Waktu : 45 Menit
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga pasien Poli syaraf RSUD
Labuang Baji mengetahui dan memahami tentang penyakit Hernia nukleus pulposus.
C. Pokok-Pokok Materi
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya-jawab
E. Media
1. Leafleat
2. LCD
3. Power point
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
No Penyuluh Keluarga Waktu
1. Pembukaan: 5 menit
- Memberi salam dan - Menjawab salam dan
berkenalan berkenalan
- Berdoa - Berdoa bersama
- Menjelaskan maksud dan - Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
- Kontrak waktu - Memperhatikan dan
berpendapat
- Apersepsi - Berpartisipasi dan
menjawab
G. Evaluasi
2. Pokok pertanyaan:
H. Hasil Evaluasi
3. Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala hernia nukleus pulposus dengan
tingkat kebenaran 80%
I. Sumber Bahan
A. Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul.
Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) paling sering (90%) mengenai diskus Intervetrebal
Lumbal (L) 5- Sacrum (S) 1 dan L4-L5 (Seto, 2009).
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu : keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui
robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah
ke dorsolateral menakan saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan (Lotke dkk, 2008).
B. Etiologi
3. Degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma,
penggunaan yang berlebihan
Discus bersifat semielastis. Ciri fisik ini memungkinkannya berfungsi sebagai peredam
benturan bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah dan kelenturan / daya
pegas memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergerak satu dengan yang lain. Daya pegas
ini berangsur menghilang dengan bertambahnya usia. Discus intervertebralis tidak ditemukan
di antara vertebra C1 - C2, di dalam os sacrum, dan di dalam os coccygeus
a. `Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang
konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga bentuknya seakan-akan
menyerupai gulungan per (coiled spring)
c. Daerah transisi.
2. Nukleus Pulposus
Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai sifat
sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan
tekanan/beban. Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara
progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi
yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya
kadar air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastic.
1. Pada HNP lumbal, timbul Low Back Pain yang diperberat dengan membungkuk,
mengangkat, mengejan, batuk, bersin karena meningkatkan tekanan cairan intraspinal
dan berkurang jika tirah baring.
2. Penjalaran nyeri berupa nyeri radikular akibat iritasi pada radiks saraf. Jika iritasi
saraf terletak di servikal disebut brachialgia karena nyeri dirasakan sepanjang lengan,
sedangkan nyeri redikular yang dirasakan sepanjang tungkai dinamakan ischialgia
karena nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ischiadikus dan lanjutannya ke perifer.
Nyeri radikuler digambarkan sebagai nyeri tumpul, rasa terbakar / tajam, disertai
dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik yang intermiten.
3. Kelemahan otot
4. Parastesia
E. Penatalaksanaan medis
1. Medikamentosa :
b) Muscle relaxant
c) Kortikosteroid oral
d) Analgetik adjuvans
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma
(seperti kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot,
biasanya diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau
langsung ke dalam darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan
analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang
merupakan pro drugs dan efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya
relatif lebih sakit, terutama efek samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram /
hari. Pemakaian jangka panjang biasanya terbatas pada NSAID’S, tapi adakalanya
narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh NSAID’S). untuk orang yang
tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid di belakang pada
daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk beberapa bulan. Dan
di sertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan parenteral dan hampir selalu
secara iv.
2. Terapi:
d. Latihan dan modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan yang
berlebihan : dianjurkan latihan ketahanan yang bersifat aerobik yang member
stress minimal pada punggung seperti seperti jalan, naik sepeda,atau berenang
yang dimulai dua minggu setelahonset LBP.
Cara yang dapat membantu dan mencegah nyeri punggung bawah dan herniasi diskus
vertebra antara lain sebagai berikut :
1. Gunakan teknik mengangkat dan bergerak dengan benar dan minta bantuan jika
barang yang diangkat terlalu berat
1. Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat
tidur harus dipasang papan atau “plywood” agar kasur jangan melengkung. Sikap
berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal
sebaiknya ditaruh di bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk tidur miring
dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat
di rumah sakit, maka sikap tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis
lumbal tidak mengganggu tidur terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi
tempat tidur rumah sakit
2. Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun untuk
mandi dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit
diperbolehkan meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di
pot sambil berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat
lagi
5. Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat dilakukan
“pelvic traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara “pelvic traction”,
sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan
penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama
bahkan terus-menerus. Latihan bisa dengan melakukan flexion excersise dan
abdominal excersise.
6. Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila
iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit
diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle
support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
7. Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika serta nasehat
untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap
membungkuk. Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri
radikuler penting artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan “sakit pinggang”
yang lebih jelas mengarah ke lesi diskogenik.