Tahun 2014, secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan rencana
yang diajukan dalam laporan ini, maka sangat diperlukan saran, koreksi dan kritik
yang membangun sehingga laporan ini dapat menjadi pedoman dalam menyusun
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Gresik, 2014
Bappeda
Kabupaten Gresik
Tabel 4. 34 Tingkat Pelayan Jalan di Kabupaten Gresik (Hari Biasa) ............. IV-67
Tabel 4. 35 Tingkat Pelayan Jalan di Kabupaten Gresik (Hari Libur) .............. IV-67
Tabel 4. 36 Tingkat Pelayanan Jalan di Kabupaten Gresik ............................ IV-69
Tabel 4. 37 Proyeksi Tingkat Pelayanan Jalan Kabupaten Gresik
Tahun 2014-2034 ........................................................................ IV-70
Tabel 4. 38 Derajat Kejenuhan Simpang di Kabupaten Gresik ....................... IV-73
Tabel 4. 39 Rute Operasional Trayek Angkutan Kota Kabupaten Gresik
yang Beroperasi .......................................................................... IV-75
Tabel 4. 40 Load factor Angkutan Kota Kabupaten Gresik ............................ IV-79
Tabel 4. 41 Headway Angkutan Kota Kabupaten Gresik ................................ IV-81
Tabel 4. 42 Travel Time Angkutan Kota Kabupaten Gresik ............................ IV-81
Tabel 4. 43 Tabel Analisis Terminal ............................................................... IV-84
Tabel 4. 44 Penentuan Satuan Ruang Parkir ................................................. IV-89
Tabel 4. 45 Lokasi Parkir di Kabupaten Gresik tahun 2014 ............................ IV-89
Tabel 4. 46 Analisis Persebaran Rambu ........................................................ IV-90
Tabel 4. 47 Lebar Trotoar yang Dibutuhkan Sesuai dengan Penggunaan
Lahan di Sekitarnya ..................................................................... IV-93
Tabel 4. 48 Peran, Fungsi, Jenis & Hirarki Pelabuhan ................................... IV-95
Tabel 4. 49 Tujuan / Misi Yang Di Emban Oleh Pelabuhan ............................ IV-96
Tabel 4. 50 Syarat Layak Operasi Pelabuhan ................................................ IV-97
Tabel 4. 51 Prosedur Pengoperasian Pelabuhan ......................................... IV-100
Tabel 4. 52 Data Volume kapal dan Barang tahun 2007-2013 pelabuhan
Gresik. ....................................................................................... IV-104
Tabel 4. 53 Spesifikasi kapal, Kapasitas kapal, waktu perjalanan, dan waktu
keberangkatan angkutan penyebrangan Gresik - Bawean......... IV-107
Tabel 5. 1 Potensi Masalah Sistem Transportasi Kabupaten Gresik ............. V-11
Tabel 5. 2 SWOT Sistem Transportasi .......................................................... V-15
Tabel 5. 3 Matriks Analisis SWOT sistem transportasi Kabupaten Gresik ..... V-18
Tabel 6. 1 Karakteristik Hirarki Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsinya ......... VI-4
Tabel 6. 2 Standar dan Tipologi Terminal ..................................................... VI-11
Tabel 6. 3 Pemanfaatan Ruang Pelabuhan Kali Mireng II ............................ VI-29
Tabel 6. 4 Pembagian Zona Operasional ..................................................... VI-29
Tabel 6. 5 Rencana Pemanfaatan Zona Bagian Kawasan Industri ............... VI-33
Tabel 6. 6 Rencana Kawasan Industri di bagian selatan Kali Mireng Dan
Barat Kali Tanggok ...................................................................... VI-35
Tabel 6. 7 Rencana Kawasan Industri dan Perumahan Barat dan Utara Kali
Tanggok ...................................................................................... VI-36
Tabel 6. 8 Kawasan Permukiman di Kawasan Mengare............................... VI-37
Tabel 6. 9 Rencana pola ruang mikro di KPKMG ......................................... VI-38
Tabel 6. 10 Penentuan Jarak Tempat Henti ................................................... VI-44
Tabel 6. 11 Lebar Trotoar yang Dibutuhkan Sesuai dengan Penggunaan
Lahan di Sekitarnya ..................................................................... VI-47
Tabel 6. 12 Indikasi Program Tatralok Kabupaten Gresik Tahun 2014-2034 .. VI-51
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, dan mafaat, ruang lingkup materi dan
wilayah; dasar hukum perundangan; dan sistematika pembahasan.
oleh negara-negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang
menjamin pergerakan manusia dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah
(transportasi).
merupakan penghubung dari satu tempat ke tempat lain, dari satu daerah ke daerah
lain, dari satu wilayah ke wilayah lain. Hal ini menjadikan sistem transportasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mobilitas orang maupun barang.
Transportasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sarana, prasarana yang
didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia yang membentuk suatu
jaringan sistem pelayanan. Banyak elemen yang terkait dalam sistem transportasi
meliputi sarana, prasarana, tata guna lahan dan pergerakan yang terjadi.
dan jaringan pelayanan. Selain itu berkewajiban juga untuk melaksanakan tugas
daerah-daerah yang potensial, daerah andalan,dan daerah yang sedang tumbuh dan
berkembang.
sektor transportasi meliputi kuantitas dan kapasitas prasarana dan sarana yang tidak
menentukan strategi dan program kerja yang tepat untuk mengatasi permasalahan
bagian dari sistem transportasi provinsi dan nasional adalah mendukung kemajuan
pembangunan ekonomi dan mobilitas masyarakat dalam upaya pemerataan
signifikan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, hal ini perlu dilakukan
mewujudkan sistem pelayanan transportasi yang terpadu, aman, nyaman, tertib dan
teratur, efektif serta efisien dan mewujudkan pembangunan sistem transportasi yang
Hal ini dimaksudkan agar program kerja dan kegiatan tahunan lebih efektif dan efisien
baik dari segi kinerja maupun yang dibutuhkan masing-masing kawasan dan jaringan
sektor lain dan kemampuannya meredam laju inflasi melalui kelancaran distribusi
barang dan jasa. Dari aspek mikro, keberhasilan sektor transportasi diukur dari
integrasi yang holistik/menyeluruh antara sistem transportasi itu sendiri dan sistem
1.2.1 MAKSUD
secara kesisteman dalam lingkup lokal Kabupaten Gresik yang tercakup dalam
jaringan transportasi darat, yang masing-masingnya terdiri dari sarana dan prasarana
yang saling berinteraksi membentuk suatu system pelayanan jasa transportasi yang
efektif dan efisien, terpadu dan harmonis.
1.2.2 TUJUAN
Gresik adalah :
1.2.2 SASARAN
Sasaran yang hendak diperoleh pada kegiatan ini adalah terwujudnya
transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan
membantu terciptanya pola distribusi yang mantap dan dinamis, serta mendukung
Ruang lingkup yang menjadi wilayah studi dari kegiatan ini adalah wilayah
Kabupaten Gresik.
A. Pengumpulan Data
1) Penduduk
Data penduduk yang berada dalam wilayah harus dihitung dengan seksama
2) Indikator
3) Pertanian
Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian itu sendiri, peternakan dan
4) Pertambangan/perindustrian
diperhatikan
5) Transportasi
Keadaan dimana prasaran dan sarana transportasi baik darat, maupun udara
6) Pariwisata
7) Perkebunan
9) Kebijaksanaan Nasional
dan lain-lain
2) Survey jumlah dan lokasi terminal angkutan jalan yang telah ada, kapasitas
terminal, turun dan naiknya orang, dan atau barang, bangunan operasi
sebagai pelayanan terhadap masyarakat.
C. Analisis
dan lain-lain.
4) Analisis peranan berupa tingkat hubungan antar simpul dan ruang kegiatan
prasarana transportasi
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
Pembangunan Nasional
kebandarudaraan Nasional.
Daerah Kabupaten/Kota.
Kep Men Perhubungan Nomor 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi
Nasional
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang; tujuan, dan mafaat; ruang lingkup materi
Kabupaten Gresik. Selain itu bab ini juga berisi mengenai kebijakan-kebijakan
Gresik antara lain karakteristik fisik dasar, karakteristik fisik binaan, utilitas,
karakteristik perekonomian.
BAB IV ANALISIS
Gresik .
Bab ini berisi arah pengembangan yang didasarkan dari hasil analisis
Bab ini berisi tentang hasil dari pembahasan tatralok yang di rangkum dalam
Bab ini berisi tentang kebijakan-kebijakan yang digunakan sebagai dasar dalam
menyusun Dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kabupaten Gresik.
2.1.1 Sistranas
terdiri atas transportasi jalan, kereta api, sungai dan danu, penyeberanganm laut
udara serta pipa, yang masing-masing terdiri atas sarana dan prasarana kecuali
pipa yang saling berinteraksi dnegan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif danefisien,
berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
(tatralok).
terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi Sungai dan
yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang Saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif, terpadu dan
simpul atau kota nasional, dan simpul atau kota nasional ke luar negeri atau
sebaliknya.
yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang Saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif, terpadu dan
simpul atau kota wilayah, dan simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota
terdiri dari transportasi jalan, transportasi jalan rel, transportasi Sungai dan
yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang Saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif, terpadu dan
simpul atau kota lokal, dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota
wilayah, dan simpul atau kota nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalam
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Kebijakan yang dalam tataran wilayah provinsi jawa timur tahun 2012-2032,
meliputi:
perencanaannya.
penyebrangan.
transportasi laut.
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Dapat dilihat dengan jumlah penduduk Kabupaten Gresik tahun 2012 sebanyak
1.307.995 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 658.786 jiwa dan
ibukota kabupaten dan ibu kota kecamatan yang mengalami perkembangan besar
memiliki potensi industri yang lengkap dengan perumahan dan fasilitas seperti
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
wilayah.
1. Kawasan Lindung
pada Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Timur, yaitu reklamasi pantai dan
hutan lindung 4.571,6 Ha, dan hutan produksi seluas 3.750 Ha. Sedangkan
2. Kawasan Budidaya
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
yaitu hutan produksi seluas 3.750 Ha dan pada masa yang akan datang
jenis pohn yang dimanfaatkan batangnya akan tetapi hasil buahnya yang
c. Kawasan Industri
d. Kawasan Pertambangan
e. Kawasan Wisata
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Tanjung Gaong dan wisata budayanya adalah Makam SUnan Giri dan
kontribusi terhadap Provinsi Jawa Timur sub-sektor yang selama ini potensial PDRB
adalah pertanian tanaman pangan, industri kimia. Potensi ekonomi yang dimiliki
makanan, minuman, tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, alas kaki,
industri kertas dan barang cetakan, industri semen, barang galian bukan
logam, industri logam dasar besi dan baja, industri alat angkut, mesin,
2. Distribusi yang memiliki skala Kabupaten Gresik adalah indutri barang dari
kayu dab hasil hutan lain, tanaman pangan, dan perdagangan.
3. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan adalah industri barang dari kayu dan
hasil hutan lain, peternakan, perikanan, penggalian, industri makanan,
minuman, tembakau, industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki.
perekonomian Kabupaten Gresik adalah unggulan pertama yaitu sub sektor industri
barang dari kayu dan hasil hutan lain, unggulan kedua sub sektor peternakan,
kayu dan hasil hutan lain. Sedangkan unggulan ketiga adalah sub sektor tanaman
pangan, perdagangan, industri kertas dan barang cetakan, industri semen, barang
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
galian bukan logam, industri logam dasar besi dan baja, industri alat angkut, mesin,
sejenisnya
2. Pertambangan dolomit
dan kacang tanah), kertas dan kertas karton, tanaman perkebunan (kapas),
Sub sektor unggulan pada struktur ekonomi Kabupaten Gresik dengan skala
pelayanan yaitu:
1. Industri dari kayu dan hasil hutan lainnya dengan skala kegiatan lokal,
3. Perikanan laut dan tambak dengan skala kegiatan lokal, regional dan
nasional
nasional
6. Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki dengan skala kegiatan lokal,
8. Industri semen dan barang galian bukan logam dengan skala kegiatan lokal,
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
9. Industri logam dasar besi dan baja dengan skala kegiatan lokal, regional dan
nasional
10. Industri besi dan baja dengan skala kegiatan lokal, regional dan nasional
11. Industri alat angkut, mesin dan peralatannya dengan skala kegiatan local
dan regional
15. Angkutan jalan raya dengan skala kegiatan lokal dan regional
18. Jasa penunjang penyeberangan dengan skala kegiatan lokal dan regional
19. Pos dan telekomunikasi dengan skala kegiatan lokal, regional dan nasional
20. Jasa penunjang telekomunikasi dengan skala kegiatan lokal dan regional
21. Lembaga keuangan bukan bank dengan skala kegiatan lokal dan regional
ekonomi dalam skala wilayah maupun skala antar wilayah yang akan dicoba antar
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Kapet yang memiliki skala luas dengan
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
2. Kawasan Andalan
yeng berpotensi sebagai kawasan industri di daerah utara Jawa Timur, jalur
tengah menuju kea rah barat, jalur utara yang perlu ditingkatkan
2. Terminal cargo
3. Peningkatan pelabuhan Gresik
Panjang Nasional.
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, dalam 20
tahun mendatang, sangat penting dan mendesak bagi Kabupaten Gresik untuk
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, lingkungan hidup dan
mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pergaulan
tujuan daerah
antarruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah,
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
di wilayah ini antara lain: perkebunan rakyat dan pariwisata selain itu
Kabupaten Gresik adalah Gresik yang Agamis, Adil, Makmur dan Berkehidupan
yang Berkualitas. Visi tersebut mengandung makna akan terjalinnya sinergi yang
lingkungan
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
lainnya
B. Strategi Pembangunan
Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolak ukur
pembangunan lima thaun yang akan datang dalam menalankan misi guna
simbol Gresik sebagai Kota Wali dan Kota Santri, maka strategi
pembangunannya:
berlaku
2. Misi yang kedua yaitu meningkatkan pelayanan yang adil dan merata
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
dilakukan yaitu:
maupun pengairan
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan yang ada
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
di wilayah ini antara lain: perkebunan rakyat dan pariwisata selain itu
pada wilayah utara dan pada kawasan di wilayah kepulauan bawean. Kawasan
pelestarian ini berupa kawasan dengan ahan kritis maupun pada wilayah yang
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
kriteria persyaratan teknis sektoral dan kesesuaian lahan serta memperhatikan pola
Gresik berupa perkebunan rakyat yang merupakan konversi dari jarak tanam
beberapa kriteia dari cara dan sistem pengelolaanya yang terbagi atas kawasan
hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi konservasi, dan hutan produksi
tetap.
Kawasan industri di Kabupaten Gresik diarahkan untuk dikembangkan pada
kawasan yang telah ada sekarang yaitu pada pengembangan lahan kawasan
Gresik terdiri dari wisata budaya seprti makam sunan giri, makam maulanan malik
ibrahim, dan makam fatimah binti maimun, serta wisata senja dan wisata alam.
kota akan mencakup sebgian kawasan pertanian yang telah ada (sawah dan kebun
a. Jalan raya
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
dengan penelitian yang pernah dilakukan, dari peta jaringan jalan terlihat
bahwa:
Surabaya.
lainnya.
b. Kereta api
Gresik pada wilayah sebelah utara dan barat ke daerah lain termasuk
kereta api.
sebesar 2.071 L/det. Melihat sumber baku air bersih di Kabupaten Gresik
yang melimpah terutama dari sumber baku sungai apalagi pada kawasan
selatan dan utara yang mempunyai ciri fisik sebagai kawasan penampung
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
belum optimal saat ini karena keterbatasan dana untuk pengolahan sumber
daya air tersebut diatas. Pelayanan yang belum optimal saat ini karena
dioptimalkan.
3. Rencana telepon
dimana untuk kapling besar 30%, kapling sedang 15% dan kapling kecil
5%.
e. Fasilitas Perdagangan dan jasa berupa pasar 100% dari jumlah fasilitas,
f. Fasilitas Perkantoran non lokal 100% dari jumlah fasilitas dan kantor
4. Rencana persampahan
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
jenis sampah non domestik maka dapat diprediksi timbulan sampah sampai
5. Rencana drainase
dari kegiatan ini adalah tidak terjadi genangan pada suatu wilayah/kawasan
memadukan drainase alam yang ada baik dalam skala primer ataupun
sekunder yang dihubungkan dengan sistem drainase perkotaan secara baik.
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Tabel 2. 1 Arahan Luas Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten Gresik
Kawasan Budidaya Kawasan Lindung
Sawah Pertambakan
No Kecamatan Kawasan Kawasan Kawasan Lindung Jumlah
Non Ikan dan Hutan
Teknis Pedesaan Perkotaan Pertambanagn Setempat
teknis Garam
1 Wringinanom 902,12 2.351,06 0,00 1.344,49 445,23 0,00 1.211,10 0,00 6.254,00
2 Driyorejo 489,23 826,36 0,00 511,37 2.498,54 35,00 769,50 0,00 5.130,00
3 Kedamean 950,00 2.518,09 0,00 1.362,34 455,18 0,00 1.302,39 0,00 6.588,00
4 Balongpanggang 809,00 1.265,45 0,00 1.840,78 848,02 0,00 1.432,75 0,00 6.196,00
5 Benjeng 841,00 899,63 0,00 2.836,93 485,70 0,00 1.062,74 0,00 6.126,00
6 Menganti 747,00 1.546,45 0,00 836,88 2.702,37 0,00 1.029,30 0,00 6.862,00
7 Cerme 913,48 1.480,78 606,21 1.994,19 1.012,78 0,00 1.159,57 0,00 7.167,00
8 Duduksampeyan 827,00 92,50 4.719,52 409,20 387,74 0,00 1.004,04 0,00 7.440,00
9 Kebomas 382,86 374,93 504,97 345,63 593,80 255,00 444,90 63,91 2.966,00
10 Gresik 0,00 0,00 0,00 0,00 466,80 24,00 33,20 0,00 5.24,00
11 Manyar 930,37 639,17 3.191,43 1.455,79 803,06 0,00 1.267,19 0,00 8.287,00
12 Bungah 957,83 902,24 3.410,86 826,49 456,28 265,00 1.203,30 0,00 8.022,00
13 Sidayu 744,60 977,07 1.468,73 375,54 276,91 0,00 678,15 0,00 4.521,00
14 Dukun 851,12 1.575,46 16,77 1.325,00 511,23 0,00 1.629,43 0,00 5.909,00
15 Panceng 1.053,20 2.163,22 44,54 701,87 364,87 325,00 652,90 1.012,40 6.318,00
16 Ujungpangkah 991,00 2.102,00 3.976,48 447,92 349,10 1.130,00 473,50 0,00 9.470,00
17 Sangkapura 1.392,00 4.424,70 0,00 2.002,02 389,98 185,00 593,90 2.884,40 11.872,00
18 Tambak 1.449,00 2.901,11 4,00 1.071,07 210,38 59,00 388,25 1.672,20 7.755,00
Jumlah 15.230,81 27.040,22 17.943,50 19.687,49 13.257,97 2.278,00 16.336,10 5.632,91 117.407,00
Prosentase (%) 12.97 23,03 15,28 16,77 11,29 1,94 13.91 4,80 100,00
Sumber: RTRW Kabupaten Gresik
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
system).
2. Penataan trayek dengan rute langsung sehingga memperpendek waktu
tempuh.
400 m
600 m
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
2. Seluruh pelayanan angkutan umum sudah masuk dalam sistem buy the
penumpang.
200.000 penumpang/hari.
KAWASAN MASJID TUA SUNGAI BANAR KEC. AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
LAPORAN AKHIR
Bab ini berisi tentang karakteristik wilayah perencanaan wilayah Kabupaten Gresik
antara lain karakteristik fisik dasar, karakteristik fisik binaan, utilitas, karakteristik
kependudukan, karakteristik sistem transportasi, dan karakteristik perekonomian.
Timur, Surabaya.
(Surabaya) memiliki luas 1.191,25 km2 dengan panjang pantai 140 km. Secara
geografis terletak diantara 112o24’ –112o38’ Bujur Timur dan 6o50’55’’ – 7o23’37’’
sebagai berikut:
Bawean.
2-12 meter diatas air laut kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyaai ketinggian
25 meter diatas permukaan air laut. Secara topografi atau kelerngan di wilayah
halus, tekstur sedang dan tekstur kasar. Sebagian besar tekstur tanah di Kabupaten
Tanah yang bertekstur halus merupakan Sifat tanah yang baik untuk budidaya
maupun non budidaya. Selain itu, tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tahan
bertesturtur sedang, tanaman masih dapat tumbuh dengan baik, namun harus
diimbangi dengan perlakuan yang khusus untuk mencegah erosi dikarenakan tanah
yang bertekstur sedang lebih peka terhadap erosi. Selain itu, terdapat pula tanah
umumnya, tanah dengan tekstur kasar memerlukan air sangat tinggi, sehingga daya
simpan air sangat rendah, akibatnya kurang cocok untuk tanaman pangan lahan
kering.
dan Manyar.
Bungah.
Ujungpangkah.
berasal dari beberapa wilayah yang memilki ketinggian diatas wilayah Kabupaten
Gresik. Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah muara sungai Bengawan
Solo dan Kali Lamong dimana sering terjadi proses pendangkalan sehingga mudah
meluap pada musim hujan. Pada umumnya hal tersebut dikarenakan Kabupaten
Gresik merupakan daerah berkapur yang kurang air. Selain itu, pada saat musim
mengalami kesusahan dalam menyuplai air bersih maupun air irigasi. Selain dialiri
oleh sungai, keadaan hidrologi Kabupaten Gresik juga ditentukan oleh adanya
waduk, dam, mata air, pompa air dan sumur bor serta kondisi hidrologi Kabupaten
Gresik dipengaruhi juga oleh perairan asin, yaitu Selat Madura dan Laut Jawa.
3.1.4 Iklim
Nopember sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei
sampai Oktober. Dengan temperatur udara antara 20-32 °C. Keadaan iklim di
Kabupaten Gresik ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas hujan.Curah
hujan pada suatu daerah dipengaruhi pula oleh kondisi kelembaban udara dan
perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan di setiap
daerah selalu beragam dari bulan ke bulan, seperti data curah hujan di Kabupaten
Tabel 3. 2Curah Hujan Rata-rata Menurut Bulan (Mm) Kabupaten Gresik 2007-2012
Rata-rata Curah Hujan
Bulan
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Januari 68,00 273,30 288,30 277,87 216,87 5.920
2 Februari 139,00 217,30 325,00 262,07 187,00 2.264
3 Maret 118,79 371,90 452,00 288,73 292,40 2.922
4 April 81,93 278,80 292,80 230,87 192,13 1.203
5 Mei 25,42 322,50 222,30 178,47 118,47 1.914
6 Juni 34,74 108.50 202,80 77,80 2,40 589
7 Juli - - 17,00 125,13 - -
8 Agustus - 36,00 - 51,53 - -
terbangun dan tidak terbangun untuk Kabupaten Gresik. Lahan terbangun dapat
a) Lahan Terbangun
terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan terbangun dapat meliputi perumahan,
1) Perumahan
2) Industri
Kabupaten Gresik memiliki 2 jenis industri, terdiri dari industri besar dan
sejumlah 163 unit sedangkan industri sedang sebesar 324 unit. Wilayah
3) Perdagangan
serta memiliki pasar desa sejumlah 94 unit yang sudah tersebar merata
5) Prasarana
ada di Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik memiliki akses jalan yang terdiri
dari akses jalan provinsi mencapai panjang 67,62 Km, akses jalan
kabupaten mencapai panjang 32,80 km, dan akses jalan negara mencapai
panjang 525,84 Km. Selain itu juga terdapat beberapa pelabuhan baik milik
lahan terbangun di Kabupaten Gresik sendiri adalah 10.265,01 Ha yang terdiri dari
industri seluas 1567,07 Ha, permukiman (perumahan dan sarananya) desa atau
Lahan tak terbangun adalah lahan yang diatas tidak terdapat bangungan. Lahan
hutan, padang rumput/tanah kosong, dan pertanian tanah kering. Berikut tabel lahan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat untuk penggunaan lahan tak terbangun
yang paling luas di Kabupaten Gresik adalah persawahan dengan luas sebesar
487,05 Km2.
kota seperti sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sarana pendidikan, sarana
dan pelayanan umum skala kabupaten seperti Kantor Bupati Kepala Daerah
Polsek maupun KUA berada di setiap kecamatan dan pada umumnya berada di
b) Sarana Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) berjumlah 444 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berjumlah 100 unit , Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 48 unit, Sekolah
Kabupaten Gresik.
c) Sarana Kesehatan
adalah rumah sakit sebanyak 5 unit yang terdiri dari Rumah Sakit Umum (RSU)
Gresik, Rumah Sakit PT semen Gresik, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Nyai
Ageng Pinatih, Rumah Sakit Jiwa Aditama dan Rumah Sakit Petrokimia Gresik.
sebanyak 32 unit dan posyandu sebanyak 1.457 unit yang terdiri dari posyandu
d) Sarana Peribadatan
unit, Gereja Kristen sebanyak 3 unit, Pura sebanyak 4 unit dan vihara hanya
terdapat 1 unit.
usaha di Kabupaten Gresik pada tahun 2012 tercatat sebanyak 1.030 yaitu 753
jasa dengan skala kabupaten seperti pertokoan, pasar umum pada umumnya
berada di pusat kota, sedangkan fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat
Jenis Pasar
Kecamatan
Pasar Desa Pasar Kabupaten
6 Benjeng 2 -
7 Balongpanggang 3 -
8 Duduksampeyan 1 -
9 Kebomas 1 2
10 Gresik 1 2
11 Manyar 1 -
12 Bungah 2 -
13 Sidayu - 1
14 Dukun 5 1
15 Panceng 1 -
16 Ujungpangkah 2 -
17 Sangkapura 1 -
18 Tambak 1 -
Total 25 6
Sumber: RTRW Gresik 2011-2031
3.3.1 JaringanTelekomunikasi
berupa kantor pos, telepon yang dilayani PT. TELKOM yang meliputi jaringan
telepon dan saran komunikasi lainnya. Jumlah Kantor di Kabupaten Gresik pada
tahun 20112 sebanyak 13 unit dan 1 unit kantor pos pembantu. Kantor pos terdapat
di Kecamatan Driyorejo, Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Duduksampeyan,
Sedangkan untuk kantor pos ppembantu terdapat di Kecamatan Gresik. Wesel pos
yang dikirim ke dalam dan luar negeri selama Tahun 2012 ialah sejumlaah 25.032
94,65% kemudian bisnis sekitar 5,16%, sedangkan sisanya dari kelompok sosial
Telepon
STO Bisnis Resindential Sosial Jumlah
umum
STO Cerme 165 3.453 - - 3.618
STO Duduksampean 59 1.105 - - 1.164
STO Gresik 1.158 17.397 - 65 18.620
STO Kedamean 104 2.304 - - 2.408
STO Sidayu 151 2.987 - - 3.138
Jumlah 1.740 31.910 - 65 33.715
Sumber: Gresik Dalam Angka, 2013
aselular atau genggam. Pengguna telepon selular sebesar 91% yang tinggal di
menggunakan sumber listrik dari PLN. Pelanggan listrik terbesar pada Tahun 2012
adalah kelompok rumah tangga sebesar 215.818 pelanggan atau sekitar 92 persen
dari total pelanggan, kemudian sisanya adalah kelompok usaha, industri dan umum.
Pelayanan air bersih di Kabupaten Gresik telah menjangkau ±60% dari total
keseluruhan wilayah. Beberapa daerah yang belum terlayani oleh air bersih PDAM
Pengguna air bersih terbesar adalah Rumah Tangga dengan prosentase sebesar
94,58%.
yang besar.Hal ini dikarenakan pada daerah tersebut masih terdapat ruang terbuka
hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air sehingga meminimalisi terjadinya
Kecamatan) memilikidimensi saluran yang terlalu kecil dan kondisi saluran yang
tidak terawat seperti dinding saluran ditumbuhi rumput, badan saluran tertimbun
tanah dan terdapat saluran yang buntu atau tidak menuju badan air penerima
Bengawan Solo, Kali Lamong, Kali Surabaya dan Kali Tengah yang dapat berfungsi
daerah Kabupaten Gresik sampai tahun 2002 masih mencakup tiga wilayah
sampah dilakukan dengan 6 unit armroll, 2 unit dumptruck dan 2 unit pick up.
wilayah pelayanan berjumlah 20 unit (Laporan Utama ANDAL TPA Ngipik, 2002).
3.4 KARAKTERITIKTRANSPORTASI
transportasi yang memadai tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Karakteristik
memperlancar roda kegiatan perekonomian suatu daerah adalah jalan. Jalan raya di
Kabupaten Gresik tahun 2012 mencapai 626,01 km yang terbagi atas jalan negara
67,37 km, jalan provinsi 46,48 km, dan jalan kabupaten 512 km. Dari total panjang
jalan Kabupaten Gresik dalam kondisi baik, 45% termasuk dalam kategori rusak
ringan dan yang rusak sednag dan berat sebesar 21,33%. Kondisi jalan sampai saat
ini di Kabupaten Gresik sekitar 98% kondisi permukaan jalan sudah diperkeras baik
dengan aspal, batu, beton, maupun paving. Berikut tabel panjang jalan menurut
permukaan jalan.
aktivitas sehari-hari.
kereta api dan lainnya. Sarana angkutan jalan di Kabupaten Gresik ini meliputi,
mobil, sepeda motor, angkutan umum, truk, bus. Sarana kereta api di Kabupaten
Gresik ini terdiri dari kereta api untuk pengangkutan barang. Sedangkan untuk
1. Angkutan Umum
perbatan sebanyak 787 unit. Rute jaringan trayek, standar jalur trayek oleh
Dinas Perhubungan dan rute jalur trayek eksisting serta jumlah armada
Jenis Jumlah
Lyn Standart Trayek Eksisting Trayek
Angkutan Armada
Dulasim – Jl RA
Kartini – Jl Dr W
Sudirohusodo – T
Bunder
C (Kuning) T Bunder – Jl Dr T Bunder – Jl Dr 31
Wahidin SH – Jl RA Wahidin SH – Jl RA
Kartini – Jl Kartini – Jl Panglima
Panglima Sudirman Sudirman – Jl JA
– Jl JA Suprapto – Suprapto – Jl Usman
Jl Usman Sadar – T Sadar – T Gub Suryo
Gub Suryo PP PP
D (Hijau) T Bunder – Jl Dr Gub Suryo – Usman 22
Wahidin SH – Jl Sadar – Akim Kayt –
Sunan Giri – Jl RA Jl Pahlawan – Jl P
Karitini – Jl P Sudriman – AR
Sudirman – Jl Hakim – Jl
Pahlawan – Jl Akim Proklamasi – Jl
Kayat – Jl Usman karitini – Giri PP
Sadar – Jl Gub
Suryo – Jl Usman
Sadar – Jl Akim
Kayat – Jl
Pahlawan – Jl P
Sudirman – Jl A
Rahman Hakim – Jl
Proklamasi – Jl RA
Kartini – Jl Sunan
Giri – T
Sekarkurung – T
Gulomantung – Jl
Dr Wahidin Sh – T
Bunder PP
E (Putih) T Bunder – Jl Dr T Bunder – Jl Dr 36
Wahidin SH – Ds Wahidin SH – Ds
Sumber – Perum Sumber – Perum
GKB- Jl Sunan Giri GKB- Jl Sunan Giri –
– Jl Sunna Prapen – Jl Sunna Prapen –
Perum Kedanyang Perum Kedanyang –
– Jl mayjen Jl mayjen Sungkono
Sungkono – Jl – Jl Veteran – Jl K
Veteran – Jl K Dulasim – Jl
Dulasim – Jl Darmosgonda PP
Darmosgonda PP
F(Hitam) Bp Weta – Jl P Bp Weta – Jl P 24
Sudirman – Jl AR Sudirman – Jl AR
Hakim – Jl Hakim – Jl
Proklamasi – Jl Dr Proklamasi – Jl Dr
Jenis Jumlah
Lyn Standart Trayek Eksisting Trayek
Angkutan Armada
Sutomo – Jl Dr Sutomo – Jl Dr
Wahidin SH – Jl Wahidin SH – Jl
Bangka – Jl Bangka – Jl
Lamongan- Jl Lamongan- Jl
Malang- Jl madiun – Malang- Jl madiun –
Jl Kalimaan – Jl Kalimaan –
Bunderan Tg Jam - Bunderan Tg Jam -
Jl Pontianak – jl Jl Pontianak – jl
Sulawesi – Jl Sulawesi – Jl
Enggano – Taman Enggano – Taman
Enggano – Jl Nias – Enggano – Jl Nias –
Jl Sumatera – Jl Jl Sumatera – Jl
Raya Romo – T Raya Romo – T Gub
Gub Suryo – Jl Suryo – Jl
Samanhudi – jl KH Samanhudi – jl KH
Kholil – jl Harun Kholil – jl Harun
Tohir PP Tohir PP
G (Coklat) Jl Gub Suryo- Jl
Raya Meduran – Jl
sukomulyo – Jl KH
Syafi’i – Perum
Pegangan Indah – Jl
Kalimantan – Jl jawa
– jl Sumatra – Jl
Wahidin
Sudirohusodo – Jl
RA Kartini – Jl Arif
Rahman Hakim – Jl
dr Sutomo – Jl
Wahidin
Sudirohusodo – Jl
Sumatera – jl Jawa –
Jl Nanda – Jl
Blikpapan- Jl
Pegangan – Jl
Tenger – Jl Gub
Suryo
Gub Suryo – Kr. - - 75
Cangkring
Gub Suryo – - Gub Suryo – manyar 53
Panceng – sembayat –
Angkutan bungah – obar abir –
Pedesaan kedondong –
kemangi – gumeng –
sedayu – bolokan –
sambi pondok –
sekapuk – panceng
Jenis Jumlah
Lyn Standart Trayek Eksisting Trayek
Angkutan Armada
PP
Gub Suryo – S. - - 7
Legowo
Gub Suryo – U. - Gub Suryo – 34
Pangkah Pertigaan Tenger –
(Dukun) Semabayat –
Bungah – Dukun
Gub Suryo – - Gub. Suryo – 72
Cerme – Metatu Kebomas – Randu
agung – Bunder -
Cerme
Gub Suryo – B. - Gub Suryo – Purmo 64
Panggang Tenger – Suci –
Bunder – Duduk –
Metatu – Benjeng –
Balung panggang
Nagsinan - - - 27
Semambung
Surabaya - Petekan – Tambak 164
(Petekan) – Osowilangon – Per
Gresik tigaan Margomulyo –
(Gub.Suryo) Jl. Veteran – Jl. RA.
Kartini – Jl. Dr.
Wahidin – Terminal
Bunder – Jl. KH.
Syafi’i – Sukomulyo
– Tenger – Terminal
Gub. Suyo
Surabaya (Pasar - Pasar Turi – Tol 102
Turi) – Gresik Pasar Turi – Jl.
(Gub.Suryo) Margomulyo –
Tambak
Angkutan
Osowilangon – Jl.
Perbatasan
Veteran – Jl. Kapten
Darmo Sugondo – Jl.
Amak Kasim – Jl.
Harun Tohir – Jl.
Martadinata –
Terminal Gub.Suryo
Surabaya - Terminal Tambak 40
(Tambak Osowilangon – Tol
Osowilangon) - Romokalisari – Tol
Paciran Bunder – KH. Shafi’i
– Jl. Tenger –
Manyar – Bungah –
Sidayu – Panceng -
Paciran
Jenis Jumlah
Lyn Standart Trayek Eksisting Trayek
Angkutan Armada
Balongpanggang - Balongpanggang – 105
– Pasar Turi Benjeng – Pertigaan
Morowudi – Boboh –
Benowo – Banyuurip
– Petemon – Pasar
Turi
Joyoboyo - - - 58
Menganti
Krian – Menganti - - 64
- Cerme
B. Panggang – - - 32
Mojokerto -
Cerme
Krian – Kr. - - 106
Pilang
Ps. Taman – Kr. - - 24
Andong -
Kedamean
B. Panggang – - - 23
Mantub –
Ngimbang
Menganti - - - 18
Lespadangan
Krian – - - 51
Wringinanom -
Lespadangan
Sumber: Hasil Survei Primer, 2014
memberikan pelayanann atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri
atas jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara. Prasarana transportasi yang terdapat
1. Jalan
terbagi atas jalan negara, jalan provisi, dan jalan kabupaten. Jalan
nasional merupakan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan jalan
strategis provinsi. Berikut daftar jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan
Panjang
No. Lokasi
(Km)
28. Sembayat – Mengare 8,3
30. Leran – Suci 4
31. Cerme – Metatu 7,4
32. Cerme lor – Pundut Trate 8,85
33. Banjarsari – Gedang Kulut 5
34. Dungus – Dampaan 5
35. Duduk Sampeyan – Metatu 7,8
36. Benjeng Metatu 4,6
37. Benjeng – Morowudi 6,9
38. Bulurejo – Randengan 8
39. Banter – kali padang 8
40. Benjeng – B. Panggang 6,5
41. Balong Panggang – Metatu 10,1
42. Balong Panggang – Mojopuro 3,8
43. Balong panggang – dapet 5
44. Klotok – Babatan 6
45. Kedung Sumber – Tanah Landean 5
46. Dapet – Jombang Delik 8
47. Boboh - benowo 4,52
48. Menganti – Kepatihan 5,7
49. Menganti – Bnajaran 8
50. Domas – Glurun Ploso 6,5
51. Bringkang – Lampah 5
52. Kedamean – Sidoharjo 8,4
53. Sidoharjo – Randengan 1,7
54. Kedamean – Tulung 6
55. Slempit – Cermen Lerek 6
56. Sidoharjo Kesmben Kulon 3
57. Karang andong –Kesambe Kulon – 8
Mondoluku
58. Kedamean – Widoro Anom 5
59. Driyorejo – Lakarsanti 5,9
60. Surabay – Driyorejo 4,51
61. Driyorejo – Legundi 6
62. Randengansari – Widoro Anom 5,7
63. Randengansari – Bangkingan 2,2
64. Kesamben – Wetan – Tanjungan 3
65. Kesamben Wetan – bamber 3
66. Karang Andong – Krikilan 4
67. Legundi – Mlirip 10,47
68. Wringianom – kecamatan 1
69. Perninng – Kesamben Kulon 8
70. Wringianom – Kes. kulon 8
71. Sangkapura – Tambak 25
72. Sangkapura – Diponggo 21
73. Tambak – Diponggo 8
74. Tanjung Ori 0 Paromaan 6
Panjang
No. Lokasi
(Km)
75. Dalam Kota Sangkapura 8,5
Sumber: Sketsa PU 2013
2. Jembatan
Gresik terdapat salah satu jembatan yang memiliki kondisi yang buruk
Kabupaten Gresik.
3. Terminal
Terminal Bunder dan Terminal Gubernur Suryo. Serta tiga sub terminal,
Terminal Krian.
2 Terminal Terminal
Gubernur
Suryo
adalah pelabuhan yang utama untuk arus barang dan penumpang, baik
dan Semen.
sebagai berikut.
5. Kereta Api
mendukung kegiatan industri dan perdagangaan. Sistem jaringan jalan rel yang
ada sebagaian besar memiliki fungsi sebagaai angkutan barang, taanpa ada
angkutan penumpang. Jalan rel dari Stasiun Indro menuju PT. Petrokimia
Tabel 3. 17Jaringan Jalan Rel dari Satasiun Indro menuju PT. Petrokimia
Jenis sarana dan
No Jumlah/panjang Kondisi
prasarana
Baik Sedang Rusak
1 Jalan Rel 9 km 9 km - -
2 Bantalan
a. Beton 15.564 buah 15.564 - -
b. Jembatan 249 nuah buah - 1 buah
c. Kayu 107 buah 248 buah - 50 buah
107 buah
3 Wesel
a. Beton - -
b. Besi - -
c. Kayu 218 218
4 Penambat
a. Rigid - -
b. Elastis 5.766 buah 5.766 buah
- Pendrol 5.241 buah 5.241 buah
- Insulator
Sumber: PT KAI, 2013
Gresik adalah jenis gerbong PPCW dan GGW yang memiliki 30, 40, dan 42
pupuk dari PT. Petrokimia. Lokomotif yang digunakan adalah tipe lokomotif CC
yang memiliki beban seberat 56 ton. Gerbong yang digunakan adalah jenis
gerbong tertutup dengan tipe GGW dengan daya tampung sebesar 30 ton.
Stasiun Indro – Pelabuhan Gresik dan Petrokimia. Kondisi jalur rel rel dari
stasiun indro menuju Stasiun Gresik dan Pelabuhan Gresik dalam kondisi
buruk. Rencana reaktifasi jalur kereta api menuju kawasan Pelabuhan Gresik
dan Petrokimia akan menggunakan tipe rel R.54 karena merupakan tipe yang
paling besar di Indonesia dan mampu menampung beban yang berat. Kekuatan
rel yang nantinya akan digunaka harus mempunyai kuat tarik minimum sebesar
6. Tambangan
kabupaten Gresik ini masih dimiliki oleh perorangan. Berikut salah satu gambar
jiwa, yang terdiri dari 658.786 jiwa penduduk laki-laki dan 649.209 jiwa penduduk
Secara total pada tahun 2012 penduduk laki-laki jumlahnya lebih banyak
dibandingkan penduduk perempuan. Hal ini dapat dilihat dari angka rasio jenis
kelamin pada tahun 2012 Kabupaten Gresuik mempunyai angka rasio kelamin
berikut.
peningkatan. Kenaikan jumlahpenduduk dapat dilihat pada tabel dan yang memuat
jumlha penduduk dari tahun 2005 hingga tahun 2013. Berikut merupakan
penduduk yang melakukan migrasi adalah sebanyak 1.177.042 jiwa yaitu 936.305
jiwa dengan status migrasi non migran dan 240.737 jiwa dengan status migrasi
migran.
Kabupaten Gresik yaitu sekitar 50,23% kemudian disusul oleh sektor perdagangan,
hotel dan restoran sebesar 23,23 % persen dan sector ketiga yang mempengaruhi
Gresik dikarenakan terdapat sekitar 512 industri besar dan sedang di Kabupaten
Gresik.
harga berlaku adalah 44.082.564,57 juta rupiah untuk Tahun 2011 dan
50.185.435,99 juta rupiah untuk tahun 2012. Sedangakan Angka Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gresik atas harga konstan Tahun 2000 selama
dua tahun terakhir adalah 18.081.043,89 juta rupiah untuk tahun 2011 dan
terbesar dalam pembentukkan PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2012 yaitu sebesar
50,23 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 23,23 persen kemudian yang kegita adalah sektor pertanian yang
Gresik terdapat tidak kurang dari 512 industri besar dan sedang. Sebagian besar
industri tersebut terdapat di Kecamatan Wringinanom, Driyorejo, Manyar, dan
Kebomas.
konsistensi dari suatu kebijakan, program, dan/atau perangkat hukum tertentu yang
berkaitan dengan suatu permasalahan tertentu. Dalam hal ini, analisis isi difokuskan
berlaku. Kebijakan yang akan dianalisis antara lain meliputi Tataran Transportasi
Wilyah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2032, Rencana Tata Ruang Wilayah
akan dilakukan di Provinsi Jawa Timur. Kebijakan tersebut antara lain menyangkut:
antara lain:
antarmoda/multimoda
simpul-simpul transportasi
terlayani
dengan RUTJ
terlayani
dan kelasnya
fungsi awalnya
terlayani
pengembangan ASDP
diatas kapasitasnya
berupa:
peningkatan kapasitas/kualitas KA
oleh jaringan KA
Selain Tatrawil, terdapat pula kebijakan berupa Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik harus dikembangkan sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Timur
sehingga dapat memenuhi fungsi wilayah sebagai wilayah yang memiliki potensi
industri, perdagangan dan jasa. Selain itu, perkembangan jaringan jalan harus
berkembang
Gresik. Dalam hal ini, transportasi dapat menunjang dan membantu memperlancar
kegiatan pendistribusian barang dalam proses kegiatan pada sector industry dan
pergudangan dalam meningkatkan perekonomian daerah. Maka dari itu, dibutuhkan
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
khususnya pada kawasan
kepulauan dan daerah tertinggal.
Peningkatan peran transportasi
antarmoda untuk mendukung
kelancaran mobilitas orang di
kawasan perkotaan
penataan sarana yang tidak sesua Penataan pengembangan mengembangkan prasarana
dengan RUJTJ prasarana jaringan jalan sesuai jaringan jalan yang menyeseuaikan
adanya wilayah dengan jaringan jalan Rencana Umum Jaringan dengan RUTJ
yang tidak memadai Transportasi Jalan (RUJTJ) mengembangkan jaringan jalan
prasarana jalan yang tidak memadai dengan mempertimbangkan pada wilayah-wilayah yang belum
bahkan tidak terdapat parasarana sistem transportasi nasional, terlayani
jalan di beberpa wilayah regional, dan lokal. menambah dan meningkatkan
tingginya angka jumlah kecelakaan Peningkatan pengembangan kualitas prasarana jaringan jalan
hingga meninmbulkan kekhawatiran jaringan jalan yang mampu meningkatkan kualitas dan fungi
kelancaran lalu lintas yang mendukung capaian jaringan jalan sesuai dengan fungsi
dipengaruhi oleh jaringan ajalan yang keseimbangan spasial, sektoral, dan kelasnya
tdak digunakan sesuai dengan fungsi dan modernitas. sosialisasi tentang keselamatan
dan muatan yang diemban Peningkatan kondisi kelaikan berkendara kepada para pengguna
terdapat wilayah-wilayah terpencil fungsi prasarana jalan yang jasa jalan dan para penyedia jasa
yang tidak terlayani oleh jaringan jalan melibatkan berbagai institusi mengurangi volume jalan pada
serta sistem transportasi yang terkait melalui perbaikan dan jaringan jalan yang telah
memadai peningkatan daya dukung dan melampaui fungsi awalnya
dampak pada lingkungan sekitar kapasitas jalan serta penanganan menambah sistem transportasi
dikarenakan alat transportasi belum dan penindakan terhadap muatan umum pada wilayah yang belum
bersifat berkelanjutan lebih beban gandar kendaraan terlayani
peningkatan beban jalan karena angkutan barang. pengadaan kerjasama ddengan
jumlah alat transportasi yang Peningkatan keselamatan lalu pihak swasta guna menyediakan
meningkat lintas berkendaraan secara transportasi yang berkelanjutan
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
Kurang memadainya sistem komprehensif dan terpadu dengan meningkatkan sistem manajemen
manajemen, kualitas pengguna dan mempertimbangkan berbagai lalu lintas melalui sosialisasi pada
penyedia jasa aspek (pencegahan, pembinaan para pengguna serta penyedia jasa
Penggunaan kendaraan pribadi dalam dan penegakan hukum, meningkatkan jumlah serta kualitas
jumlah banyak terutama pada wilayah penanganan dampak fatalitas dan angkutan umum
perkotaan daerah rawan kecelakaan, menambah jumlah angkutan
Jumlah angkutan barang dan terminal perbaikan sistem informasi barang serta menyediakan titik-titik
barang yang menimbulkan muatan kecelakaan lalu lintas dan kelaikan pemberhentian bagi kendaraan
berlebih pada satu angkutan dapat sarana, serta pengendalian izin barang
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas mengemudi di jalan).
Peningkatan kelancaran
pelayanan angkutan jalan secara
terpadu melalui penataan sistem
jaringan dan terminal, manajemen
dan rekayasa lalu lintas,
pemasangan fasilitas
perlengkapan keselamatan jalan,
efsiensi transportasi barang dan
penumpang dengan deregulasi
peraturan daerah yang berkaitan
dengan pungutan dan retribusi di
jalan, penataan jaringan dan ijin
trayek angkutan, serta
peningkatan kerjasama
antarlembaga pemerintah (pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota).
Peningkatan aksesibilitas dan
mobilitas pelayanan kepada
masyarakat, khususnya
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
penyediaan palayanan angkutan
perintis pada daerah-daerah
tertinggal (terpencil).
Peningkatan peran serta atau
partisipasi investasi swasta dan
masyarakat dalam
penyelenggaraan transportasi
wilayah untuk mewujudkan
transportasi jalan yang
berkelanjutan.
Peningkatan pengembangan
transportasi wilayah yang
berkelanjutan melalui penggunaan
tranportasi umum khususnya di
kawasan perkotaan yang padat
dengan biaya transport terjangkau
dan efisien yang berbasis daya
beli masyarakat, serta terpadu
dengan pengembangan wilayah.
Peningkatan pembinaan kualitas
operator dan pengusaha di bidang
LLAJ, khususnya angkutan umum
penumpang dan angkutan barang.
Peningkatan profesional dan
kompetensi SDM (petugas,
operator, dan pengguna jalan)
melalui pembinaan kemampuan
manajemen dan rekayasa lalu
lintas, serta pembinaan teknis
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
pelayanan operasional
transportasi jalan.
Peningkatan pengembangan
angkutan massal berbasis jalan
terutama di wilayah perkotaan.
Peningkatan dan Pengembangan
Jaringan Lintas dan Simpul
Angkutan Barang dalam skala
regional guna menunjang
kelancaran distribusi arus barang
serta meningkatkan keselamatan
lalu lintas angkutan barang
dengan pengendalian kelebihan
muatan angkutan barang yang
lebih efektif.
pengembangan parsarana dan Penataan pengembangan Menyesuaikan rencana
rutepenyebrangan yang tidak sesuai prasarana dan rute transportasi pengembangan sarana dan
dengan Rencana Induk penyeberangan sesuai Rencana prasarana angkutan laut/sungai/
Pengembangan ASDP Induk Pengembangan ASDP dan danau dengan rencana induk
banyaknya jumlah pengguna dengan mempertimbangkan pengembangan ASDP
transportasi lebih banyak sistem transportasi nasional, menambah jumlah angkutan
dibandingkan dengan jumlah regional, dan lokal. penyebrangan
angkutan transportasi Peningkatan pengembangan menambah jumlah angkutan
laut/sungai/danau jaringan penyeberangan yang penyebrangan dan rute-rute
angkutan tranportasi mampu mendukung capaian penyebrangan untuk wilayah yang
laut/sungai/danau yang mmasih keseimbangan spasial, sektoral, belum terlayani
belum dapat melayani di beberapa dan modernitas. memberikan sosialisasi pada para
wilayah Peningkatan pengembangan pengguna dan penyedia jasa
jaringan penyeberangan yang mengenai keselamatan
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
pemahaman para pengguna mampu menjangkau kawasan penggunaan sarana angkutan
jasa/penyedia jasa mengenai kepulauan dan daerah yang masih penyebrangan
keselamatan penggunaaan sarana tertinggal (terpencil). menambah daya tampung pada
angkutan laut/sungai/danau yang Peningkatan keselamatan dan pelabuhan yang telah memiliki
masih kurang kualitas pelayanan transportasi volume diatas kapasitasnya
terdapat pelabuhan yang memiliki wilayah melalui pengembangan tidak menambah atau mengurangi
volume melebihi daya tampungnya prasarana dan sarana angkutan jumlah penyebrangan pada jalur-
banyaknya volume penyebrangan sungai, sungai, danau, dan jalur yang telah memiliki volume
sehingga mengakibatkan jalur yang penyeberangan (ASDP). maksimal
kurang lancar Optimalisasi pengembangan dalam meningkatkan
minimnya modal dalam prasarana dan sarana serta pengembangan pengembangan
pengembangan sarana angkutan pelayanan angkutan angkutan penyeberangan turut
laut/sungai/dan danau penyeberangan yang telah jenuh, melibatkan peran swasta
seperti lintas penyeberangan
Ujung-Kamal.
Peningkatan kelancaran dan
kapasitas pelayanan transportasi
penyeberangan di lintas
penyeberangan yang telah jenuh,
seperti lintas penyeberangan
Ketapang-Gilimanuk.
Peningkatan peran serta atau
partisipasi swasta dalam
penyelenggaraan angkutan
sungai, danau, dan
penyeberangan untuk mendukung
pengembangan wilayah
pengembangan prasarana jaringan Penataan pengembangan pengembangan prasarana jaringan
KA yang belum sesuai dengan prasarana jaringan KA sesuai KA yang belum sesuai dengan
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
Rencana Induk Pengembangan KA Rencana Induk Pengembangan Rencana Induk Pengembangan KA
Nasional KA Nasional dengan Nasional
peningkatan kapasitas/kualitas KA mempertimbangkan sistem banyaknya jumlah para pengguna
tidak diiringi dengan besarnya jumlah transportasi nasional, regional, jasa tidak diiringi dengan
pengguna jasa dan lokal. peningkatan kapasitas/kualitas KA
para pengguna jasa memiliki Peningkatan kapasitas lintas para pengguna jasa memiliki
pemahaman yang kurang mengenai dengan pengembangan jaringan pemahaman yang kurang mengenai
keselamatan dalam penggunaan jasa prasarana transportasi KA melalui keselamatan dalam penggunaan
angkutan KA penambahan jalur dan rute KA jasa angkutan KA
belum terlayaninya beberapa wilayah serta reaktivasi jalur KA yang meningkatkan pelayanan pada
oleh jaringan KA sudah mati yang mendukung beberapa wilayah yang belum
sistem layanan angkutan KA dianggap pengembangan wilayah. terlayani oleh jaringan KA
kurang bisa bersaing dengan jenis Peningkatan keselamatan sistem layanan angkutan KA
angkutan lainnya angkutan dan kualitas pelayanan dianggap kurang bisa bersaing
melalui perbaikan kondisi dengan jenis angkutan lainnya
pelayanan prasarana dan sarana
angkutan perkeretaapian.
Peningkatan peran angkutan
perkeretaapian nasional dan
wilayah (lokal) yang mampu
mendukung capaian
keseimbangan spasial, sektoral,
dan modernitas.
Peningkatan pelayanan angkutan
KA yang lebih berdaya saing
secara antar-moda dan inter-
moda, dengan biaya transport
yang terjangkau masyarakat dan
efisien.
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
Peningkatan kapasitas dan
kualitas pelayanan angkutan KA,
terutama pada koridor-koridor
yang telah jenuh dan koridor-
koridor yang strategis mendukung
pertumbuhan wilayah.
pengembangan prasarana dan rute Penataan pengembangan menyesuaikan rencana
transportasi laut yang tidak sesuai prasarana dan rute angkutan pengembangan sarana dan
dengan Rencana Induk transportasi laut sesuai Rencana prasarana angkutan laut dengan
Pengembangan Pelabuhan Nasional Induk Pengembangan Pelabuhan Rencana Induk Pengembangan
jumlah pengguna jasa angkutan laut Nasional dengan Pelabuhan Nasional dengan
yang lebih banyak dibandingkan mempertimbangkan sistem mempertimbangkan sistem
dengan jumlah angkutan transportasi transportasi nasional, regional, transportasi nasional, regional, dan
laut yang memadai dan lokal. lokal.
terdapat beberapa wilayah yang Peningkatan pengembangan menambahkan jumlah angkutan
belum terlayani oleh angkutan jaringan angkutan transportasi laut penyebrangan laut
tranportasi laut yang mampu mendukung capaian pada wilayah yang belum terlayani
pemahaman para pengguna jasa keseimbangan spasial, sektoral, dilakukan penambahan jumlah
angkutan transportasi laut yang masih dan modernitas. angkutan dan rute-rute
kurang Peningkatan pengembangan penyebrangan
beberapa armada sudah dalam jaringan angkutan transportasi laut memberikan sosialisasi mengenai
kondisi tidak layak yang mampu menjangkau keselamatan penggunaan sarana
masih kurang layaknya pelayanan kawasan kepulauan dan daerah angkutan laut pada para pengguna
angkutan laut yang masih tertinggal (terpencil). atau penyedia jasa
beberapa angkutan dan atau Peningkatan keselamatan dan pembaharuan atau penarikan
pelabuhan yang dianggap belum kualitas pelayanan angkutan armada-armada yang dianggap
memenuhi standar internasional transportasi laut melalui perbaikan telah berada dalam kondisi yang
prasarana dan sarana (armada) tidak layak
serta pengendalian kompetensi
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
operator, kemampuan petugas meningkatkan sistem pelayanan
dan kedisiplinan pengguna. pada pelabuhan dan angkutan
Peningkatan peran armada transportasi laut
pelayaran nasional, baik untuk meningkatkan kualitas armada
angkutan dalam negeri maupun serta pelabuhan sesuai dengan
ekspor-impor dengan standar internasional
memberlakukan azas cabotage,
sehingga diperlukan dukungan
perbankan dalam penyediaan
kredit murah bagi peremajaan
armada.
Peningkatan efektivitas pelayanan
dan efisiensi pembiayaan
pelayanan transportasi laut
melalui penghapusan
pungutanpungutan tidak resmi di
pelabuhan, sehingga tarif yang
ditetapkan otoritas pelabuhan
tidak berbeda dengan biaya yang
secara riil dikeluarkan pengguna
jasa kepelabuhan, khususnya
pengendalian biaya transport
proses bongkar muat barang.
Pemenuhan standar kompetensi
pelayaran internasional untuk
peningkatan keselamatan
pelayaran, baik selama pelayaran
maupun saat berlabuh serta
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
proses bongkar muat di
pelabuhan.
pengembangan prasarana dan rute Penataan pengembangan menyesuaikan pengembangan
angkutan transportasi udara yang prasarana dan rute angkutan prasarana dan rute angkutan
masih belum sesuai dengan Rencana transportasi udara sesuai transportasi udara dengan Rencana
Induk Pengembangan Bandara Rencana Induk Pengembangan Induk Pengembangan Bandara
Nasional dengan mempertimbangkan Bandara Nasional dengan Nasional dengan
sistem transportasi nasional, regional, mempertimbangkan sistem mempertimbangkan sistem
dan lokal. transportasi nasional, regional, transportasi nasional, regional, dan
Terdapat wilayah yang belum dan lokal. lokal.
terlayani jaringan transportasi udara Peningkatan pengembangan menambah jumlah jaringan
namun memiliki potensi jaringan angkutan transportasi transportasi udara pada wilayah
pengembangan udara yang mampu mendukung yang belum terlayani dan memiliki
para penyedia serta pengguna jasa capaian keseimbangan spasial, potensi
penerbangan dianggap masih kurang sektoral, dan modernitas. memberikan sosialisasi mengenai
memiliki pemahaman Peningkatan pengembangan transportasi udara kepada para
terdapat armada yang tidak jaringan angkutan transportasi penyedia dan pengguna jasa
memenuhi standar keamanan dan udara yang mampu menjangkau memberikan peringatan pada
keselamatan penerbangan kawasan kepulauan dan daerah armada yang masih tidak memenuhi
International Civil Aviation yang masih tertinggal (terpencil). standar keamanan dan keselamatan
Organization Peningkatan keselamatan dan penerbangan yang dikeluarkan oleh
kualitas pelayanan angkutan International Civil Aviation
transportasi udara melalui Organization, dan menindak tegas
perbaikan prasarana dan sarana armada yang mengacuhkannya
(pesawat udara) serta
pengendalian kompetensi operator
(airline), kemampuan petugas dan
kedisiplinan pengguna.
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
Pemenuhan standar keamanan
dan keselamatan penerbangan
yang dikeluarkan oleh
International Civil Aviation
Organization.
Optimalisasi pengembangan
Bandara Internasional Juanda
sebagai bandara pengumpul
primer (hub) serta peningkatan
pengembangan Bandara Abdul
Rachman Saleh sebagai bandara
pengumpul sekunder.
Peningkatan kualitas pelayanan
transportasi udara di terminal
domestik dan terminal
internasional, khususnya di
Bandara Internasional Juanda.
Revitalisasi kapasitas bandar
udara perintis yang sudah ada
menjadi bandar udara yang
melayani penerbangan sipil antar
simpul dalam wilayah provinsi.
Peningkatan dan pengembangan
fungsi bandara militer agar dapat
melayani penerbangan sipil,
khususnya Bandara Abdul
Rachman Saleh.
Peningkatan pembangunan
bandar udara perintis di beberapa
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
daerah yang potensial dan
strategis untuk mendukung
pengembangan wilayah.
2 Rencana Tata Ruang Sistem Jaringan yang belum mampu Kabupaten Gresik termasuk Meningkatkan kualitas dan kapasitas
Wilayah Provinsi Jawa memenuhi kegiatan industri wilayah yang didominasi oleh jaringan jalan guna mendukung
Timur tahun 2010-2030 pergudangan, perdagangan dan jasa kegiatan industri pergudangan, kegiatan industri pergudangan,
di Kabupaten Gresik perdagangan dan jasa perdagangan dan jasa di Kabupaten
Terdapat sarana prasarana dan Pengembangan jaringan jalan Gresik.
kualitas jalan yang kurang memadai kolektor primer sebagai jalan Meningkatkan kelas jalan pada jalan
pada jalan kolektor primer yang nasional yang memiliki potensi sebagai jalan
menjadi jalan nasional Pengembangan jalan bebas nasional
Meningkatnya jumlah pengguna jalan hambatan (jalan tol) mengembangkan jalan bebas
mengakibatkan volume jalan di Jawa Peningkatan kualitas prasarana hambatan (jalan tol) yang telah ada,
Timur semakin besar, sehingga terminal serta memperbaiki sistem
menyebabkan arus lalu lintas menjadi Pengembangan angkutan masal pelayanannya agar mempermudah
tidak lancar Pengembangan pelabuhan kegiatan transportasi oleh pengguna
Kurang memadainya kualitas penyeberangan jalan
prasarana dan fasilitas pelengkap Pengembangan pelabuhan menyediakan prasarana terminal
terminal nasional agar meningkatkan kenyamanan
Tingginya pergerakan antar wilayah Pengembangan Bandar udara para pengguna jasa
perkotaan menyebabkan arus lalu menyediakan angkutan masal
lintas menjadi padat perkotaan agar mempermudah
Tingginya pergerakan menuju wilayah kegiatan transportasi oleh pengguna
kepulauan di sekitar jalan
Meningkatnya pergerakan mengembangkan pelabuhan
penumpang dan angkutan barang penyeberangan dengan
dalam menunjang kebutuhan antar meningkatkan jalur pelayaran untuk
wilayah kepulauan menunjang hubungan antar wilayah
kepulauan
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
Kurang memadainya kualitas sarana pengembangan pelabuhan yang
prasarana bandar udara yang ada sudah ada untuk melayani
peningkatan arus pergerakan
penumpang dan angkutan barang
mengembangkan kualitas sarana
prasarana bandar udara yang ada
untuk mempermudah kegiatan
transportasi
3 Rencana Tata Ruang semakin tingginya volume pengguna Peningkatan kualitas jaringan meningkatkan kualitas jaringan jalan
Wilayah Kabupaten jalan dalam memenuhi kebutuhan prasarana jalan serta melengkapi sarana prasarana
Gresik tahun 2010- terdapat wilayah yang belum terlayani Pengembangan jaringan jalan jalan guna meningkatkan
2030 oleh angkutan transportasi pada daerah yang masih kenyamanan para pengguna jalan
terdapat ruas jalan yang tidak sesuai terisolir/belum berkembang meningkatkan jaringan jalan pada
dengan kelas dan fungsinya Pengembangan transportasi jalan daerah yang masih terisolir/belum
terdapat jaringan jalan yang kurang raya pada jalan arteri, kolektor berkembang sehingga dapat
memadai pada desa yang memiliki primer dan jalan lintas terjangkau dengan baik
potensi pertanian yang tinggi Peningkatan kualitas jalan desa mengembalikan fungsi jalan seperti
banyaknya angkutan berat yang Pengendalian pemanfaatan jalan semula, atau memperbaiki kondisi
melalui jalan-jalan pada kelas III terutama pada kelas III jalan sehingga bisa menampung
masih terdapat daerah IKK yang Pengembangan sub terminal pada volume kendaraan
belum memiliki sub terminal daerah IKK meningkatkan perkerasan jalan
besarnya volume angkutan barang Pengembangan terminal barang desa dalam memperlancar
yang menuju Ibu Kota Kabupaten Pengembangan jalan lingkar pemasaran hasil-hasil pertanian
Gresik meningkatkan pengendalian dan
terdapat jalur-jalur yang tidak lancar kualitas jalan yang dilalui oleh
akibat besarya volume lalu lintas angkutan berat dengan cara
pengaturan beban/tonase
Muatan
No Sumber
Masalah Kebijakan Program
penambahan sub terminal pada
daerah IKK untuk mempermudah
kegiatan transportasi
penambahan terminal barang bagi
angkutan barang yang menuju Ibu
Kota Kabupaten Gresik
membuat jalan lingkar pada jalur
yang dianggap berpotensi memiliki
arus lalu lintas yang cukup tinggi
4 Masterplan Kurangnya indeks aksesibilitas dan Peningkatan dn pembangunan Meningkatkan dan membangun
Transportasi Gresik indeks mobilitas jaringan jalan jaringan jalan untuk meningkatkan
Masih terdapat jaringan jalan yang Perbaikan kualitas jaringan jalan aksesibilitas antara kawasan
rusak Perbaikan hirarki jalan perkotaan Gresik dengan wilayah
Terdapat hirarki jalan yang tidak berdasarkan pengaturan lain serta antara Satuan
sesuai penggunaan lahan Pengembangan Kawasan (SPK)
Lalu lintas yang kurang terkendali Pengendalian lalu lintas serta hubungannya dengan
Pelayanan angkutan penumpang Peningkatan pelayanan angkutan kawasan lain
umum yang masih kurang umum Memperbaiki kondisi jalan yang
Hambatan samping meningkat Pengendalian perparkiran mengalami kerusakan
Kemudahan dan kenyamanan pejalan Peningkatan prasarana jalan Perbaikan jaringan jalan sesuai
kaki dan bersepeda memburuk dan dengan hirarkinya
kondisi prasarana jalan kurang Managemen dan rekayasa lalu lintas
memadai Pengembangan dan peningkatan
terminal
Pengaturan sistem parkir
Meningkatkan prasaran jalan untuk
memberi kenyamanan pengguna
jalan
Sumber: Hasil analisa, 2014
berkembang akan semakin maju dan bersaing di pasar dan menjadi sektor
maupun sektor basis yang ada,digunakan metode analisis Location Question (LQ).
Inti dari model ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa arah dan
pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut. Ekspor
tersebut berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga kerja. Metode yang
Location Question (LQ). Metode ini merupakan perbandingan antara pangsa relatif
𝑆⁄𝑁𝑖 𝑆𝑖⁄𝑆
𝐿𝑄 = =
𝑆 ⁄𝑁 𝑁𝑖 ⁄𝑁
Dimana:
LQ : Location Quotient
Si : Besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di daerah yang
diteliti
Ni : Besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih luas
Apabila LQ suatu sektor >= 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis.
Dan apabila LQ suatu sektor < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis.
kambing, kuda, ayam buras, ayam pedagang, dan entog. Sedangkan komoditas
dana dan sumber dana. Pergerakan dana dan sumber dana memerlukan peran serta
masyarakat dan swasta yang sebesar-besarnya. Atas dasar inilah, maka pembiayaan
tidak hanya dari keuangan Pemerintah tetapi juga dari masyarakat dan swasta. Untuk
1. Biaya investasi Pemerintah Pusat yang berasal dari APBN serta bersumber di luar
2. APBD Kabupaten Gresik, di samping itu juga bantuan dari APBD Propinsi.
3. PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing).
4. Investor Swasta
tergantung dari kebijakan pusat maka penerimaan daerah yang dapat dipacu dan
1. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dan sumber daya alam dalam rangka
maupun pengelolaannya.
menyeluruh yang mencalup jumlah dan potensi terhadap data obyek pajak dan
retribusi.
pemungutan.
3. Pajak Reklame
retribusi selain yang sudah disebut juga ditambah dengan sumber pendapatan dari :
4. Retribusi Pasar
6. Retribusi Terminal
Gresik berasal dari dominasi fungsi kawasan di Kabupaten Gresik antara lain berupa
A. Kawasan Industri
Penggunaan lahan industri total di Kabupaten Gresik adalah 10.16 % dari luas
lahan atau 12.112,59 ha. Industri terutama direncanakan di Kecamatan
Ujungpangkah, Manyar, dan Sidayu dengan luas berkisar 1.000 – 4.000 ha.
merupakan salah satu sektor unggulan dan strategis. Hal ini memungkinkan
pengembangan sektor industri yang lebih luas lagi. Oleh karena itu perlu diambil
langkah untuk penataan kawasan industri agar kawasan industri yang berkembang
ruang yang dapat diambil untuk kawasan industri di Kabupaten Gresik meliputi :
Pengarahan lokasi industri berat pada kawasan industri yang sudah ada
Pengarahan sentra industri dan kerajinan rumah tangga pada kawasan
Pengolahan limbah polutif yang dihasilkan dari kegiatan industri sehingga tidak
Gresik Utara, Gresik Selatan, serta Gresik Kota. Selain itu, terdapat pengalokasian
industri dengan luas tidak terlalu besar di kecamatan lainnya, sehingga luas total
dikeluarkan dari pusat kota, yang dalam data eksisting sejumlah sekitar 572 Ha,
(komersial) juga dialokasikan di bagian utara sepanjang jalan arteri primer yang
sepanjang 50 meter.
frontage area.
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Gresik, khususnya di
produksi limbah B3 dalam jumlah besar, seperti Kota Surabaya dan Kabupaten
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Fasilitas Waste
to Energy, dan fasilitas umum penunjang kawasan industri.
Pemanfaatan kawasan peruntukan industri, terdiri atas:
B. Kawasan Pariwisata
pariwisata buatan
Objek Daya Tarik Wisata Budaya, yaitu Wisata Budaya Gresik Kota, dan Pulau
Bawean. Objek wisata budaya antara lain meliputi Makam Sunan Giri, Makam
Maulana Malik Ibrahim, Makam Raden Santri, Makam Nyi Ageng Pinatih, dan
makam Siti Fatimah binti Maimun. Di Pulau Bawean, objek wisata ini adalah
Objek Daya Tarik Wisata Alam, yaitu Wisata Alam Gresik Utara dan Pulau
Bawean. Meliputi Pantai Delegan , Pantai Ujung Pangkah; Gua Gelang Agung,
Benteng Portugis, Pantai Pasir Putih dan Pantai Mengare. Di Pulau Bawean
Pantai Tingen, Pantai Tanjung Karang, Pantai Gili Barat, Pantai Pulau Cina,
Pantai Pasir Putih, Pantai Mayangkara, Pantai Labuhan, Danau Kastoba dan
hutan lindung. Dua ODTW utama yang dapat dikunjungi di hutan tersebut yaitu
C. Kawasan Permukiman
permukiman dibedakan atas dua jenis, yaitu kawasan permukiman perkotaan dan
adalah 25.953.39 ha atau 21,78% dari seluruh lahan. Permukiman skala besar
4.000 ha.
D. Kawasan Perdagangan
pasar umum, bank, pada umumnya berada di pusat kota, sedangkan fasilitas
E. Kawasan Pergudangan
oleh kendaraan-kendaran besar tidak akan mengganggu arus lalu lintas khususnya
F. Kawasan Perkantoran
wilayah perkotaan yaitu pada Kecamatan Gresik dan Kebomas, sedangkan dengan
fungsi kecamatan pada umumnya terpusat pada ibu kota kecamatan atau pada ruas
Bangkitan dan tarikan cukup besar akan terjadi pada jam-jam puncak
khususnya pada pagi hari ketika berangkat bekerja dan sore hari hari ketika pulang
kerja. Sehingga akan terjadi peningkatan volume lalu lintas pada pusat-pusat
kawasan perkantoran.
DAN BARANG
Pola perjalanan yang terjadi pada Kabupaten Gresik juga dipengaruhi oleh
kondisi dan kelengkapan tata guna lahan. Tata guna lahan sangat berpengaruh
dalam penentuan jenis prioritas pergerakan yang ada. Seperti tata guna lahan
berbelanja, begitu juga dengan tata guna lahan perkantoran menyebabkan arus
sehingga menyebabkan terjadinya tarikan pergerakan menuju jenis tata guna lahan
tersebut.
Pola aktivitas juga dipengaruhi oleh karakteristik pelaku pergerakan, antara
lain usia, pendidikan terakhir, dan jenis pekerjaan. Berdasarkan usia, maka pola
aktivitas didominasi oleh usia 44-50 thn sebanyak 20% dan 51-57 thn sebanyak 26%
dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 52%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
didominasi oleh pengusaha/ pedagang/ pemilik took sebanyak 40% dan pekerja
professional sebanyak 21%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
pada jalan-jalan penghubung antara pusat dengan sub pusat kota, peningkatan
volume lalu lintas terjadi terutama pada jam-jam sibuk (peak hours), sehingga apabila
tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya tundaan sampai dengan
Kota Surabaya menuju wilayah lainnya disekitar seperti Kabupaten Sidoarjo dan
Kabupaten Mojokerto.
tundaan sekitar jalan dipersimpangan tersebut. Pola pergerakan yang tertumpu pada
jalan-jalan utama kawasan menyebabkan arus lalu lintas menjadi tinggi. Faktor
penyebab:
- Jalan ini merupakan akses utama dan kepadatan lalu lintas kaum komuter
pada waktu jam puncak (pagi dan sore hari) semakin meningkat.
Terdapat dua arus pergerkan, yaitu arus pergerakan internal dan eksternal.
1. Aktivitas bekerja
utama kawasan dan menuju keluar wilayah kota. Motivasi bekerja terjadi
pada pagi hari, yaitu pada pukul 07.00-08.00, dan pada sore hari yaitu pada
2. Aktivitas berbelanja
aktivitas berbelanja. Bangkitan ini dapat terjadi, karena adanya pasar dan
pertokoan ataupun pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini dapat menimbulkan
28%.
3. Aktivitas bersekolah
peak hours yang hampir bersamaan dengan motivasi bekerja, yaitu pada
pada poros jalan utama kawasan dan menuju keluar wilayah kota. Motivasi
penyediaan sarana.
menerus dengan arus terputus. Arus menerus adalah arus yang terus
dengan rute harus melewati suatu desa. Di desa yang harus dilewati
- Skala Lokal
pergerakan menuju pusat kota dari sub-sub pusat kota. Dapat disebabkan
antara jam 06.30-07.30 pada pagi hari, 12.00-13.00 pada siang hari, dan
- Skala Regional
Untuk pergerakan skala regional, intensitas pergerakan berasal dari
(Peak Hours)
pada koridor-koridor jalan utama Kabupaten Gresik (jalan arteri primer dan
tertentu. Untuk meminimalisir tundaan yang ada maka pengaturan lalu lintas
mengalokasikan jumlah perjalanan yang berasal dari tiap zona dan diantara seluruh
zona tujuan yang memungkinkan. Analisis ini dibentuk dari tahapan pembagian zona
pada kota Kediri untuk selanjutnya dibuat Matriks Asal Tujuan (MAT) sehingga dapat
Pemisahan Ruang
Jarak antara dua buah guna lahan merupakan batas pergerakan. Jarak yang jauh
atau biaya yang besar akan membuat pergerakan antara dua buah guna lahan
menjadi sulit. Pemisahan ruang tidak hanya ditentukan oleh jarak, tetapi oleh ukuran
lainnya misalnya hambatan perjalanan yang diukur dengan waktu dan biaya yang
diperlukan.
Makin tinggi aktivitas suatu guna lahan, maka semakin tinggi tingkat kemampuannya
Daya tarik suatu guna lahan, tidak akan berkurang meningkatnya jarak
(dampak pemisahan ruang). Tata guna lahan cenderung menarik pergerakan lalu
lintas dari tempat yang lebih dekat dibandingkan dengan dari tempat yang lebih jauh.
Pergerakan lalu lintas yang dihasilkan juga akan lebih banyak yang berjarak pendek
daripada yang berjarak jauh.
b. Cukup kecil untuk penetapan pola permintaan tetapi cukup besar untuk
jalan, agar nantinya arus lalu lintas atau pergerakan orang dapat terukur.
Batas zona memotong jalan utama secara tegak lurus. Batas zona tidak boleh
paralel dengan jaringan jalan agar dapat teridentifikasi dan terhitung lalu lintas
d. Memperhatikan batas-batas alam seperti gunung, sungai, rel kereta api dan
lain-lain.
– Pusat zona harus terletak di dekat jalan utama yang ada dalam zona yang
bersangkutan;
– Pusat zona harus dapat mewakili semua pergerakan penduduk yang ada
bersangkutan.
Satu pergerakan yang diasumsikan memiliki pengaruh yang kecil terhadap wilayah
studi adalah pergerakan yang berasal di luar wilayah studi. Pembatasan wilayah studi
juga didasarkan pada kepentingan suatu studi. Pada studi ini output yang diharapkan
adalah adanya prediksi atau perhitungan terhadap permintaan perjalanan yang
prasarana dan pelayanan yang menjadi fokus hanyalah jaringan prasarana dan
berkonsekuensi pada lingkup wilayah studi atau batasan zona dalam (internal zone)
administrasi kecamatan.
Pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal I ke zona tujuan J adalah hasil
dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna
lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisahan ruang, interaksi antara
dua buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia dan atau
barang Sebaran pergerakan menunjukan kemana dan darimana lalu lintas tersebut.
Matriks perjalanan tersebut memiliki format seperti yang tercantum pada gambar
berikut ini.
ZONA TUJUAN
1 2 3… 39
1
Z 2 T
O 3 O
N . T
A . A
.
L
JUMLAH
A
S PERJALANAN B
A A
L UNTUK MASING- N
G
K
T
39 A
TOTAL TARIKAN PERJALANAN N
Daya tarik perjalanan dari zona satu menuju zona yang lain dipengaruhi
keinginan untuk menuju zona atau yang disebut maksud pergerakan. Maksud
pergerakan ini memuat jenis dan tingkat keinginan yang berbeda yang dapat
dipengaruhi fungsi guna lahan maupun aksesbilitas menuju suatu zona. Berdasrkan
dan sekolah. Dengan tujuan terbanyak Kecamatan Gresik (zona X) dan asal
Dari hasil survey Tahun 2014, diketahui Matriks Asal Tujuan Perjalanan untuk
Tabel 4. 7 Matriks Asal Tujuan Perjalanan Penumpang Kabupaten Gresik 2014 (Lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 9,500 7,389 4,750 528 7,389 5,278 2,639 2,111 3,167 1,583 2,111 1,056 77,580
II Driyorejo 44,738 33,554 22,369 5,592 36,350 30,757 11,185 8,388 13,981 11,185 8,388 5,592 399,847
III Kedamean 1,330 760 380 190 760 570 380 317 190 127 253 317 9,185
IV Menganti 29,450 29,450 13,743 1,963 21,596 15,706 13,743 11,780 9,817 1,963 3,927 7,853 296,459
V Cerme 2,561 2,561 2,134 427 2,774 1,280 640 427 854 640 427 213 29,447
VI Benjeng 728 1,295 971 81 971 566 324 243 162 324 405 243 12,217
VII Balongpanggang 465 989 349 116 872 465 349 233 58 291 116 174 9,481
VIII Duduksampeyan 833 1,665 1,110 416 2,359 555 694 139 555 139 833 694 21,095
IX Kebomas 4,768 9,537 4,292 477 4,768 2,384 1,431 1,907 1,431 954 2,384 2,861 97,752
X Gresik 6,062 4,378 3,368 674 6,062 2,694 1,347 1,010 1,684 1,347 2,021 674 73,077
XI Manyar 2,643 12,334 9,691 1,762 5,286 6,167 1,762 3,524 2,643 4,405 5,286 6,167 149,771
XII Bungah 1,746 4,190 4,889 349 2,444 2,794 1,397 1,048 1,746 2,095 2,444 698 60,062
XIII Sidayu 610 1,625 1,219 102 813 1,016 305 203 406 305 203 102 16,255
XIV Dukun 637 2,069 1,433 478 1,273 1,751 318 478 159 637 955 796 28,971
XV Panceng 488 1,758 684 98 391 488 586 195 684 391 293 391 16,800
XVI Ujungpangkah 1,104 2,024 1,472 184 552 736 1,104 184 368 552 184 368 24,475
XVII Singakapura 413 1,033 1,447 207 1,240 620 413 827 207 1,033 1,240 207 20,872
XVIII Tambak 844 1,478 1,267 211 1,267 211 422 844 633 1,478 422 211 20,901
XIX Surabaya - 176,587 168,178 84,089 126,134 117,725 100,907 109,316 151,361 84,089 92,498 100,907 2,791,761
XX Lamongan 130,292 - 43,431 12,409 68,248 37,226 24,817 12,409 31,022 43,431 6,204 18,613 1,191,239
XXI Bojonegoro 117,226 149,789 - 6,513 65,126 45,588 13,025 19,538 32,563 39,075 19,538 45,588 1,217,850
XXII Magetan 68,058 60,894 14,328 - 28,656 35,820 17,910 25,074 21,492 10,746 14,328 7,164 626,851
XXIII Sidoarjo 155,201 136,942 63,906 36,518 - 100,424 54,777 45,647 63,906 36,518 73,036 27,388 1,981,096
XXIV Mojokerto 61,146 71,337 40,764 20,382 15,286 - 25,477 20,382 35,668 10,191 40,764 5,095 1,039,477
XXV Jombang 84,947 111,084 65,344 32,672 13,069 78,412 - 39,206 32,672 6,534 45,741 13,069 1,214,086
XXVI Kediri 113,967 81,405 89,545 48,843 56,983 113,967 65,124 - 73,264 16,281 24,421 32,562 1,514,132
XXVII Malang 175,721 121,653 148,687 13,517 94,619 162,204 121,653 108,136 - 54,068 67,585 40,551 2,473,612
XXVIII Pasuruan 102,753 71,927 61,652 20,551 10,275 133,579 61,652 51,377 41,101 - 61,652 10,275 1,531,025
XXIX Blitar 64,814 97,222 40,509 8,102 16,204 40,509 32,407 24,305 48,611 16,204 - 64,814 1,126,151
XXX Lumajang 123,576 71,544 65,040 26,016 13,008 19,512 6,504 32,520 6,504 39,024 45,528 - 1,014,625
1,306,621 1,268,473 876,950 323,464 604,776 959,007 563,293 521,767 576,907 385,609 523,187 394,644 19,086,150
I Wiringinanom 0 1298 2596 5192 3894 1298 649 1947 3245 1947 2596 1947 2596 1298 2596 1298 1947 649
II Driyorejo 10315 0 3438 20629 24068 10315 13753 17191 10315 6876 17191 6876 13753 10315 17191 13753 3438 6876
III Kedamean 156 234 0 312 234 78 389 545 312 467 389 78 156 312 78 234 312 156
IV Menganti 9657 4828 2414 0 12071 9657 16899 14485 19313 12071 14485 9657 7242 4828 12071 9657 2414 4828
V Cerme 1050 262 525 3149 0 525 787 2099 1837 525 787 1312 1574 787 262 787 1050 525
VI Benjeng 99 398 298 1791 497 0 99 497 796 298 398 597 497 99 199 398 99 199
VII Balongpanggang 72 215 358 715 858 358 0 429 215 143 286 215 572 286 429 358 501 143
VIII Duduksampeyan 171 512 341 1195 2389 683 341 0 853 171 853 683 2901 683 512 853 341 171
IX Kebomas 1173 2932 3518 4691 9381 1759 2932 2345 0 17004 1759 2932 12313 2345 3518 1173 2932 1759
X Gresik 1656 2899 3727 4141 9524 414 2485 3313 5797 0 1656 828 8282 1242 828 414 2485 1656
XI Manyar 1083 4333 2167 3250 15166 2167 7583 6500 13000 15166 0 5417 16250 2167 3250 4333 5417 1083
XII Bungah 429 2147 859 1718 1288 429 2576 3435 6870 7729 5153 0 3006 2147 1718 429 1288 859
XIII Sidayu 125 375 500 874 375 125 625 750 1499 1749 1624 750 0 874 375 250 125 500
XIV Dukun 196 391 587 783 979 1370 1174 1566 2740 3328 2936 1370 2545 0 587 196 979 391
XV Panceng 120 240 480 360 841 120 721 1081 1201 2162 1561 961 1681 360 0 240 120 480
XVI Ujungpangkah 453 226 679 905 1131 453 679 2263 905 1131 2489 2037 3621 1131 453 0 226 453
XVII Singakapura 254 762 762 1271 1016 1525 254 762 2033 1525 508 762 762 1016 254 508 0 762
XVIII Tambak 519 260 1038 779 1298 1558 519 779 1298 1817 1038 260 519 260 779 1298 260 0
XIX Surabaya 129174 17223 34446 43058 25835 68893 51670 155009 129174 103339 51670 77504 68893 86116 103339 94727 163620 111951
XX Lamongan 39025 26017 45530 32521 6504 45530 39025 19513 78051 32521 65042 58538 84555 136589 19513 26017 13008 32521
XXI Bojonegoro 20462 6821 27283 34103 13641 47745 40924 13641 75027 27283 61386 54565 68206 122772 13641 34103 6821 27283
XXII Magetan 7804 3902 19510 27314 15608 11706 31216 23412 62432 3902 46824 7804 11706 19510 15608 23412 11706 7804
XXIII Sidoarjo 161429 18992 56975 113950 142437 75966 47479 66471 113950 85462 151933 9496 28487 56975 47479 9496 18992 28487
XXIV Mojokerto 64800 5400 27000 97200 64800 37800 43200 54000 75600 27000 113400 10800 5400 16200 21600 27000 32400 10800
XXV Jombang 68566 13713 41140 20570 68566 61710 75423 82280 109706 20570 34283 13713 5485 41140 6857 13713 20570 27427
XXVI Kediri 42348 8470 59287 50818 33878 84696 67757 127044 101635 8470 33878 16939 25409 50818 25409 33878 16939 42348
XXVII Malang 55575 27787 69469 83362 111150 97256 125043 152831 138937 27787 97256 41681 69469 125043 55575 13894 83362 27787
XXVIII Pasuruan 10708 32123 42831 74954 64246 32123 107077 85661 117784 32123 53538 42831 74954 64246 10708 32123 21415 42831
XXIX Blitar 17044 25566 34088 68176 42610 51132 59654 34088 119309 17044 42610 8522 17044 25566 34088 8522 42610 59654
XXX Lumajang 6874 13747 20621 27494 34368 48115 41241 61862 54988 27494 6874 13747 20621 41241 48115 54988 61862 13747
651,335 222,073 502,466 725,274 708,655 695,503 782,176 935,799 1,248,823 487,105 814,406 392,820 558,500 816,367 447,031 408,053 517,238 454,131
Tabel 4. 9Matriks Asal Tujuan Perjalanan Penumpang Kabupaten Gresik 2019 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 11681 9085 5841 649 9085 6490 3245 2596 3894 1947 2596 1298 95,396
II Driyorejo 55012 41259 27506 6876 44697 37821 13753 10315 17191 13753 10315 6876 491,670
III Kedamean 1636 935 467 234 935 701 467 389 234 156 312 389 11,294
IV Menganti 36212 36212 16899 2414 26556 19313 16899 14485 12071 2414 4828 9657 364,539
V Cerme 3149 3149 2624 525 3411 1574 787 525 1050 787 525 262 36,209
VI Benjeng 895 1592 1194 99 1194 696 398 298 199 398 497 298 15,023
VII Balongpanggang 572 1216 429 143 1073 572 429 286 72 358 143 215 11,658
VIII Duduksampeyan 1024 2048 1365 512 2901 683 853 171 683 171 1024 853 25,940
IX Kebomas 5863 11727 5277 586 5863 2932 1759 2345 1759 1173 2932 3518 120,200
X Gresik 7454 5383 4141 828 7454 3313 1656 1242 2070 1656 2485 828 89,859
XI Manyar 3250 15166 11917 2167 6500 7583 2167 4333 3250 5417 6500 7583 184,164
XII Bungah 2147 5153 6011 429 3006 3435 1718 1288 2147 2576 3006 859 73,854
XIII Sidayu 750 1999 1499 125 999 1249 375 250 500 375 250 125 19,987
XIV Dukun 783 2545 1762 587 1566 2153 391 587 196 783 1174 979 35,624
XV Panceng 601 2162 841 120 480 601 721 240 841 480 360 480 20,658
XVI Ujungpangkah 1358 2489 1810 226 679 905 1358 226 453 679 226 453 30,096
XVII Singakapura 508 1271 1779 254 1525 762 508 1016 254 1271 1525 254 25,665
XVIII Tambak 1038 1817 1558 260 1558 260 519 1038 779 1817 519 260 25,700
XIX Surabaya 0 180843 172232 86116 129174 120562 103339 111951 155009 86116 94727 103339 2,859,048
XX Lamongan 136589 0 45530 13008 71547 39025 26017 13008 32521 45530 6504 19513 1,248,812
XXI Bojonegoro 122772 156875 0 6821 68206 47745 13641 20462 34103 40924 20462 47745 1,275,461
XXII Magetan 74138 66334 15608 0 31216 39020 19510 27314 23412 11706 15608 7804 682,853
XXIII Sidoarjo 161429 142437 66471 37983 0 104454 56975 47479 66471 37983 75966 28487 2,060,587
XXIV Mojokerto 64800 75600 43200 21600 16200 0 27000 21600 37800 10800 43200 5400 1,101,603
XXV Jombang 89136 116563 68566 34283 13713 82280 0 41140 34283 6857 47996 13713 1,273,964
XXVI Kediri 118575 84696 93166 50818 59287 118575 67757 0 76227 16939 25409 33878 1,575,349
XXVII Malang 180618 125043 152831 13894 97256 166725 125043 111150 0 55575 69469 41681 2,542,551
XXVIII Pasuruan 107077 74954 64246 21415 10708 139200 64246 53538 42831 0 64246 10708 1,595,444
XXIX Blitar 68176 102265 42610 8522 17044 42610 34088 25566 51132 17044 0 68176 1,184,566
XXX Lumajang 130597 75609 68735 27494 13747 20621 6874 34368 6874 41241 48115 0 1,072,272
1,387,840 1,346,426 926,114 338,990 647,580 1,011,859 592,494 549,208 608,302 406,925 550,919 415,632 20 150 045
681,449 235,232 528,718 766,075 751,653 730,900 825,396 983,445 1,317,013 517,625 860,212 414,970 593,943 857,036 472,389 432,335 541,594 476,380
Tabel 4. 11Matriks Asal Tujuan Perjalanan Penumpang Kabupaten Gresik 2024 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 13863 10782 6931 770 10782 7701 3851 3081 4621 2310 3081 1540 113,212
II Driyorejo 65286 48964 32643 8161 53045 44884 16321 12241 20402 16321 12241 8161 583,492
III Kedamean 1941 1109 555 277 1109 832 555 462 277 185 370 462 13,403
IV Menganti 42975 42975 20055 2865 31515 22920 20055 17190 14325 2865 5730 11460 432,619
V Cerme 3737 3737 3114 623 4048 1868 934 623 1246 934 623 311 42,971
VI Benjeng 1063 1889 1417 118 1417 826 472 354 236 472 590 354 17,828
VII Balongpanggang 679 1443 509 170 1273 679 509 340 85 424 170 255 13,835
VIII Duduksampeyan 1215 2430 1620 608 3443 810 1013 203 810 203 1215 1013 30,784
IX Kebomas 6958 13917 6263 696 6958 3479 2088 2783 2088 1392 3479 4175 142,648
X Gresik 8846 6389 4914 983 8846 3931 1966 1474 2457 1966 2949 983 106,640
XI Manyar 3857 17999 14142 2571 7714 8999 2571 5143 3857 6428 7714 8999 218,558
XII Bungah 2548 6115 7134 510 3567 4077 2038 1529 2548 3057 3567 1019 87,647
XIII Sidayu 890 2372 1779 148 1186 1483 445 297 593 445 297 148 23,720
XIV Dukun 929 3020 2091 697 1858 2555 465 697 232 929 1394 1161 42,277
XV Panceng 713 2566 998 143 570 713 855 285 998 570 428 570 24,516
XVI Ujungpangkah 1611 2954 2148 269 806 1074 1611 269 537 806 269 537 35,716
XVII Singakapura 603 1508 2111 302 1809 905 603 1206 302 1508 1809 302 30,458
XVIII Tambak 1232 2157 1848 308 1848 308 616 1232 924 2157 616 308 30,500
XIX Surabaya 0 185099 176285 88143 132214 123400 105771 114585 158657 88143 96957 105771 2,926,334
XX Lamongan 143948 0 47983 13709 75402 41128 27419 13709 34273 47983 6855 20564 1,316,099
XXI Bojonegoro 129248 165151 0 7180 71805 50263 14361 21541 35902 43083 21541 50263 1,342,747
XXII Magetan 81444 72871 17146 0 34292 42865 21433 30006 25719 12860 17146 8573 750,140
XXIII Sidoarjo 166700 147088 68641 39223 0 107865 58835 49029 68641 39223 78447 29418 2,127,874
XXIV Mojokerto 68758 80218 45839 22919 17190 0 28649 22919 40109 11460 45839 5730 1,168,890
XXV Jombang 93844 122719 72188 36094 14438 86625 0 43313 36094 7219 50532 14438 1,341,251
XXVI Kediri 123639 88314 97145 52988 61820 123639 70651 0 79482 17663 26494 35325 1,642,636
XXVII Malang 185398 128353 156875 14261 99830 171137 128353 114091 0 57046 71307 42784 2,609,838
XXVIII Pasuruan 111593 78115 66956 22319 11159 145070 66956 55796 44637 0 66956 11159 1,662,731
XXIX Blitar 72049 108074 45031 9006 18012 45031 36025 27018 54037 18012 0 72049 1,251,852
XXX Lumajang 138792 80353 73049 29219 14610 21915 7305 36524 7305 43829 51134 0 1,139,559
1,474,360 1,428,680 977,410 355,280 692,565 1,066,984 622,725 577,941 641,394 429,492 579,747 437,834 21,270,775
711,562 248,392 554,969 806,877 794,652 766,297 868,617 1,031,090 1,385,204 548,145 906,018 437,119 629,386 897,704 497,748 456,616 565,949 498,629
Tabel 4. 13Matriks Asal Tujuan Perjalanan Penumpang Kabupaten Gresik 2029 (lanjutan)
TUJUAN XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 16044 12479 8022 891 12479 8913 4457 3565 5348 2674 3565 1783 131,028
II Driyorejo 75560 56670 37780 9445 61392 51947 18890 14167 23612 18890 14167 9445 675,314
III Kedamean 2247 1284 642 321 1284 963 642 535 321 214 428 535 15,512
IV Menganti 49738 49738 23211 3316 36475 26527 23211 19895 16579 3316 6632 13264 500,699
V Cerme 4325 4325 3604 721 4685 2162 1081 721 1442 1081 721 360 49,733
VI Benjeng 1230 2186 1640 137 1640 957 547 410 273 547 683 410 20,634
VII Balongpanggang 786 1670 589 196 1474 786 589 393 98 491 196 295 16,013
VIII Duduksampeyan 1406 2813 1875 703 3985 938 1172 234 938 234 1406 1172 35,629
IX Kebomas 8053 16107 7248 805 8053 4027 2416 3221 2416 1611 4027 4832 165,096
X Gresik 10238 7394 5688 1138 10238 4550 2275 1706 2844 2275 3413 1138 123,422
XI Manyar 4464 20831 16367 2976 8928 10416 2976 5952 4464 7440 8928 10416 252,952
XII Bungah 2949 7077 8257 590 4128 4718 2359 1769 2949 3539 4128 1180 101,440
XIII Sidayu 1029 2745 2059 172 1373 1716 515 343 686 515 343 172 27,453
XIV Dukun 1075 3495 2420 807 2151 2957 538 807 269 1075 1613 1344 48,930
XV Panceng 825 2969 1155 165 660 825 990 330 1155 660 495 660 28,374
XVI Ujungpangkah 1865 3419 2486 311 932 1243 1865 311 622 932 311 622 41,337
XVII Singakapura 698 1745 2443 349 2094 1047 698 1396 349 1745 2094 349 35,251
XVIII Tambak 1426 2496 2139 357 2139 357 713 1426 1070 2496 713 357 35,300
XIX Surabaya 0 189356 180339 90169 135254 126237 108203 117220 162305 90169 99186 108203 2,993,621
XX Lamongan 151308 0 50436 14410 79256 43231 28821 14410 36026 50436 7205 21615 1,383,386
XXI Bojonegoro 135725 173427 0 7540 75403 52782 15081 22621 37701 45242 22621 52782 1,410,034
XXII Magetan 88749 79407 18684 0 37368 46710 23355 32697 28026 14013 18684 9342 817,426
XXIII Sidoarjo 171971 151739 70812 40464 0 111275 60696 50580 70812 40464 80928 30348 2,195,161
XXIV Mojokerto 72716 84836 48478 24239 18179 0 30298 24239 42418 12119 48478 6060 1,236,176
XXV Jombang 98552 128876 75809 37905 15162 90971 0 45486 37905 7581 53067 15162 1,408,537
XXVI Kediri 128704 91931 101124 55159 64352 128704 73545 0 82738 18386 27579 36773 1,709,922
XXVII Malang 190178 131662 160920 14629 102404 175549 131662 117033 0 58516 73145 43887 2,677,124
XXVIII Pasuruan 116109 81276 69665 23222 11611 150941 69665 58054 46443 0 69665 11611 1,730,018
XXIX Blitar 75922 113883 47451 9490 18980 47451 37961 28471 56941 18980 0 75922 1,319,139
XXX Lumajang 146988 85098 77362 30945 15472 23209 7736 38681 7736 46417 54153 0 1,206,845
1,560,880 1,510,933 1,028,705 371,570 737,551 1,122,109 652,956 606,674 674,485 452,059 608,575 460,035 22,391,505
741,676 261,551 581,220 847,678 837,650 801,693 911,837 1,078,736 1,453,395 578,665 951,825 459,269 664,829 938,373 523,107 480,898 590,304 520,878
Tabel 4. 15Matriks Asal Tujuan Perjalanan Penumpang Kabupaten Gresik 2034 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 18226 14176 9113 1013 14176 10125 5063 4050 6075 3038 4050 2025 148,843
II Driyorejo 85833 64375 42917 10729 69740 59011 21458 16094 26823 21458 16094 10729 767,137
III Kedamean 2552 1458 729 365 1458 1094 729 608 365 243 486 608 17,621
IV Menganti 56501 56501 26367 3767 41434 30134 26367 22600 18834 3767 7533 15067 568,779
V Cerme 4913 4913 4094 819 5322 2456 1228 819 1638 1228 819 409 56,495
VI Benjeng 1397 2484 1863 155 1863 1087 621 466 310 621 776 466 23,439
VII Balongpanggang 893 1897 670 223 1674 893 670 446 112 558 223 335 18,190
VIII Duduksampeyan 1598 3195 2130 799 4527 1065 1331 266 1065 266 1598 1331 40,473
IX Kebomas 9148 18297 8234 915 9148 4574 2745 3659 2745 1830 4574 5489 187,544
X Gresik 11630 8399 6461 1292 11630 5169 2584 1938 3230 2584 3877 1292 140,203
XI Manyar 5071 23664 18593 3381 10142 11832 3381 6761 5071 8451 10142 11832 287,346
XII Bungah 3350 8039 9379 670 4690 5360 2680 2010 3350 4020 4690 1340 115,233
XIII Sidayu 1169 3119 2339 195 1559 1949 585 390 780 585 390 195 31,186
XIV Dukun 1222 3970 2749 916 2443 3359 611 916 305 1222 1832 1527 55,583
XV Panceng 937 3373 1312 187 750 937 1124 375 1312 750 562 750 32,232
XVI Ujungpangkah 2118 3884 2824 353 1059 1412 2118 353 706 1059 353 706 46,957
XVII Singakapura 793 1982 2775 396 2379 1189 793 1586 396 1982 2379 396 40,044
XVIII Tambak 1620 2835 2430 405 2430 405 810 1620 1215 2835 810 405 40,100
XIX Surabaya 0 193612 184392 92196 138294 129074 110635 119855 165953 92196 101416 110635 3,060,908
XX Lamongan 158667 0 52889 15111 83111 45334 30222 15111 37778 52889 7556 22667 1,450,672
XXI Bojonegoro 142202 181703 0 7900 79001 55301 15800 23700 39501 47401 23700 55301 1,477,321
XXII Magetan 96055 85944 20222 0 40444 50555 25278 35389 30333 15167 20222 10111 884,713
XXIII Sidoarjo 177242 156390 72982 41704 0 114686 62556 52130 72982 41704 83408 31278 2,262,447
XXIV Mojokerto 76674 89453 51116 25558 19169 0 31948 25558 44727 12779 51116 6390 1,303,463
XXV Jombang 103260 135032 79431 39715 15886 95317 0 47658 39715 7943 55602 15886 1,475,824
XXVI Kediri 133768 95549 105104 57329 66884 133768 76439 0 85994 19110 28665 38220 1,777,209
XXVII Malang 194958 134971 164965 14997 104977 179961 134971 119974 0 59987 74984 44990 2,744,411
XXVIII Pasuruan 120624 84437 72375 24125 12062 156812 72375 60312 48250 0 72375 12062 1,797,304
XXIX Blitar 79794 119691 49871 9974 19949 49871 39897 29923 59846 19949 0 79794 1,386,426
XXX Lumajang 155183 89843 81675 32670 16335 24503 8168 40838 8168 49005 57173 0 1,274,132
1,647,399 1,593,186 1,080,001 387,860 782,536 1,177,234 683,187 635,406 707,577 474,626 637,403 482,236 23,512,235
Tabel 4. 16Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2014
TUJUAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
ASAL
I Wiringinanom - 422 844 1,689 1,267 422 211 633 1,056 633 844 633 844 422 844 422 - -
II Driyorejo 3,355 - 1,118 6,711 7,829 3,355 4,474 5,592 3,355 2,237 5,592 2,237 4,474 3,355 5,592 4,474 - -
III Kedamean 51 76 - 101 76 25 127 177 101 152 127 25 51 101 25 76 - -
IV Menganti 3,141 1,571 785 - 3,927 3,141 5,497 4,712 6,283 3,927 4,712 3,141 2,356 1,571 3,927 3,141 - -
V Cerme 341 85 171 1,024 - 171 256 683 597 171 256 427 512 256 85 256 - -
VI Benjeng 32 129 97 583 162 - 32 162 259 97 129 194 162 32 65 129 - -
VII Balongpanggang 23 70 116 233 279 116 - 140 70 47 93 70 186 93 140 116 - -
VIII Duduksampeyan 56 167 111 389 777 222 111 - 278 56 278 222 944 222 167 278 - -
IX Kebomas 381 954 1,144 1,526 3,052 572 954 763 - 5,531 572 954 4,005 763 1,144 381 - -
X Gresik 539 943 1,212 1,347 3,098 135 808 1,078 1,886 - 539 269 2,694 404 269 135 64 52
XI Manyar 352 1,410 705 1,057 4,934 705 2,467 2,114 4,229 4,934 - 1,762 5,286 705 1,057 1,410 31 48
XII Bungah 140 698 279 559 419 140 838 1,117 2,235 2,514 1,676 - 978 698 559 140 - -
XIII Sidayu 41 122 163 284 122 41 203 244 488 569 528 244 - 284 122 81 - -
XIV Dukun 64 127 191 255 318 446 382 509 891 1,082 955 446 828 - 191 64 - -
XV Panceng 39 78 156 117 273 39 234 352 391 703 508 313 547 117 - 78 - -
XVI Ujungpangkah 147 74 221 294 368 147 221 736 294 368 810 662 1,178 368 147 - - -
XVII Singakapura - - - - - - - - 120 84 - - - - - - - -
XVIII Tambak - - - - - - - - 74 52 - - - - - - - -
XIX Surabaya 50,454 6,727 13,454 16,818 10,091 26,909 20,181 60,544 50,454 40,363 20,181 30,272 26,909 33,636 40,363 36,999 - -
XX Lamongan 14,890 9,927 17,372 12,409 2,482 17,372 14,890 7,445 29,781 12,409 24,817 22,336 32,263 52,117 7,445 9,927 - -
XXI Bojonegoro 7,815 2,605 10,420 13,025 5,210 18,235 15,630 5,210 28,655 10,420 23,445 20,840 26,050 46,890 5,210 13,025 - -
XXII Magetan 2,866 1,433 7,164 10,030 5,731 4,298 11,462 8,597 22,925 1,433 17,194 2,866 4,298 7,164 5,731 8,597 - -
XXIII Sidoarjo 62,080 7,304 21,911 43,821 54,777 29,214 18,259 25,563 43,821 32,866 58,429 3,652 10,955 21,911 18,259 3,652 - -
XXIV Mojokerto 24,458 2,038 10,191 36,687 24,458 14,267 16,306 20,382 28,535 10,191 42,802 4,076 - 6,115 8,153 10,191 - -
XXV Jombang 26,137 5,227 15,682 7,841 26,137 23,524 28,751 31,365 41,820 7,841 13,069 5,227 - 15,682 2,614 5,227 - -
XXVI Kediri 16,281 3,256 22,793 19,537 13,025 32,562 26,050 48,843 39,074 3,256 13,025 6,512 9,769 19,537 9,769 13,025 - -
XXVII Malang 21,627 10,814 27,034 32,441 43,254 37,848 48,661 59,475 54,068 10,814 37,848 16,220 27,034 48,661 21,627 5,407 - -
XXVIII Pasuruan 4,110 12,330 16,441 28,771 24,661 12,330 41,101 32,881 45,211 12,330 20,551 16,441 28,771 24,661 4,110 12,330 - -
XXIX Blitar 6,481 9,722 12,963 25,926 16,204 19,444 22,685 12,963 45,370 6,481 16,204 3,241 6,481 9,722 12,963 3,241 - -
XXX Lumajang 2,602 5,203 7,805 10,406 13,008 18,211 15,610 23,414 20,813 10,406 2,602 5,203 7,805 15,610 18,211 20,813 - -
248,505 83,512 190,545 273,881 265,939 263,893 296,403 355,694 473,134 181,967 307,785 148,486 205,380 311,099 168,790 153,615 95 100
Tabel 4. 17Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2014 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 3,800 2,955 1,900 211 2,955 2,111 1,056 844 1,267 633 844 422 30,188
II Driyorejo 17,895 13,421 8,948 2,237 14,540 12,303 4,474 3,355 5,592 4,474 3,355 2,237 156,584
III Kedamean 532 304 152 76 304 228 152 127 76 51 101 127 3,522
IV Menganti 11,780 11,780 5,497 785 8,639 6,283 5,497 4,712 3,927 785 1,571 3,141 116,228
V Cerme 1,024 1,024 854 171 1,110 512 256 171 341 256 171 85 11,267
VI Benjeng 291 518 388 32 388 227 129 97 65 129 162 97 4,790
VII Balongpanggang 186 396 140 47 349 186 140 93 23 116 47 70 3,583
VIII Duduksampeyan 333 666 444 167 944 222 278 56 222 56 333 278 8,272
IX Kebomas 1,907 3,815 1,717 191 1,907 954 572 763 572 381 954 1,144 37,575
X Gresik 2,425 1,751 1,347 269 2,425 1,078 539 404 674 539 808 269 28,000
XI Manyar 1,057 4,934 3,876 705 2,114 2,467 705 1,410 1,057 1,762 2,114 2,467 57,873
XII Bungah 698 1,676 1,955 140 978 1,117 559 419 698 838 978 279 23,326
XIII Sidayu 244 650 488 41 325 406 122 81 163 122 81 41 6,299
XIV Dukun 255 828 573 191 509 700 127 191 64 255 382 318 11,143
XV Panceng 195 703 273 39 156 195 234 78 273 156 117 156 6,525
XVI Ujungpangkah 442 810 589 74 221 294 442 74 147 221 74 147 9,569
XIX Surabaya - 70,635 67,271 33,636 50,454 47,090 40,363 43,726 60,544 33,636 36,999 40,363 1,009,070
XX Lamongan 52,117 - 17,372 4,963 27,299 14,890 9,927 4,963 12,409 17,372 2,482 7,445 459,123
XXI Bojonegoro 46,890 59,916 - 2,605 26,050 18,235 5,210 7,815 13,025 15,630 7,815 18,235 474,115
XXII Magetan 27,223 24,358 5,731 - 11,462 14,328 7,164 10,030 8,597 4,298 5,731 2,866 243,576
XXIII Sidoarjo 62,080 54,777 25,563 14,607 - 40,170 21,911 18,259 25,563 14,607 29,214 10,955 774,179
XXIV Mojokerto 24,458 28,535 16,306 8,153 6,115 - 10,191 8,153 14,267 4,076 16,306 2,038 397,447
XXV Jombang 33,979 44,434 26,137 13,069 5,227 31,365 - 15,682 13,069 2,614 18,296 5,227 465,247
XXVI Kediri 45,587 32,562 35,818 19,537 22,793 45,587 26,050 - 29,306 6,512 9,769 13,025 582,859
XXVII Malang 70,288 48,661 59,475 5,407 37,848 64,882 48,661 43,254 - 21,627 27,034 16,220 946,190
XXVIII Pasuruan 41,101 28,771 24,661 8,220 4,110 53,432 24,661 20,551 16,441 - 24,661 4,110 587,749
XXIX Blitar 25,926 38,889 16,204 3,241 6,481 16,204 12,963 9,722 19,444 6,481 22,685 25,926 434,257
XXX Lumajang 49,430 28,618 26,016 10,406 5,203 7,805 2,602 13,008 2,602 15,610 18,211 - 377,232
522,145 506,385 349,695 129,219 240,908 383,270 224,983 208,039 230,427 153,239 231,295 157,690 7,266,117
Tabel 4. 18Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2019
TUJUAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
ASAL
I Wiringinanom - 519 1,038 2,077 1,557 519 260 779 1,298 779 1,038 779 1,038 519 1,038 519 - -
II Driyorejo 4,126 - 1,375 8,252 9,627 4,126 5,501 6,876 4,126 2,751 6,876 2,751 5,501 4,126 6,876 5,501 - -
IV Menganti 3,863 1,931 966 - 4,828 3,863 6,760 5,794 7,725 4,828 5,794 3,863 2,897 1,931 4,828 3,863 - -
V Cerme 420 105 210 1,259 - 210 315 840 735 210 315 525 630 315 105 315 - -
VI Benjeng 40 159 119 716 199 - 40 199 318 119 159 239 199 40 80 159 - -
VII Balongpanggang 29 86 143 286 343 143 - 172 86 57 114 86 229 114 172 143 - -
VIII Duduksampeyan 68 205 137 478 956 273 137 - 341 68 341 273 1,160 273 205 341 - -
IX Kebomas 469 1,173 1,407 1,876 3,753 704 1,173 938 - 6,802 704 1,173 4,925 938 1,407 469 - -
X Gresik 663 1,159 1,491 1,656 3,810 166 994 1,325 2,319 - 663 331 3,313 497 331 166 64 52
XI Manyar 433 1,733 867 1,300 6,067 867 3,033 2,600 5,200 6,067 - 2,167 6,500 867 1,300 1,733 31 48
XII Bungah 172 859 344 687 515 172 1,031 1,374 2,748 3,092 2,061 - 1,202 859 687 172 - -
XIII Sidayu 50 150 200 350 150 50 250 300 600 700 650 300 - 350 150 100 - -
XIV Dukun 78 157 235 313 391 548 470 626 1,096 1,331 1,174 548 1,018 - 235 78 - -
XV Panceng 48 96 192 144 336 48 288 432 480 865 625 384 673 144 - 96 - -
XVI Ujungpangkah 181 91 272 362 453 181 272 905 362 453 996 815 1,448 453 181 - - -
XVIII Tambak - - - - - - - - 74 52 - - - - - - - -
XIX Surabaya 51,670 6,889 13,779 17,223 10,334 27,557 20,668 62,003 51,670 41,336 20,668 31,002 27,557 34,446 41,336 37,891 - -
XX Lamongan 15,610 10,407 18,212 13,008 2,602 18,212 15,610 7,805 31,220 13,008 26,017 23,415 33,822 54,636 7,805 10,407 - -
XXI Bojonegoro 8,185 2,728 10,913 13,641 5,457 19,098 16,370 5,457 30,011 10,913 24,554 21,826 27,283 49,109 5,457 13,641 - -
XXII Magetan 3,122 1,561 7,804 10,926 6,243 4,682 12,486 9,365 24,973 1,561 18,730 3,122 4,682 7,804 6,243 9,365 - -
XXIII Sidoarjo 64,571 7,597 22,790 45,580 56,975 30,387 18,992 26,588 45,580 34,185 60,773 3,798 11,395 22,790 18,992 3,798 - -
XXIV Mojokerto 25,920 2,160 10,800 38,880 25,920 15,120 17,280 21,600 30,240 10,800 45,360 4,320 - 6,480 8,640 10,800 - -
XXV Jombang 27,427 5,485 16,456 8,228 27,427 24,684 30,169 32,912 43,883 8,228 13,713 5,485 - 16,456 2,743 5,485 - -
XXVI Kediri 16,939 3,388 23,715 20,327 13,551 33,878 27,103 50,818 40,654 3,388 13,551 6,776 10,164 20,327 10,164 13,551 - -
XXVII Malang 22,230 11,115 27,787 33,345 44,460 38,902 50,017 61,132 55,575 11,115 38,902 16,672 27,787 50,017 22,230 5,557 - -
XXVIII Pasuruan 4,283 12,849 17,132 29,982 25,698 12,849 42,831 34,265 47,114 12,849 21,415 17,132 29,982 25,698 4,283 12,849 - -
XXIX Blitar 6,818 10,226 13,635 27,271 17,044 20,453 23,862 13,635 47,724 6,818 17,044 3,409 6,818 10,226 13,635 3,409 - -
XXX Lumajang 2,749 5,499 8,248 10,998 13,747 19,246 16,496 24,745 21,995 10,998 2,749 5,499 8,248 16,496 19,246 21,995 - -
260,225 88,420 200,266 289,290 282,536 276,968 312,561 373,703 498,391 193,641 325,144 156,719 218,533 326,036 178,399 162,499 95 100
Tabel 4. 19Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2019 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 4,672 3,634 2,336 260 3,634 2,596 1,298 1,038 1,557 779 1,038 519 37,120
II Driyorejo 22,005 16,504 11,002 2,751 17,879 15,128 5,501 4,126 6,876 5,501 4,126 2,751 192,542
III Kedamean 654 374 187 93 374 280 187 156 93 62 125 156 4,331
IV Menganti 14,485 14,485 6,760 966 10,622 7,725 6,760 5,794 4,828 966 1,931 3,863 142,919
V Cerme 1,259 1,259 1,050 210 1,364 630 315 210 420 315 210 105 13,854
VI Benjeng 358 637 478 40 478 279 159 119 80 159 199 119 5,890
VII Balongpanggang 229 486 172 57 429 229 172 114 29 143 57 86 4,406
VIII Duduksampeyan 410 819 546 205 1,160 273 341 68 273 68 410 341 10,171
IX Kebomas 2,345 4,691 2,111 235 2,345 1,173 704 938 704 469 1,173 1,407 46,204
X Gresik 2,981 2,153 1,656 331 2,981 1,325 663 497 828 663 994 331 34,403
XI Manyar 1,300 6,067 4,767 867 2,600 3,033 867 1,733 1,300 2,167 2,600 3,033 71,145
XII Bungah 859 2,061 2,405 172 1,202 1,374 687 515 859 1,031 1,202 344 28,683
XIII Sidayu 300 799 600 50 400 500 150 100 200 150 100 50 7,745
XIV Dukun 313 1,018 705 235 626 861 157 235 78 313 470 391 13,702
XV Panceng 240 865 336 48 192 240 288 96 336 192 144 192 8,023
XVI Ujungpangkah 543 996 724 91 272 362 543 91 181 272 91 181 11,767
XIX Surabaya - 72,337 68,893 34,446 51,670 48,225 41,336 44,780 62,003 34,446 37,891 41,336 1,033,391
XX Lamongan 54,636 - 18,212 5,203 28,619 15,610 10,407 5,203 13,008 18,212 2,602 7,805 481,313
XXI Bojonegoro 49,109 62,750 - 2,728 27,283 19,098 5,457 8,185 13,641 16,370 8,185 19,098 496,543
XXII Magetan 29,655 26,534 6,243 - 12,486 15,608 7,804 10,926 9,365 4,682 6,243 3,122 265,337
XXIII Sidoarjo 64,571 56,975 26,588 15,193 - 41,781 22,790 18,992 26,588 15,193 30,387 11,395 805,243
XXIV Mojokerto 25,920 30,240 17,280 8,640 6,480 - 10,800 8,640 15,120 4,320 17,280 2,160 421,201
XXV Jombang 35,655 46,625 27,427 13,713 5,485 32,912 - 16,456 13,713 2,743 19,199 5,485 488,193
XXVI Kediri 47,430 33,878 37,266 20,327 23,715 47,430 27,103 - 30,491 6,776 10,164 13,551 606,425
XXVII Malang 72,247 50,017 61,132 5,557 38,902 66,690 50,017 44,460 - 22,230 27,787 16,672 972,560
XXVIII Pasuruan 42,831 29,982 25,698 8,566 4,283 55,680 25,698 21,415 17,132 - 25,698 4,283 612,479
XXIX Blitar 27,271 40,906 17,044 3,409 6,818 17,044 13,635 10,226 20,453 6,818 23,862 27,271 456,782
XXX Lumajang 52,239 30,244 27,494 10,998 5,499 8,248 2,749 13,747 2,749 16,496 19,246 - 398,665
554,517 537,335 369,111 135,390 257,799 404,335 236,587 218,861 242,908 161,535 243,412 166,048 7,671,366
Tabel 4. 20Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2024
TUJUAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
ASAL
I Wiringinanom - 616 1,232 2,464 1,848 616 308 924 1,540 924 1,232 924 1,232 616 1,232 616 - -
II Driyorejo 4,896 - 1,632 9,793 11,425 4,896 6,529 8,161 4,896 3,264 8,161 3,264 6,529 4,896 8,161 6,529 - -
III Kedamean 74 111 - 148 111 37 185 259 148 222 185 37 74 148 37 111 - -
IV Menganti 4,584 2,292 1,146 - 5,730 4,584 8,022 6,876 9,168 5,730 6,876 4,584 3,438 2,292 5,730 4,584 - -
V Cerme 498 125 249 1,495 - 249 374 996 872 249 374 623 747 374 125 374 - -
VI Benjeng 47 189 142 850 236 - 47 236 378 142 189 283 236 47 94 189 - -
VII Balongpanggang 34 102 170 340 407 170 - 204 102 68 136 102 272 136 204 170 - -
VIII Duduksampeyan 81 243 162 567 1,134 324 162 - 405 81 405 324 1,377 324 243 405 - -
IX Kebomas 557 1,392 1,670 2,227 4,453 835 1,392 1,113 - 8,072 835 1,392 5,845 1,113 1,670 557 - -
X Gresik 786 1,376 1,769 1,966 4,521 197 1,179 1,573 2,752 - 786 393 3,931 590 393 197 64 52
XI Manyar 514 2,057 1,029 1,543 7,200 1,029 3,600 3,086 6,171 7,200 - 2,571 7,714 1,029 1,543 2,057 31 48
XII Bungah 204 1,019 408 815 611 204 1,223 1,631 3,261 3,669 2,446 - 1,427 1,019 815 204 - -
XIII Sidayu 59 178 237 415 178 59 297 356 712 830 771 356 - 415 178 119 - -
XIV Dukun 93 186 279 372 465 650 558 743 1,301 1,580 1,394 650 1,208 - 279 93 - -
XV Panceng 57 114 228 171 399 57 342 513 570 1,026 741 456 798 171 - 114 - -
XVI Ujungpangkah 215 107 322 430 537 215 322 1,074 430 537 1,182 967 1,719 537 215 - - -
XVII Singakapura - - - - - - - - 120 84 - - - - - - - -
XVIII Tambak - - - - - - - - 74 52 - - - - - - - -
XIX Surabaya 52,886 7,051 14,103 17,629 10,577 28,206 21,154 63,463 52,886 42,308 21,154 31,731 28,206 35,257 42,308 38,783 - -
XX Lamongan 16,451 10,967 19,193 13,709 2,742 19,193 16,451 8,226 32,902 13,709 27,419 24,677 35,644 57,579 8,226 10,967 - -
XXI Bojonegoro 8,617 2,872 11,489 14,361 5,744 20,105 17,233 5,744 31,594 11,489 25,850 22,977 28,722 51,699 5,744 14,361 - -
XXII Magetan 3,429 1,715 8,573 12,002 6,858 5,144 13,717 10,288 27,434 1,715 20,575 3,429 5,144 8,573 6,858 10,288 - -
XXIII Sidoarjo 66,680 7,845 23,534 47,068 58,835 31,379 19,612 27,456 47,068 35,301 62,758 3,922 11,767 23,534 19,612 3,922 - -
XXIV Mojokerto 27,503 2,292 11,460 41,255 27,503 16,044 18,336 22,919 32,087 11,460 48,131 4,584 - 6,876 9,168 11,460 - -
XXV Jombang 28,875 5,775 17,325 8,663 28,875 25,988 31,763 34,650 46,200 8,663 14,438 5,775 - 17,325 2,888 5,775 - -
XXVI Kediri 17,663 3,533 24,728 21,195 14,130 35,325 28,260 52,988 42,391 3,533 14,130 7,065 10,598 21,195 10,598 14,130 - -
XXVII Malang 22,818 11,409 28,523 34,227 45,637 39,932 51,341 62,750 57,046 11,409 39,932 17,114 28,523 51,341 22,818 5,705 - -
XXVIII Pasuruan 4,464 13,391 17,855 31,246 26,782 13,391 44,637 35,710 49,101 13,391 22,319 17,855 31,246 26,782 4,464 13,391 - -
XXIX Blitar 7,205 10,807 14,410 28,820 18,012 21,615 25,217 14,410 50,434 7,205 18,012 3,602 7,205 10,807 14,410 3,602 - -
XXX Lumajang 2,922 5,844 8,766 11,688 14,610 20,454 17,532 26,298 23,376 11,688 2,922 5,844 8,766 17,532 20,454 23,376 - -
272,212 93,608 210,632 305,457 299,563 290,897 329,791 392,646 525,418 205,600 343,351 165,503 232,367 342,209 188,465 172,076 95 100
Tabel 4. 21Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2024 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 5,545 4,313 2,773 308 4,313 3,081 1,540 1,232 1,848 924 1,232 616 44,053
II Driyorejo 26,114 19,586 13,057 3,264 21,218 17,954 6,529 4,896 8,161 6,529 4,896 3,264 228,500
III Kedamean 776 444 222 111 444 333 222 185 111 74 148 185 5,139
IV Menganti 17,190 17,190 8,022 1,146 12,606 9,168 8,022 6,876 5,730 1,146 2,292 4,584 169,609
V Cerme 1,495 1,495 1,246 249 1,619 747 374 249 498 374 249 125 16,441
VI Benjeng 425 756 567 47 567 331 189 142 94 189 236 142 6,990
VII Balongpanggang 272 577 204 68 509 272 204 136 34 170 68 102 5,229
VIII Duduksampeyan 486 972 648 243 1,377 324 405 81 324 81 486 405 12,071
IX Kebomas 2,783 5,567 2,505 278 2,783 1,392 835 1,113 835 557 1,392 1,670 54,832
X Gresik 3,538 2,555 1,966 393 3,538 1,573 786 590 983 786 1,179 393 40,806
XI Manyar 1,543 7,200 5,657 1,029 3,086 3,600 1,029 2,057 1,543 2,571 3,086 3,600 84,417
XII Bungah 1,019 2,446 2,854 204 1,427 1,631 815 611 1,019 1,223 1,427 408 34,040
XIII Sidayu 356 949 712 59 474 593 178 119 237 178 119 59 9,192
XIV Dukun 372 1,208 836 279 743 1,022 186 279 93 372 558 465 16,260
XV Panceng 285 1,026 399 57 228 285 342 114 399 228 171 228 9,521
XVI Ujungpangkah 645 1,182 859 107 322 430 645 107 215 322 107 215 13,964
XVII Singakapura - - - - - - - - - - - - 204
XVIII Tambak - - - - - - - - - - - - 126
XIX Surabaya - 74,040 70,514 35,257 52,886 49,360 42,308 45,834 63,463 35,257 38,783 42,308 1,057,711
XX Lamongan 57,579 - 19,193 5,484 30,161 16,451 10,967 5,484 13,709 19,193 2,742 8,226 507,246
XXI Bojonegoro 51,699 66,060 - 2,872 28,722 20,105 5,744 8,617 14,361 17,233 8,617 20,105 522,738
XXII Magetan 32,577 29,148 6,858 - 13,717 17,146 8,573 12,002 10,288 5,144 6,858 3,429 291,483
XXIII Sidoarjo 66,680 58,835 27,456 15,689 - 43,146 23,534 19,612 27,456 15,689 31,379 11,767 831,538
XXIV Mojokerto 27,503 32,087 18,336 9,168 6,876 - 11,460 9,168 16,044 4,584 18,336 2,292 446,928
XXV Jombang 37,538 49,088 28,875 14,438 5,775 34,650 - 17,325 14,438 2,888 20,213 5,775 513,978
XXVI Kediri 49,456 35,325 38,858 21,195 24,728 49,456 28,260 - 31,793 7,065 10,598 14,130 632,326
XXVII Malang 74,159 51,341 62,750 5,705 39,932 68,455 51,341 45,637 - 22,818 28,523 17,114 998,299
XXVIII Pasuruan 44,637 31,246 26,782 8,927 4,464 58,028 26,782 22,319 17,855 - 26,782 4,464 638,310
XXIX Blitar 28,820 43,229 18,012 3,602 7,205 18,012 14,410 10,807 21,615 7,205 25,217 28,820 482,729
XXX Lumajang 55,517 32,141 29,219 11,688 5,844 8,766 2,922 14,610 2,922 17,532 20,454 - 423,682
589,010 570,006 389,380 141,868 275,563 426,308 248,602 230,201 256,067 170,331 256,146 174,890 8,098,363
Tabel 4. 22Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2029
TUJUAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
ASAL
I Wiringinanom - 713 1,426 2,852 2,139 713 357 1,070 1,783 1,070 1,426 1,070 1,426 713 1,426 713 - -
II Driyorejo 5,667 - 1,889 11,334 13,223 5,667 7,556 9,445 5,667 3,778 9,445 3,778 7,556 5,667 9,445 7,556 - -
III Kedamean 86 128 - 171 128 43 214 300 171 257 214 43 86 171 43 128 - -
IV Menganti 5,305 2,653 1,326 - 6,632 5,305 9,284 7,958 10,611 6,632 7,958 5,305 3,979 2,653 6,632 5,305 - -
V Cerme 577 144 288 1,730 - 288 432 1,153 1,009 288 432 721 865 432 144 432 - -
VI Benjeng 55 219 164 984 273 - 55 273 437 164 219 328 273 55 109 219 - -
VII Balongpanggang 39 118 196 393 472 196 - 236 118 79 157 118 314 157 236 196 - -
VIII Duduksampeyan 94 281 188 656 1,313 375 188 - 469 94 469 375 1,594 375 281 469 - -
IX Kebomas 644 1,611 1,933 2,577 5,154 966 1,611 1,289 - 9,342 966 1,611 6,765 1,289 1,933 644 - -
X Gresik 910 1,593 2,048 2,275 5,233 228 1,365 1,820 3,185 - 910 455 4,550 683 455 228 64 52
XI Manyar 595 2,381 1,190 1,786 8,333 1,190 4,166 3,571 7,142 8,333 - 2,976 8,928 1,190 1,786 2,381 31 48
XII Bungah 236 1,180 472 944 708 236 1,415 1,887 3,775 4,246 2,831 - 1,651 1,180 944 236 - -
XIII Sidayu 69 206 275 480 206 69 343 412 824 961 892 412 - 480 206 137 - -
XIV Dukun 108 215 323 430 538 753 645 860 1,506 1,828 1,613 753 1,398 - 323 108 - -
XV Panceng 66 132 264 198 462 66 396 594 660 1,188 858 528 924 198 - 132 - -
XVI Ujungpangkah 249 124 373 497 622 249 373 1,243 497 622 1,368 1,119 1,989 622 249 - - -
XVII Singakapura - - - - - - - - 120 84 - - - - - - - -
XVIII Tambak - - - - - - - - 74 52 - - - - - - - -
XIX Surabaya 54,102 7,214 14,427 18,034 10,820 28,854 21,641 64,922 54,102 43,281 21,641 32,461 28,854 36,068 43,281 39,674 - -
XX Lamongan 17,292 11,528 20,174 14,410 2,882 20,174 17,292 8,646 34,585 14,410 28,821 25,938 37,467 60,523 8,646 11,528 - -
XXI Bojonegoro 9,048 3,016 12,064 15,081 6,032 21,113 18,097 6,032 33,177 12,064 27,145 24,129 30,161 54,290 6,032 15,081 - -
XXII Magetan 3,737 1,868 9,342 13,079 7,474 5,605 14,947 11,210 29,894 1,868 22,421 3,737 5,605 9,342 7,474 11,210 - -
XXIII Sidoarjo 68,788 8,093 24,278 48,557 60,696 32,371 20,232 28,325 48,557 36,417 64,742 4,046 12,139 24,278 20,232 4,046 - -
XXIV Mojokerto 29,087 2,424 12,119 43,630 29,087 16,967 19,391 24,239 33,934 12,119 50,901 4,848 - 7,272 9,696 12,119 - -
XXV Jombang 30,324 6,065 18,194 9,097 30,324 27,291 33,356 36,388 48,518 9,097 15,162 6,065 - 18,194 3,032 6,065 - -
XXVI Kediri 18,386 3,677 25,741 22,064 14,709 36,773 29,418 55,159 44,127 3,677 14,709 7,355 11,032 22,064 11,032 14,709 - -
XXVII Malang 23,407 11,703 29,258 35,110 46,813 40,961 52,665 64,368 58,516 11,703 40,961 17,555 29,258 52,665 23,407 5,852 - -
XXVIII Pasuruan 4,644 13,933 18,577 32,510 27,866 13,933 46,443 37,155 51,088 13,933 23,222 18,577 32,510 27,866 4,644 13,933 - -
XXIX Blitar 7,592 11,388 15,184 30,369 18,980 22,777 26,573 15,184 53,145 7,592 18,980 3,796 7,592 11,388 15,184 3,796 - -
XXX Lumajang 3,094 6,189 9,283 12,378 15,472 21,661 18,567 27,850 24,756 12,378 3,094 6,189 9,283 18,567 21,661 24,756 - -
284,200 98,795 220,998 321,625 316,589 304,825 347,022 411,589 552,446 217,558 361,558 174,286 246,201 358,381 198,532 181,654 95 100
Tabel 4. 23Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2029 (lanjutan)
TUJUAN XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 6,418 4,992 3,209 357 4,992 3,565 1,783 1,426 2,139 1,070 1,426 713 50,985
II Driyorejo 30,224 22,668 15,112 3,778 24,557 20,779 7,556 5,667 9,445 7,556 5,667 3,778 264,459
III Kedamean 899 514 257 128 514 385 257 214 128 86 171 214 5,948
IV Menganti 19,895 19,895 9,284 1,326 14,590 10,611 9,284 7,958 6,632 1,326 2,653 5,305 196,300
V Cerme 1,730 1,730 1,442 288 1,874 865 432 288 577 432 288 144 19,028
VI Benjeng 492 875 656 55 656 383 219 164 109 219 273 164 8,089
VII Balongpanggang 314 668 236 79 589 314 236 157 39 196 79 118 6,051
VIII Duduksampeyan 563 1,125 750 281 1,594 375 469 94 375 94 563 469 13,970
IX Kebomas 3,221 6,443 2,899 322 3,221 1,611 966 1,289 966 644 1,611 1,933 63,461
X Gresik 4,095 2,958 2,275 455 4,095 1,820 910 683 1,138 910 1,365 455 47,210
XI Manyar 1,786 8,333 6,547 1,190 3,571 4,166 1,190 2,381 1,786 2,976 3,571 4,166 97,689
XII Bungah 1,180 2,831 3,303 236 1,651 1,887 944 708 1,180 1,415 1,651 472 39,396
XIII Sidayu 412 1,098 824 69 549 686 206 137 275 206 137 69 10,638
XIV Dukun 430 1,398 968 323 860 1,183 215 323 108 430 645 538 18,819
XV Panceng 330 1,188 462 66 264 330 396 132 462 264 198 264 11,020
XVI Ujungpangkah 746 1,368 995 124 373 497 746 124 249 373 124 249 16,162
XVII Singakapura - - - - - - - - - - - - 204
XVIII Tambak - - - - - - - - - - - - 126
XIX Surabaya - 75,742 72,135 36,068 54,102 50,495 43,281 46,888 64,922 36,068 39,674 43,281 1,082,032
XX Lamongan 60,523 - 20,174 5,764 31,703 17,292 11,528 5,764 14,410 20,174 2,882 8,646 533,180
XXI Bojonegoro 54,290 69,371 - 3,016 30,161 21,113 6,032 9,048 15,081 18,097 9,048 21,113 548,933
XXII Magetan 35,500 31,763 7,474 - 14,947 18,684 9,342 13,079 11,210 5,605 7,474 3,737 317,629
XXIII Sidoarjo 68,788 60,696 28,325 16,186 - 44,510 24,278 20,232 28,325 16,186 32,371 12,139 857,832
XXIV Mojokerto 29,087 33,934 19,391 9,696 7,272 - 12,119 9,696 16,967 4,848 19,391 2,424 472,656
XXV Jombang 39,421 51,550 30,324 15,162 6,065 36,388 - 18,194 15,162 3,032 21,227 6,065 539,762
XXVI Kediri 51,482 36,773 40,450 22,064 25,741 51,482 29,418 - 33,095 7,355 11,032 14,709 658,228
XXVII Malang 76,071 52,665 64,368 5,852 40,961 70,220 52,665 46,813 - 23,407 29,258 17,555 1,024,037
XXVIII Pasuruan 46,443 32,510 27,866 9,289 4,644 60,376 27,866 23,222 18,577 - 27,866 4,644 664,141
XXIX Blitar 30,369 45,553 18,980 3,796 7,592 18,980 15,184 11,388 22,777 7,592 26,573 30,369 508,675
XXX Lumajang 58,795 34,039 30,945 12,378 6,189 9,283 3,094 15,472 3,094 18,567 21,661 - 448,699
623,502 602,677 409,649 148,346 293,327 448,282 260,618 241,541 269,227 179,127 268,880 183,732 8,525,360
Tabel 4. 24Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2034
TUJUAN
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
ASAL
I Wiringinanom - 810 1,620 3,240 2,430 810 405 1,215 2,025 1,215 1,620 1,215 1,620 810 1,620 810 - -
II Driyorejo 6,438 - 2,146 12,875 15,021 6,438 8,583 10,729 6,438 4,292 10,729 4,292 8,583 6,438 10,729 8,583 - -
III Kedamean 97 146 - 194 146 49 243 340 194 292 243 49 97 194 49 146 - -
IV Menganti 6,027 3,013 1,507 - 7,533 6,027 10,547 9,040 12,054 7,533 9,040 6,027 4,520 3,013 7,533 6,027 - -
V Cerme 655 164 328 1,965 - 328 491 1,310 1,146 328 491 819 983 491 164 491 - -
VI Benjeng 62 248 186 1,118 310 - 62 310 497 186 248 373 310 62 124 248 - -
VII Balongpanggang 45 134 223 446 536 223 - 268 134 89 179 134 357 179 268 223 - -
VIII Duduksampeyan 107 320 213 746 1,491 426 213 - 533 107 533 426 1,811 426 320 533 - -
IX Kebomas 732 1,830 2,196 2,928 5,855 1,098 1,830 1,464 - 10,612 1,098 1,830 7,685 1,464 2,196 732 - -
X Gresik 1,034 1,809 2,326 2,584 5,944 258 1,551 2,068 3,618 - 1,034 517 5,169 775 517 258 64 52
XI Manyar 676 2,704 1,352 2,028 9,466 1,352 4,733 4,057 8,113 9,466 - 3,381 10,142 1,352 2,028 2,704 31 48
XII Bungah 268 1,340 536 1,072 804 268 1,608 2,144 4,288 4,824 3,216 - 1,876 1,340 1,072 268 - -
XIII Sidayu 78 234 312 546 234 78 390 468 936 1,092 1,014 468 - 546 234 156 - -
XIV Dukun 122 244 366 489 611 855 733 977 1,710 2,077 1,832 855 1,588 - 366 122 - -
XV Panceng 75 150 300 225 525 75 450 675 750 1,349 974 600 1,049 225 - 150 - -
XVI Ujungpangkah 282 141 424 565 706 282 424 1,412 565 706 1,553 1,271 2,260 706 282 - - -
XVII Singakapura - - - - - - - - 120 84 - - - - - - - -
XVIII Tambak - - - - - - - - 74 52 - - - - - - - -
XIX Surabaya 55,318 7,376 14,751 18,439 11,064 29,503 22,127 66,381 55,318 44,254 22,127 33,191 29,503 36,878 44,254 40,566 - -
XX Lamongan 18,133 12,089 21,156 15,111 3,022 21,156 18,133 9,067 36,267 15,111 30,222 27,200 39,289 63,467 9,067 12,089 - -
XXI Bojonegoro 9,480 3,160 12,640 15,800 6,320 22,120 18,960 6,320 34,760 12,640 28,440 25,280 31,600 56,881 6,320 15,800 - -
XXII Magetan 4,044 2,022 10,111 14,155 8,089 6,067 16,178 12,133 32,355 2,022 24,266 4,044 6,067 10,111 8,089 12,133 - -
XXIII Sidoarjo 70,897 8,341 25,022 50,045 62,556 33,363 20,852 29,193 50,045 37,534 66,727 4,170 12,511 25,022 20,852 4,170 - -
XXIV Mojokerto 30,670 2,556 12,779 46,005 30,670 17,891 20,446 25,558 35,781 12,779 53,672 5,112 - 7,667 10,223 12,779 - -
XXV Jombang 31,772 6,354 19,063 9,532 31,772 28,595 34,950 38,127 50,836 9,532 15,886 6,354 - 19,063 3,177 6,354 - -
XXVI Kediri 19,110 3,822 26,754 22,932 15,288 38,220 30,576 57,329 45,863 3,822 15,288 7,644 11,466 22,932 11,466 15,288 - -
XXVII Malang 23,995 11,997 29,994 35,992 47,990 41,991 53,988 65,986 59,987 11,997 41,991 17,996 29,994 53,988 23,995 5,999 - -
XXVIII Pasuruan 4,825 14,475 19,300 33,775 28,950 14,475 48,250 38,600 53,075 14,475 24,125 19,300 33,775 28,950 4,825 14,475 - -
XXIX Blitar 7,979 11,969 15,959 31,918 19,949 23,938 27,928 15,959 55,856 7,979 19,949 3,990 7,979 11,969 15,959 3,990 - -
XXX Lumajang 3,267 6,534 9,801 13,068 16,335 22,869 19,602 29,403 26,136 13,068 3,267 6,534 9,801 19,602 22,869 26,136 - -
296,188 103,983 231,364 337,792 333,615 318,754 364,252 430,533 579,473 229,516 379,765 183,070 260,034 374,553 208,598 191,232 95 100
Tabel 4. 25Matriks Asal Tujuan Perjalanan Angkutan Barang Kabupaten Gresik 2034 (lanjutan)
TUJUAN
XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX
ASAL
I Wiringinanom 7,290 5,670 3,645 405 5,670 4,050 2,025 1,620 2,430 1,215 1,620 810 57,917
II Driyorejo 34,333 25,750 17,167 4,292 27,896 23,604 8,583 6,438 10,729 8,583 6,438 4,292 300,417
III Kedamean 1,021 583 292 146 583 437 292 243 146 97 194 243 6,757
IV Menganti 22,600 22,600 10,547 1,507 16,574 12,054 10,547 9,040 7,533 1,507 3,013 6,027 222,991
V Cerme 1,965 1,965 1,638 328 2,129 983 491 328 655 491 328 164 21,616
VI Benjeng 559 993 745 62 745 435 248 186 124 248 310 186 9,189
VII Balongpanggang 357 759 268 89 670 357 268 179 45 223 89 134 6,874
VIII Duduksampeyan 639 1,278 852 320 1,811 426 533 107 426 107 639 533 15,870
IX Kebomas 3,659 7,319 3,293 366 3,659 1,830 1,098 1,464 1,098 732 1,830 2,196 72,090
X Gresik 4,652 3,360 2,584 517 4,652 2,068 1,034 775 1,292 1,034 1,551 517 53,613
XI Manyar 2,028 9,466 7,437 1,352 4,057 4,733 1,352 2,704 2,028 3,381 4,057 4,733 110,961
XII Bungah 1,340 3,216 3,752 268 1,876 2,144 1,072 804 1,340 1,608 1,876 536 44,753
XIII Sidayu 468 1,247 936 78 624 780 234 156 312 234 156 78 12,084
XIV Dukun 489 1,588 1,099 366 977 1,344 244 366 122 489 733 611 21,378
XV Panceng 375 1,349 525 75 300 375 450 150 525 300 225 300 12,518
XVI Ujungpangkah 847 1,553 1,130 141 424 565 847 141 282 424 141 282 18,359
XVII Singakapura - - - - - - - - - - - - 204
XVIII Tambak - - - - - - - - - - - - 126
XIX Surabaya - 77,445 73,757 36,878 55,318 51,630 44,254 47,942 66,381 36,878 40,566 44,254 1,106,352
XX Lamongan 63,467 - 21,156 6,044 33,245 18,133 12,089 6,044 15,111 21,156 3,022 9,067 559,113
XXI Bojonegoro 56,881 72,681 - 3,160 31,600 22,120 6,320 9,480 15,800 18,960 9,480 22,120 575,128
XXII Magetan 38,422 34,377 8,089 - 16,178 20,222 10,111 14,155 12,133 6,067 8,089 4,044 343,774
XXIII Sidoarjo 70,897 62,556 29,193 16,682 - 45,875 25,022 20,852 29,193 16,682 33,363 12,511 884,127
XXIV Mojokerto 30,670 35,781 20,446 10,223 7,667 - 12,779 10,223 17,891 5,112 20,446 2,556 498,383
XXV Jombang 41,304 54,013 31,772 15,886 6,354 38,127 - 19,063 15,886 3,177 22,241 6,354 565,547
XXVI Kediri 53,507 38,220 42,042 22,932 26,754 53,507 30,576 - 34,398 7,644 11,466 15,288 684,130
XXVII Malang 77,983 53,988 65,986 5,999 41,991 71,985 53,988 47,990 - 23,995 29,994 17,996 1,049,775
XXVIII Pasuruan 48,250 33,775 28,950 9,650 4,825 62,725 28,950 24,125 19,300 - 28,950 4,825 689,972
XXIX Blitar 31,918 47,877 19,949 3,990 7,979 19,949 15,959 11,969 23,938 7,979 27,928 31,918 534,622
XXX Lumajang 62,073 35,937 32,670 13,068 6,534 9,801 3,267 16,335 3,267 19,602 22,869 - 473,716
657,995 635,347 429,918 154,823 311,091 470,256 272,633 252,880 282,386 187,923 281,614 192,574 8,952,357
Volume arus lalu linta adalah jumlah kendaraan-kendaraan yang melalui satu titik
yang tetap pada jalan dalam satuan waktu, dihitung dalam kendaraan/hari atau
kendaraan/jam. Penentuan arus lalu lintas dilakukan dengan satuan SMP (satuan mobil
penumpang). Satuan Mobil Penumpang (SMP) yaitu satuan arus lalu lintas dari berbagai
tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (Termasuk mobil penumpang)
a. Kendaraan berat (HV): bus, truk besar 2As, truk 3 As, truk gandeng, truk
container.
b. Kendaraan ringan (LV): mobil, pick up, angkutan kota, truk mini.
Berikut merupakan hasil perhitungan volume lalu lintas harian rata-rata pada ruas
A. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah makisimum arus lalu lintas yang memadaipada suatu
bagian jalan dalam kondisi tertentu (seperti rancangan geometrik, lingkungan, dan
komposisi lalu lintas). Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kapasitas jalan di MKJI
yaitu faktor kondisi geometri, faktor kondisi lalu lintas meliputi karakteristik kendaraan
yang leawt dan faktor lingkungan yang berpengaruh seperti ukuran kota yang dinyatakan
Perhitungan kapasitas jalan dilakukan dari rumus MKJI tahun 1997 dengna
menghitung bebagai faktor yang mempengaruhi. Rumus dari kapasitas jalan yaitu:
Keterangan:
C: Kapasitas (smp/jam)
Dari tabel 4. diketahui Jalan Dr. Wahidin memiliki kapasitas jalan yang besar,
yaitu 3.043,06. Berdasarkan kapasitas yang sudah diperoleh , maka didapatkan tingkat
B. LOS
Level of Service (LOS) adalah untuk mengetahui kualitas jalan utama dalam
melayani arus lalu lintas yang melewati ruas jala tersebut. Tingkat pelayan jalan dilihat
dari perbandingan antara derajat kejenuhan (DS) pada ruas jalan. Derajat kejenuhan
DS = V/C
Keterangan:
Adapun batas lingkup tingkat pelayanan ruas jalan telah diatur dalam MKJI yang
Berikut merupakan tabel tingkat pelayanan jalan yang dihitung dari DS.
Dari hasil perhitungan LOS dapat dilihat bahwa Jalan Proklamasi, Jalan Dr.
Sutomo, Jalan A. Yani, dan Jalan Raya Legendi memiliki tingkat pelayan yang baik yaitu
dengan LOS A. Memiliki karakteristik kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan
volume arus lalu lintas rendah. Pengemudi dapat memiliki kecepatan yang diinginkan.
Sedngkan untuk Jalan Dr. Wahidin memiliki tingkat palayan atau LOS D, yaitu dengan
karakteristik mendekati arus tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan dibatasi
pelayanan disebabkan oleh volume kendaraan yang tinggi, sedangkan kapasitas jalan
cenderung tetap.
jalan hingga 20 tahun mendatang. proyeksi tingkat pelayanan jalan dapat dilakukan
pelayanan jala hingga 2034 dapat dilihat pada tabel 4.36 Perhitungan derjat kejenuhan
untuk mengetahui tingkat pelayan masing—masing jalan tahun 2014 dapat dilihat pada
tabel 4. 36
Berdasarkan hasil proyeksi tingkat pelayanan jalan, dari tahun 2014 sampai tahun
2034 hampir seluruh jaringan jalan mehasilkan arus lalu lintas dengan nilai LOS
mengalami peningkatan. Tingginya level LOS jalan yang terdapat di Kabupaaten Gresik,
karena setiap tahun jumlah kendaraan mengalami kenaikan sedangkan kapasitas
jalannya tetap.
Persimpangan adalah pertemuan antara beberapa ruas jalan baik itu sebidang
atau tidak sebidang. Pertemuan beberapa ruas inilah yang banyak menyebabkan
kemacetan dan juga kecelakaan dimana penggunaan ruang secara bersama pada
Gresik merupakanwilayah yang memiliki banyak simpang ber-APILL dengan kondisi lalu
lintas yang cukup padat terutama pada jam-jam sibuk. Melihat kondisi yang ada maka
perlu diusahakan untuk memperbaiki permasalahan yang ada agar dapat terciptanya
suatu kelancaran lalu lintas dengan menggunakan teknik rekayasa dan manajemen lalu
lintas sehingga didapatkan solusi yang tepat untuk penyelesaian masalah lalu lintas.
menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas dapat dilakukan dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
kebutuhan.
Teknik - teknik yang dapat diterapkan ini salah satunya merupakan kombinasi
konflik besar.
3. Mengijinkan pergerakan yang derajat terjadinya konflik masih rendah dan
aman, misalnya antara arus lurus dan belok kanan yang berlawanan secara
bersamaan.
pengaturan dua fase dicoba sebagai kejadian dasar, karena biasanya menghasilkan
kapasitas yang lebih besar dan tundaan rata – rata lebih rendah daripada tipe fase sinyal
lain dengan pengatur fase yang biasa dengan pengaturan fase konvensional.
Arus berangkat belok kanan pada fase yang berbeda dari gerakan lurus langsung
memerlukan lajur terpisah. Pengaturan terpisah gerakan belok kanan biasanya hanya
dilakukan berdasarkan pertimbangan kapasitas jika arus melebihi 200 smp / jam. Walau
pada persimpangan. Diagram persimpangan ini digunakan berdasarkan volume arus lalu
lintas pada kaki – kaki persimpangan. Arus lalu intas yang melalui kaki persimpangan
mempunyai arus yang lebih besar dari kaki persimpangan lainnya disebut arus mayor
(utama), sedangkan arus lalu lintas pada kaki persimpangan yang mempunyai arus lebih
1. Arus minimal lalu lintas yang menggunakan persimpangan rata – rata diatas
3. atau persimpangan digunakan oleh rata – rata lebih dari 175 pejalan
kaki /jam selama 8 jam.
suatu pendekat. Dari derajat kejenuhan (DS) inilah kita dapat menilai suatu simpang
bermasalah atau tidak. Kabupaten Gresik memiliki banyak simpang ber Apill. Berikut
hasil analisa data simpang ber Apill yang ada di Kabupaten Gresik dengan masing –
DERAJAT KEJENUHAN
NO NAMA SIMPANG
(DS)
12 JALAN RA KARTINI(T) 0,243
13 JALAN KAPTEN SUGONDO 0,254
14 SIMPANG 4 NIPPON 0,257
15 JALAN JAKSA AGUNG (B) 0,259
16 JALAN RA KARTINI(B) 0,260
17 JALAN DR WAHIDIN TENGAH (B) 0,283
18 SIMPANG 4 GNI 0,299
19 JALAN KAPTEN DULASIM 0,311
20 JALAN DR WAHIDIN BARAT (T) 0,316
21 JALAN MAYJEN SUNGKONO 0,319
22 JALAN DR WAHIDIN TIMUR 0,323
23 JALAN DR WAHIDIN BARAT (B) 0,351
24 JALAN DR WAHIDIN BARAT (T) 0,361
25 JALAN SUNAN GIRI 0,369
26 JALAN A YANI 0,385
27 JALAN VETERAN (S) 0,431
28 JALAN VETERAN (U) 0,505
29 JALAN VETERAN (PERBATASAN 0,520
SURABAYA)
30 SIMPANG 4 LEGUNDI 0,625
Dari Hasil Analisa diatas dapat dilihat bahwa nilai derajat kejenuhan di simpang
kemacetan di simpang ini, selain itu juga simpang jalan Veteran juga terjadi kemacetan
lalu lintas. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan di simpang tersebut.
Pengaturan lalu lintas di pertemuan jalan menjadi salah satu program manajemen
lalu lintas yang perlu dikembangkan. Melihat kondisi jaringan jalan di Kabupaten Gresik
terdapat cukup banyak persimpangan jalan yang berpotensi menimbulkan konflik dan
tingkat kemacetan serta kesemrawutan yang tinggi. Beberapa pengaturan di titik
pertemuan jalan ini dapat dengan pertempuan dengan skalan prioritas maupun dengan
pengendalian berbentuk lampu lalu lintas seperti flashing amber maupun traffic light
Skala prioritas ini dapat digunakan untuk jalan lokal dengan jalan kolektor maupun antar
jalan lokal kecamatan. Namun untuk tingkatan lebih tinggi dengan antar jalan kolektor
ada kajian lebih lanjut terkait dengan simpang. Dari data yang diperoleh akan ada
pemasangan traffic ligth (flasing) di beberapa titik di Kabupaten Gresik antara lain :
4.6 ANALISISSARANAPRASANATRANSPORTASI
4.6.1 KinerjaAngkutanUmum
Berdasarkan ijin trayek yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, tercatat ada
tiga jenis angkutanyaitu angkutan kota dengan 7 trayek, angkutan pedesaan dengan 7
trayek, dan angkutan perbatasan dengan 12 trayek. Jumlah angkutan untuk melayani
Kaupaten Gresik dari angkutan perkotaan sebanyak 332 unit, angkutan pedesaan
sebanyak 90, dan angkutan perbatan sebanyak 787 unit. Rute jaringan trayek, standar
jalur trayek oleh Dinas Perhubungan dan rute jalur trayek eksisting serta jumlah armada
10 Gub Suryo – S. - 7
Legowo
14 Nagsinan - - 27
Semambung
Berdasarkan data sebagian besar trayek tidak sesuai khusus angkutan perkotaan
, trayekyang sesuai menurut standar hanya lyn E dan F . Trayek yang lain mempunyai
rute yang berhimpitan khususnya pada kawasan pusat kota. Sehingga pelayanan
angkutan kota di kabupaten Gresik hanya melalui kawasan perkotaan deng alasan
demand yang cukup tinggi, akantetapi tidak menjangkau selruh wilayah di kabupaten
Gresik.
B. Load Factor
Load factor adalah analisis yang digunkan untuk mengetahui kapsitas rata-rata
angkutan kota. Kapasitas optimum kendaraan angkutan kota di kabupaten Gresik adalah
12 orang. Load factor di angkutan kota di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel 4.
Dari perhitungan load factor pada tabel 4. menunjukan bahwa banyak kurs
angkutan kota yang kosong dikarenakan minat penumpang untuk naik angkutan kota
kurang. Sehingga semaakin menurunya nilai load factor maka semakin buruk kinerja
agkutan kota.
C. Headway
Headway merupakn waktu tunggu penumpang untuk menunggu kedatangan
angkutan baik bis atau pun angkutan kota di terminal angkutan kota. Pengamatan
headway ini digunakan untuk mengetahui jumlah armada yang beroperasi tiap harinya,
waktu tunggu keberangkatan angkot dari titik awal keberangkatan, waktu keberangkatan
Dari tabel dapat diketahui bahwa tiap rute memiliki headway puncak selama 60
menit dan headway rata-rata 17 menit dengan jumlah penumpang yang sedikit.
D. Travel time
Travel time merupakan waktu yang dibuthkan oleh pengguna kendaraan umum
9angkutan kota) mulai dari keberangkatan awal (terminal) hingga ke tujuan akhir. Berikut
Dari tabel diketahui bahwa waktu tempuh terlama adalah pada trayek Joyoboyo-
Menganti. Hal ni terkait dengan rute trayek dan jenis angkutan merupakan angkutan
melayani perbatan, sehingga jarak yang dilayani jauh. Sedangkan waktu tempuh
terpendek Lyn F yaitu 38 menit. Hal ini karena dipengaruhi rute trayek pada lyn F yang
Di Kabupaten Gresik terdapat dua terminal, yaitu Terminal Bunder dan Terminal
Gubernur Suryo. Selain itu terdapat tiga sub terminal lainnya, yaitu Sub Terminal
Gulomantung, Sub Terminal Randuagung, dan Sub Terminal Krian. Terminal Bunder
yang terletak di Kecamatan Kebomas tersebut memiliki sarana dan prasarana penunjang
berupa area parkir, ruang tunggu, toilet, kios-kios perdagangan, pos keamanan, musolla
dan pada terminal Bunder ini terdapat Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik. Fasilitas
pelengkap yang terdapat di Terminal Gubernur Suryo juga sama dengan fasilitas-fasilitas
yang terdapat di Terminal Bunder. Akan tetapi di Terminal Gubernur Suryo tidak terdapat
perbaikan karena kondisi yang sudah tidak begitu baik. Fasilitas tersebut yaitu fasilitas
toilet, kios, ruang informasi. Kios-kios yang terdapat di terminal Tamanan terkesan kotor
dan tidak terurus, begitu pula dengan kondisi toilet yang ada di terminal.
penumpang yang melayani transportasi antar kota dalam Kabupaten Gresik melalui
A. Terminal Bunder
1 Fasilitas penumpang Fasilitas pelengkap untuk Berdasarkan standar (S.K. Berdasarkan standar terminal A, fasilitas penumpang
melayani penumpang yang mentri perhubungan tahun yang ada di terminal Bunder masih belum memenuhi
terdapat di terminal Bunder 1995) fasilitas minimal yang standar. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas yang belum ada
antara lain loket karcis, toilet, harus dimiliki oleh terminal di terminal Bunder, fasilitas tersebut antrara lain:
telepon umum, musholla, dengan tipe A antara lain, Ruang pengobatan
ruang tunggu dan ruang meliputi, loket karcis, ruang Terminal Bunder belum memiliki fasilitas ruang
informasi tunggu, papan informasi pengobatan. Seharusnya fasilitas ruang
ruang informasi, kamar kecil, pengobatan disediakan di terminal guna
telepon umum, ruang menghadapi situasi yang tidak terduga.
pengobatan, jalur Taman
pemberangkatan kendaraan Terminal Bunder belum memiliki taman sebagai
umum, jalur kedatangan sarana tempat penumpang beristirahat sejenak.
kendaraaan umum, área Selain itu, beberapa fasiitas pelengkap/penunjang di
parkir, bangunan kantor terminal Bunder yang masih dalam keadaan buruk dan
terminal, menara pengawas, kurang terawat, sehingga tingkat pelayanannya menjadi
rambu-rambu, kantin, tempat tidak optimal, misalnya toilet, oleh karena itu dalam
penitipan barang, musholla pengembangannya kedepan perlu perbaikan terhadap
dan taman fasilitas tersebut.
2 Penetapan lokasi Lokasi terminal Bunder Berdasarkan standar (S.K. Penetapan lokasi pada terminal bunder telah memenuhi
terletak dalam jaringan mentri perhubungan tahun persyaratan pada standar Terminal Tipe A. Hal tersebut
trayek antar kota antar 1995) Penetapan lokasi dapat dilihat dari letak terminal Bunder yang berada
propinsi dan antar kota terminal A harus memenuhi pada simpul transportasi jaringan trayek antar kota
dalam provinsi. Terminal persyaratan: dalam provinsi.Akan tetapi menurut Luas terminal,
Bunder terletak di jalan arteri Terletak dalam belum sesuai dengan persyaratan.
primer. jaringan trayek antar
kota dalam provinsi
4.6.3 Halte
pada pusat-pusat kegiatan seperti pada pusat –pusat tarikan pergerakan seperti
bangunan.
Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menerangkan bahwa fasilitas
c. Ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling
1. Fasilitas utama
b. Rambu petunjuk
d. Lampu penerangan
e. Tempat duduk
2. Fasilitas tambahan
a. Telepon umum
b. Tempat sampah
c. Pagar
d. Papan iklan/pengumuman
pelayanan teransportasi umum, oleh karena itu perlunya penambahan halte atau
4.6.4 Parkir
tentang persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan merupakan
bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai fasilitas untuk kendaraan berhenti
Penentuan Satuan Ruang Parkir dibagi atas tiga jenis kendaraan, dimana
penentuan Satuan Ruang Parkir untuk mobil penumpang dibagi dalam tiga golongan.
Dimana, dari seluruh luas ruang parkir, 30% disediakan untuk parkir sepeda motor.
Sebagian Besar jenis parkir yang terdapat di Kabupaten Grsik adalah jenis
parkir Off Street, selain itu sepanjang jalan di Kabupaten Gresik juga tidak terdapat
garis-garis parkir pada badan jalan. Parkir Off Street yang terdapat di Kabupaten
Grsik merupakan parkir yang disediakan oleh bangunan baik sarana perdagangan
atau jasa, permukiman maupun sarana pelayanan umum, dimana lahan parkir yang
digunakan merupakan lahan dari sarana tersebut. Selain itu, tingginya tarikan pusat
Penataan area parkir sangat penting dalam masalah lalu lintas, hal ini
dikarenakan apabila system parkir tidak terkendali pada pusat-pusat tarikan seperti
kendaraan yang menuju sarana tersebut dan apabila tidak disediakan lahan parkir
yang cukup maka kendaraan tersebut memanfaatkan badan jalan sebagai alternatif
parkir. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya penataan
system parkir yang baik sehingga tidak mengganggu aktivitas lalu lintas terutama
pada pusat perdagangan yang terletak di pusat kota. Berikut merupakan lokasi
No Lokasi No Lokasi
7 Jl. Paden Santri 16 Jl. Jawa
8 Jl. Wahid Hasyim sisi Utara dan 17 Jl. Desa Tebaloan
Selatan Duduksampeya
9 Jl.Sangkapura (P.Bawean) 18 Jl. Kalimantan
Sumber: hasil survey 2014
4.6.5 Rambu-rambulalulintas
Persebaran rambu di kabupaten gresik sudah merata di setiap jalan. Kondisi rambu
tersebut sebagian besar masih baik namun terdapat pula kondisi rambu yang kurang
No Analis Foto
3 Kondisi rambu masih baik,
sehingga pengguna jalan
dapat melihat dengan baik
rambu tersebut.
No Analis Foto
7 Kondisi rambu kurang baik,
sehingga pengguna jalan tidak
dapat melihat rambu secara
jelas.
4.6.6 Trotoar
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada Daerah Milik Jalan, diberi
lapisan permukaan, diberi elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,
dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Fungsi utama dari
trotoar adalah untuk untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada para pejalan
kaki,baik dari segi keamanan dan kenyamanan yang dapat membantu kelancaran
lalu lintas kendaraan karena tidak terganggu lalu lintas para pejalan kaki. Untuk
a. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar
jalur lalu lintas. Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan
tetapi trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau
atau di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan plat beton yang
memenuhi syarat.
dibelakang Halte.
tanggal 1 Februari 1997 tentang perekayasaan fasilitas pejalan kaki di kawasan kota,
dengan kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu, perkembangan jalur pejalan kaki di
Sebagian besar trotoar di Kabupaten Gresik memiliki lebar jalan sebesar 1,5
m di pusat perdagangan dan jasa. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa trotoar
naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
tempat perpindahan intra dan moda transportasi. Pelabuhan meliputi segala sesuatu
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar,
serta tempat perpindahan intra dan/atau antar moda. Sesuai peruntukannya
1. Pelabuhan Umum,
2. Pelabuhan Penyeberangan
Berdasarkan Tataran Transportasi Wilayah Jawa Timur Tahun 2012 - 2032 maka
5. KM No. 38 tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif Jasa Pelabuhan pada
Penyeberangan.
Pelabuhan memiliki peran, fungsi, jenis serta hirarki seperti pada tabel di Bawah ini :
Tabel 4. 48 Peran, Fungsi, Jenis & Hirarki Pelabuhan
PERAN FUNGSI JENIS HIRARKI
1. Simpul jaringan 1. Pemerintahan 1. Pelabuhan laut 1. Pelabuhan
transportasi 2. Pengusahaan 2. Pelabuhan utama
2. Pintu gerbang sungai dan 2. Pelabuhan
perekonomian danau pengumpul
3. Alih moda transportasi 3. Pelabuhan
4. Penunjang kegiatan pengumpan
industri/perdagangan
5. Tempat distribusi,
produksi, konsolidasi
muatan dan barang
6. Wawasan Nusantara
dan kedaulatan negara
Dari tabel diatas dapat diuraiakan peran dan fungsi pelabuhan seperti yang terlhat
Dalam sebuah pengembangan pelabuhan terdapat tujuan/ misi yang diemban oleh
1. Batas-batas daerah DLKR dan DLKP pada pelabuhan umum ditetapkan dengan
koordinat geografis
2. DLKR pelabuhan terdiri dari DLKR daratan yang digunakan untuk fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang, dan DLKR perairan yang digunakan untuk kegiatan
kapal berlabuh, kolam pelabuhan dan tempat berolah gerak kapal, dan perbaikan
kapal.
pemeliharaan kapal.
Syarat – syarat kelayakan operasi sebuah pelabuhan antara lain harus siap dari segi
fasilitas, teknis, administrasi, kerja, personil, dan dana seperti pada tebel di bawah ini
Dalam pelabuhan terdapat kegiatan utama yang merupakan proses pelayanan yang
ada di pelabuhan yang terdiri dari proses bongkar dan muat seperti terlihat pada
gambar di bawah ini :
Dari keempat kegiatan operasional tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar
dibawah ini :
BERTH OPERATION
STORAGE OPERATION
STORAGE OPERATION
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan pola arus baik untuk penumpang
maupun barang dalam pelabuhan :
Selain Pola arus penumpang dan barang terdapat fasilitas yang terdapat di pelabuhan
antara lain fasilitas pokok/utama dan fasilitas penunjang seperti pada gambar di
bawah ini :
1.322,327 km2 dan sejauh 4 mil dari garis pantai ke arah laut termasuk pulau pulau
kecil di dalamnya. Lokasi Kabupaten Gresik terletak pada koordinat 7' LS - 8' LS dan
Panceng, serta kecamatan tambak dan kecamatan Sangkapura yang berada di pulau
Bawean. Sebagai wilayah pesisir yang juga telah difasilitasi dengan pelabuhan besar,
untuk investasi atau penanaman modal. Selain itu, pada wilayah kabupaten Gresik
antar pulau.
satu anak usaha Pelindo III (Persero) akan mengembangkan pelabuhan terintegrasi
kawasan industri, BJTI juga menyiapkan lahan 500 hektare yang akan dipergunakan
sebagai perumahan dan lapangan golf. Untuk pengembangan pelabuahan BJTI akan
Manyar masuk dalam rencana induk Pelabuhan Tanjung Perak. Untuk proyek
dermaga tahap I, panjang dermaga yang bisa digunakan sepanjang 500 meter
kawasan pelabuhan perlu reklamasi pantai 400 hektare, sedangkan kawasan industri
BJTI sudah membentuk dua anak perusahaan yang akan mengelola kawasan
industri yakni Berkah Kawasan Manyar Sejahtera dan Berlian Manyar Sejahtera
pelabuhan Tahap I, pelabuhan bisa langsung digunakan pelaku industri. Berikut data-
Tabel 4. 52 Data Volume kapal dan Barang tahun 2007-2013 pelabuhan Gresik.
TAHUN
No Atribut
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Kunjungan Kapal (Unit) 5536 5948 6118 6797 7326 7541 8146
2 Bongkar Muat (Ton/M³)
Bongkar 6045667 5879448 5770172 6620078 9548415 9003999 11071209
Muat 2262582 3015498 3430905 3621245 4455752 4927130 5042169
3 Penumpang (orang)
Naik 42951 43677 49755 49949 52868 52739 56930
Turun 31045 35739 39756 37732 45364 41831 51421
4 Bongkar Muat barang
- 7716543 6358003 7405704 - 15733712 -
Berbahaya
Angkutan penyebrangan Gresik – Bawean dilayani oleh tiga kapal motor dengan
hari, dengan lokasi keberangkatan yang berbeda-beda. Hari Minggu, Selasa dan
sedangkan hari Senin, Rabu, dan sabtu bertolak dari pelabuhan Bawean ke
Pelabuhan Gresik. Dengan waktu keberangkatan yang sama yaitu 09.00 WIB.
2. KM Natuna Express
Express Bahari 1 C. Pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu KM Natuna Express
Bertolak dari Gresik ke Bawean, dan pada hari Selasa, Kamis dan Minggu KM
KMP Gili Iyang (1029 GT) adalah kapal motor dengan kapasitas muat kendaraan
Pelabuhan Gresik dan pukul 21.00 WIB dari pelabuhan Gresik ke Bawean.
Peningkatan pada cukup drastis terjadi pada tahun 2013 yaitu keberangkatan
Rekapitulasi Data Kendaraan Bermotor Yang Telah Diregistrasi sampai dengan bulan
Oktober tahun 2013 adalah kendaraan bermotor di Kabupaten Gresik didominasi oleh
sepeda motor sebanyak 472,801, atau sekitar 91%, mobil penumpang sebanyak
5,9%, mobil barang 2,4%, kendaraan khusus sebanyak 0,5% dan mobil bus sebesar
diarahkan untuk :
modernitas.
(terpencil).
kedisiplinan pengguna.
8. Revitalisasi kapasitas bandar udara perintis yang sudah ada menjadi bandar
udara yang melayani penerbangan sipil antar simpul dalam wilayah provinsi.
dilakukan dengan:
dilaksanakan dengan:
sekunder,
militer.
dilakukan dengan:
mancanegara.
Rachman Saleh.
udara
Blitar.
masyarakat kawasan di sekitar Bandar Udara Perintis. Pada bagian kedua sistem
Bawean
Kapasitas 42 orang
memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang dapat menjadi modal
2. Primate city sebagai permasalahan utama struktur ruang wilayah tidak terjadi
di Kabupaten Gresik. Kondisi ini diharapkan dapat dipertahankan dengan
pusat Kabupaten Gresik relatif lebih berkembang jika dibandingkan dengan SSWP
struktur ruang wilayah di Kabupaten Gresik antara lain adalah sebagai berikut:
3. Berdasarkan pada hasil analisa didapat suatu gambaran yang berbeda antara
Rencana Struktur Kota dengan Kondisi eksisting. Perbedaan ini terlihat pada
SSWP I dan SSWP II. Sedangkan pada SSWP III dan SSWP IV terlihat memiliki
kemiripan.
mengembangan IKK Sidayu terlihat tidak terjadi. Hal ini terlihat dari nilai total
yang berarti. Nilai score dan peringkat IKK terlihat masih sangat jauh
dibandingkan dengan IKK lain sehingga perlu dicari jalan keluar dalam
IKK yang paling sering adalah faktor 1. Faktor 1 terdiri dari variabel fasilitas
air bersih dan variabel luas lahan industri. Jika melihat pada variabel-variabel
tersebut, maka dapat dilihat karakteristik IKK di Kabupaten Gresik masih sangat
perlu didorong dalam meningkatkan pelayanan fasilitas kota. IKK yang memiliki
nilai faktor 1 yang tinggi hanya IKK Kebomas yang notabene adalah ibukota
kabupaten. Dengan demikian, kesenjangan itu masih ada diantara IKK yang
faktor 3 yaitu fasilitas perdagangan. Kondisi ini didukung pula oleh mulai
perdagangan tersebut.
lain:
bahwa sebagian besar merupakan lahan yang datar dan landai dengan
kelerengan 0-2% yaitu seluas 94.613 Ha atau 80,59% dari total luas wilayah.
dengan kelerengan 16-40% seluas 9.470,49 Ha atau 8,07% dan sisanya seluas
lahan untuk kawasan lindung mutlak, karena tidak produktif lagi untuk kegiatan
tipikal datar dan landai, hal ini untuk kepentingan keamanan konstruksi serta
8. Wilayah perencanaan memiliki tanah yang relatif subur yang dapat menjadi
Dimana semakin tinggi kedalaman efektif tanahnya, maka semakin subur tanah
prosentase 77,30% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Gresik, yang tersebar
diseluruh wilayah Kecamatan yang ada. Kemudian kedalaman 60 – 90 cm
Gresik adalah:
penggunaan lahan lain yang memiliki produktivitas tinggi karena harga lahan di
pusat kota akan semakin tinggi dan tidak sesuai untuk pembangunan
permukiman.
12. Perkembangan aktivitas industri yang pesat, tidak hanya pada industri kecil dan
limpahan atau pengalihan dari industri di Kota Surabaya yang sedikit demi
Kabupaten Sidoarjo, dan kabupaten lainnya. Kegiatan industri skala besar ini
13. Pola penggunaan lahan dengan nilai produktivitas yang rendah di Gresik Utara
dan Gresik Selatan. Dari sisi fisik sebetulnya daerah-daerah ini kurang sesuai
produktif dapat dialihkan pada penggunaan lahan lain yang lebih produktif,
14. Terdapatnya beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan bencana serta
dengan ketinggian kurang 25 meter dpl. Hal ini menyebabkan kerawanan erosi,
antara lain tercatat beberapa kecamatan yang mengalami erosi karena hujan
15. Terdapatnya wilayah dengan faktor pembatas alam berupa batuan dalam tanah
yang sulit menyerap air seperti di Kecamatan Bungah dan Kecamatan Dukun.
Wilayah dengan limitasi seperti ini tidak sesuai untuk aktivitas pembudidayaan.
16. Wilayah Gresik bagian Utara dan Timur yang berbatasan dengan garis pantai
mengalami penjorokan air laut ke arah daratan sehingga terjadi abrasi oleh air
laut. Pada beberapa bagian tertentu ditambah gangguan lahan-lahan
enam kecamatan.
18. Terdapatnya wilayah rawan bencana erosi di Pulau Bawean, yaitu pada
C. Ekonomi Wilayah
Potensi:
cukup besar, ditunjukan dengan hasil LQ > 1, antara lain domba, kambing,
kuda, ayam buras, ayam pedagang, entog, perikanan laut dan perikanan
umum.
Masalah:
Potensi:
Masalah:
Potensi:
Masalah:
merata.
Potensi:
1. Sebagian besar jaringan jalan hingga Tahun 2034 masih memiliki LOS
2. Adanya rencana JLBG untuk memecah volume lalu lintas pada ruas Jalan
nasional.
Masalah:
utama akan mempunyai LOS kritis antara lain Jl. Dr. Wahidin (F), Jl. Jaksa
Agung S (E), Jl. Raya Maduran (E), dan Jl Raya Manyar (E). Sebagian
besar ruas jalan tersebut dilalui oleh kendaraan berat menuju kawasan
simpang ini.
Sarana dan prasarana transportasi darat antara lain terdiri atas kinerja angkutan
umum, terminak, halte, parkir, rambu-rambu lalu lintas, dan trotoar:
Potensi:
a) Telah terdapat jaringan angkutan umum yang melalui koridor jalan utama
di Kabupaten Gresik
sarana transportasi umum karena waktu tunggu yang tidak terlalu lama
Masalah:
b) Rute trayek yang dilalui seringkali berhimpit dengan rute trayek yang lain,
hal ini khususnya terjadi pada rute trayek pedesaan dan perbatasan
c) Load factor rata-rata adalah 31,33%, hal ini menunjukkan bahwa penimat
armada yang kurang baik, factor keamanan yang kurang terjamin, serta
terjadinya penyimpangan rute trayek yang diilakukan oleh para pengemudi
angkutan umum.
2) Terminal
Potensi:
Masalah:
3) Halte
Potensi:
Masalah:
a) Ketersediaan halte masih sangat minim, halte yang ada saat ini hanya
RS Ibnu Sina.
4) Parkir
Potensi:
parkir.
Masalah:
Potensi:
a) Rambu-rambu lalu lintas telah tersebar merata pada seluruh ruas jaringan
jalan
Masalah:
a) Belum adanya rambu-rambu lalu lintas seperti trafic light pada beberapa
6) Trotoar
Potensi:
Masalah:
Potensi:
Masalah:
Potensi:
Masalah:
Parkir: Parkir:
Penataan lokasiparkir telah Diperlukan adanya
cukup baik khususnya pada pengaturan lokasi parkir
kawasan perkotaan di pusat- khususnya pada jalan-jalan
pusat aktivitas seperti utama disekitar kawasan
kawasan perdagangan-jasa, industry seperti di
pendidikan, perkantoran, Kecamatan Manyar, Sedayu,
pariwisata dan Kedamean sehingga
tidak mengganggu arus lalu
lintas
Rambu-rambu lalu lintas:
Rambu-rambu lalu lintas Rambu-rambu lalu lintas:
telah tersebar merata pada Belum adanya rambu-rambu
seluruh ruas jaringan jalan lalu lintas seperti trafic light
Kondisi rambu-rambu lalu pada beberapa simpang
lintas cukup baik untuk mengendalikan arus
lalu lintas
Beberapa peletakan rambu-
Trotoar: rambu lalu lintas yang kurang
Trotoar telah tersedia strategis sehingga kurang
khususnya pada kawasan berfungsi maksimal
perkotaan
Kondisi trotoar cukup baik Trotoar:
Terdapatnya alih fungsi
trotoar menjadi lokasi PKL
khususnya disekitar kawasan
perdagangan-jasa dan
kawasan pariwisata.
8 Sarana dan prasarana Tinggnya aktivitas bongkar Terbatasnya kapasitas
transportasi laut muat barang di pelabuhan bongkar muat barang,
Gresik sehingga membutuhkan
Merupakan salah satu waktu tunggu kendaraan
pelabuhan penyebrangan di angkutan barang.
Propinsi Jawa Timur. Terbatasnya armada
penyebrangan, sehingga
perjalanan hanya dapat
dilakukan 1 kali sehari
Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam
pentingnya, dengan analisis SWOT akan diketahui kekuatan dan kesempatan yang
terbuka sebagai faktor positif dan kelemahan serta ancaman yang ada sebagai faktor
terbuka.
Rambu-rambu lalu
lintas telah tersebar
merata pada
seluruh ruas
jaringan jalan
Kondisi rambu-
rambu lalu lintas
cukup baik
Trotoar telah
tersedia khususnya
pada kawasan
perkotaan
Tinggnya aktivitas
bongkar muat
barang di
pelabuhan Gresik
Keberadaan
bandara perintis di
Pulau Bawean
sebagai pendukung
aksesibilitas
kawasan pariwisata
di Pulau Bawean
Sumber: Hasil analisis, 2014
sebagai berikut:
peluang.
ancaman (T).
Untuk lebih jelas, keterkaitan diantara keempat aspek SWOT dapat terlihat pada tabel
berikut.
Opportunity SO WO
Sebagian besar jaringan jalan hingga Tahun 2034 masih memiliki Tingginya aktivitas pergerakan yang melalui Kabupaten Gresik dengan Masalah kemacetan yang seringkali terjadi pada kawasan yang berbatas
LOS stabil, dimana kapasitas jaringan jalan yang ada masih struktur ruang wilayah yang memusat pada kawasan perkotaan serta dengan Kota Surabaya khususnya pada jam-jam puncak dapat diminimalisir
mampu menampung volume lalu lintas. didukung oleh kondisi jaringan jalan yang cukup baik, dimana hingga melalui pengaturan kembali durasi simpangan APILL serta adanya rencana
Adanya rencana JLBG untuk memecah volume lalu lintas pada Tahun 2034 masih memiliki LOS stabil serta keberadaan Bandara penambahan trafic light pada beberapa simpangan yang berpotensi
ruas Jalan Dr. Wahidin Suhirohusodo. Perintis di P. Bawean diharapkan akan memperlancar aksesibilitas menimbulkan kemacetan sehingga akan memperlancar arus lalu intas.
Rencana peningkatan kelas jalan Legundi-Bunder menjadi jalan antara wilayah. Penyediaan halte pada pusat-pusat bangkitan dan tarikan pergerakan
strategis nasional. Potensi sektor perekonomian yang cukup baik didukung oleh sebagai lokasi simpul pergantian moda.
Terdapatnya rencana pemasangan trafic light pada beberapa titik ketersediaan sumber daya alam yang potensial sebagai bangkitan dan Rencana pengembangan jalan baru JLBG dan pengembangan jalan strategis
simpangan untuk memperlancar arus lalu lintas tarikan pergerakan yang cukup tinggi, serta didukung oleh adanya nasional Legundi Bunder akan memberikan dampak multipllier effect
Rencana penyatuan moda transportasi diKecamatan rencana pengembangan jalan baru JLBG dan rencana jalan strategis terhadap pengembangan kawasan sekitarnya sehingga diharapkan akan
Duduksampeyan nasional Legundi-Bunder yang diharapkan akan meningkatkan asal dapat meminimalisir disparitas perkembangan wilayah
Keberadaan halte dapat berfungsi sebagai lokasi simpul tujuan pergerakan moda transportasi. Rencana penyatuan moda transportasi di Kecamatan Duduksampeyan dapat
perpindahan moda angkutan yang cukup efisien Tingginya aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan akan diimbangi dimanfaatkan sebagai moment evaluasi kinerja jaringan angkutan umum
dengan rencana terminal kargo pada Kecamatan Duduksampeyan, yang selama ini melakukan penyimpangan rute dan rute trayek berhimpit
sehingga kapasitas bongkar muat dipelabuhan yang terbatas dan sehingga kinerja angkutan umum dapat lebih ditingkatkan sehingga demand
menyebabkan waktu tunggu antar angkutan barang yang lama akan yang diperoleh akan bertambah
sedikit berkurang Rencana terminal kargo diharapkan dapat mengantisipasi kurangnya
Keberadaan sub terminal yang tersebar pada empat lokasi didukung kapasitas lokasi bongkar muat angkutan barang di Pelabuhan Gresik.
dengan adanya jaringan trayek angkutan umum dengan headway yang Dengan kondisi jalan yang cenderung stabil hingga masa proyeksi Tahun
EKSTERNAL
cukup baik diharapkan akan semakin berkembang dengan adanya 2034, diharapkan keberadaan fasilitas pelengkap jalan seperti rambu-rambu
rencana penyatuan moda transportasi (stasiun, terminal penumpang, lalu lintas, penyediaan halte, dan penataan lokasi parkir dapat lebih
terminal kargo) di Kec. Duduksampeyan. ditingkatkan keberadaannya untuk mendukung sistem transportasi yang lebih
Prasarana penunjang aktivitas transportasi yang ada telah tersedia baik.
dengan baik seperti penataan lokasi parkir, keberadaan rambu-rambu
lalu lintas, keberadaan trotoar serta didukung oleh adanya rencana
pemasangan trafic light pada beberapa persimpangan untuk
memperlancar arus lalu lintas.
Threats ST WT
Konflik pemanfaatan ruang antara kepentingan privat publik, Asal tujuan pergerakan cukup tinggi antara Kawasan Gresik dengan Perbaikan durasi simpangan ber APILL dan penambahan tranfic light pada
ataupun antara kepentingan lindung budidaya, dan kepentingan Kota Surabaya dan sebaliknya akibat adanya bangkitan dan tarikan kawasan-kawasan yang rawan kemacetan sehingga tidak mengganggu
investasi berorientasi profit dan nonprofit pergerakan dari kawasan industri menyebabkan tingginya volume lalu kondisi arus lalu lintas.
Pola perkembangan kawasan permukiman yang seringkali lintas, seharusnya dibutuhkan adanya Jembatan Timbang pada Perbaikan fasilitas pelengkap terminal melalui pemeliharaan rutin oleh pihak
merupakan aktivitas ikutan dari pembangunan infrastruktur kawasan Gresik Selatan sebagai kawasan perbatasan Kabupaten yang berwenang dan menyelesaikan polemik pengelolaan terminal agar
transportasi Gresik dengan Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan terminal dapat dilakukan dengan
Berdasarkan hasil proyeksi hingga Tahun 2034, beberapa ruas Mojokerto , sebagai pengontrol aktivitas pergerakan lalu lintas maksimal dan tidak merugikan pengguna fasilitas terminal.
jalan utama akan mempunyai LOS kritis antara lain Jl. Dr. Wahidin khususnya angkutan barang yang cukup tinggi. Perbaikan sarana pelengkap jalan seperti pemaksimalan fungsi trotoar dari
(F), Jl. Jaksa Agung S (E), Jl. Raya Maduran (E), dan Jl Raya Ketersediaan lahan budidaya yang masih cukup besar dengan potensi PKL, pengaturan rambu-rambu lalu lintas, dan penataan lokasi parkir pada
Manyar (E) sumber daya alam yang cukup tinggi, diperlukan kontrol yang kuat dari kawasan-kawasan bangkitan dan tarikan (industri) untuk memperlancar arus
Belum adanya Jembatan Timbang pada wilayah Gresik Selatan pihak yang berwenang sehingga fungsi dan keberadaan lahan memiliki lalu lintas.
Kabupaten Gresik memliki banyak persimpangan yang tidak ber legalitas yang jelas untuk meminimalisir konflik pemanfaatan ruang Kemacetan yang cukup parah akibat arus lalu lintas kendaraan angkutan
APILL antara kepentingan privat publik, ataupun antara kepentingan lindung barang pada kawasan perbatasan Gresik dengan kabupaten/ kota sekitarnya
Terdapatnya sub terminal yang mengalami polemik pengelolaan budidaya, dan kepentingan investasi. khususnya pada wilayah Gresik Selatan dapat diminimalisir melalui
antara lain Sub Terminal Balongpanggang dan Sub Terminal Disparitas pemusatan struktur tata ruang kawasan yang cenderung pengontrolan pada Jembatan Timbang yang seharusnya disediakan pada
Driyorejo memusat pada kawasan perkotaan pada diminimalisir dengan adanya kawasan ini.
Terdapatnya alih fungsi trotoar menjadi lokasi PKL khususnya aktivitas ikutan dari pembangungan infrastruktur transportasi (rencana Meminimalisir disparitas perkembangan wilayah melalui pengembangan
disekitar kawasan perdagangan-jasa dan kawasan pariwisata pengembangan jaringan jalan baru JLBG dan rencana penyatuan moda infrastruktur transportasi yang mampu mendukung peningkatan aksesibilitas
transportasi) antar wilayah.
Pemaksimalan fungsi dan keberadaan fasilitas pelengkap jalan (rambu- Pengaturan legalitas pemanfaatan ruang untuk menciptakan pusat-pusat
rambu lalu lintas, trotoar, lokasi parkir, trafic light) sehingga dapat bangkitan dan tarikan yang baru sebagai upaya meminimalisir disparitas
berfungsi masimal dan dapat memperlancar arus lalu lintas. perkembangan wilayah.
Keberadaan sub terminal berpotensi sebagai lokasi perpindahan simpul Pengembangan kapasitas bongkar muat di pelabuhan dan didukung dengan
transportasi oleh para penumpang, sehingga perlu adanya perbaikan tingkat pelayanan jalan pada ruas jalan utama untuk memperlancar
pemaksimalan fungsi dan pemeliharaan melalui pengaturan wewenang distribusi angkutan barang.
pengelolaan sehingga tidak menimbulkan polemik yang cenderung akan Penambahan sarana transportasi penyebrangan dan udara untuk
merugikan penumpang angkutan umum sebagai pengguna fasilitas meningkatkan kelancaran aksesibilitas transportasi menuju wilayah
terminal. kepulauan sehingga bedampak pada peminimalisiran disparitas
perkembangan wilayah.
berdasarkan analisis matriks SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk
terbuka
Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang
(O) dan ancaman (T), dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu dengan yang
lain. Dengan adanya keterkaitan tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi
sistem transportasi Kabupaten Gresik baik fisik maupun non fisik. Penentuan konsep
dasar pengembangan dilakuan berdasarkan analisis SWOT dengan melakukan
Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberi bobot antara
Bobot
Bobo Ratin
Faktor Internal x
t g
Rating
Kekuatan / Strength :
Bobot
Bobo Ratin
Faktor Internal x
t g
Rating
Bobot
Bobo Ratin
Faktor Internal x
t g
Rating
Kelemahan / Weakness :
Bobot
Bobo Ratin
Faktor Internal x
t g
Rating
Bobot
Faktor Eksternal Bobot Rating x
Rating
Peluang / Opportunity :
Bobot
Faktor Eksternal Bobot Rating x
Rating
Ancaman / Threat :
= - 0,048 = 0,144
Konsep pengembangan sistem transportasi pada Kabupaten Gresik antara lain dapat
dilakukan melalui:
tinggi.
d. Perbaikan tingkat pelayanan jalan pada ruas jalan utama yang mengalami
LOS kritis
fasilitas terminal
Gresik
Bab ini berisi arah pengembangan yang didasarkan dari hasil analisis transportasi
dan analisis pengembangan
Kabupaten Gresik menjadi salah satu penyebab kemacetan di beberapa ruas jalan
utama yang ada di Kabupaten Gresik. Berdasarkan kondisi tersebut, maka rencana
Panceng juga terakses oleh rencana tol Gresik – Tuban yang diusulkan
sampai Semarang. Lokasi terminal kargo lainnya adalah di Kecamatan
pelabuhan Sangkapura.
khusus; dan
Terminal Barang.
lainnya.
Gresik Selatan.
lokal dikawasan pusat kota. Selain itu penentuan hirarki jalan tersebut juga dapat
Tetapi pada kondisi eksisting menunjukan bahwa masih terdapat pencampuran arus
Berdasarkan kriteria hirarki jaringan jalan yang ada, disusun rencana hirarkhi
pusat kota.
kendaraan, maka aktivitas-aktivitas dengan bangkitan tinggi harus dibatasi. Hal ini
sesuai dengan kriteria pembentukan jalan arteri primer, yaitu jalan masuk menuju
perkembangan kawasan potensial yang ada, wilayah yang strategis atau memiliki
PERANAN JALAN
FUNGSI
ARTERI KOLEKTOR LOKAL
kendaraan/ batas tergantung pada mil/jam 30 mil/jam.
kecepatan geometrik jalan 2. Ada pengurangan 2. Pengurangan
kecepatan pada daerah kecepatan dengan
padat pengaturan layout
jalan
Berangkat dari pola yang sudah ada yaitu rencana kebijakan makro dalam
a. Peningkatan kondisi jalan dari jalan batu dan tanah menjadi jalan beraspal,
masih buruk.
jalan tol yang sudah ada (Tol Surabaya – Gresik) yang berakhir di
Legundi.
– Panceng
Jalan arteri ini juga sama dengan jalan arteri Mayjen Sungkono –
Lamongan.
a) Lakarsantri - Bringkang
b) Boboh – Benowo
d) Panceng – Lowayu
e) Panceng – Campurejo
f) Panceng – Delegan
g) Delegan Campurejo
h) Surowiti – Sumurber
i) Wotan – Petung
m) Ngimboh – Delegan
p) Sawo – Brangki
r) Lowayu – Petiyin
s) Lasem – Lowayu
t) Lasem – Gerdugung
u) Dukun – Lasem
v) Babak Bau – Dukuh Kembar
y) Bungah – Dukun
z) Sidayu – Randuboto
Kecamatan Bungah.
Wringinanom.
Kecamatan Tambak.
melayani kendaraan angkutan dalam kota dan luar kota. Hal-hal yang perlu
b. Tata letak terminal yang kurang tepat, akses yang kurang baik, serta
c. Fasilitas yang disediakan oleh terminal kurang lengkap, dimana tidak sesuai
Kabupaten Gresik memiliki dua buah terminal yakni terminal Bunder dan
Terminal Gub Suryo. Berdasarkan karakteristiknya, terminal BUnder yang terletak di
Kecamatan Kebomas merupakan terminal tipe A yang melayani angkutan antar kota
antar provinsi, sedangkan terminal Gub Suryo yang terletak di Kecamatan Gresik
merupakan terminal tipe B yang hanya melayani kendaraan angkutan dalam kota
dan perbatasan.
pada masing-masing terminal yang terdapat masih terdapat fasilitas yang belum
memadai, atau bahkan tidak terdapat di kedua terminal tersebut antara lain papan
Selain terminal, juga terdapat sub terminal yang lokasinya tersebar antara
lain Sub Terminal Gulomantung, Sub Terminal Krian, Sub Terminal Randuagung,
konflik pengelolaan sub terminal (sub terminal gulomantung dan sub terminal krian)
Untuk lebih jelasnya mengenai standar tipologi terminal dapat dilihat pada
Tabel berikut ini. Untuk mendukung fungsi terminal yang efektif maka diperlukan
Selain memperbaiki kondisi dan kinerja terminal dan sub terminal yang telah
A. Terminal Penumpang
Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan antara lain terdiri atas:
umum;
d. Bangunan kantor terminal;
f. Menara pengawas;
2) Fasilitas pendukung
a. Kamar kecil/toilet;
b. Musholla;
c. Kios/kantin;
d. Ruang pengobatan;
f. Telepon umum;
h. Taman.
B. Stasiun Penumpang
Kebutuhan fasilitas stasiun penumpang berdasarkan Permenhub No: PM. 33
tahun 2011 Tentang Jenis, Kelas Dan Kegiatan Stasiun Kereta Api antara lain
terdiri atas:
1) Emplasemen stasiun;
a. Jalan rel
c. Drainase.
2) Bangunan stasiun.
a. Gedung;
b. Instalasi pendukung
c. Peron.
C. Terminal Kargo
1) Fasilitas utama
barang;
menunggu keberangkatan;
2) Fasilitas pendukung
a. Tempat istirahat awak kendaraan;
d. Kamar kecil/toilet;
e. Mushola;
f. Kios/kantin;
g. Ruang pengobatan;
h. telepon umum;
i. Taman.
Karang Pilang.
Gresik yaitu dari PT Petrokima menuju Pelabuhan Gresik melalui Stasiun Indro.
Kelebihan:
alternatif pengangkutan barang yang lebih efektif dan efisien karena kereta
api barang mempunyai fasilitas kapasitas daya tampung lebih besar, lebih
murah, dan cepat karena pergerakan kereta api terpisah dari sistem jaringan
jalan yang lain
berpindah ke kereta api sebesar 3.883.962 Tonper tahun atau sebesar 10.640 Ton
per hari dengan asumsi yang mau berpindah sebesar 50% yaitu sebesar 5.320 Ton.
Alternatif jumlah gerbong Kereta Api Barang Gresik –Surabaya dengan jenis
gerbong tertutup dengan TIPE GGW daya tampung sebesar 30 ton dan 50 ton :
ton
ton
Rute trayek Stasiun Indro (Kabupaten Gresik) sampai menuju Stasiun Pasar
Turi (Kota Surabaya) dengan memanfaatkan jalur rel kereta api yang telah ada yaitu
Kelebihan :
Kereta api komuter dipilih sebagai alternatif moda transportasi yang efisien
lebih murah, dan waktu tempuh lebih cepatkarena pergerakan kereta api
Beroperasi sebanyak 3 kali sehari pada waktu puncak pergerakan yaitu pagi
hari pukul 06.00, siang hari 12.00, dan sore hari 16.30 WIB.
perlintas kereta api pada jalur double track tanpa palang pintu di Kec.
Duduksampeyan.
Untuk memenuhi kebutuhan transportasi kereta api masa depan, maka perlu
dikembangkan lokasi tempat parkir dan penitipan kendaraan atau lebih dikenal
dengan istilah Park and Ride yang lokasinya tidak jauh dari stasiun
orang menuju Pulau Bawean adalah 3 kali penyeberangan dalam satu minggu.
Jalur penyeberangan ini diakomodasi dalam peta rencana pola ruang. Untuk
(tambangan) yang memiliki lalu lintas penyebrangan cukup padat seperti pada
2025. Strategi pengelolaan dan pengembangan dari rencana induk pelabuhan ini
adalah:
Pangkah.
d. Pemanfaatan water front (tepi air) di sepanjang jalur pelayaran barat sebagai
spesialisasi muatan (curah cair, curah kering, log, maupun peti kemas).
f. Rekonfigurasi secara bertahap lahan-lahan yang kurang produktif atau tidak ada
masyarakat pelabuhan.
- Zona terminal, suatu areal lahan yang dipergunakan untuk kegiatan bongkar
Rencana ini diatur berdasarkan Keputusan Bersama Mendagri dan Menhub No.
169 Tahun 1996 dan No. 63 Tahun 1996 tentang batas Daerah Lingkungan
ini diatur bahwa Batas Daerah Lingkungan Kerja Daratan luasnya lebih kurang
236 Ha, dan batas Daerah Lingkungan Kerja Perairan luasnya sekitar 8.136 Ha.
tahapan:
1) Tahun 2025
keseluruhan pada tahun 2025 akan terbangun pelabuhan baru seluas 516
Ha.
merupakan kawasan yang juga ditata untuk mengantisipasi kebutuhan ruang akibat
pesisir timur dari Kabupaten Gresik. KPKMG sendiri direncanakan dengan konsep
jumlah pelabuhan yang telah berkembang di selat madura (jalur pelayaran barat
Surabaya). namun demikian pelabuhan Kali Mireng II telah merupakan bagian dari
perindutrian. Pelabuhan kali mireng II juga akan akan memperkuat koridor industri
Untuk pemanfaatan ruang pelabuhan Kalimireng ini terbagi atas 3 area yaitu area
RTH seluas 31,3 Ha ,area untuk jalan dan sirkulasi seluas 45,8 Ha dan operasional
pelabuhan seluas 294 Ha. Untuk lebih jelasnya Rencana Pola Ruang Laut untuk
kawasan budidaya dapat dilihat pada Tabel 6.7 .
berikut
Kabupaten Gresik mencapai + 3.000 Ha. Dimana P.N Garam dan Java Integrated
Industrial and Port Eestate (JIPE) adalah 2 kawasan industri yang akan di
Industri P.N Garam dari lahan seluas + 400 Ha adalah pengembangan kawasan
(Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010 - 2030, JIPE, P.N.Garam, Dinas Perizinan Kab.
Gresik diolah)
Gambar 6. 8 Kedudukan Rencana Pengembangan
Kawasan Industri dan Pelabuhan JIPE dan Kawasan Industri P.N. Garam
Terhadap RTRW Kab. Gresik 2010 - 2030
Kali Tanggok
Mengare, meliputi Desa Watu Agung, Tanjung Wisoro dan Desa Keramat.
Mireng II seluas + 2.527 Ha yang terbagi menjadi zona untuk industri seluas
1.761,40 Ha dan zona untuk permukiman seluas 765,90 Ha. Dari luasan
zona untuk industrinya saja seluas 1.630,51 Ha, sedangkan zona untuk
Dari zona Industri yang masuk dalam wilayah Bagian Kawasan 1 tersebut
masih dibagi lagi menjadi beberapa sub zona. Untuk zona industri terbagi
menjadi :
Sub zona industri atau seluas 1.087,28 Ha yang terbagi atas sub zona
industri kecil seluas 309, 24 Ha dan industri sedang dan besar masing-
Sub zona RTH baik itu berupa sempadan, jalur hijau maupun taman
seluas 238,63 Ha
Untuk lebih jelasnya pemanfaan ruang bagian wilayah 1 ini dapat dilihat
Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa dari luas wilayah daratan pada
kegiatan industri, 14,64% untuk RTH baik itu RTH untuk sempadan sungai
dan pantai, taman dan jalur hijau, 13,07% untuk pemanfaatan jalan
umum, 0,77% untuk kegiatan komersil dan sisanya adalah berupa sungai
Kali Tanggok seluas 1.141,25 Ha. kawasan industri ini mengakses langsung
Jalan Raya Daendles. Rencana Pembagian zona pada kawasan ini terbagi
atas Zona Industri seluas 659,74 Ha, zona fasilitas umum seluas 8 Ha serta
zona perdagangan dan jasa, RTH dan jalan serta sungai dan saluran
masing-masing seluas 184,87 Ha, 71,72Ha dan 133,20 Ha serta 66,42 Ha.
Tanggok ini dapat dilihat pada tabel 5.12 dan Diagram 5.3 dan peta 5.6.
Tabel 6. 6 Rencana Kawasan Industri di bagian selatan Kali Mireng Dan Barat Kali
Tanggok
Gambar 6. 10 Rencana Kawasan Industri di bagian selatan Kali Mireng Dan Barat
Kali Tanggok
Tanggok
Luas pengembangan Perumahan Barat dan Utara Kali Tanggok ini adalah
1.293,18 Ha. Dari luasan tersebut terdapat 6 pembagian Zona yaitu : zona
perumahan seluas 559 Ha atau 43,23%, kemudian zona RTH seluas 358,93,
zona perdagangan dan jasa seluas 251,39 Ha, zona fasilitas umum seluas
dan 19,70 Ha. Pemanfaatan ruang untuk bagian kawasan 3 ini dapat dilihat
Tabel 6. 7 Rencana Kawasan Industri dan Perumahan Barat dan Utara Kali
Tanggok
Mengare, meliputi Desa Watu Agung, Tanjung Wisoro dan Desa Keramat.
posisi yang strategis di jalur laut, mempunyai air tanah yang bagus dan
Untuk lebih jelasnya Rencana pola ruang mikro di KPKMG ini dapat di lihat
Udara di Pulau Bawean melalui pembangunan lapangan dari 900m menjadi 1200
Kecamatan Tambak. Pemilihan lokasi ini dari aspek ekonomis akan mempercepat
perkembangan wilayah utara Pulau Bawean yang selama ini lebih lambat
Tanjung Ori untuk pengembangan bandara adalah 68 Ha. Lahan ini diperlukan
Lahan tersebut berdasarkan penggunaannya saat ini merupakan lahan tidur dan
tegalan yang tidak terlalu produktif, dengan aksesibilitas cukup baik dan kelerengan
rekayasa lalu lintas Kabupaten Gresik adalah dengan pemasangan trafric light di
saluran utilitas, listrik dan telepon untuk ditanam di dalam tanah. Pengembangan ini
dengan alasan, bahwa apabila tidak ditanam di dalam tanah dikhawatirkan akan
utilitas, listrik dan telepon adalah saluran utilitas berada tepat disebelah taman
trotoar atau instalasi listrik dan telepon berada tepat disebelah taman trotoar.
6.8.2 Halte
seharusnya berada pada pusat-pusat kegiatan seperti pada pusat –pusat tarikan
bangunan.
Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menerangkan bahwa fasilitas
dan tinggi badan atap yang paling bawah sekurang-kurangnya 2,5 m dari
lantai halte.
c. Ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling
1. Fasilitas utama
Rambu petunjuk
Lampu penerangan
Tempat duduk
2. Fasilitas tambahan
Telepon umum
Tempat sampah
Pagar
Papan iklan/pengumuman
Penentuan jarak antara halte dan/atau TPB dapat dilihat pada tabel berikut
Kabupaten Gresik sangat minim. Apabila ditinjau dari kelengkapan fasilitas halte,
maka sebagian besar halte yang ada masih belum disertai dengan fasilitas
kelengkapan halte seperti lampu penerangan, papan informasi trayek serta fasilitas
tambahan halte (tempat sampah, pagar, dan papan informasi). Maka konsep
6.8.1 Trotoar
pribadi
boleh diabaikan adalah aspek lingkungan. Aspek lingkungan ini disikapi dengan
penghijauan jalan yang diharapkan dapat mengurangi polusi udara dari kendaraan.
yang indah, rapi dan rindang baik di median jalan maupun trotoar.
penyeberangan).
tertinggal.
dengan biaya transport terjangkau dan efisien yang berbasis daya beli
perkeretaapian.
dan efisien.
modernitas.
modernitas.
(terpencil).
kedisiplinan pengguna.
d. Peningkatan pembangunan bandar udara perintis di beberapa daerah yang
Waktu Pelaksanaan
Instansi I II III IV
No. Program Utama Lokasi Sumber Dana
Pelaksana 2014 - 2019 - 2024 - 2029-2034
2019 2024 2029
-Peningkatan kinerja pelayanan dan Legundi pertigaan APBN BBPJN V dan
kapasitas jaringan jalan strategis Bunder (1,9 KM) Dinas PU Bina
nasional Marga Jatim
- Pembangunan Terminal Terpadu Kec.Duduksampeyan APBD Prov, Dishub &
APBD LLAJ Jatim &
Kabupaten Kab. Gresik
- Pembangunan Terminal Barang Kec.Duduksampeyan APBD Prov, Dishub &
APBD LLAJ Jatim &
Kabupaten Kab. Gresik
- Pembangunan Jembatan Timbang Kec Wringinanom APBN Dishub &
LLAJ Jatim
-Pemasangan traffic light Kec. Dukun Jl. APBD Kab Dishub
Raya Dukun Anyar Gresik Kab Gresik
Jl. KH. Syafi’i
(pertigaan
Pongangan Indah)
Pintu keluar
Terminal Bus
Bunder
Depan Pelabuhan
Gresik
Depan Terminal
Wisata J. Pahlawan
Pertigaan
Gulomantung Jl.
Mayjen Sungkono
Depan Terminal
Waktu Pelaksanaan
Instansi I II III IV
No. Program Utama Lokasi Sumber Dana
Pelaksana 2014 - 2019 - 2024 - 2029-2034
2019 2024 2029
Wisata Sekar
kurung Kec.
Kebomas
2. Jaringan Jalur Kereta Api
-Menambah pelayanan KA jalur Petro Kabupaten Gresik APBD Kab Dishub &
dan Stasiun Indro - Surabaya dengan Gresik LLAJ Jatim &
membangunbeberapa shelter di titik Kab. Gresik
intermoda
-Peningkatan keselamatan operasional Kabupaten Gresik APBD Kab PT KAI,Dishub
KA dan masyarakat di perlintasan Gresik dan LLAJ
dengan pembangunan Early Warning Jawa
System(EWS), perlintasan tidak Timur
sebidang, dan Automatic Train Stop
(ATS).
-Pengembangan lokasi parkir sepeda di Kec. APBD Kab Dishub
sekitar Terminal Terpadu Duduksampeyan Gresik Kab Gresik
Waktu Pelaksanaan
Instansi I II III IV
No. Program Utama Lokasi Sumber Dana
Pelaksana 2014 - 2019 - 2024 - 2029-2034
2019 2024 2029
- Pengembangan pelabuhan pelayanan Kec. Gresik APBD Kab Dishub
penyeberangan dalam kabupaten/kota Gresik Kab Gresik
- Peningkatan kinerja pelayanan dan Kec. Gresik APBD Kab Dishub
kapasitas pelabuhan pengumpul Gresik Kab Gresik
- Angkutan Water Bus yang 2 Feeder, Belum APBD Prov Dishub&LLAJ
menghubungkan wilayah Sidoarjo- ditentukan Jatim Jatim
Gresik-Surabaya
Waktu Pelaksanaan
Instansi I II III IV
No. Program Utama Lokasi Sumber Dana
Pelaksana 2014 - 2019 - 2024 - 2029-2034
2019 2024 2029
Swasta Instansi
Terkait
D. Sistem Jaringan Transportasi Udara
- Pengembangan Bandara Domestik - Kec. Tambak APBD Dishub&LLAJ
Regional di Pulau Bawean Prov/Kab, Jatim dengan
investasi PT Angkasa
swasta, Pura
dan/atau
kerjasama
pendanaan
- Pengembangan dan peningkatan Bandar Udara APBD Kab Dishub
kinerjapelayanan dan kapasitas bandar Bawean di Gresik Kab Gresik
udara untuk akses kawasan terpencil Pulau Bawean
dan kawasan tertinggal
- Pengembangan rute antar kota dalam Surabaya- Bawean APBD Prov Dishub&LLAJ
Jawa Timur (7 rute) Jatim Jatim
Sumber: Hasil Rencana 2014
Bab ini berisi tentang hasil dari pembahasan tatralok yang di rangkum dalam
kesimpulan dan saran
7.1 KESIMPULAN
kondisi baik yaitu sekitar 98% kondisi permukaan jalan sudah diperkeras baik
dengan aspal, batu, beton, maupun paving. Sarana transportasi di Kabupaten gresik
meliputi angkutan jalan (mobil, sepeda motor, angkutan umum, truk, bus), kereta
api, sungai, laut dan lainya berupa sepeda. Sedangkan untuk prasarana
diprediksikan tingkat pelayanan jalan dari tahun 2014 sampai tahun 2034 akan
Terpadu.
dan kawasan tertinggal dan Pengembangan rute antar kota dalam Jawa
Timur.
7.2 SARAN
angkutan barang
5. Memperbaiki kondisi dan kinerja terminal dan sub terminal yang telah ada.
pusat wilayah.
Gresik
9. Perlu dikembangkan Park and Ride yang lokasinya tidak jauh dari stasiun.
11. Menambah jumlah halte dan melengkapi fasilitas halte yang tersebar di
kabupaten Gresik.
12. Penyusunan kajian Car free Are pada kawasan yang memiliki tingkat
pergerakan tinggi.
13. Penyususnan penataan taman yang indah, rapi dan rindang baik di median