Anda di halaman 1dari 11

13 Keutamaan Shalat Lima Waktu

Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Saudaraku … banyak di antara yang mengaku muslim


yang belum sadar dengan shalat. Padahal shalat lima
waktu punya keutamaan yang begitu besar.

1. Shalat adalah sebaik-baik amalan setelah dua


kalimat syahadat

Ada hadits muttafaqun ‘alaih sebagai berikut,

ٌّ َ ‫ قَا َل قُ ْلتُ ث ُ هم أ‬.» ‫صالَة ُ ِل َو ْقتِ َها‬


‫ى‬ َ ‫ى ْال َع َم ِل أَ ْف‬
‫ض ُل قَا َل « ال ه‬ ُّ َ ‫ أ‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ ‫سو َل ه‬ ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬
َ ‫َّللا ب ِْن َم ْسعُو ٍد قَا َل‬
ِ ‫َع ْن َع ْب ِد ه‬
َ ‫ى قَا َل « ْال ِج َها ُد فِى‬
ِ ‫سبِي ِل ه‬
.» ‫َّللا‬ ٌّ َ‫ قَا َل قُ ْلتُ ث ُ هم أ‬.» ‫قَا َل « بِ ُّر ْال َوا ِل َدي ِْن‬
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah
bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
amalan apakah yang paling afdhol?” Jawab beliau,
“Shalat pada waktunya.” Lalu aku bertanya lagi, “Terus
apa?” “Berbakti pada orang tua“, jawab Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. “Lalu apa lagi”, aku bertanya kembali.
“Jihad di jalan Allah“, jawab beliau. (HR. Bukhari no.
7534 dan Muslim no. 85)

2. Shalat lima waktu mencuci dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ قَالُوا الَ يُ ْب ِقى ِم ْن‬. » ‫ َما تَقُو ُل ذَلِكَ يُ ْب ِقى ِم ْن َد َرنِ ِه‬، ‫سا‬ً ‫ يَ ْغت َ ِس ُل فِي ِه ُك هل يَ ْو ٍم خ َْم‬، ‫ب أ َ َح ِد ُك ْم‬
ِ ‫أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم لَ ْو أ َ هن نَ َه ًرا ِببَا‬
» ‫طايَا‬َ ‫َّللاُ بِ َها ْال َخ‬
‫ يَ ْم ُحو ه‬، ‫ت ْال َخ ْم ِس‬ ‫ قَا َل « فَذَلِكَ ِمثْ ُل ال ه‬. ‫ش ْيئًا‬
ِ ‫صلَ َوا‬ َ ‫َد َرنِ ِه‬
“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat
pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air
sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa
kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab,
“Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau
berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima
waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR.
Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,

َ ‫ قَا َل قَا َل ْال َح‬.» ‫ت‬


ُ‫سن‬ َ ‫ب أ َ َح ِد ُك ْم يَ ْغت َ ِس ُل ِم ْنهُ ُك هل يَ ْو ٍم َخ ْم‬
ٍ ‫س َم هرا‬ ٍ ‫ت ْال َخ ْم ِس َك َمث َ ِل نَ َه ٍر َج‬
ِ ‫ار غ َْم ٍر َعلَى بَا‬ ِ ‫صلَ َوا‬
‫َمث َ ُل ال ه‬
‫َو َما يُ ْب ِقى ذَلِكَ ِمنَ الد َهر ِن‬
“Permisalan shalat yang lima waktu itu seperti sebuah
suangi yang mengalir melimpah di dekat pintu rumah
salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai
itu setiap hari lima kali.” Al Hasan berkata, “Tentu tidak
tersisa kotoran sedikit pun (di badannya).” (HR. Muslim
no. 668).

Dua hadits di atas menerangkan tentang keutamaan


shalat lima waktu di mana dari shalat tersebut bisa diraih
pengampunan dosa. Namun hal itu dengan syarat,
shalat tersebut dikerjakan dengan sempurna memenuhi
syarat, rukun, dan aturan-aturannya. Dari shalat tersebut
bisa menghapuskan dosa kecil -menurut jumhur ulama-,
sedangkan dosa besar mesti dengan taubat. [Lihat
Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh
Musthofa Al Bugho dkk, hal. 409.]

3. Shalat lima waktu menghapuskan dosa

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

‫ب ْال َكبَائِ َر‬ َ ‫س َو ْال ُج ُمعَةُ إِلَى ْال ُج ُمعَ ِة َو َر َم‬


َ ‫ضانُ إِلَى َر َم‬
َ َ‫ضانَ ُم َك ِف َراتٌ َما بَ ْينَ ُه هن إِذَا اجْ تَن‬ ُ ‫صلَ َواتُ ْال َخ ْم‬
‫ال ه‬
“Di antara shalat yang lima waktu, di antara Jumat yang
satu dan Jumat lainnya, di antara Ramadhan yang satu
dan Ramadhan lainnya, itu akan menghapuskan dosa di
antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa
besar.” (HR. Muslim no. 233).

4. Shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

ٌ ‫َان َوالَ نَ َجاة‬


ٌ ‫ور َوالَ ب ُْره‬ ْ ِ‫َت لَهُ نُورا ً َوب ُْرهَانا ً َونَ َجاة ً يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف‬
ٌ ُ‫ظ َعلَ ْي َها لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ن‬ ْ ‫ظ َعلَ ْي َها َكان‬
َ َ‫َم ْن َحاف‬
ٍ‫ارونَ َوفِ ْر َع ْونَ َوهَا َمانَ َوأُبَ ِى ب ِْن َخلَف‬ ُ َ‫َو َكانَ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َم َع ق‬
“Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya,
bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang
tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya,
bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari
kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan
Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Disebutkan dalam hadits Abu Malik Al Asy’ari, Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٌ ُ‫صالَة ُ ن‬
‫ور‬ ‫َوال ه‬
“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)

Juga terdapat hadits dari Burairah, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ور الت ه ِام يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬


ِ ُّ‫اج ِد ِبالن‬
ِ ‫س‬َ ‫الظلَ ِم ِإلَى ْال َم‬ ‫بَ ِش ِر ْال َم ه‬
ُّ ‫شائِينَ فِى‬
“Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke
masjid dalam keadaan gelap bahwasanya kelak ia akan
mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR.
Abu Daud no. 561 dan Tirmidzi no. 223. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

5. Allah akan meninggikan derajat dan


menghapuskan dosa (kesalahan).

Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
‫س ْج َدة ً ِإاله‬ ِ ‫ّلِل فَإِنه َك الَ ت َ ْس ُج ُد ِ ه‬
َ ‫ّلِل‬ ُّ ‫علَي َْك ِب َكثْ َر ِة ال‬
ِ ‫س ُجو ِد ِ ه‬ َ
ً‫َطيئَة‬ِ ‫ع ْن َك ِب َها خ‬ َ ‫ط‬ ‫َّللاُ ِب َها َد َر َجةً َو َح ه‬
‫َرفَعَ َك ه‬
“Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah.
Karena engkau tidaklah sujud pada Allah dengan sekali
sujud melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan
akan menghapuskan satu kesalahan.” (HR. Muslim no.
488).

6. Sebab mudah masuk surga dan dekat dengan


Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Robi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiyallahu ‘anhu, ia


berkata,
ُ‫ فَأَت َ ْيتُه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ ‫سو ِل ه‬ ُ ‫يت َم َع َر‬ُ ‫ت أ َ ِب‬ ُ ‫ُك ْن‬
‫ت أ َ ْسأَلُ َك‬ ُ ‫ فَقُ ْل‬.» ‫س ْل‬ َ « ‫ضو ِئ ِه َو َحا َج ِت ِه فَقَا َل ِلى‬ ُ ‫ِب َو‬
‫ت ُه َو‬ ُ ‫ قُ ْل‬.» ‫غي َْر َذ ِل َك‬ َ ‫ قَا َل « أ َ َو‬.‫ُم َرافَقَت َ َك ِفى ْال َجنه ِة‬
» ‫س ُجو ِد‬ ُّ ‫علَى نَ ْف ِس َك بِ َكثْ َرةِ ال‬َ ‫ قَا َل « فَأ َ ِعنِى‬.‫اك‬ َ ‫َذ‬
“Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Aku mendatangi beliau dengan
membawakan air wudhu dan memenuhi hajat beliau.
Lantas beliau bersabda, “Mintalah.” Aku berkata, “Aku
meminta padamu supaya dapat dekat denganmu di
surga (kelak).” Beliau berkata, “Atau ada selain itu?”
Aku menjawab, “Itu saja yang aku minta.” Beliau
bersabda, “Tolonglah aku dengan engkau
memperbanyak sujud.” (HR. Muslim no. 489).
Yang dimaksud dengan memperbanyak sujud di sini
adalah memperbanyak sujud dalam shalat. [Lihat Syarh
Shahih Muslim karya Imam Nawawi.]

7. Berjalan menuju shalat akan dicatat sebagai


kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan
dosa.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
ِ‫ت ه‬
‫َّللا‬ ِ ‫ت ِم ْن بُيُو‬ ٍ ‫ط هه َر ِفى بَ ْي ِت ِه ث ُ هم َمشَى ِإلَى بَ ْي‬ َ َ ‫َم ْن ت‬
ْ ‫َت خ‬
ُ‫َط َوتَاه‬ ْ ‫َّللا َكان‬
ِ‫ض ه‬ ِ ِ‫ضةً ِم ْن فَ َرائ‬ َ ‫ى فَ ِري‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ِليَ ْق‬
ً‫َطيئَةً َواأل ُ ْخ َرى ت َ ْرفَ ُع َد َر َجة‬ ِ ‫طخ‬ ُّ ‫ِإ ْح َدا ُه َما ت َ ُح‬
“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu ia berjalan
menuju salah satu rumah Allah untuk menunaikan salah
satu kewajiban yang Allah tetapkan, maka salah satu
langkah kakinya akan menghapuskan kesalahan dan
langkah kaki yang lain meninggikan derajat.” (HR.
Muslim no. 666).

8. Dijanjikan sebagai tamu di surga.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam, beliau bersabda,
‫َّللاُ لَهُ نُ ُزلَهُ ِمنَ ْال َجنه ِة‬ َ َ ‫غ َدا ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد َو َرا َح أ‬
‫ع هد ه‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ُكله َما‬
‫غ َدا أ َ ْو َرا َح‬
“Barangsiapa berpagi-pagi atau ketika sore hari menuju
masjid, maka Allah akan menjadikan dia tempat sebagai
tamu di surga ketika ia pergi di pagi atau sore hari.”
(Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 662 dan Muslim no.
669).

9. Menghapuskan dosa antara shalat yang satu dan


shalat berikutnya.

Dari ‘Utsman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
ً ‫صالَة‬
َ ‫ص ِلى‬ َ ُ‫ضو َء فَي‬ ُ ‫ضأ ُ َر ُج ٌل ُم ْس ِل ٌم فَيُ ْح ِس ُن ْال ُو‬‫الَ يَت َ َو ه‬
‫صالَةِ الهتِى ت َ ِلي َها‬
‫َّللاُ لَهُ َما بَ ْينَهُ َوبَيْنَ ال ه‬‫غفَ َر ه‬ َ ‫ِإاله‬
“Tidaklah seorang muslim memperbagus wudhunya,
lantas ia mengerjakan shalat melainkan Allah
mengampuni baginya dosa di antara shalat tersebut dan
shalat berikutnya.” (HR. Bukhari no. 160 dan Muslim no.
227).

10. Menghapuskan dosa yang telah lalu.

Dari ‘Utsman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
‫صالَة ٌ َم ْكتُوبَةٌ فَيُ ْح ِس ُن‬َ ُ‫ض ُره‬ ُ ‫ئ ُم ْس ِل ٍم ت َ ْح‬ ٍ ‫َما ِم ِن ْام ِر‬
َ ‫َت َكفه‬
‫ارة ً ِل َما‬ ْ ‫ع َها ِإاله َكان‬ َ ‫ع َها َو ُر ُكو‬َ ‫شو‬ ُ ‫ضو َء َها َو ُخ‬ ُ ‫ُو‬
ُ‫يرة ً َو َذ ِل َك ال هد ْه َر ُكلهه‬
َ ِ‫ت َكب‬ِ ْ‫ب َما لَ ْم يُؤ‬ ِ ‫قَ ْبلَ َها ِمنَ الذُّنُو‬
“Tidaklah seorang muslim menghadiri shalat wajib lalu ia
memperbagus wudhu dan mengerjakan shalatnya
dengan khusyu’, juga ia memperbagus ruku’nya
melainkan itu sebagai penghapus dosa sebelumnya
selama seseorang tidak melakukan dosa besar dan ini
berlaku sepanjang waktu.” (HR. Muslim no. 228).

11. Akan mendapat do’a dari para malaikat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,
‫صالَتِ ِه فِى بَ ْي ِت ِه‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ع ٍة ت َ ِزي ُد‬ َ ‫الر ُج ِل فِى َج َما‬ ‫صالَة ُ ه‬ َ
‫ضعًا َو ِع ْش ِرينَ َد َر َجةً َو َذ ِل َك أ َ هن‬ ْ ‫سوقِ ِه ِب‬ ُ ‫صالَتِ ِه فِى‬ َ ‫َو‬
َ‫ضو َء ث ُ هم أَتَى ْال َم ْس ِج َد ال‬ ُ ‫سنَ ْال ُو‬ َ ‫ضأ َ فَأ َ ْح‬
‫أ َ َح َد ُه ْم ِإ َذا ت َ َو ه‬
ً ‫َط َوة‬ ْ ‫طخ‬ ُ ‫صالَة َ فَلَ ْم يَ ْخ‬
‫صالَة ُ الَ يُ ِري ُد ِإاله ال ه‬ ‫يَ ْن َه ُزهُ ِإاله ال ه‬
‫َطيئَةٌ َحتهى‬ ِ ‫ع ْنهُ ِب َها خ‬ َ ‫ط‬ ‫ِإاله ُر ِف َع لَهُ ِب َها َد َر َجةٌ َو ُح ه‬
‫صالَةِ َما‬ ‫يَ ْد ُخ َل ْال َم ْس ِج َد فَإِ َذا َد َخ َل ْال َم ْس ِج َد َكانَ فِى ال ه‬
‫علَى‬ َ َ‫صلُّون‬ َ ُ‫سهُ َو ْال َمالَئِ َكةُ ي‬ ُ ‫ى ت َ ْح ِب‬َ ‫صالَة ُ ِه‬ ‫ت ال ه‬ ِ َ‫َكان‬
‫صلهى فِي ِه يَقُولُونَ الله ُه هم‬ َ ‫ام فِى َم ْج ِل ِس ِه اله ِذى‬ َ ‫أ َ َح ِد ُك ْم َما َد‬
‫علَ ْي ِه َما لَ ْم يُؤْ ِذ ِفي ِه َما‬ َ ‫ب‬ ْ ُ ‫ار َح ْمهُ الله ُه هم ا ْغ ِف ْر لَهُ الله ُه هم ت‬ ْ
‫ث ِفي ِه‬ْ ‫لَ ْم يُ ْح ِد‬
“Shalat seseorang secara berjama’ah lebih utama dari
shalatnya di rumahnya dan pasarnya yaitu lebih utama
20 sekian derajat. Karena jika seseorang berwudhu dan
memperbagus wudhunya kemudian ia mendatangi
masjid dan tujuannya hanyalah untuk shalat, ketika
kakinya melangkah, maka itu akan meninggikan
derajatnya (satu derajat) dan menghapuskan
kesalahannya (satu kesalahan) sampai ia masuk dalam
masjid. Jika ia masuk masjid, maka ia berada dalam
shalat selama shalat terus berlangsung. Para malaikat
akan mendoakan salah seorang di antara kalian selama
ia berada di tempat (di masjid) di mana ia shalat di situ.
Para malaikat mendoakan, “Ya Allah, rahmatilah ia. Ya
Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya.” Hal
ini terus berlangsung selama ia tidak menyakiti orang
lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama
tidak berhadats ketika shalat (selama wudhunya tidak
batal).” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649)

12. Keluar dari rumah seperti orang yang keluar


berhaji dalam keadaan berihram.

Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,
ُ‫صالَةٍ َم ْكتُوبَ ٍة فَأ َ ْج ُره‬ َ ‫ط ِه ًرا ِإلَى‬ َ َ ‫َم ْن خ ََر َج ِم ْن بَ ْيتِ ِه ُمت‬
َ‫ض َحى ال‬ ُّ ‫َكأ َ ْج ِر ْال َحاجِ ْال ُم ْح ِر ِم َو َم ْن خ ََر َج ِإلَى ت َ ْس ِبيحِ ال‬
‫صبُهُ ِإاله ِإيهاهُ فَأ َ ْج ُرهُ َكأ َ ْج ِر ْال ُم ْعت َ ِم ِر‬ ِ ‫يُ ْن‬
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan
bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti
pahala orang yang berhaji yang dalam keadaan
berihram. Barangsiapa yang keluar untuk menunaikan
shalat Dhuha dan rasa capek yang ia peroleh karena
melaksanakan shalat tersebut, maka pahalanya seperti
pahala orang berumrah.” (HR. Abu Daud no. 558 dan
Ahmad 5: 268. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).

13. Pergi dan pulang dari shalat dicatat pahala.

‫ب قَا َل َكانَ َر ُج ٌل الَ أ َ ْعلَ ُم َر ُجالً أ َ ْبعَ َد‬ ٍ ‫ع ْن أُبَ ِى ْب ِن َك ْع‬ َ


‫صالَة ٌ – قَا َل – فَ ِقي َل‬ َ ُ‫ِمنَ ْال َم ْس ِج ِد ِم ْنهُ َو َكانَ الَ ت ُ ْخ ِطئُه‬
‫اء‬ِ ‫الظ ْل َم‬
‫ارا ت َ ْر َكبُهُ فِى ه‬ ً ‫ْت ِح َم‬َ ‫ت لَهُ لَ ِو ا ْشت َ َري‬ ُ ‫لَهُ أ َ ْو قُ ْل‬
ِ ‫س ُّر ِنى أ َ هن َم ْن ِز ِلى ِإلَى َج ْن‬
‫ب‬ ُ َ‫ قَا َل َما ي‬. ‫اء‬ ِ ‫ض‬
َ ‫الر ْم‬ ‫َو ِفى ه‬
‫َاى ِإلَى ْال َم ْس ِج ِد‬َ ‫ب ِلى َم ْمش‬ َ َ ‫ْال َم ْس ِج ِد ِإ ِنى أ ُ ِري ُد أ َ ْن يُ ْكت‬
ِ ‫سو ُل ه‬
- ‫َّللا‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬.‫ت ِإلَى أ َ ْه ِلى‬ ُ ‫َو ُر ُجو ِعى ِإ َذا َر َج ْع‬
» ُ‫َّللاُ لَ َك َذ ِل َك ُكلهه‬ ‫ « قَ ْد َج َم َع ه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬
Dari Ubay bin Ka’ab berkata, “Dulu ada seseorang yang
tidak aku ketahui seorang pun yang jauh rumahnya dari
masjid selain dia. Namun dia tidak pernah luput dari
shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku
sendiri yang berkata padanya, “Bagaimana kalau engkau
membeli unta untuk dikendarai ketika gelap dan ketika
tanah dalam keadaan panas.” Orang tadi lantas
menjawab, “Aku tidaklah senang jika rumahku di
samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku
menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke
keluargaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu
seluruhnya.” (HR. Muslim no. 1546)

Imam Nawawi berkata dalam Shahih Muslim


mengatakan,
‫الر ُجوع ِم ْن ال ه‬
‫ص َالة‬ ُّ ‫طا فِي‬ َ ‫ ِإثْبَات الث ه َواب فِي ْال ُخ‬: ‫فِي ِه‬
.‫ب‬ ِ ‫َك َما يَثْبُت فِي الذه َها‬
“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah kaki
ketika pulang dari shalat akan diberi ganjaran
sebagaimana perginya.”

Alhamdulillah, semoga risalah singkat ini bisa terus


menyemangati kita untuk menjaga shalat lima waktu.
Hanya Allah yang memberi petunjuk.

Referensi:

oShalatul Mu’min, Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Abi Wahf Al


Qohthoni, terbitan Maktabah Malik Fahd, cetakan
ketiga, tahun 1431 H.

Sumber: Rumaysho.Com

Anda mungkin juga menyukai