Anda di halaman 1dari 17

MODEL PELAKSANAAN PKB KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Model Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah secara


garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu pelaksanaan PKB secara individual
dan secara kelompok. PKB secara individual pada dasarnya adalah pengembangan keprofesian
berkelanjutan secara mandiri sedangkan pelaksanaan PKB kelompok kegiatan pengembangan
keprofesian berbasis kelompok baik kelompok besar maupun kecil. Pada bagian berikut akan
dibahas kedua model pelaksanaan tersebut.

A. Pelaksanaan PKB Individual

1. Pengertian

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah/Madrasah individual


adalah usaha pengembangan keprofesian kepala sekolah yang dilakukan secara mandiri yang
meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi kompetensi kepala
sekolah/madrasah sebagai salah satu amanat yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 28
Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Pelaksanaan PKB
didasarkan pada hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang dapat dilaksanakan
melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Secara umum PKB bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan dan kinerja professional kepala sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan
kualitas pembalajaran peserta didik.

2. Prosedur

Prosedur pelaksanakan PKB kepala sekolah terkait dengan proses dan prosedur
sebelumnya yaitu program penyiapan kepala sekolah/madrasah. Untuk lebih jelasnya prosedur
ini dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Selain itu, rancangan kegaitan PKB dilaksanakan secara sistematis dari kiri ke kanan. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Program Penyiapan Kepala Sekolah/Madrasah

1) Proyeksi kebutuhan untuk dua tahun ke depan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota
2) Seleksi calon kepala sekolah dilaksanakan melalui seleksi administrasi dan seleksi
akademik. Proses seleksi ini dikembangkan oleh LPPKS. Pelaksanaan seleksi
administrasi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. Seleksi
akademik dilakukan oleh lembaga penyelenggara yang terakreditasi.
3) Program penyiapan sebagai pengembangan keprofesian ditujukan untuk menyiapkan
guru menjadi kepala sekolah/madrasah. Program ini merupakan penjabaran lebih lanjut
dari Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala
sekolah/madrasah dan harus dilakukan oleh lembaga penyelenggara yang terakreditasi.
Program tersebut meliputi tatap muka 100 jam pelatihan dan 3 bulan praktik di tempat
kerja dan diikuti dengan penilaian kompetensi. Jika calon lulus penilaian kompetensi
tersebut mereka mendapatkan sertifikat sebagai guru yang kompeten untuk diangkat
sebagai kepala sekolah/madrasah sesuai kebutuhan di Kabupaten/Kota. Kepala
sekolah/madrasah yang baru diangkat dapat mengikuti PKB.

b. Program PKB

1) PKB tingkat ke-1. Merupakan program bagi kepala sekolah/madrasah untuk mencapai
kompetensi tingkat ke-1. Kompetensi tingkat ke-1 adalah kompetensi minimal yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah. PKB tingkat ke-1 bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi dan kinerja kepala sekolah tempat tugas.
2) Setelah menguasai kompetensi-kompetensi tingkat-1, kepala sekolah dapat melanjutkan
ke PKB tigkat ke-2. Materi-materi PKB tingkat ke-2 dapat membantu pengembangan
kompetensi kepala sekolah. PKB tingkat ke-2 bertujuan meningkatkan kepemimpinan
dan kinerja kepala sekolah/madrasah.
3) PKB tingkat ke-3 ditujukan untuk kepala sekolah pakar/ahli yang ingin mengembangkan
kompetensi lebih lanjut. Contohnya, jika ingin mendalami spesialisasi tertentu, menjadi
pakar dalam manajemen sekolah, menjadi pemimpin teladan di antara para kepala
sekolah, menjadi peneliti atau penguji penyusunan karya ilmiah/publikasi ilmiah.

3. Pelaksanaan PKB Kepala Sekolah/Madrasah Individual

Pelaksanaan PKB kepala sekolah/madrasah individual melalui tiga unsur :

a. Pengembangan Diri

Bentuk kegiatan Pelaksanaan PKB kepala sekolah/madrasah individual dalam


pengembangan diri yaitu:

1) Diklat

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pengawas sekolah untuk berbagi gagasan dan
keahlian melalui kegiatan-kegiatan dalam kelompok gugus, kecamatan, kota/kabupaten/provinsi.

Adapun pembelajaran yang dilaksanakan dalam diklat meliputi :

a) Eksplorasi teori, berupa dikalt yang diikuti kepala sekolah dalam memahami komponen
yang harus dikuasai ketika menerapkan kepemimpinan pembelajaran, melakukan
supervisi pembelajaran, menunjukkan kepribadian dan perilaku sosial,
mengembangkan/memanfaatkan sumber daya, menerapkan manajemen kewirausahaan
dan melakukan pengembangan sekolah.
b) Pemodelan dan pendemonstrasian keterampilan, kegiatan diklat yang diikuti kepala
sekolah dalam menemukan model kepemimpinan dan manajemen selanjutnya
mendemonstrasikan model ketrampilan tersebut di sekolah.
c) Simulasi praktik terbaik, kegiatan diklat yang diikuti kepala sekolah/madrasah agar
mampu mensimulasikan praktek terbaik di sekolahnya masing-masing baik ditingkat
gugus/ kecamatan dengan bimbingan pengawas sekolah/madrasah.
d) Pemberian balikan terhadap kinerja, diklat yang diikuti kepala sekolah/madrasah agar
mampu membuat rumusan balikan terhadap hasil penilai kinerja sebagai kepala
sekolah/madrasah.
e) Mentoring di tempat kerja, diklat yang diikuti kepala sekolah untuk memperoleh bekal
bagi kepala sekolah dalam memberikan pendampingan terhadap guru dalam
meningkatkan hasil pembelajaran.

Beberapa bentuk kegiatan diklat antara lain:

a) Diklat Formal/ Paket BPU

Peta kompetensi mendiskripsikan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dari masing-


masing kepala sekolah. Dengan demikian kebutuhan kompetensi menjadi dasar perencanaan
diklat PKB-KS, baik jenis kompetensi maupun biaya yang dibutuhkan.

Pelaksanaan diklat PKB-KS dilakukan menggunakan program diklat In service learning , On the
job learning, In service learning (In, On, In ), dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pelaksanaan In service learning 1 (In1)

 Kegiatan In service learning 1 dilakukan secara klasikal,


 materi diklat disusun berdasarkan dari peta kompetensi penilaian kinerja.
 Setiap materi diklat ada penilaian misalnya penilaian tugas, penilaian kerja
kelompok/diskusi dsb.
 Pada akhir program ada rencana tindak lanjut RTL, yaitu masing-masing membuat
rencana aksi (action plan)

b) Pelaksanaan On the job learning (OJL)

 Kegiatan On the job learning adalah mengimplementasikan RTL yang telah disusun pada
akhir In2,
 OJL dilaksanakan disekolah masing-masing.
 Seteiap peserta mengerjakan tugas dilakukan secara individu
 Hasil-hasil tugas OJL dikemas menjadi suatu laporan lengkap dengan lampiran-
lampiranya, yang biasa kita sebut portofolio.
c) Pelaksanaan In service learning 2 (In2)

 Kegiatan (In2) , KS mempresentasikan hasil selama OJL didepan asesor, asesor


menanyakan hal-hal yang penting dan mememeriksa laporan.
 Asesor memberi penilaian terhadap laporan dan kemampuan KS dalam presentasi.
 Bilamana ada peserta yang belum memenuhi kelengkapan, masih diberi kesempatan
untuk melengkapi dalam batas waktu tertentu.

d) Pemberian Sertifikat

Sertifikat diberikan kepada peserta diklat apabila nilai masing-masing dari In1; Ojl; dan
nilai In2, rata-rata minimal dengan nilai “baik”.

2) Studi praktik yang baik (good practices) dari sekolah/lembaga lain.

Kegiatan ini merupakan aktivitas kepala sekolah/madrasah dalam mengamati atau


diamati oleh kepala sekolah/madrasah lainnya yang disertai dengan pemberian/penerimaan
balikan-balikan dari hasil pengamatan. Pengamatan dilengkapi dengan analisis dan refleksi
terhadap hasil pengamatan terhadap sekolah yang dikunjungi/diamati.

3) Keterlibatan dalam pengembangan sekolah.

Kegiatan dimana kepala sekolah/madrasah terlibat dalam perancangan program,


penyusunan rancangan pendidikan, atau pemecahan masalah-masalah khusus pada tingkat
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional.

4) Kegiatan kolektif.

Kegiatan kolektif yakni kegiatan PKB yang dilaksanakan melalui aktivitas organisasi
atau kelompok kerja kepala sekolah/madrasah seperti Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) merupakan forum yang dapat digunakan
sebagai wadah PKB Kepala Sekolah. Agar efektif, kelompok-kelompok kerja ini harus memiliki
struktur dan fokus yang jelas dalam kaitannya dengan PKB Kepala Sekolah/Madrasah. Kegiatan
tersebut meliputi :

 Mengikuti kegiatan kelompok/musyawarah kerja kepala sekolah, misalnya menyusun


pengembangan kurikulum berbasis keunggulan lokal dan nasional dan/atau kegiatan
pengembangan manajemen berbasis TIK, pembuatan standar penilaian sekolah,
pembuatan liflet tingkat gugus, dan/atau kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan
kompetensi dan keprofesian kepala sekolah.
 Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban sebagai kepala
sekolah /madrasah dengan pengembangan keprofesiannya.
 Kepala sekolah dapat mengikuti kegiatan kolektif atas dasar penugasan baik oleh dinas
pendidikan maupun atas kehendak sendiri kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan.
5) Kajian atau penelitian tindakan (action research)

Merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendorong pelaksanaan PKB kepala


sekolah/madrasah agar kepala sekolah/madrasah menjadi individu-individu yang mampu berfikir
kritis dan melakukan kajian untuk memecahkan masalah dan menemukan berbagai jawaban atas
berbagai pertanyaan dihadapi. Kepala sekolah/madrasah melakukan aktivitas tanpa melihat studi
empirik atau kajian teori, tetapi merupakan ide kreatif kepala sekolah/madrasah dalam
mengembangkan sekolah atau aktivitas kepala sekolah/madrasah melalui pembelajaran dari
sekolah lain yang dipraktekkan oleh kepala sekolah/madrasah dengan menyesuaikan kondisi
sekolahnya.

6) Pembelajaran mandiri atau individual guided learning

Sebuah metode PKB yang menuntut kepala sekolah/madrasah mampu menentukan


sendiri tujuan dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan
keprofesionalannya. Penerapan metode ini didasarkan pada asumsi bahwa kepala
sekolah/madrasah merupakan individu yang memiliki kemampuan terbaik untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajarnya sendiri. Selain itu, dengan belajar atas inisiatif sendiri
juga diasumsikan bahwa kepala sekolah akan lebih termotivasi dalam melaksanakan PKB.

7) Mentoring

Merupakan aktivitas PKB Kepala sekolah/madrasah dimana kepala sekolah yang


berpengalaman atau yang lebih kompeten dipasangkan dengan kepala sekolah yang kurang
berpengalaman. Kedua kepala sekolah/madrasah yang berpasangan tersebut dapat saling
berdiskusi tentang tujuan PKB, berbagai gagasan dan strategi praktis yang efektif, melakukan
refleksi terhadap berbagai kasus dan perkembangan terkini, saling mengamati kinerja masing-
masing, dan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah.

b. Publikasi Ilmiah

Publikasi ilmiah merupakan kegiatan PKB kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan


melalui penyebarluasan karya ilmiah yang berupa gagasan konseptual, hasil penelitian, atau
karya inovatif melalui penerbitan ilmiah atau forum-forum ilmiah. Isi publikasi harus relevan
dan terkait dengan kompetensi, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah/madrasah.

Bentuk Publikasi Ilmiah yang dilakukan secara Individual antara lain:

1) Menulis Karya Ilmiah

Menulis karya ilmiah yang diterbitkan pada seperti journal, majalah ilmiah, atau
penerbitan ilmiah periodik lainnya. Karya ilmiah meliputi :
a) Laporan Hasil Penelitian

 Laporan hasil penelitian dengan metode kuantitatif atau kualitatif


Laporan hasil penelitian kuantitatif atau kualitatif adalah laporan hasil penelitian yang
dilakukan Kepala sekolah/madrasah secara lengkap pada bidang pendidikan yang telah
dilaksanakan Kepala Sekolah di sekolah dan sesuai dengan tupoksinya, Laporan hasil
penelitian umumnya dipublikasikan dalam bentuk: seminar di sekolah Laporan hasil
penelitian yang diseminarkan di sekolahnya dan disimpan di perpustakaan.
 Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Laporan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah laporan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah pada bidang pendidikan dan sesuai dengan tupoksinya
yang berupa tindakan-tindakan yang dilakukakan beberapa siklus dengan tujuan untuk
memperbaiki peningkatan mutu pendidikan khususnya di satuan pendidikan yang dia
pimpin.

b) Tinjauan Ilmiah

Makalah tinjauan ilmiah adalah publikasi Kepala Sekolah/Madrasah melalui tinjauan


teoritik dan empirik sehingga menimbulkan ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai
masalah pendidikan yang ada di satuan pendidikannya (di sekolah/ madrasah).

c) Buku dalam Bidang Pendidikan

Buku di bidang pendidikan berisi pengetahuan yang terkait dengan profesionalisme


kepala sekolah/madrasah ini antara lain:

 Buku bacaan yang ditulis kepala sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan


kompetensi dan kinerjanya sebagi kepala sekolah/madrasah. Sasaran pengguna buku ini
adalah guru, tenaga administrasi sekolah, orang tua siswa dan masyarakat di sekitar
sekolah serta dapat digunakan oleh kepala sekolah/madrasah di lingkungan gugus
sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi atau nasional. Sistematika penulisan
disesuai dengan kebutuhan
 Buku Terjemahan, merupakan karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari
terjemahan buku dalam bidang pendidikan khususnya yang berhubungan dengan
kompetensi dan tupoksi sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Terjemahan tersebut boleh
dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya, bahasa daerah ke bahasa
Indonesia atau sebaliknya atau dari bahasa daerah ke bahasa asing atau sebaliknya.
Sistematika penulisan disesuaikan dengan buku yang diterjemahkan.

2) Menulis Karya Populer

Menulis karya populer yang dimuat pada surat kabar atau majalah. Karya populer yang
dimaksud adalah :
a) Tulisan Ilmiah Populer

Karya ilmiah populer adalah tulisan yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah,
atau sejenisnya). Karya ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi ini
merupakan kelompok tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau
gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang pendidikan pada satuan pendidikan
penulis bersangkutan.

b) Artikel ilmiah

Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan
ilmiah dalam bidang pendidikan satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah. Artikel ini
dipublikasikan di media masa (koran, majalah, atau sejenisnya).

3) Pemakalah/Narasumber

Menjadi pemakalah/narasumber pada seminar, simposium, diskusi panel, kolokium,


forum diskusi atau diskusi ilmiah lainnya. Kepala sekolah/madrasah dipercayakan untuk
menyajikan makalah hasil karyanya sendiri atau sebagai narasumber/panelis pada bidang
keilmuan yang relevan dengan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah ditingkat gugus atau
pada kegiatan KKKS/KKKM/MKKS

Langkah-langkah penyusunan atau pengembangan publikasi ilmiah dapat dilakukan


sebagai berikut:

a) Identifikasi Tema

Dalam melakukan identifikasi tema ini kepala sekolah menggunakan permasalahan yang
dihadapi sekolah yang menimbulkan kebutuhan atas solusinya. Misalnya dari hasil penulisan
karya ilmiah.

b) Penentuan Jenis Penerbitan

Tentukan jenis penerbitan yang memungkinkan dapat menerima artikel atau hasil tulisan.

c) Pengembangan ide

Pengembangan ide dilakukan setelah kebutuhan pengembangan teridentifkasi sesuai


tema. Pada tahap ini kepala sekolah dapat mengembangkan gagasan sendiri maupun secara
kolektif dengan warga sekolah, komite sekolah maupun dengan pengawas. Mekanisme
pengembangan ide dapat dilakukan secara fleksibel oleh kepala sekolah, misalnya melalui rapat
sekolah, forum diskusi, kelompok kerja kepala sekolah/madrasah (KKKS/MKKS/KKKM) dan
lain-lain.
d) Proses penulisan

Berdasarkan prioritas ide-ide yang telah dikembangkan selanjutnya dilakukan proses


penulisan.

e) Penilaian

Hasil penulisan dalam bentuk draf melibatkan mentor untuk diminta saran dalam
penentuan kelayakan sebuah tulisan ilmiah, proses ini dapat bekerja sama dengan teman sejawat,
pengawas sekolah dan akademisi. Hal ini dilakukan sampai menghasilkan tulisan yang layak
dipublikasikan.

c. Karya Inovatif

PKB kepala sekolah/madrasah dapat dilaksanakan melalui pembuatan atau penciptaan


karya-karya inovatif yang bermanfaat peningkatan kompetensi, tugas pokok, dan fungsi kepala
sekolah. Karya inovatif adalah karya yang diartikan sebagai karya yang bersifat pengembangan
ilmu pengetahuan dan seni. Karya inovatif kepala sekolah/madrasah merupakan karya
pembaharuan dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sebagai kepala
sekolah/madrasah dalam upaya pengembangan sekolah.

Penyusunan/pengembangan karya inovatif meliputi:

1) Menulis buku teks, bahan diklat atau pedoman-pedoman yang relevan dan berkaitan dengan
kompetensi, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah. Buku dalam Bidang Pendidikan

Buku di bidang pendidikan berisi pengetahuan yang terkait dengan profesinalisme kepala
sekolah/madrasah ini antara lain :

a) Buku bacaan yang ditulis kepala sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan


kompetensi dan kinerjanya sebagi kepala sekolah/madrasah. Sasaran pengguna buku ini
adalah guru, tenaga administrasi Sekolah, orang tua siswa dan masyarakat di sekitar
sekolah serta dapat digunakan oleh kepala sekolah/madrasah di lingkungan gugus
sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi atau nasional. Sistematika penulisan
disesuai dengan kebutuha
b) Buku Terjemahan, merupakan karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari
terjemahan buku dalam bidang pendidikan khususnya yang berhubungan dengan
kompetensi dan tupoksi sebagai Kepala Sekolah/madrasah. Terjemahan tersebut boleh
dari bahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, bahasa daerah ke bahasa
Indonesia atau sebaliknya atau dari bahasa daerah ke bahasa asing atau sebaliknya.
Sistematika penulisan disesuaikan dengan buku yang diterjemahkan.
c) Bahan diklat atau pedoman yang relevan Kepala sekolah / madrasah menyusun bahan
diklat / pedoman yang dapat digunakan kepala sekoloah/madrasah dan pengawas dalam
menyelenggrakan diklat baik di tingkat gugus/kecamatan, kota/ kabupaten, provinsi
bahkan nasional .

2) Terlibat dalam pengembangan standar-standar yang berkaitan dengan manajemen dan sumber
daya pendidikan.

Kepala sekolah turut telibat dalam pengembangan standar penilaian kinerja, standar
penilaian akreditasi sekolah, pengembangan penialai angka kredit guru, dan lain-lain, baik
ditingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi bahkan nasional

3) Mengembangkan metode kerja atau teknologi yang berguna bagi peningkatan kepemimpinan
dan manajemen sekolah. Diantaranya Kepemimpinan Pembelajaran, diantaranya teknologi
pembelajaran untuk guru, misalnya pembuatan video contoh Pelaksanaan PAIKEM yang
dilakukan kepala sekolah/madrasah dilengkapi buku panduan serta diseminarkan dengan guru
yang ada di sekolah/gugus atau kecamatan.

Langkah-langkah penyusunan atau pengembangan karya inovatif dapat dilakukan sebagai


berikut.

1) Identifikasi kebutuhan

Dalam melakukan identifikasi kebutuhan ini kepala sekolah menggunakan sumber-sumber yang
berupa: permasalahan yang dihadapi sekolah yang menimbulkan kebutuhan atas solusinya;
permintaan atau dorongan dari dalam diri maupun dari luar diri kepala sekolah; tuntutan
pengembangan diri maupun pengembangan sekolah; maupun inspirasi yang diperoleh kepala
sekolah, serta sumber-sumber lain. Identifikasi kebutuhan ini dapat dilakukan secara individual
maupun bersama dengan fihak lain seperti, guru, pengawas sekolah, komite sekolah dan lain-
lain.

2) Pengembangan ide

Pengembangan ide dilakukan setelah kebutuhan pengembangan teridentifkasi. Pada tahap ini
kepala sekolah dapat mengembangkan gagasan sendiri maupun secara kolektif dengan warga
sekolah, komite sekolah maupun dengan pengawas. Mekanisme pengembangan ide dapat
dilakukan secara fleksibel oleh kepala sekolah, misalnya melalui rapat sekolah, forum diskusi,
kelompok kerja kepala sekolah/madrasah (KKKS/KKKM/MKKS) dan lain-lain.

3) Penentuan prioritas

Setelah ide-ide dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pengembangan perlu dilakukan


penentuan skala prioritas ide-ide tersebut. Proses ini sebagaimana proses yang lain dapat
dilakukan secara individual maupun secara kolektif tergantung pada keadaan yang dihadapi
masing-masing kepala sekolah. Pada proses ini juga dapat dilibatkan komite sekolah, guru,
maupun pengawas sekolah.
4) Proses pembuatan karya

Berdasarkan prioritas ide-ide yang telah dikembangkan selanjutnya dilakukan proses pembuatan
karya. Karya inovatif yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah antara lain adalah penulisan
buku teks, pengembangan standar manajemen dan sumber daya pendidikan, mengembangan
metode kerja dan lain-lain. Dari proses ini selanjutnya akan diperoleh draft karya inovatif kepala
sekolah.

5) Penilaian karya

Draft karya inovatif yang sudah disusun selanjutnya perlu dinilai oleh fihak-fihak terkait seperi
pengawas sekolah, sesama kepala sekolah dalam KKKS/KKKM/MKKS, atau fihak lain.
Penilaian ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dan komentar dari fihak-fihak yang terkait
dengan karya yang sedang dikembangkan. Dengan proses ini pula diharapkan akan diperoleh
pengakuan terhadap karya tersebut.

Langkah-langkah tersebut bisa dilihat diagram dibawah ini

4. Peran dan Tugas Pihak Terkait

a. Kepala sekolah berperan sebagai peserta PKB, dan memiliki tugas :

1) Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PKG sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi
baik in 1, OJL, maupun in 2

2) Menyusun action plan hasil PKB in 1 untuk diimplementasikan dalam OJL

3) Melaksanakan OJL sebagai implementasi dari in 1

4) Menyusun portofolio dan bahan presentasi untuk PKB in 2

5) Mempresentasikan hasil OJL pada IN 26) Mengikuti assesmen dalam PKB pada in 2

b. Korwas/Pengawas memilki peran yang terkait dengan evaluator dan mediator. Dengan
demikian tugas korwas/pengawas, adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan penilaian kinerja.
2) Menyusun laporan hasil penilaian kinerja.
3) Membuat peta kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja.
4) Merekomendasikan penyelenggaran PKB kepada Dinas Pendidikan sesuai dengan peta
kompetensi.

c. LPMP memiliki peran yang terkait dengan fasilitasi, pengajaran, pendampingan, dan evaluasi
hasil kegiatan PKB, tugas LPMP/P4TK/LPPKS. adalah sebagai berikut:
1) Merancang struktur program dan silabis PKB baik in 1, OJL, maupun In 2.
2) Menyiapkan fasilitator sesuai dengan bidang kompetensinya.
3) Menyiapkan sarana prasarana untuk kegiatan PKB.
4) Menyelenggarakan PKB in 1.
5) Melakukan Pendampingan dalam Kegiatan OJL.
6) Membuat instrument penilaian dan pendampingan PKB
7) Melaksanakan kegiatan In 2
8) Melaksanakan penilaian / mengevaluasi hasil PKB berdasarkan hasil In 1, OJL dan in 2
9) Melaporkan hasil diklat kepada Dinas Pendidikan
10) Menindak lanjuti hasil PKB

B. Pelaksanaan PKB Kelompok

1. Pengertian
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kepala Sekolah sebagaimana yang dijelaskan
pada bagian A meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi
kompetensi kepala sekolah/madrasah merupakan salah satu amanat yang tertuang dalam
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010. Pelakanaan PKB didasarkan pada hasil penilaian kinerja
guru kepala sekolah dan dapat dilaksanakan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan/atau karya inovatif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan PKB ini dapat
dilakukan melalui kegiatan yang berbasis kelompok, baik skala besar maupun skala kecil. Yang
termasuk kelompok besar, misalnya diklat fungsional, KKKS/KKKM/MKKS. Yang termasuk
kelompok kecil, misalnya melakukan penelitian dan penulisan buku dalam tim.

2. Prosedur
Pelaksanaan PKB Kepala Sekolah secara kelompok melalui tiga unsur yaitu Pengembangan Diri,
Karya Inovatif, dan Publikasi Ilmiah. Berikut akan dibahas ketiga unsur tersebut.

a. Pengembangan Diri
Bentuk kegiatan Pelaksanaan PKB Kepala Sekolah kelompok dalam pengembangan diri antara
lain sebagai berikut:
1) Diklat
Diklat ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pengawas sekolah untuk berbagi
gagasan dan keahlian melalui kegiatan-kegiatan dalam kelompok gugus, kecamatan,
kota/kabupaten/ provinsi.
Adapun pembelajaran yang dilaksanakan dalam diklat meliputi :
a) Eksplorasi teori, berupa diklat yang diikuti kepala sekolah dalam memahami komponen yang
harus dikuasai ketika menerapkan kepemimpinan pembelajaran, melakukan supervisi
pembelajaran, menunjukkan kepribadian dan perilaku sosial, mengembangkan/ memanfaatkan
sumber daya, menerapkan manajemen kewirausahaan dan melakukan pengembangan sekolah.
b) Pemodelan dan pendemonstrasian keterampilan, kegiatan diklat yang diikuti kepala sekolah
dalam menemukan model kepemimpinan dan manajemen selanjutnya mendemonstrasikan model
keterampilan tersebut di sekolah.
c) Simulasi praktik terbaik, kegiatan diklat yang diikuti kepala sekolah/madrasah agar mampu
mensimulasikan praktek terbaik di sekolahnya masing-masing baik ditingkat gugus/kecamatan
dengan bimbingan pengawas sekolah/madrasah.
d) Pemberian balikan terhadap kinerja, diklat yang diikuti kepala sekolah/madrasah agar mampu
membuat rumusan balikan terhadap hasil penilai kinerja sebagai kepala sekolah/madrasah.
e) Mentoring di tempat kerja, diklat yang diikuti kepala sekolah untuk memperoleh bekal bagi
kepala sekolah dalam memberikan pendampingan terhadap guru dalam meningkatkan hasil
pembelajaran.

Beberapa bentuk kegiatan diklat antara lain:


a) Diklat Fungsional dengan Paket BPU
Diklat dengan menggunakan Bahan Pembelajaran Umum (BPU) ini hendaknya diawali dengan
analasis kebutuhan pengembangan keprofesian masing-masing kepala sekolah berdasarkan peta
kompetensi yang dihasilkan dari Penilaian Kinerja (PK) kepala sekolah.
Pelaksanaan diklat PKB-KS dilakukan dengan rancangan program diklat In service learning , On
the job learning, In service learning (In, On, In), dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pelaksanaan In service learning 1 (In1)
 Kegiatan In service learning 1 dilakukan secara klasikal,
 materi diklat disusun berdasarkan dari peta kompetensi penilaian kinerja.
 Setiap materi diklat ada penilaian misalnya penilaian tugas, penilaian kerja kelompok/diskusi
dsb.
 Pada akhir program ada rencana tindak lanjut RTL, yaitu masing-masing kepala sekolah
membuat rencana aksi (action plan)
 Waktu: disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan
b) Pelaksanaan On the job learning (OJL)
 Kegiatan On the job learning adalah pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut ( RTL) yang telah
disusun pada akhir In2,
 OJL dilaksanakan di sekolah masing-masing.
 Setiap peserta mengerjakan tugas dilakukan secara individu
 Hasil-hasil tugas OJL dikemas menjadi suatu laporan lengkap dengan lampiran-lampiranya,
yang biasa kita sebut portofolio.
 Waktu: disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan
c) Pelaksanaan In service learning 2 (In2)
 Kegiatan (In2) , KS mempresentasikan hasil selama OJL didepan asesor, asesor menanyakan
hal-hal yang penting dan mememeriksa laporan.
 Asesor memberi penilaian terhadap laporan dan kemampuan KS dalam presentasi.
 Bilamana ada peserta yang belum memenuhi kelengkapan, yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk melengkapi dalam batas waktu tertentu.
 Waktu: 2 hari
d) Pemberian Sertifikat
Sertifikat diberikan kepada peserta diklat apabila nilai masing-masing dari In1; Ojl; dan nilai In2,
rata-rata minimal dengan nilai “baik”.
2) Studi praktik yang baik (good practices) dari sekolah/lembaga lain.
Kegiatan ini merupakan aktivitas kepala sekolah/madrasah dalam mengamati atau diamati oleh
kepala sekolah/madrasah lainnya yang disertai dengan pemberian/penerimaan balikan dari hasil
pengamatan. Pengamatan dilengkapi dengan analisis dan refleksi terhadap hasil pengamatan
terhadap sekolah yang dikunjungi/diamati.

3) Keterlibatan dalam pengembangan sekolah.


Keterlibatan dalam pengembangan sekolah adalah kegiatan dimana kepala sekolah/madrasah
terlibat dalam perancangan program, penyusunan rancangan pendidikan, atau pemecahan
masalah-masalah khusus pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, bahkan nasional.

4) Kegiatan kolektif.
Kegiatan kolektif adalah kegiatan PKB yang dilaksanakan melalui aktivitas organisasi atau
kelompok kerja kepala sekolah/madrasah seperti Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Kelompok-kelompok kerja ini hendaknya
memiliki struktur dan fokus yang jelas dalam kaitannya dengan PKB Kepala Sekolah/Madrasah.
Kegiatan tersebut meliputi :
• Mengikuti kegiatan kelompok/ musyawarah kerja kepala sekolah, misalnya menyusun
pengembangan kurikulum berbasis keunggulan lokal dan nasional dan/atau kegiatan
pengembangan manajemen berbasis TIK, pembuatan standar penilaian sekolah, pembuatan liflet
tingkat gugus, dan/atau kegiatan lainnya untuk kegiatan pengembangan kompetensi dan
keprofesian kepala sekolah.
• Mengikuti kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban sebagai kepala
sekolah /madrasah dengan pengembangan keprofesiannya.
• Kepala sekolah dapat mengikuti kegiatan kolektif atas dasar penugasan baik oleh dinas
pendidikan maupun atas kehendak sendiri kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan.

5) Kajian atau penelitian tindakan (action research)


merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendorong pelaksanaan PKB kepala
sekolah/madrasah agar kepala sekolah/madrasah menjadi individu-individu yang mampu berfikir
kritis dan melakukan kajian untuk memecahkan masalah dan menemukan berbagai jawaban atas
berbagai pertanyaan yang dihadapi. Kepala sekolah/madrasah melakukan aktivitas tanpa melihat
studi empirik atau kajian teori, tetapi merupakan ide kreatif kepala sekolah/madrasah dalam
mengembangkan sekolah atau aktivitas kepala sekolah/madrasah melalui pembelajaran dari
sekolah lain yang dipraktekkan oleh kepala sekolah/madrasah dengan menyesuaikan kondisi
sekolahnya.

6) Mentoring
Mentoring merupakan aktivitas PKB Kepala sekolah/Madrasah dimana kepala sekolah yang
berpengalaman atau yang lebih kompeten dipasangkan dengan kepala sekolah yang kurang
berpengalaman. Kedua kepala sekolah/madrasah yang berpasangan tersebut dapat saling
berdiskusi tentang tujuan PKB, berbagai gagasan dan strategi praktis yang efektif, melakukan
refleksi terhadap berbagai kasus dan perkembangan terkini, saling mengamati kinerja masing-
masing, dan berbagai cara untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah.

b. Publikasi Ilmiah Bersama


Publikasi ilmiah merupakan kegiatan PKB kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan melalui
penyebarluasan karya ilmiah yang berupa gagasan konseptual, hasil penelitian, atau karya
inovatif melalui penerbitan ilmiah atau forum-forum ilmiah. Publikasi ilmiah ini dapat dilakukan
oleh kepala sekolah bersama dengan kepala sekolah atau guru atau fihak lain. Isi publikasi harus
relevan dan terkait dengan kompetensi dan tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah.
Bentuk Publikasi Ilmiah yang dilakukan secara kelompok antara lain:
1) Menulis Karya Ilmiah Bersama
Menulis karya ilmiah bersama yang diterbitkan pada media seperti journal, majalah ilmiah, atau
penerbitan ilmiah periodik lainnya. Karya ilmiah meliputi :
a) Laporan Hasil Penelitian
• Laporan hasil penelitian dengan metode kuantitatif atau kualitatif
Laporan hasil penelitian kuantitatif atau kualitatif adalah laporan hasil penelitian yang dilakukan
Kepala sekolah/madrasah secara lengkap pada bidang pendidikan yang telah dilaksanakan
Kepala Sekolah di sekolah dan sesuai dengan tupoksinya. Laporan hasil penelitian umumnya
dipublikasikan dalam bentuk: Laporan hasil penelitian yang diseminarkan di sekolahnya dan
disimpan di perpustakaan.
• Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Laporan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah laporan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah pada bidang pendidikan dan sesuai dengan tupoksinya yang berupa tidakan-
tindakan yang dilakukakan beberapa siklus dengan tujuan untuk memperbaiki peningkatan mutu
pendidikan khusunya di satuan pendidikan yang dia pimpin.

b) Tinjauan Ilmiah
Makalah tinjauan ilmiah adalah publikasi Kepala Sekolah/Madrasah melalui tinjauan teoritik dan
empirik sehingga menimbulkan ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah
pendidikan yang ada di satuan pendidikannya (di sekolah/ madrasah). Kegiatan ini dapat
dilakukan bersama dengan orang lain.

c) Buku dalam Bidang Pendidikan


Penulisan bersama dengan orang lain atau dalam tim buku di bidang pendidikan berisi
pengetahuan yang terkait dengan profesinalisme kepala sekolah/madrasah ini antara lain :
• Buku bacaan yang ditulis kepala sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan kompetensi dan
kinerjanya sebagi kepala sekolah/madrasah. Sasaran pengguna buku ini adalah guru, tenaga
administrasi Sekolah, orang tua siswa dan masyarakat di sekitar sekolah serta dapat digunakan
oleh kepala sekolah/madrasah di lingkungan gugus sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi
atau nasional. Sistematika penulisan disesuai dengan kebutuhan
• Buku Terjemahan, merupakan karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari terjemahan
buku dalam bidang pendidikan khususnya yang berhubungan dengan kompetensi dan tupoksi
sebagai Kepala Sekolah/madrasah. Terjemahan tersebut boleh dari bahasa asing ke Bahasa
Indonesia atau sebaliknya, bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya atau dari bahasa
daerah ke bahasa asing atau sebaliknya. Sistematika penulisan disesuaikan dengan buku yang
diterjemahkan.

2) Menulis Karya Populer


Menulis karya populer dapat dilakukan bersama dengan orang lain dan hasilnya dapat dimuat
pada surat kabar atau majalah. Karya populer yang dimaksud adalah :
a) Tulisan Ilmiah Populer
Karya ilmiah populer adalah tulisan yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau
sejenisnya). Karya ilmiah populer dalam kaitan dengan upaya pengembangan profesi ini
merupakan kelompok tulisan yang lebih banyak mengandung isi pengetahuan, berupa ide, atau
gagasan pengalaman penulis yang menyangkut bidang pendidikan pada satuan pendidikan
penulis bersangkutan.
b) Artikel ilmiah
Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah
dalam bidang pendidikan satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah. Artikel ini
dipublikasikan di media masa (koran, majalah, atau sejenisnya).

3) Pemakalah/Narasumber
Menjadi pemakalah/nara sumber pada seminar, simposium, diskusi panel, kolokium,atau forum
atau diskusi ilmiah lainnya. Kepala sekolah/madrasah dipercayakan untuk menyajikan makalah
hasil karyanya sendiri atau sebagai nara sumber/panelis pada bidang keilmuan yang relevan
dengan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah ditingkat gugus atau pada kegiatan
KKKS/KKKM/MKKS.

c. Karya Inovatif
Bentuk karya inovatif dalam pengembangan diri, antara lain
a. Menulis Buku, Bahan Diklat Bersama
Menulis buku teks, bahan diklat, atau pedoman-pedoman relevan yang berkaitan dengan
kompetensi, tugas pokok dan kompetensi kepala sekolah

b. Terlibat Pengembangan Standar-standar


Terlibat dalam pengembangan standar-standar yang berkaitan dengan manajemen dan sumber
daya pendidikan

c. Pengembangan Metode Kerja


Mengembangkan metode kerja atau teknologi yang berguna bagi peningkatan kepemimpinan dan
manajemen sekolah dengan melibatkan unsur-unsur sekolah.

3. Peran dan Tugas Pihak Terkait


Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PKB kelompok, meliputi :
1) Dinas pendidikan
Dinas Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam pelaksanaan PKB terutama
berkaitan dengan aspek finansial dan aspek administratif. Berkaitan dengan peran tersebut, maka
tugas Dinas Pendidikan dalam penyelenggaraan PKB adalah sebagai berikut :
a) Menyiapkan dan menyerahkan data hasil pemetaan kompetensi kepala sekolah ke LPMP
berdasarkan hasil penilaian kinerja guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah
sebagai bahan Penyelenggaraan PKB.
b) Menyusun skala prioritas PKB sesuai dengan data hasil pemetaan kompetensi kepala sekolah
c) Menyerahkan daftar peserta PKB kepada LPMP sesuai dengan jenis PKB yang harus diikuti
oleh kepala sekolah
d) Mengalokasikan dana untuk penyelenggaraan PKB dalam RKA
Mengelurkan dan menandatangani sertifikat PKB sesuai hasil penilaian dari
LPMP/P4TK/LPPKS.

2) Korwas / Pengawas
Korwas/pengawas memilki peran yang terkait dengan evaluator dan mediator. Dengan demikian
tugas korwas/pengawas, adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah
b. Menyusun laporan hasil penilaian kinerja sekolah
c. Membuat peta kompetensi kepala sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja
d. Merekomendasikan penyelenggaran PKB kepada Dinas Pendidikan sesuai dengan peta
kompetensi

3) LPMP/P4TK/LPPKS
LPMP memiliki peran yang terkait dengan fasilitasi , pengajaran, pendampingan, dan evaluasi
hasil kegiatan PKB, Tugas LPMP/P4TK/LPPKS. adalah sebagai berikut :
a. Merancang struktur program dan silabis PKB baik in 1, OJL, maupun In 2
b. Menyiapkan fasilitator sesuai dengan bidang kompetensinya
c. Menyiapkan sarana prasarana untuk kegiatan PKB
d. Menyelenggarakan PKB in 1
e. Malakukan Pendampingan dalam Kegian OJL
f. Membuat instrument penilaian dan pendampingan PKB
g. Melaksanakan kegiatan In 2
h. Melaksanakan penilaian / mengevaluasi hasil PKB berdasarkan hasil In 1, OJL dan in 2
i. Melaporkan hasil diklat kepada Dinas Pendidikan
j. Menindak lanjuti hasil PKB
4) Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai peserta PKB, dan memiliki tugas :
a. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PKG sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi
baik in 1, OJL, maupun in 2
b. Menyusun action plan hasil PKB in 1 untuk diimplementasikan dalam OJL
c. Melaksanakan OJL sebagai implementasi dari in 1
d. Menyusun portofolio dan bahan presentasi untuk PKB in 2
e. Mempresentasikan hasil OJL pada IN 2
f. Mengikuti assesmen dalam PKB pada in 2

Anda mungkin juga menyukai