Anda di halaman 1dari 3

menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :

1) Tahap I : keluarga pemula


Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim.

2) Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak


Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

3) Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah


Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.

4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah


Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja


Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

6) Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda


Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.

7) Tahap VII : orangtua usia pertengahan


Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t pensiun atau kematian salah satu pasangan.

8)Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia


Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998)
yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan .
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
a. Tahap I : Keluarga Pemula / Tahap Pernikahan
Merupakan perkawinan sepasang insan, dimana terjadi perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Tugas-tugas anggota keluarga pada tahap ini antara lain:
Membangun perkawinan baru yang saling memuaskan, pasangan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan peran dan fungsi masing-
masing.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, melalui pernikahan akan diperoleh anggota keluarga yang baru yang berasal dari suami ataupun
istri yang akan menjadi bagian keluarga besar dalam keluarga.
Merencanakan program keluarga berencana. Terkait dengan keputusan untuk hamil yang harus direncanakan, sehingga keputusan tentang kedudukan
sebagai orang tua lebih siap.
b. Tahap II : Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak
Tahap perkembangan keluarga yang II dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Masalah yang sering muncul pada tahap ini
adalah :
Suami merasa diabaikan, karena waktu istri lebih banyak digunakan untuk mengurus dan memperhatikan anak.
Terdapat peningkatan perselisihan argumen antara suami dan istri.
Interupsi dalam jawal yang kontinu (lelah sepanjang waktu).
Kehidupan sosial dan seksual yang terganggu dan menurun.
Tugas-tugas pasanagn suami-istri pada tahap ini antara lain:
Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memperluas hubungan persahabatan dengan keluarga besar dengan pertambahan peran-peran orangtua kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun, pada tahap ini dapat pula keluarga terdiri dari 3-5 orang, kelurga menjadi lebih majemuk. Pada tahap ini
banyak keluarga yang mengalami kegagalan.
Tugas pasangan suami-istri pada tahap ini adalah :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan.
Mensosialisasikan anak dengan lingkungannya.
Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain. Coba yakinkan anak yang paling tua bahwa mereka masih
disyang dan dicintai setelah kehadiran adaiknya.
Mempertahankan hubunga yang sehat dalam keluarga ( anak dengan orangtua) dan diluar keluarga ( keluarga besar dengan komunitas).
Pada tahap ini ikatan perkawinan melemah atau mulai tidak memuaskan, sehingga sering mengalami keguncangan:
Peran orantua membuat peran perkawinan semakin sulit.
Tejadi perubahan-perubahan negatif, diantaranya:
- Kurang puas dengan keadaan rumah
- Pembicaraan pribadi (suami-istri) lebih sedikit, berpusat lebih banyak pada anak
- Kehanagatan yang diberikan pada anak lebih banyak daripada yang diberikan satu sama lain (suami-istri)
- Tingkat kepuasan seksual rendah.
Tujuan utama peran perawat pada tahap III ini adalah:embantu mereka membentuk gaya hidup sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisi, emosional, dan
sosial secara optimal.
d. Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk SD) sampai usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Pada tahap ini biasanya kebahagian
keluarga mulai menurun.
Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain :
Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, biasanay kecacatan anak dapat diketahui pada tahap ini.
Fungsi utama peran perawata pada tahap ini adalah :
Sebagai funsi rujukan, mengajar dan memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut, membantu keluarga melakukan koping sehingga
pengaruh yang merugikan cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.
e. Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai ketika anak pertama usia 13 tahun sampai 19 atau 20 tahun. Tahap inidapat lebih singkat atau lebih lama, berlaku selam anak masih tinggal
dirumah, adanya persiapan anak menjadi dewasa muda bagi remaja mengakibatkan hubungan keluarga menjadi lebih longgar. Tahap perkembangan ini
merupakan tahap yang paling sulit dan banyak tantangan karena tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar.
Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ni, antara lain :
Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab semakin dewasa dan mandiri
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
Berkomunikasi scara terbuka antara orangtua dan anak
Tiga aspek proses perkembangan remaja menurut Adams tahun 1971:
Emasipasi : pembagian peran yang meningkat
Budaya orang muda : perkembangan hubungan teman sebaya
Kesenjangan antar generasi : adanya perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orangtua dan remaja.
f. Tahap VI : Kelurga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda.
Pada tahap ini anak pertama meningglakan rmah orangtua dan berakhir dengan rumah kosong lama tergantung berapa banyak anak. Pada tahap ini
suami-istri berganti peran menjadi kakek nenek.
Tugas suami istri pada tahap perkembangan ini , antara lain:
Memperluas siklus kelurga dengan memasukkan aggota keluarga baru yang didapatnya nilai perkawinan anak-anak
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
Membantu orangtua lansia dan sakit-sakitan suami maupun istri.
Tahap ini merupakan tahap yang sulit bagi wanita , penyebabnya antara lain :
Hilangnya peran ibu karena anak telah pergi atau menikah.
Perasaan kehilangan feminitas akibat monopouse ( usia 45 55 tahun )
Tanda ketuaan mulai tampak mulai hilangnya kecantikan.
g. Tahap VII : Orangtua Usia Pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan, biasanya pada usia 45 tahun sampai
55 tahun. Pasangan suami-istri ini disebut sebagai pasanag prenatal yaitu pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah. Pada tahap ini situasi
keluarga atau pernikahan lebih baik dan merupakan kehidupan yang paling baik.
Tugas-tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain :
Menyediakan lingkungan yang meningkatka kesehatan
Memperthankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak.
Memperkokoh hubungan keluarga.
Tahap perkembangan keluarga ini memilki dampak-dampak yang menonjol diantaranya adalah sebagai berikut:

Dampak positif Dampak Negatif


Penyesuain perkawinan lebih baik
Distribusi kekuasaan suami-istri lebih merata.
Peran suami atau istri meningkat Penurunan kemampuan seksual
Timbulnya masalah penuaan
Hilangnya anak
Merasa gagal membesarkan anak atau kerja keras.

h. Tahap VII : Keluarga Dalam Masa Pensiun & Lansia


Merupakan tahap terakhir siklus kehidupan keluarga, dimulai dengan salah satu pasangan memasuki masa pensiun, yang terus berlangsung hingga salah
satu meninggal dan berakhir dengan pasanagan lainnya yang meninggal.
Masalah mayoritas yang sering dihadapi oleh para lansia :
Ekonomi, biasanya tergantung pada kelurga atau pemerintah.
Perumahan, terkadang kondisi perekonomian mereka mendorong mereka untuk pindah ketempat yang lebih kecil.
Sosial : kehilangan saudara, teman dan pasnagan.
Pekerjaan : hilangnya peran dan perasaan produktivitas.
Kesehatan: menurunnya fungsi fisik, mental, dan kognitif dalam hal pemberian perawatan bagi peran yang kurang sehat.
Tugas-tugas yang penting untuk dilaksanakan pada tahap ini, antara lain :
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Mempertahankan hubungan perkawinan
Menyesuaikan diri tehadap kehilangnya pasangan
Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelahan & integrasi hidup).

Perbedaan tahap perkembangan keluarga menurut Carter & McGoldrick (family therapi perspective, 1989) dengan Duvall (sociological perspective, 1985)
adalah sebagai berikut :

Carter & McGoldrick


(family therapi perspective, 1989)

Duvall
(sociological perspective, 1985)

1. Keluarga antara : masa bebas (pacaran) dewasa muda


2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
3. Keluarga yang memiliki anak muda (anak usia bayi sampai usia sekolah)
4. Keluarga yang memiliki anak dewasa
5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
6. Keluarga lansia Tidak diidentifikasi karena periode waktu antara dewasa dan menikah tak dapat di tentukan
1. Keluarga baru menikah
2. Keluarga dengan anak baru lahir
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
5. Keluarga dengan anak remaja
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
7. Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja / keluarga usia pertengahan
8. Keluarga lansia

Anda mungkin juga menyukai