5382 12470 1 SM
5382 12470 1 SM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan tepung sagu menjadi produk kue bagea pada
industri rumah tangga dengan melakukan analisis kelayakan finansial dan analisis sensitifitas. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April-Juni tahun 2012 pada industri rumah tangga kue bagea di Desa Buyungon, Kecamatan Amurang Timur,
Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Analisis finansial yang didasarkan pada harga yang berlaku untuk
waktu 10 tahun menunjukkan bahwa usaha pengolahan kue bagea adalah layak dan menguntungkan ditandai BCR 1,12,
NPV sebesar Rp157.195.610, PBP 5 tahun 1 bulan dan IRR 29,27%. Kelayakan industri rumah tangga ditandai dapat bertahan
dan aktif sampai sekarang. Analisis sensitifitas dengan penurunan harga produksi dan kenaikan biaya produksi sebesar 10%
memperlihatkan pengaruh yang cukup sensitif terhadap perubahan yang terjadi ditandai dengan menurunnya nilai NPV, BCR
dan IRR disertai dengan lamanya pengembalian modal usaha. Model industri rumah tangga kue Bagea di Minahasa Selatan
dapat digunakan sebagai salah satu model pengembangan industri kue bagea pada berbagai daerah yang berpotensi sagu.
Kata kunci: Tepung sagu, pengolahan, kue bagea, analisis financial, analisis sensitivitas.
ABSTRACT
The objective of this research was to analyse the feasibility of processing sago starch into cake product of home industry by
conducted financial analysis and sensitivity analysis. The research was conducted in April-June of 2012 on home industry of
bagea cakes in the Village Buyungon, District East Amurang, South Minahasa regency, North Sulawesi province. Financial
analysis was based on the prevailing price in ten years showed that the processing bagea’s cake is viable and profitable as
shown by BCR 1,12 , NPV of Rp 157.195.610, PBP 5 years 1 months and IRR of 29,27 %. Sensitivity analysis with a 10 %
decreased the production price and an increased the production cost showed that influence sensitivity for the changes of
project. The bagea home industry in South Minahasa can be used as a model of industrial development in sago production
regions.
Keywords: Sago starch ,processing, bagea cakes, financial analysis, sensitivity analysis.
sebagai makanan pokok bagi sebagian penduduk di dikemukakan bahwa analis akan merasa perlu untuk
beberapa daerah seperti Papua, Maluku, Sulawesi membuat proyeksi mengenai anggaran yang akan
Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan mengestimasi penerimaan dan pengeluaran bruto
maka pengadaan beras nasional menjadi lebih ringan pada masa-masa yang akan datang setiap tahun,
(Kanro et al., 2003). Produksi sagu terbesar yang termasuk biaya-biaya yang berhubungan dengan
dicapai petani sagu di Sulawesi Tengah terdapat di produksi dan pembayaran-pembayaran kredit yang
Kabupaten Buol (1.0 ton/ha) meskipun masih jauh harus dikeluarkan oleh rumah tangga petani, agar
lebih kecil dibanding potensi produksi yang dapat dapat menentukan berapa besar pendapatan yang
dicapai, yaitu 12 ton/ha (Tarigans, 2001). Produk diterima oleh rumah tangga tani sebagai balas jasa
olahan sagu yang dikenal di Sulawesi Tengah belum tenaga kerja, keahlian manajemen, dan modal mereka
beragam, pada umumnya tepung sagu basah di- (Gittinger, 1986).
gunakan sebagai bahan mentah untuk pembuatan Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan
makanan tambahan berupa kapurung, baruasa dan finansial usaha industri rumah tangga kue bagea
kue bagea (Lay dan Miftahorrachman, 2002). berdasarkan kriteria NPV, BCR, PBP dan IRR, serta
Di Sulawesi Utara pemanfaatan tepung sagu melakukan analisis sensitifitas perubahan harga dan
banyak dialokasikan sebagai bahan baku pembuatan biaya produksi. Hasil analisis diharapkan dapat
kue tradisional khas Minahasa. Kabupaten Minahasa menjadi acuan untuk usaha sehingga memungkinkan
Selatan Sulawesi Utara merupakan sentra industri untuk dikembangkan lebih lanjut atau diperluas
rumah tangga pembuatan kue bagea. sesuai potensi bahan baku wilayah dan serapan pasar
Keberadaan usaha rumah tangga mempunyai produk bagea.
dampak, baik secara makro maupun mikro pada
peningkatan pendapatan pada usaha rumah tangga
BAHAN DAN METODE
dalam hubungannya dengan curahan waktu kerja.
Perkembangan industri yang kompatibel antara sector
pertanian dan sektor industri, khususnya di pedesaan Penelitian ini berlangsung pada bulan April
kebanyakan berupa industri rumah tangga dengan sampai dengan Juni tahun 2012 pada industri rumah
komoditi pangan. Tumbuhnya industri ini menyebab- tangga kue bagea di Desa Buyungon Kecamatan
kan diversifikasi pertumbuhan ekonomi pedesaan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan,
(Timisela et al., 2009). Propinsi Sulawesi Utara. Usaha kue bagea tersebut
Industri rumah tangga merupakan agro- telah dilakukan selama 30 tahun. Tenaga kerja dalam
industri, dimana dari pengembangannya diharapkan usaha kue bagea sebanyak 12 orang. Lembaga yang
terjadi peningkatan nilai tambah hasil pertanian terlibat dengan pengusahaan kue bagea pada industri
meliputi pemanfaatan, pengembangan dan penguasa- rumah tangga di Minahasa Selatan adalah
an teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai Pemerintah Daerah setempat yang memberikan
tambah komoditas dan pendapatan bagi pengolah penyuluhan mengenai informasi tentang tata cara
sagu (Leatemia, 2008). pelaksanaan produksi yang baik dan kunjungan ke
Pengembangan usaha pengolahan kue bagea di industri rumah tangga kue bagea di Minahasa
Kabupaten Minahasa Selatan dapat dikatakan lambat Selatan. Instansi pemerintah yang memberikan
karena sampai saat ini jumlah pengolah kue bagea di bimbingan adalah Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
daerah ini masih sedikit. Pada umumnya mereka Minahasa Selatan, Dinas Koperasi Kabupaten
tidak mengetahui secara pasti apakah usaha tersebut Minahasa Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten
menguntungkan secara finansial bagi mereka. Minahasa Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten
Sehingga dianggap perlu untuk dilakukan suatu Minahasa Selatan dan Badan Pengawasan Obat dan
analisis mengenai kelayakan terhadap usaha peng- Makanan (BPOM) Sulawesi Utara.
olahan tepung sagu menjadi produk kue bagea. Data yang dikumpulkan terdiri atas data
Untuk mengetahui nilai ekonomi pengolahan sagu primer dan data sekunder. Teknik yang dipergunakan
menjadi bagea dalam bentuk usaha home industri dalam pengumpulan data adalah metode interview
dilakukan analisis finansial dan analisis sensitifitas. dan observasi. Data primer diperoleh melalui
Analisis finansial penting untuk mengetahui wawancara langsung kepada pemilik usaha industri
posisi usaha pada tahun-tahun tertentu, apakah rumah tangga kue bagea dengan menggunakan
dalam keadaan defisit atau keadaan yang mengun- daftar pertanyaan terstruktur, yang terdiri atas
tungkan. Tujuan utama analisis finansial dalam usaha karakteristik pemilik usaha industri rumah tangga
pertanian adalah untuk menentukan berapa banyak kue bagea, proses pengolahan sampai pemasarannya.
keluarga petani yang menggantungkan kehidupan Pengolahan kue bagea industri rumah tangga di
mereka kepada usaha pertanian tersebut. Selanjutnya Minahasa Selatan dilakukan secara konvensional
62
Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Tepung Sagu Menjadi Produk Kue Bagea (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga di Minahasa Selatan) (Asthutiirundu dan A. Lay)
63
B. Palma Vol. 14 No. 1, Juni 2013: 61 - 68
Tabel 1. Sebaran biaya dan benefit pada usaha kue bagea pada industri rumah tangga kue bagea
di Minahasa Selatan.
Table 1. The distribution of costs and benefits in the cake business at home industry of bagea cakes in South
Minahasa.
Tahun B.Tetap B.Variabel
Total Cost Benefit B-C
Year Fixed Cost Variable Cost
1 103,232,000 140,826,000 244,058,000 0 -244,058,000
2 38,332,000 199,366,000 237,698,000 318,000,000 80,302,000
3 38,332,000 199,741,000 238,073,000 318,000,000 79,927,000
4 38,332,000 199,966,000 238,298,000 318,000,000 79,702,000
5 40,532,000 201,741,000 242,273,000 318,000,000 75,727,000
6 38,332,000 202,116,000 240,448,000 318,000,000 77,552,000
7 38,332,000 200,341,000 238,673,000 318,000,000 79,327,000
8 38,332,000 199,366,000 237,698,000 318,000,000 80,302,000
9 40,532,000 201,741,000 242,273,000 318,000,000 75,727,000
10 38,332,000 199,966,000 238,298,000 318,000,000 79,702,000
64
Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Tepung Sagu Menjadi Produk Kue Bagea (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga di Minahasa Selatan) (Asthutiirundu dan A. Lay)
Hasil perhitungan pada Tabel 2 menunjukkan Analisa NPV pada DF 12% menunjukkan hasil
bahwa usaha pembuatan kue bagea industry rumah sebesar Rp. 157.195.610,-. Perhitungan ini, menunjuk-
tangga kue bagea pada tahun kedua telah meng- kan nilai positif yang lebih besar dari 0 artinya
alami keuntungan sebesar Rp64.016.263,- (Tabel 2) investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi
setelah dikurangi pajak penghasilan sebesar 10. Pada pemilik usaha sehingga usaha dapat terus dijalankan.
sehingga pada tahun pertama pembuatan kue bagea Hasil perhitungan NPV pada berbagai tingkat DF
industri rumah tangga kue bagea sudah bisa mem- dapat dilihat pada Tabel 4.
bayar angsuran biaya pengeluaran yang digunakan Tabel 4 menunjukkan bahwa IRR berada di
pada awal pelaksanaan proyek, namun total biaya antara NPV dengan DF 25% dan 30%, sehingga
tersebut dapat terselesaikan pada tahun keenam dapat dihitung IRR sebagai berikut :
berjalan. Pendapatan diperoleh dari estimasi hasil
produksi setiap bulan adalah 2400 pak dengan harga IRR= 25 + (23.689.819) (30-25)
eceran untuk setiap pak adalah Rp10.000,-. Dari 23.689.819-(-4.063.892)
estimasi hasil produksi dikurangi dengan total biaya IRR= 25 + (0.85)(5)
produksi, diperoleh keuntungan bersih sebesar IRR= 25 + 4,27
± Rp5.334.000,- per tahun. IRR= 29,27 %
65
B. Palma Vol. 14 No. 1, Juni 2013: 61 - 68
Tabel 5. Hasil uji coba perhitungan NPV=0 pada berbagai tingkat DF.
Table 5. Calculation trials results of NPV = 0 at various levels DF.
Tahun
Total Cost Benefit B-C DF 29,1637931 % PV 29,1637931
Year
1 244,058,000 0 -244,058,000 0.774 -188,952,333
2 237,698,000 318,000,000 80,302,000 0.599 48,133,205
3 238,073,000 318,000,000 79,927,000 0.464 37,091,222
4 238,298,000 318,000,000 79,702,000 0.359 28,635,585
5 242,273,000 318,000,000 75,727,000 0.278 21,064,289
6 240,448,000 318,000,000 77,552,000 0.215 16,701,221
7 238,673,000 318,000,000 79,327,000 0.167 13,226,213
8 237,698,000 318,000,000 80,302,000 0.129 10,365,734
9 242,273,000 318,000,000 75,727,000 0.100 7,568,044
10 238,298,000 318,000,000 79,702,000 0.077 6,166,821
NPV= 0
66
Analisis Kelayakan Finansial Pengolahan Tepung Sagu Menjadi Produk Kue Bagea (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga di Minahasa Selatan) (Asthutiirundu dan A. Lay)
67
B. Palma Vol. 14 No. 1, Juni 2013: 61 - 68
68