Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan judul Membangun Karakter Bangsa Indonesia di Era Reformasi
Tanpa Paham Komunisme dapat selesai dengan tepat waktu. Adapun penulisan makalah ini
sebagai tugas kelompok.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari semua pihak, makalah ini tidak akan selesai
tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan adanya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Klaten, November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunisme ...........................................................................................
B. Pengertian Karakter Bangsa ....................................................................................
C. Paham Komunisme yang Berkembang di Indonesia pada Era Reformasi .............
D. Cara Membangun Karakter Bangsa Tanpa Paham Komunisme.............................
E. Peran Pancasila dalam Pembangunan Karakter Bangsa Sebagai Ideologi Negara .
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam 1-2 bulan terakhir, kita banyak mendengar pemberitaan soal isu
bangkitnya PKI dan komunisme di Indonesia. Bagi sebagian orang mungkin isu ini
telah dianggap basi, karena beberapa kali diulang dalam konteks tertentu. PKI selalu
dibangkitkan kembali oleh mereka yang membantainya, meskipun dalam
kenyataannya, ia telah dibunuh dan ditumpas habis pada pembantaian manusia besar-
besaran tahun 1965-1966. Lantas, mengapa isu dan mobilisasi anti-Komunisme muncul
dan berkembang sekarang? Apa yang dimaksud dengan komunisme? Lalu bagaimana
cara membangun karakter bangsa agar terhindar dari paham komunis?
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paham komunis?
2. Apa yang dimaksud dengan karakter bangsa?
3. Bagaimana paham komunisme yang berkembang di Indonesia pada era reformasi?
4. Bagaimana cara membangun karakter bangsa tanpa paham komunisme?
5. Apa peran Pancasila sebagai ideologi negara yang erat kaitannya dengan
pembangunan karakter bangsa?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu komunisme.
2. Mengetahui apa itu karakter bangsa.
3. Mengetahui paham komunisme yang berkembang di Indonesia pada era reformasi.
4. Mengetahui cara-cara membangun karakter bangsa tanpa paham komunisme.
5. Mengetahui peran pancasila dalam pembangunan karakter bangsa sebagai ideologi
negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest
der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah
manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini)
dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang
paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh
dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul
beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis
revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda
dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya
sebagai masyarakat utopia.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.
Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai
komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan racikan
ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-
Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-
alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan
sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai
membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial
hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis
sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi
modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik
rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna
kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem
demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu
sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota
partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan
sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan
Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos,
takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya,
dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan
yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional
serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).
B. Pengertian Karakter Bangsa
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang
itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter
dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai
suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam
pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Karakter menurut para ahli yaitu :
1. W.B. Saunders, (1977: 126) karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada
individu.
2. Gulo W, (1982: 29) karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan
dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
3. Kamisa, (1997: 281) "karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian".
4. Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah
laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara
eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian kerena
pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik
kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang
ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun,
mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.
5. Wyne memaparkan definisi karakter dari sisi literalnya. Beliau menjelaskan
bahwa istilah karakter bersumber dari bahasa Yunani karasso yang berarti
to mark yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus
dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang
berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter
mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian)
seseorang.
Karakter bangsa adalah kualitas jati diri bangsa yang membedakannya dengan
bangsa lain. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat heterogen, yang masih dalam
tahap belajar untuk berdemokrasi. Karakter bangsa selayaknya bersumber pada nilai-
nilai dan simbol kebangsaan yang kita miliki. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar seperti yang sering kita dengar dan kita
dengungkan dalam berbagai kesempatan. Fakta tersebut memang berdasarkan pada
kenyataan, bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-lima didunia
(setelah Cina, India, Rusia, Amerika Serikat) dan sejak tahun 1999 kita telah diklaim
sebagai negara demokratis terbesar ketiga sesudah India dan Amerika Serikat. Selain
itu, Indonesia adalah merupakan percontohan Negara Islam terbesar di dunia yang
demokratis.
Suasana toleransi dan saling menghargai antar umat beragama sangat tinggi.
Dapat dikatakan bahwa 90 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang totalnya
sebanyak 230,6 juta jiwa adalah muslim. Jumlah penduduk yang besar dapat merupakan
potensi, sekaligus hambatan. Apabila penduduknya berkualitas semua maka bangsa
tersebut jaya, meskipun tidak selalu menjadi negara yang adidaya tetapi merupakan
bangsa yang mempunyai karakter.
C. Paham Komunisme yang Berkembang di Indonesia pada Era Reformasi
Komunisme berbahaya bagi ideologi negeri kita yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa. Komunisme hanya memandang hal-hal yang rasional dan nyata atau materiil
saja. Dengan begitu mereka hanya memandang agama sebagai candu yang membuat
orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan
nyata, sehingga komunisme sangatlah membatasi agama pada rakyatnya bahkan orang-
orang dengan paham komunis cenderung tidak beragama. Hal ini tentu saja sangat
bertentangan dengan paham ideologi Pancasila.
Pada masa kini, paham komunisme masih tetap hidup. Mengapa demikian? Dan
apakah masih ada generasi muda yang bersedia menyebarkan atau bahkan berkorban
demi komunisme? Contoh perilaku komunis yang nyata adalah budaya tawuran pelajar
maupun mahasiswa, perilaku-perilaku menyimpang dari organisasi negara, seperti
tindakan-tindakan anarkis dan pemikiran pemikiran radikal tokoh-tokoh politik.
Contoh lain perilaku komunis yang nyata adalah korupsi. Sebab, harta atau materi yang
diambil oleh koruptor ia kuasai tanpa memikirkan halal haram. Inilah yang kemudian
menjadi bahaya laten yang patut diwaspadai. Karena komunis lahir bukan atas dasar
konsep agama melainkan konsep materi.Contoh-contoh itu adalah kondisi nyata yang
sadar atau tidak, sudah mengarah pada perilaku komunis.
Dulu, kalangan partai komunis terkenal dekat dengan rakyat, membagi bibit
murah, membantu petani dan terkenal sangat peduli, itulah yang membuat perolehan
suara partai itu cukup signifikan saat itu. Bayangkan kalau karena bibit murah dan
bantuan dari kalangan komunis waktu itu meluluhkan akidah para petani yang
notabenennya adalah masyarakat muslim, mereka menjadi meninggalkan Tuhan
mereka, ini juga salah satu bahaya laten komunis. Oleh karena itu jangan sampai modus
semacam ini terulang lagi, menjajah akidah rakyat bangsa ini.Termasuk dalam bentuk
yang lebih modern saat ini, seperti pemberian bantuan saat bencana dan lain
sebagainya, tidak diperbolehkan ditumpangi kepentingan pencucian otak untuk
berkeyakinan tertentu dan kepentingan kelompok.Oleh karena itu, Islamisasi maupun
kampanye dan gerakan bantuan tidak boleh dilakukan dengan iming-iming materi dan
dengan maksud tertentu, harus berdasarkan dakwah dan paham yang jelas dan tidak
menjerumuskan. Bila hal seperti itu terjadi, namanya bahaya laten komunis bangkit
kembali.
Modus perjuangan komunisme di Indonesia hingga saat ini tidak pernah
bergeser, yakni selalu memanfaatkan isu kemiskinan, ketidakadilan di bidang sosial,
ekonomi dan hukum, serta berupaya menjatuhkan kelompok atau institusi yang
dianggap menghambat atau mengancam perjuangannya.Yang patut diwaspadai juga
adalah lahirnya kaum-kaum proletar di Indonesia.Lahirnya kelas proletar, mendorong
berdirinya berbagai organisasi serikat.Di banyak tempat di Indonesia berdiri serikat
buruh, seperti serikat buruh pelabuhan, serikat buruh kereta-api, serikat buruh
percetakan dan serikat buruh di pabrik-pabrik lainnya.Munculnya komunisme juga
disebabkan adanya perlawanan kaum proletar. Jika kaum proletar seperti buruh tersebut
dididik, dilatih, dihasut maupun terjerumus kedalam paham komunisme, maka hal
tersebut harus diwaspadai sebab, akan berbahaya bagi kelangsungan kehidupan di
Indonesia yang sesuai Pancasila dan UUD 1945 serta apabila fenomena tersebut
dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan memunculkan dan membangkitkan
komunisme di Indonesia.
Aksi para pelajar dengan membentuk aliansi dan melakukan demonstrasi juga
menjadi salah satu permasalahan yang perlu diwaspadai dan diawasi. Sebab,
pergerakan mereka yang kadang terkesan melawan pemerintah jika dibiarkan akan
sangat membayakan, apalagi mereka adalah generasi muda. Aksi pelajar yang hanya
menuntut dan bertindak sesuai keinginan mereka saja, dapat memunculkan berbagai
aksi radikal yang membahayakan.Banyak dari kalangan pendemo yang hanya ikut-
ikutan saja. Dengan kata lain mereka terhasut oleh omongan belaka. Jika aliansi para
pelajar yang suka bertindak semau mereka sendiri ini dibiarkan bebas di Indonesia,
dikhawatirkan mereka akan dididik dan dilatih oleh pihak tertentu, terjerumus dan
terhasut kedalam komunisme serta akan bertindak radikal terhadap bangsa
Indonesia.Hal inilah yang paling ditakutkan kita semua. Jika bahaya laten komunisme
tersebut benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin komunis akan bangkit dan merajalela
di negeri ini.
D. Cara Membangun Karakter Bangsa Tanpa Paham Komunisme
Komunis baik sebagai ideologi maupun sebagai gerakan sangat bertentangan
dengan pancasila dan apabila dibiarkan hidup dan berkembang di bumi Indonesia, maka
akan menimbulkan banyak terjadi benturan-benturan bahkan dapat memicu terjadi
perang saudara.
Sinyalemen yang menyebutkan adanya upaya-upaya untuk kembali
menghidupkan paham komunisme di Indonesia bukan isapan jempol atau sekedar isu
kosong semata, karenanya pemerintah dan segenap komponen bangsa perlu mengambil
langkah-langkah antisipatif untuk mencegahnya. Dalam rangka mengantisipasi
berkembangnya kembali faham komunis, Kodim 0910/Mln menggelar kegiatan
Antisipasi Bahaya Laten Komunis (Balatkom) dan Paham Radikal. Kegiatan
dilaksanakan di Aula Kodim 0910/Mln dengan pembawa materi adalah Kasdim
0910/Mln Mayor Czi Kristiono. Hadir dalam kegiatan tersebut para Pasi, Danramil,
anggota staf serta para Babinsa jajaran Kodim 0910/Mln.
Dalam materi yang dibawanya, Kasdim 0910/Mln menyampaikan bahwa dalam
upaya mengkomuniskan bangsa Indonesia, Komunis/PKI telah menerapkan berbagai
strategi gerakan, baik strategi gerakan terbuka yaitu gerakan legal formal maupun
strategi tertutup. Strategi tersebut adalah gerakan Memutarbalikkan fakta sejarah,
Penyusupan/infiltrasi (Kuda Troya), Pertentangan kelas (Metode Baji), Agitasi dan
Propaganda, Metode salami, Metoda Danau Pasir, Metoda hallo and horn serta masih
banyak metode-metode lain yang dilakukan Komunis untuk menghancurkan negara ini.
Mengalir dari uraian tersebut diatas, maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan
oleh semua komponen bangsa untuk membendung bangkitnya kembali Komunis/PKI
di Indonesia, sebagai berikut :
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, agar terhindar
dari pengaruh ideologi Komunis.
2. Meningkatkan pemahaman kembali terhadap nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pada Pancasila sebagai ideologi negara.
3. Meningkatkan Wawasan Kebangsaan, agar terwujudnya rasa Kesatuan dan
Persatuan bangsa.
4. Meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai kekuatan yang dahsyat
dan sudah teruji keampuhannya dalam menghadapi berbagai ancaman di
masa lalu.
5. Membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali
Komunis melalui diskusi/seminar diberbagai kalangan masyarakat.
6. Mewaspadai eks Tapol/Napol G. 30 S/PKI dan kegiatannya.
7. Mewaspadai upaya penyusupan ideologi Komunis dalam tubuh berbagai
komponen bangsa, baik pemerintah, TNI/Polri, swasta, Ormas maupun
komponen bangsa lainnya.(menurut kodim)
8. Mengembalikan acuan dan ideologi negara ke jalur yang seharusnya, rasa
patriotisme ke dalam jiwa warga negara lebih ditekankan lebih dalam, serta
membatasi semua yang berbau ideologi komunis atau radika, serta
membubarkan partai-partai komunis yang sekarang mulai tercium baunya.
E. Peran Pancasila dalam Pembangunan Karakter Bangsa Sebagai Ideologi Negara
Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat
pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan
pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan
sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama,
bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda
satu sama lain tetapi mutlak harus dipersatukan.
Adapun peran pancasila dalam pembangunan karakter bangsa sebagai ideologi
negara, adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan nilai-nilai pancasila menjadi nilai-nilai yang hidup dan
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila yang sesungguhnya
dalam tataran filsafat yang harus diturunkan ke dalam hal-hal yang implementatif
2. Internalisasi nilai-nilai pancasila baik melalui pendidikan formal maupun informal
(masyarakat)
3. Keteladanan dari pemimpin yang dijiwai dari nilai-nilai pancasila diharapkan
masyarakat luas akan mengikutinya.
4. Pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa untuk memberikan
masukan implementasi sila-sila Pancasila dalam kehidupan yaitu, berdaulat secara
politik, mandiri dalam ekonomi dan mempunyai karakter.
5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas
alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) yang mempunyai tujuan terwujudnya
masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama.
Pada masa kini, paham komunisme masih tetap hidup di Indonesia. Contoh perilaku
komunis yang nyata adalah budaya tawuran pelajar maupun mahasiswa, perilaku-
perilaku menyimpang dari organisasi negara, seperti tindakan-tindakan anarkis,
pemikiran pemikiran radikal tokoh-tokoh politik dan korupsi. Contoh-contoh itu adalah
kondisi nyata yang sadar atau tidak, sudah mengarah pada perilaku komunis.
Adapun cara membangun karakter bangsa agar terhindar dari paham komunisme
adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai pancasila dan membangkitkan kedaran
masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali komunis.
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://ahsinunniam.blogspot.co.id/2016/10/makalah-pancasila-dan-pembangunan.html
http://aceh.tribunnews.com/2017/09/30/mengenal-ideologi-komunis
https://hwraocha.wordpress.com/2013/01/01/karakter-bangsa-2/
http://lomba.web.unej.ac.id/2015/06/09/dilematika-pemuda-globalisasi-dan-pemuda-
khilafah-dalam-memahami-pancasila/

Anda mungkin juga menyukai