tetap seperti yang tel;ah kita
kenal selama ini, dengan faktor proporsionalitas R yang kita sebut
resistansi.
7
Induktor. Untuk induktor, jika arus induktor adalah
i L (t ) = I Lm cos(t + ) = I Lm e j ( t + )
v L (t ) = L
di L (t )
=L
(
d I Lm e j ( t + ))= jL( I m e j ( t + ) )
dt dt
Dalam bentuk fasor,
VL = jL I L = jX L I L = Z L I L
(12.15)
dengan : X L = L dan Z L = jL
Jadi dengan pernyataan sinyal dalam fasor, hubungan tegangan dan
arus induktor tidak lagi berbentuk hubungan diferensial, melainkan
berbentuk linier dengan faktor proporsionalitas sebesar ZL = jXL ;
XL kita sebut reaktansi induktif , ZL kita sebut impedansi induktor
i C (t ) = C
dv C
=C
(
d (VCm e j ( t + ) )
= jC (VCm e j ( t + ) )
dt dt
yang dalam bentuk fasor dapat kita tuliskan sebagai
I C = jC VC atau
1 j
VC = IC = I C = jX C I C = Z C I C (12.16)
jC C
1 j
dengan : X C = dan Z C =
C C
Seperti yang kita peroleh pada induktor, hubungan tegangan dan
arus kapasitor tidak lagi berupa hubungan integral, melainkan
berupa hubungan linier dengan faktor proporsionalitas sebesar ZC =
jXC ; XC kita sebut reaktansi kapasitif, ZC kita sebut impedansi
kapasitor.
v RL (t ) = v R (t ) + v L (t ) = RI m e j ( t + ) + jLI m e j ( t + )
= (R + jL ) I m e j ( t + )
9
Zk
Vk = Vtotal (12.22)
Z total seri
V
Ik = = Yk V (12.23)
Zk
dengan
n
1 1 1
Ytotal = Yk = Z 1 + Z 2 + + Z n (12.25)
k =1
Z = R() + jX () (12.27)
Bagian riil adalah resistansi dan bagian imajiner adalah reaktansi.
Kedua bagian ini mungkin merupakan fungsi dari frekuensi .
Reaktansi yang bernilai positif merupakan reaktansi induktif ,
sedang yang bernilai negatif merupakan reaktansi kapasitif. Sebagai
contoh, impedansi dari induktor yang terhubung seri dengan
kapasitor yang terparalel dengan resistor adalah
11
tegangan dan arus elemen menjadi mirip dengan relasi hukum Ohm
di kawasan waktu. Kaidah-kaidah rangkaian di kawasan waktu
berlaku juga di kawasan fasor.
VL = Z L I L = ( j 500) 0,40 o
= 50090 o 0,40 o = 20090 o V
c). Bentuk gelombang tegangan pada induktor yang
dimaksudkan di sini adalah pernyataan di kawasan waktu
dari tegangan induktor. Dari hasil b) dengan mudah kita
nyatakan
v L (t ) = 200 cos(1000 t + 90 o ) V
Pemahaman:
Fasor tegangan dan fasor arus Im tegangan
VL
A
pada induktor berbeda fasa mendahului
sebesar 90o. Tegangan arus 90o
mendahului arus dengan sudut
90o. IILL Re
V 12010 o
ZB = = = 24 30 o
o
I 540
= 24 cos(30) + j 24 sin(30) = 20,8 j12
Pemahaman :
Kita mengetahui bahwa impedansi induktor adalah ZL=jL dan
impedansi kapasitor adalah ZC = j/C. Dari sini kita lihat
bahwa sesuatu impedansi yang komponen imajinernya positif
akan bersifat induktif sedangkan jika komponen imajinernya
negatif akan bersifat kapasitif.
13
Dalam contoh-12.5. ini impedansi beban mempunyai komponen
imajiner negatif. Jadi beban bersifat kapasitif. Pada beban
kapasitif ini sudut fasa arus lebih besar dari sudut fasa tegangan.
Kita katakan bahwa
arus mendahului Im arus
tegangan atau arus mendahului
I tegangan V
leading terhadap
tegangannya. Gambar
fasor arus dan Re
tegangan pada beban
adalah seperti di samping ini.
V 12020 o
ZB = = = 2460 o
I 5 40 o
= 24 cos(60 o ) + j 24 sin(60 o ) = 12 + j 20,8
Pemahaman :
Dalam contoh ini Im
komponen imajiner V
impedansi beban
bernilai positif. Beban
bersifat induktif. Pada Re
beban yang bersifat arus
I tertinggal dari
induktif sudut fasa arus tegangan
lebih kecil dari sudut
fasa tegangan. Fasor arus ketinggalan dari tegangan atau arus
lagging terhadap tegangan. Fasor tegangan dan fasor arus
dalam contoh ini digambarkan seperti di bawah ini.
100 j100
+
Vs= j25
2500oV
15
ZR 100
VR = Vs = 2500 o = 20036,87 o V
o
Z tot 125 36,87
ZC 100 90 o
VC = Vs = 2500 o = 200 53,13 o V
Z tot 125 36,87 o
ZL 2590 o
VL = Vs = 2500 o = 50126,87 o V
o
Z tot 125 36,87
c). Gambar fasor
Im
VR
tegangan sumber dan
tegangan-tegangan VL
elemen adalah seperti Vs
di bawah ini. Re
Perhatikanlah bahwa
fasor-fasor tegangan
ini memenuhi HTK VC
Vs = VC + VR + VL
Penyelesaian :
Dengan = 1000, maka impedansi elemen dan fasor arus
sumber adalah
Z R = 300 ;
j
ZC = = j 500 ;
1000 2 10 6
Z L = j1000 0,4 = j 400 ; I s = 500 o .
Transformasi rangkaian ke kawasan fasor adalah seperti di
bawah ini:
17
I1 I2 300
o
500 mA j500
j400
Is 50 10 3 0 o
VC = = = 39,5 18,4 o V
Ytot 12,65 10 4 18,4
I1 90o mendahului VC ;
VC
I 2 tertinggal dari VC . I2
Re
I VC
2
VR = R I2 VL = jXL I2
19
Soal-Soal
1. Nyatakanlah sinyal-sinyal sinus berikut ini kedalam fasor dan
gambarkanlah diagram fasornya.
a). v1 = 100 cos t b). v 2 = 75 cos(t 90 o )
c). v3 = 50 cos(t + 45o ) d). v 4 = v1 + v 2
e). v5 = v1 v3 f). v6 = v1 + v3
2. Nyatakanlah fasor-fasor berikut ini kedalam sinyal di kawasan
waktu, jika frekuensi adalah 300 rad/s.
A
50 40F 0,1H
20F
20
B
21
14. Pada rangkaian berikut, hitunglah impedansi yang terlihat dari
terminal A-B, jika frekuensi adalah 1000 rad/s.
A
0,3H 1,6H
20F 1,2k
B
15. Pada rangkaian berikut, hitunglah impedansi yang terlihat dari
terminal A-B, jika frekuensi adalah 50Hz.
A
10F 10F
1H 200
B