Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan ke IX

ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

Oleh :

Ida Ayu Made Chandra Dewi 1306305047 / 11

Ida Ayu Agung Wahyuning Candra Dewi 1306305056 / 16

Ni Made Dwi Pradnyani 1306305063 / 19

I Wayan Sugi Astana 1306305064 / 20

Program Reguler Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2015/2016
1. SYARAT-SYARAT PELAPORAN
Dampak persyaratan pelaporan terhadap perilaku dari mereka yang diharuskan
untuk melaporkan informasi tersebut. Informasi yang dilaporkan adalah
bagian yang penting dari proses pengelolaan dan pengendalian
organisasi. Tanpa adanya suatu informasi, manajer, investor, kreditor,
dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan
sesuai dengan rencana atau apakah tindakan korektif diperlukan.
"Persyaratan pelaporan dikenakan dan dipaksakan oleh beraneka ragam
orang dan organisasi dengan cara yang berbeda.
2. BAGAIMANA PERSYARATAN PELAPORAN MEMPENGARUHI
PERILAKU
Persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelapor seperti yang dinyatakan
oleh para psikologi bahwasannya orang merespon tuntutan dari situasi
eksperimental dengan berperilaku secara berbeda dengan apa yang akan
mereka lakukan dalam situasi lain. Manajer dan badan regulasi menggunakan
persyaratan pelaporan agar informasi yang disajikan dapat dijadikan bahan
evaluasi perilaku dan kinerja. Hal ini karena tidak menutup kemungkinan
terjadinya manipulasi informasi keuangan maupun ketidakakuratan informasi
yang disajikan
Berikut ada beberapa cara bagaimana persyaratan pelaporan mempengaruhi
perilaku pelapor dalam beberapa cara, diantaranya :
a. Antisipasi Pengguna Informasi
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku
pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku
pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab.
Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan
oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilku pembuat akan
dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku
akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.
b.
3.
1.1 Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan
melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan
jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan, yaitu :
a. Melayani kebutuhan pengguna eksternal, seperti investor, kantor pemeriksaan pajak,
dan kreditor melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba.
b. Membantu dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas operasional harian
yang berkaitan dengan analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau tingkat yang
diinginkannya suatu alternatif keputusan dengan menyediakan informasi biaya yang
tepat waktu dan relevan.
Penggunaan sistem dalam menyediakan informasi biaya sangat berbeda satu sama lain
yang memiliki aspek keperilakuannya masing-masing. Berikut akan dibahas mengenai
konsekuensi keperilakuan dari sistem akuntansi biaya, yaitu pada Sistem Biaya Tradisional
dan Sistem Biaya Standar.
1.1.1 Sistem Biaya Tradisional (Historis)
Sistem biaya tradisonal mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada biaya
historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan biaya variabel oleh unit
produk atau jasa. Sistem biaya tradisional berfokus pada identifikasi dan akumulasi biaya per
unit produk atau jasa. Sistem ini digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan data biaya
harga pokok penjualan atau jasa yang diberikan untuk pelaporam keuangan eksternal. Sistem
biaya tradisional tidak sesuai untuk pengendalian manajemen yang efektif karena akumulasi
data biaya historis tidak dibandingkan dengan sasaran biaya yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal ini tidak sesuai dengan konsep pengendalian kontemporer yang berorientasi
pada bagaimana kinerja aktual dari pusat pertanggungajawaban secara periodik dibandingkan
dengan tingkat kinerja yang diinginkan. Sehingga apabila terjadi penyimpangan, hal tersebut
harus dicatat dan informasikan kembali kepada individu yang berkepentingan, sehingga
demikian dapat mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk menghindari respon yang
disfungsional, pada umumnya disarankan agar manajer segmen hanya bertanggung jawab
atas biaya yang dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka.
Kelemahan dari sistem biaya tradisional dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :
1. Persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya, baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa
maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu
produk atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit jasa, produk, atau
departemen tertentu. Biaya tersebut dibebankan ke produk atau jasa melalui alokasi
yang bersifat arbitrer. Alokasi pembebanan biaya ini dapat menyesatkan manajemen
dan mempengaruhi kualitas keputusan manajemen secara negatif dan juga akan
mempengaruhi evaluasi kinerja segmen karena terdapat kemungkinan pembebanan
biaya diluar dari segmen yang dikendalikan
2. Untuk tujuan pengendalian yaitu perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari
priode sebelumnya dapat cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui
apakah biaya dari periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat.
1.1.2 Sistem Biaya Standar
a. Ruang Lingkup
Kelemahan dari sistem biaya tradisional mendorong banyak organisasi mengadopsi
“sistem biaya standar” yang mencerminakn pencampuran yang potensial efektif dari
akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standar adalah
sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang
dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan estimasi
terinci mengenai berapa biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau penghasilan
suatu produk tertentu. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar
adalah kapabilitasnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data regular, kinerja
aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians
(menguntungkan atau tidak menguntungkan) antara kedua tingkat biaya tersebut.
b. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk system biaya standar yang sesuai
dengan konsep teori organisasi modern, terdapat beberapa langkah pengendalian yang
penting untuk diterapakan, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, yaitu :
1. Penetapan tujuan organisasi.
2. Penentuan pusat pertangungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada
masing-masing.
3. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang
memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan
fungsinya.
4. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggunjawaban dan unit organisasi
lainnya serta, di mana perlu, lingkungan eksternal.
5. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi telah mencukupi,
relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunukasi
6. Desain dan inplementasi mekanisme pengndalian yang mengukur dan mengevaluasi
kenerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenai
penyesuain yang di perlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk menjalankan tiga fungsi, yaitu :
1. Sebagai Sumber Informasi
Sebagai sumber informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar
menginformasikan kepada individu yang bertanggung jawab mengenai apa yang
diharapkan terkait dengan efisiensi biaya.
2. Sebagai Jalur Komunikasi
Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang
diharapkan dan pencapaiannya.
3. Sebagai Alat Pengendalian serta Evaluasi Kinerja
Sebagai alat pengendalian serta evaluasi kinerja, melalui laporan sistem biaya standar
periodik yang menyediakan umpan balik (feedback) mengenai hasil kinerja masa lalu
dan penyimpangannya dari standar yang ditetapkan kepada individu terkait,
pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban dapat dicapai
1.2 Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel

1.3 Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan


4. ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI BIAYA YANG
DIPILIH

DAFTAR REFERENSI

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keprilakuan, Jakarta: Salemba Empat

Sistem Biaya Standar


Ruang lingkup

Mengakui kelemahan dari system biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi “system
biaya Standa” system biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari
akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Kompabilitas Dengan
Konsep Teori Organisasi Modern

Anda mungkin juga menyukai