Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LAS BUSUR LISTRIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada
kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Pengelasan ini.

Kami tahu dalam era modern sekarang diperlukan SDM yang pintar dalam prakteknya juga sangat
menguasai teorinya,karena dengan hal itu seseorang dalam melaksanakan pengerjaan sudah
mengetahui teorinya.Dengan hal itu juga pembangunan Negara menjadi lebih baik dan dapat
disegani oleh Negara lainnya.Karena kami tahu teori tanpa praktek itu adalah tidak akan bisa,dan
praktek tanpa teori itu hal ceroboh.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami,yang tak bisa kami ucapkan satu-persatu.Dan pada kesempatan ini juga kami
memohn maaf apabila dalam makalah ini ada sebuah kesalahan ataupun hal yang menyinggung
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kesalahan itu tidak kami rencanakan

Makalah ini juga kami harapkan dapat membantu proses belajar mengajar para insane yang
berkecimpung di dunia pendidikan.Bila ada saran dalam makalah ini bisa menghubungi
kami.Sekian,terima kasih.

Sedan, November 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................

A. LATAR BELAKANG..................................................................................

B. TUJUAN.......................................................................................................

BAB II :PEMBAHASAN......................................................................................

A. Pembentukan busur listrik proses penyulutan..........................................

1. Pembentukan Busur Listrik.................................................................

2. Proses penyulutan..................................................................................

3. Memadamkan busur listrik...................................................................

B. Alat dan Bahan............................................................................................

C. Cara Kerja...................................................................................................

1. Persiapan...............................................................................................

2. Pelaksanaan..........................................................................................

3. Kesehatan dan keselamatan kerja......................................................

BAB III : PENUTUP................................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................

B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur
listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung.

Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.

Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut.

Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman
(kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi
sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.

Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara
benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan
diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara
elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar
timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai
5500 C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal.
Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya
digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan
fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-
oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

B. TUJUAN

Melatih ketrampilan praktikan di bidang las busur listrik dan memberikan pengetahuan dasarnya
sehingga dapat memahami prosedur pelaksanannya dengan benar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan busur listrik proses penyulutan

1. Pembentukan Busur Listrik

Pada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan
kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).

Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang
udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik
(diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan
ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka
arah arusnya dari benda kerja ke elektroda. Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

1. kawat inti

2. selubung elektroda

3. busur listrik

4. pemindahan logam

5. gas pelindung

6. terak

7. kampuh las

Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung
hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi
mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara,
membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian
tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan
lokasi pengelasan.Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah
sambungan las dan membentuk kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan
singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.

2. Proses penyulutan

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar
dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).

3. MenyalaKan busur listrik

Penyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan
logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek, hal tersebut
dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama
dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.

b. Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan
logam induk.

c. Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah
penampang tadi.

4. Memadamkan busur listrik

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk
mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk
sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan
arah agak miring.

Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukan ditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit
seperti pada gambar di bawah ini :

B. Alat dan Bahan

b. Mesin las listrik

c. Palu las

d. Tang

e. Tang penjepit

f. Elektroda

g. Kacamata las listrik

h. Mistar baja
i. Penyiku

j. Stopwatch

k. Sarung tangan

l. Sikat besi

C. Cara Kerja

1. Persiapan

a. Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksa alat utamanya dan semua peralatan
bantunya.

b. Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las listrik.

c. Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.

d. Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasang penjepit benda kerja pada benda kerja
(bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin las dihidupkan, letak dari penjepit
elektroda jangan sampai menempel penjepit logam atau logam induknya.

e. Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan memperhatikan
besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang sudah ada.

2. Pelaksanaan

1) Latihan menyalakan busur listrik dan membuat rigi-rigi las serta mengatur panjang busur (jarak
antara ujung elektroda ke benda kerja).

a. Bila panjang busur tepat (kurang lebih garis tengah elektroda) dan kecepatan pengelasan yang
tepat maka akan menghasilkan bunyi mendesis yang tetap dan halus (tidak meledak-ledak) dengan
lebar jalur las sebesar kurang lebih dua kali garis tengah elektroda, karena cairan elektroda akan
mengalir dan mengendap dengan baik.

Hasilnya rigi-rigi las yang halus dan baik, tembusan las yang baik, dan terak halus dan mengkilat.

b. Bila busur terlalu panjang, maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola (percikan-percikan
kecil) dari cairan elektroda.

Hasilnya rigi-rigi las kasar, tembusan las dangkal (melebar), dan percikan teraknya kasar.

c. Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, kalau terjadi kontak butiran logam cair
yang menyambung elektroda dan logam induknya maka akan terjadi hubungan singkat dan busur
akan mati, sehingga elektroda akan menempel kuat pada benda kerja.

2) Posisi Elektroda

Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las konvensional maka
posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan pengalaman yang paling baik
hasilnya adalah yang sebagai berikut :
a. Posisi elektroda bersudut 70 -80 dengan arah memanjang las dan bersudut 90 arah
melintang las.

b. Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri dengan
diameter yang relatif kecil.

c. Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan searah
dengan sumbunya secara kontinyu pula.

3) Gerakan Elektroda.

Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :

a. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.

b. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.

Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak (panjang busur) agar tetap, hal tersebut disebabkan
karena busur pada ujungnya mencair terus menerus sehingga mengalami pemendekan.

c. Gerakan ayunan elektroda.

Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.

4) Pengaruh kecepatan elektroda.

Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan
halus.

a. Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar, kasar dan kuat
tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).

b. Jika elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurangnya waktu
pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.

c. Jika kecepatan geraknya elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
tembusan lasnya baik.

3. Kesehatan dan keselamatan kerja

a. Arus Listrik

Bekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan sembrono. Hal-hal
yang perlu mendapatkan perhatian :

1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar
kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-
sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.
2. Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan
cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).

b. Nyala Busur Listrik

Busur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam yang dilas akan
mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.

Yang perlu diperhatikan adalah :

1. Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.

2. Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah dengan intensitas yang
cukup tinggi.

Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama terkena
langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan pedih dan akan mengeluarkan
air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan
demikian memakai pelindung mata adalah keharusan.

c. Gas atau Asap Pengelasan

Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang cukup banyak.
Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau
asap tersebut jika dihirup dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat
meracuni darah. Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas
tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang
tidak singkat.

2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu
cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang
waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur
lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam
induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.

3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak
stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda sudah
setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat
elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan
menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan adalah :

1. Siswa yang hendak membuat makalah di masa mendatang, sebelum membuat makalah las
busur listrik sebaiknya melakukan latihan beberapa kali untuk melatih feeling atau insting mengelas
sehingga saat membuat makalah tidak perlu pemanasan terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA

http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com/2008/11/29/las-busur-listrik/

http://anjargondang.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://aditm11.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-las-listrik.html

https://www.google.com/search?q=MAKALAH+LAS+BUSUR+LISTRIK

Diposkan oleh Lestari di

Anda mungkin juga menyukai