Anda di halaman 1dari 22

Skin Graft

PENDAHULUAN
Skin graft merupakan suatu tindakan pembedahan dimana dilakukan pemindahan
sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari suatu daerah asal (donor) tanpa disertai vaskularisasinya
kedaerah lainnya (resipien) untuk menutupi suatu defek. Pada umumnya skin graft digunakan
ketika metode tindakan bedah rekonstruksi lainnya tidak sesuai atau penyembuhan luka tidak
menunjukkan keberhasilan. Skin graft biasanya digunakan pada kasus-kasus seperti luka yang
luas, luka bakar derajat tiga, luka yang tidak menunjukkan penyembuhan seperti ulkus diabetik,
ulkus pembuluh darah, yang berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan, mencegah infeksi,
mencegah perluasan lebih lanjut dari luka tersebut.(1,2,3)
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap luka yang tidak dapat ditutup primer
mempunyai indikasi untuk dilakukan skin graft. Jaringan yang dapat ditutup dengan skin graft
adalah semua jaringan terbuka yang memiliki permukaan luka dengan vaskularisasi yang cukup
seperti otot, fasia, dermis, perikondrium, periosteum, peritoneum, pleura dan jaringan granulasi.
Luka yang kurang suplai pembuluh darah sulit untuk dapat menghidupi skin graft, misalnya
tulang,tulang rawan, tendon, saraf, maka tidak dapat dilakukan teknik skin graft. Atau daerah
yang seharusnya dilakukan skin graft tetapi karena mengalami trauma berat menyebabkan
vaskularisasi daerah tersebut menjadi berkurang sehingga tidak baik untuk dilakukan skin
graft. (4)
Teknik skin graft pertama kali diperkenalkan sekitar 2500-3000 tahun yang lalu oleh
kasta hindu Tilemaker, dimana skin graft digunakan untuk merekonstruksi hidung setelah suatu
tindakan amputasi sebagai hukuman pengadilan (Hauben,1982), penggunaan modern selanjutnya
yaitu Reverdin pada tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan tipis yang diletakkan pada
jaringan granulasi. Kemudian Olliver dan Thiersch mengembangkan teknik split-thickness graft
pada tahun 1872 dan 1886 dan Wolfe dan Krause menggunakan teknik full- thickness graft pada
tahun 1875 dan 1893. (1,5)
Skin graft pada umumnya menggunakan kulit dan individu yang sama sebagai upaya
untuk meningkatkan keberhasilan tindakan. Kulit yang digunakan dapat digunakan dari bagian
tubuh mana saja, namun lazimnya dari daerah paha, pantat, punggung, atau perut.
Keberhasilan skin graft juga ditentukan oleh perawatan pre operatif dan post operatif dari
tindakan skin graft. (5,6)

ANATOMI KULIT (7,8,9)


Kulit adalah organ tubuh yang terluas yang terletak paling luar dan membatasi dari
lingkungan hidup manusia, juga merupakan organ essensial dan vital serta sebagai sarana
komunikasi non verbal antara individu. Kelembutan kulit bervariasi, begitu juga ketebalan dan
elastisitasnya. Luas kulit orang dewasa adalah satu setengah sampai dua persegi. Tebalnya antara
satu setengah sampai lima millimeter, tergantung dari letak, umur, jenis kelamin, suhu dan
keadaan gizi. Fungsi utama kulit yaitu proteksi, absorpsi, ekskresi, pengindraan sensori,
termoregulasi, pembentukan pigmen, produksi vitamin D serta untuk ekspresi emosi.

Gambar 1. Anatomi kulit


(dikutip dari kepustakaan 9 )
Gambar 2. Anatomi kulit
(dikutip dari kepustakaan 10 )
Secara histologis, kulit tersusun atas beberapa lapis yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis serta
lapisan subkutis.
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang tersusun atas epitel squamos yang terdiri atas
terutama oleh keratinosit. Epidermis tidak memiliki pembuluh darah, sehingga mendapatkannya
melalui difusi dari dasar dermis, menuju ke membrane basalis yang memisahkan epidermis dan
dermis .
· Stratum Korneum
Disebut juga lapisan tanduk. Merupakan lapisan kulit yang paling luar, terdiri atas sel-sel gepeng
yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)
· Stratum Lusidum
Merupakan lapisan yang terdiri dari sel-sel gepeng tidak berinti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein eleidin. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
· Stratum granulosum
Terdiri dari dua sampai tiga lapis sel gepeng dengan sitoplasma yang kasar yang terdiri atas
keratohialin.
· Stratum basalis
Merupakan dasar epidermis, berproduksi dengan cara mitosis. Terdiri atas dua jenis sel yaitu sel
kolumnair dan melanosit.
2. Dermis
Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastic dan fibrosa
dengan elemen selular, kelenjar dan rambut ssebagai adneksa kulit. Terdiri atas dua bagian yaitu
pars papilaris dan pars retikularis.
3. Subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
PEMBAGIAN SKIN GRAFT (1,3,4,8,10)
1. Autograft
Graft berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama). Hal ini dilakukan jika
cukup tersedianya kulit sehat dan jika kesehatan pasien memenuhi untuk perawatan
tambahannya yaitu perawatan donor.
2. Allograft
Graft berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh yang lain).
3. Xenograft
Berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies (binatang)

Allograft dan Xenograft hanya mencakup untuk sementara, dan bila ditolak oleh sistem
kekebalan tubuh resipen dalam tujuh sampai sepuluh hari harus diganti dengan autograft.
Berdasarkan ketebalannya, skin graft dibagi atas : (lihat gambar 3)
1. Split Thickness Skin Graft (STSG)
Skin graft yang dilakukan mencakup dermis dan sebagian dermis. Terbagi atas tiga yaitu:
a. Thin Split Thickness Skin Graft, ketebalan kulit 0,008-0,012 mm, terdiri dari epidermis dan ¼
bagian lapisan dermis.
b. Intermedict (medium) Split Thickness Skin Graft, ketebalan kulit 0,012-0,018 mm, terdiri dari
epidermis dan ½ bagian dermis.
c. Thick Split Thickness Skin Graft, ketebalan kulit 0,018-0,030 mm, terdiri dari epidermis dan
¾ bagian dermis.
2. Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Skin Graft yang terdiri dari epidermis dan seluruh bagian dermis.

SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT (STSG) (1,3,4,6,8,10)


STSG merupakan tindakan definitive sebagai penutup defek yang permanen atau hanya
sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu tindakan yang defenitif. Tindakan ini
dimaksudkan untuk mengontrol serta mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan menutup
struktur vital tubuh.
STSG diindikasikan untuk menutup defek kulit yang luas. STSG digunakan pada saat
kosmetik tidak menjadi pertimbangan utama atau jika ukuran defek terlalu luas sehingga tidak
dapat dilakukan FTSG. Penggunaan lainnya untuk menutup ulkus kulit yang kronik yang tidak
sembuh-sembuh serta menutup menutup daerah luka akibat luka bakar yang bertujuan untuk
mengurangi tubuh kehilangan cairan. Kontraindikasi penggunaan STSG yaitu tidak digunakan
jika dari segi kosmetik sangat diperhatikan seperti daerah wajah atau leher.

A. Keuntungan dari STSG yaitu :


· Kemungkinan take lebih besar
· Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas
· Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
· Daerah donor dapat sembuh sendiri/reepitelisasi
B. Kerugian dari STSG yaitu :
· Mempunyai kecendrungan kontraksi lebih besar
· Memiliki kecenderungan terjadi perubahan warna
· Permukaan kulit mengkilat
· Secara estetik kurang baik
C. Keuntungan dari penggunaan Thin STSG yaitu :
· Vaskularisasi lebih mudah terjadi dan transplatasi lebih bertahan lama
· Penyembuhan daerah donor lebih cepat terjadi dan bisa digunakan kembali dalam waktu
singkat, sekitar tujuh sampai sepuluh hari.
D. Kerugian dari penggunaan Thin STSG yaitu :
· Kecendrungan untuk terjadi kontraksi lebih besar
· Kurang menyamai tekstur kulit asli
E. Keuntungan Thick STSG yaitu :
· Lebih sedikit terjadi kontraksi, lebih tahan terhadap trauma
· Lebih menyamai seperti kulit normal
F. Kerugian dati Thick STSG yaitu :
· Vaskularisasi lebih sedikit
· Penyembuhan daerah donor lebih lambat, sekitar sepuluh sampai delapan belas hari
Untuk mengambil STSG dari tempat donor dilakukan dengan menggunakan :
· Pisau/Blade : semua pisau yang tajam, tipis dan rata
· Pisau khusus : ketebalan graft yang diambil dapat diatur dan merata (Humby, Braithwaite,
Bodenham, Watson )
· Dermatome : Dermatome tangan, dermatome listrik dan tekanan udara
FULL THICKNESS SKIN GRAFT (FTSG) (1,3,4,6,8)
FTSG sering dijumpai sebagai tindakan defenitif untuk memperbaiki kerusakan pada
kulit wajah. Hal ini disebabkan karena kecendrungan kontraksi lebih kecil, resistensi terhadap
trauma lebih besar. Akan tetapi jumlah dan ukuran donor sangat terbatas. Derah donor FTSG
meliputi kepala dan leher, retroaurikuler, supraklavikuler, dapat pula diambil dari daerah
abdomen atau paha.
Penggunaan FTSG diindikasikan pada defek dimana jaringan disebelahnya tidak bebas,
juga digunakan jika jaringan disebelahnya memiliki lesi premaligna atau maligna dan
menghalangi penggunaan flap. Lokasi yang sering digunakan pada FTSG yaitu ujung hidung,
dahi, kelopak mata, kantus medial, konka dan jari.
Keuntungan dari penggunaan FTSG yaitu :
· Kecendrungan untuk terjadinya kontraksi lebih kecil
· Kecendrungan untuk terjadinya berubah warna lebih kecil
· Kecendrungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil
· Secara estetik lebih baik dari STSG
Kerugian dari penggunaan FTSG yaitu :
· Kemungkinan take lebih kecil dibanding dengan STSG
· Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas
· Donor harus dijahit atau ditutup oleh STSG bila luka donor agak luas sehingga tidak dapat
ditutup primer’
· Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu
Teknik mengerjakan FTSG yaitu pertama-tama dibuat patron dari defek yang ada dari kasa
kemudian dibuat desain pada daerah donor. Kemudian dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau
lidokain dicampur adrenalin 1:200.000. Kemudian dilakukan insisi sesuai desain sampai sedalam
epidermis. Dilakukan pemisahan dermis dengan subkutis, keadaan kulit dalam keadaan tegang.
Setelah kulit didapat dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat.

Gambar 3. Anatomi kulit


(dikutip dari kepustakaan 5 )

TEKNIK DAN ALAT-ALAT SKIN GRAFT (1)


A. Split Thickness Skin graft
 Jika ada defek yang mau dikoreksi dengan STSG, ukuran lesi diukur dengan tepat, bisa
juga sutura (jahitan) dilakukan untuk mengecilkan size defek supaya donor STSG juga
diminimalisirkan.
 Area donor yang bagus seperti anterior-lateral atau medial paha, pantat, atau aspek
medial dari tangan.Untuk defek yang lebih besar, STSG donor haruslah permukaan yang rata.
 Pemilihan daerah donor tergantung besarnya defek harus area yang bisa tertutupi pakaian
dan mudah untuk terapinya pasca donor
 Langkah awal yaitu daerah donor dianestesi lokal dengan/ tanpa epinefrin dan bisa
dikembungkan untuk pengangkatan
 Alat-alat yang digunakan untuk STSG adalah Freehand dermatom, powered
dermatom.razor blade, pisau bedah biasa (no.22) atau pisau humby.
 Powered dermatom dipakai untuk STSG dengan daerah yang lebih luas karena ketebalan
graft yang diambil harus sama.
· Setelah pemilihan alat yang sesuai lokasi donor dibersihkan dengan NaCl
- Dimulai dengan melukis “sterile tongue depressor” diarea donor didepan surgeon, tepatnya
didepan permukaan dipotong dermatom (alat pemotong kulit) untuk menyediakan permukaan
yang rata.
- Kadang bisa dipakai oPSite agar memudahkan masalah jaringan graft
- Kemudian surgeon mengarahkan dermatom dengan tahanan yang tetap pada permukaan kulit
dengan sudut 300- 45o .Gerakan dermatom harus dalam arah “taking off”/ landing pesawat.
- Graft kemudian diambil dengan hati-hati dan diletakkan dalam NaCl yang steril.
· Tahap selanjutnya graft bebas dimodifikasi surgeon. Graft diletakkan hati-hati pada area yang
terbuka untuk ditutup dengan well-padded dressing, staples atau beberapa stitches kecil. Bila
resipen luas, dapat dibantu dengan membuat lubang-lubang pada graft seperti jala (mesh graft).
Area donor ditutup dengan dressing nonaderen steril selama 5-7 hari untuk mencegah
infeksi. Kulit yang di graft ditekan mengikuti ratio yang butuhkan.
· Bolster (bantalan) bisa diberi pada graft supaya meminimalkan daya tarik dan menjaga
kelembaban graft. Jika boster digunakan atau staples keduanya bisa di aff setelah 7-10 hari. Pada
keadan tertentu, transplantasi dan harvest bisa ditunda 2-3 minggu supaya jaringan bisa
bergranulasi terutama untuk transplantasi pada jaringan yang avaskuler.
· Skin graft biasanya sembuh dengan sedikit skar dan biasanya terlihat seperti kulit normal
disekitarnya.

Gambar. 4 Gambar .5
(dikutip dari kepustakaan 11) (dikutip dari kepustakaan 12)
Gambar . 6
(dikutip dari kepustakaan 13)
Gambar . 7 Gambar . 8
(dikutip dari kepustakaan 14) (dikutip dari kepustakaan 14)
B. Full Thickness Skin Graft
· Jika yang dipakai adalah teknik FTSG, pilih daerah yang bebas dari lesi malignant dan pre
malignant yang mempunyai warna, tekstur dan kualiti sebasea yang mirip dengan area defek.
· Lokasi yang sering jadi donor adalah kelopak mata, daerah nasolabial, pre auricular, post
auricular, concha, supra clavicula, axillaris, antecubital, dan lipatan inguinal. Lokasi lain yang
bisa digunakan adalah kulit yang berlebih dibuang pada rencana rekonstruksi .
· Seperti halnya STSG, diukur tepat sutura sutura “tali pusse” disekitar area defek bisa
meminimalkan ukuran graft yang bakal diambil untuk reparasi defek. Kadang dipakai tempelete
dilokasi defek seperti gauze telfa yang ditransfer ke lokasi donor.
· Eksisi daerah donor sesuai dengan pola yang telah digambar dengan ketebalan tepat diatas
jaringan lemak didaerah dermal subdermal junction.
· Dilakukan pembuangan jaringan lemak yang ikut terangkat dengan gunting.
· Defek daerah donor ditutup dengan menggunakan undermining pada tepi luka dan sedapatnya
ditutup secara primer tanpa ketegangan.
· Penutupan defek pada daerah resipen dilakukan setelah prosedur hemostatis sempurna.
· Untuk lebih menjamin kontak skin graft dengan resipen, ditambah jahitan kasur diatas skin
graft.
· Untuk mencegah hematoma/seroma, dibuat sayatan kecil multiple padaskin graft.
· Graft yang ditempel dijahit, ditutup dengan kasa tebal dan dilakukan tie over.
Gambar . 9 (tie over)
(dikutip dari kepustakaan 4)
· Setelah dibalut, dipasang perban elastic.
C. Alat-alat Skin Graft

Alternating current (AC) – Weck Knives


Operated Padgett dermatome
Graft-meshing machine Davol dermatome

Gambar 9
( dikutip dari kepustakaan 1)

INDIKASI (15)
Indikasi skin graft
1. Luka yang luas
2. Luka bakar
3. Operasi yang membutuhkan skin graft untuk penyembuhan
4. Area yang pernah terinfeksi dengan skin loss
5. Kosmetik dan pembedahan rekonstruksi
Skin-thickness skin graft digunakan untuk setiap luka yang tidak dapat ditutup secara
primer. Full-thickness skin graft digunakan jika banyak kulit yang hilang seperti pada fracture
terbuka pada tungkai bawah.

PENEMPELAN SKIN GRAFT (4)


Teknik penempelan skin graft pada STSG dan FTSG adalah sama. Sebelum penempelan
graft pada daerah resipien haus dilakukan hemostasis dengan baik sehingga dipermukaan
resipien bersih, tidak ada pendarahan atau bekuan darah. Kemudian dilakukan penjahitan
interrupted disekeliling graft. Jahitan dimulai dari graft ketepi luka resipien.
Diatas kulit ditutupi tulle, dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya kasa kering steril.
Dibuat lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar darah yang ada. Kemudian dilakukan
irigasi untuk membuang sisa bekuan darah dibawah graft dengan spoit berisi NaCl 0,9%. Untuk
membantu keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan dengan menggunakan verbal elastic.
Pada daerah yang tidak memungkinkan dipasang verban elastic seperti muka atau leher, maka
untuk menjamin fiksasi perlu dilakukan tie over yaitu saat penjahitan skin graftbeberapa simpul
disisakan panjang untuk fiksasi.
Masa pemulihan dari skin graft pada umumnya cepat. Yang perlu diperhatikan yaitu
daerah luka harus dilindungi dari trauma atau peregangan selama 2-3 minggu. Tergantung pada
penempatan dari skin graft, suatu penutup luka mungkin perlu untuk 1-2 minggu. FTSG
memerlukan periode kesembuhan lebih panjang, dimana dalam banyak kasus memerlukan
perawatan dirumah sakit selama satu sampai dua minggu.
Gambar . 10
( dikutip dari kepustakaan 16)

FASE PENYEMBUHAN SKIN GRAFT SECARA FISIOLOGIS (1)


Terdapat dua tahap pemulihan skin graft yaitu :
1. Imbibisi plasmic (24-48 jam pertama setelah graft)
Dalam proses ini, jaringan donor akan mendapatkan nutrisi melalui penyerapan plasma dari kulit
dibawahnya melalui kapiler-kapiler, sehingga STSG dikatakan memiliki kemungkinan berhasil
yang lebih besar karena cairan plasma yang diserap lebih efektif.
2. Fase penyembuhan/inokulasi (48-72 jam sampai 1 minggu setelah graft)
Kelenjar limfe akan terbentuk pada jaringan graft kira-kira 1 minggu, dan reinervasi graft akan
mulai pada minggu-minggu pertama. Proses revaskularisasiskin graft sebagai berikut:
a. Hubungan anastomose langsung antara graft dengan pembuluh darah resipen (autoinokulasi)
b. Pertumbuhan dari pembuluh darah resipie ke dalam saluran endothelial graft.
c. Penetrasi pembuluh darah baru ke dalam dermis graft.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL SKIN GRAFT (4)


Yang beresiko mengalami komplikasi selama operasi skin graftdiantaranya :
· Usia lanjut ( > 60 tahun ) atau bayi baru lahir
· Merokok
· Penderita penyakit kronis
· Menggunakan obat hipertensi, insulin, relaksan otot

Faktor – Faktor Penyebab Kegagalan Skin Graft


· Hematoma
Hematoma dapat menghalangi proses revaskularisasi. Untuk mencegah hematoma dapat dipakai
metode mesh grafting dengan membuat insisi kecil ultiple dengan jarak teratur untuk drainase
darah atau eksudat dan juga untuk memperluas kulit.
· Faktor mekanik, berupa kegagalan imobilisasi sehingga skin graftbergeser dan revaskularisasi
tidak terjadi.
· Infeksi
· Tekhnik yang salah, diantaranya adalah :
- Menempelkan skin graft pada daerah yang masih berepitel
- Skin graft terbalik
- Skin graft terlalu tebal
Jika skin graft dapat bertahan dalam waktu 72 jam tanpa ada infeksi maka umumnya tidak aka
nada reaksi penolakan dan umumnya skin graft dapat berhasil.

Faktor-Faktor Keberhasilan Skin Graft


Suksesnya transplantasi dari suatu Skin Grafting berhubungan dengan take dari graft
tersebut. Take dari graft tergantung dari :
1. Vaskularisasi yang adekuat
Suatu skin graft memerlukan aliran darah yang adekuat dari daerah resipien untuk dapat bertahan
hidup. Skin Graft yang dilakukan pada daerah resipien yang kaya akan pembuluh darah
mempunyai kemungkinan untuk take yang lebih besar. Aliran darah dari daerah resipien ke graft
kemudian akan melewati fase imbibisi plasmic, inoskulasi, hingga akhirnya terbentuk bridging
pembuluh darah yang baru ke graft. Untuk itu, hal-hal yang menghalangi aliran darah ke graft
seperti jaringan granulasi harus disingkirkan terlebih dahulu.
2. Kontak yang baik antara skin graft dengan daerah resipien
Agar proses pembentukan bridging pembuluh darah yang baru dari daerah ke graft dapat berjalan
dengan baik, maka diperlukan kontak yang baik antara skin graft dengan daerah resipiennya.
Untuk itu yang harus diperhatikan adalah tekanan yang adekuat pada graft, ada tidaknya
kumpulan cairan antara graft dengan resipien, dan pergerakan antara graft dengan resipiennya.
· Tekanan yang adekuat
Tekanan yang adekuat dapat dicapai dengan melakukan fiksasi yang baik yaitu dengan
penjahitan interuptus dipinggir kemudian dilanjutkan dengan beberapa jahitan kasur diatas skin
graft untuk menjamin kontak dan mencegah pergeseran. Penjahitan yang terlalu longgar akan
menyebabkan bergesernya graft sehingga tidak dapat terbentuk bridging pembuluh darah yang
baru. Sedangkan penjahitan yang terlalu kuat akan menyebabkan tarikan yangkemudian akan
merusak graft itu sendiri.

· Mencegah timbunan cairan antara graft dengan resipien


Darah, serum dan bahan purulen akan memisahkan graft dari resipiennya, menghalangi
vaskularisasi sehingga akan menghalang take dari skin graft tersebut dan menyebabkan
kegagalan graft. Perdarahan yang terjadi pada proses penempelan graft biasanya akan berhenti
sendiri dalam 5-10 menit, sehingga sebelum operasi dilanjutkan, harus dilakukan evakuasi
terhadap bekuan darah yang mungkin terjadi. Bila dicurigai akan adanya seroma, hematoma atau
pus di bawah kulit, sebaiknya dalam 24-48 jam dilakukan pengamatan skin graft. Seroma,
hematoma atau bekuan darah harus segera di evakuasi dengan melakukan insisi kecil pada graft
tepat di atas seroma, hematoma atau bekuan darah tersebut, selanjutnya dilakukan pembalutan
lagi. Perawatan dan penggantian pembalut dilakukan tiap hari sampai seroma, hematoma dan
bekuan darah tidak ada lagi di bawah skin graft.
· Imobilisasi yang baik
Adanya pergerakan antara graft dengan daerah resipien akan menghancurkan bridging kapiler
yang baru sehingga mengalami terbentuknya vaskularisasi graft. Untuk menjaga agar tidak
terjadi pergerakan antara graft dengan resipien dapat digunakan spalk untuk daerah ekstrimitas,
leher dan aksila, untuk melindungi skin graft dari gerakan-gerakan tubuh yang dapat
merusak skin graft serta mencegah kontraksi yang terjadi karena posisi anatomis. Pada daerah
wajah, imobilisasi dapat dilakukan dengan balutan tie over.
3. Tidak adanya infeksi
Sukses tidaknya penutupan luka tergantung pada ada tidaknya infeksi luka. Infeksi luka
ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan mikroorganismenya. Bila jumlah
mikroorganismenya lebih dari 104 / gram jaringan, maka resiko infeksi adalah sebesar 89%. Skin
graft yang dilakukan pada jaringan yang mengandung lebih dari 105/gr jaringan akan selalu
gagal. Streptococcus beta hemolyticus masih dianggap sebagai faktor infeksi yang menyebabkan
kegagalan skin graft. Demam yang tidak tinggi disertai adanya bau atau kemerahahn pada
pinggir skin graft antara hari ke-2 dan hari ke-4 pasca bedah apalagi bilai disertai rasa nyeri yang
semakin bertambah akan lebih menyokong adanya infeksi pada daerah operasi. Pada pasien
dibetes atau mereka yang mendapat terapi imunosupresan lebih mudah mendapatkan infeksi.
Pencegahan infeksi dilakukan dengan kompres NaCl 0.9% dan memberikan antbiotik yang
sesuai dengan mikroorganisme yang dapat merusak graft.

PERAWATAN SKIN GRAFT PADA DONOR DAN RESIPEN (4)


a. Daerah resipen
Bila diyakini tindakan hemostatis daerah resipen telah dilakukan dengan baik dan
fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka hari ke-5 untuk mengevaluasi hasil
dari skin graft dan benang fiksasi/jahitan dicabut.
Skin graft take yang dimaksud adalah terjadi revaskularisasi dimana skin
graft memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup seperti parasit ditempat baru. Apabila baik
dilakukan perawatan tiap 2-3 hari. Disarankan pada penderita tindakan skin graft diekstremitas
tetap memakai pembalut elastic sampai pematangan graft kurang 3-6 bulan.
Bila diduga akan adanya hematoma atau bekuan darah dibawah kulit sebaiknya dalam
24-48 jam dilakukan pengamatan skin graft. Karena bila terjadi seroma, hematoma atau bekuan
darah dibawah skin graft akan mengurangi kontak skin dengan resipen sehingga akan
menghalangi take dari skin grat tersebut. Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan
dengan hati-hati jangan sampai merusak skin graft (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma
atau bekuan darah harus segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil padaskin graft tepat
diatas seroma/hematoma/bekuan darah tersebut selanjutnya dilakukan pembalutan lagi.
Perawatan dan pergantian balutan dilakukan tiap hari sampai seroma/hematoma bekuan darah
tidak ada lagi dibawah skin graft. Bila evakuasi seroma/hematoma/bekuan darah dilakukan
dalam 24 jam pertama, graft masih dapat terjamin take 100%. Infeksi pada skin graft tidak akan
menimbulkan kenaikan suhu badan dalam 24 jam pertama pasca bedah. Demam yang tidak
tinggi disertai adanya bau atau kemerahan pada pinggir skin graft antara hari ke-2 dan ke-4 pasca
bedah.
b. Daerah donor
Pada donor split thickness skin graft balutan luka dibuka setelah proses epitelisasi. Pada
daerah donor terjadi penyembuhan atau epitelialisasi. Pada daerah donor terjadi penyembuhan
atau epitelialisasi untuk thin split thicknessskin graft 7- 9 hari, intermediate split thickness skin
graft 10 – 14 hari sedangkan thick split thickness skin graft memerlukan 14 atau lebih.
Perawatan split thickness skin graft secara umum diambil rata-rata 14 hari. Balutan dibiarkan
sekitar 14 hari kecuali bila balutan kotor diganti bagian luarnya saja. Balutan pada donor
biasanya melekat erat dengan kulit. Saat melepas balut/tulle harus hati-hati dan jangan dipaksa.
Bila balutan masih melekat erat tidak diangkat. Hal yang terbaik balutan dapat terpisah/terlepas
spontan. Bagian yang masih melekat dibiarkan sampai dapat
terlepas sendiri karena telah terjadi epitelisasi bila pelepasan balut/tulle dipaksa akan berdarah
disertai rasa nyeri, ini merusak proses epitelisasi dan penyembuhan akan bertambah lama.
Luka donor full thickness skin graft diperlakukan seperti luka jahitan biasa yaitu hari ke-3
kontrol luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat atau bila diyakini hasil tindakan tidak akan
timbul masalah control dapat langsung hari ke-7. Pada donor full thickness skin graft yang tidak
dapat ditutup primer, dilakukan penutupan dengan split thickness skin graft, perawatannya
seperti perawatan luka split thickness graft.

KOMPLIKASI (9)
Komplikasi dari penggunaan skin graft yaitu :
· Perdarahan
· Infeksi
· Hematoma atau seroma
· Kontraktur
· Penyembuhan yang tidak sesuai dengan tekstur, warna atau topografi

DAFTAR PUSTAKA

1. Grabde D. Skin Grafting [online].Sept 19th 2006 [cited 2008 Agustus


10th]; Available fromt URL:http://www.emedicine.com/plastic/TOPIC382.HTM
2. Skin Graft-Reconstructive Plasric Surgery [online].March 5rd 2007 [cited 2008 Agustus
10th]. Available from URL :http://www.penhealth.com/medlineplus/encyclopedia.htm.
3. Skin Grafting.[online]. March 14th 2006 [cited 2008 Agustus 10th] . Available from : URL
: http://www.healthztoz.com. healthatoz/atoz/common/standard/trans.htm
4. Christensen D, Christopher Arpey, Duane C. Whittaker. Skin grafting. In : Surgery of the Skin
– Procedural Dermatology. 1St published. Editors : June K. Robinson et all. Philadelphia :
Elsevier Mosby, 2005
5. Vistnes L. Grafting of Skin. In : The Surgical Clinics of North America. Vol 57. Editor : Hugh
A. Johnson. Philadelphia : WB Saunders Company, 1977.
6. Miller T. Basic Principles of Surgery. In Plastic Surgery Volume I. Editors : William C. Grabb,
James W. Smith. 1988
7. David C. Sabiston, Jr., M. D. Buku Ajar Bedah (Essentials of Surgery) Vol I. Editor : dr.
Jonathan Oswari. EGC. 1995
8. Revis DR .Skin Graft. [online]. Feb17th2006 [cited 2008 Agustus 10th]; Available
from URL:http://www.emedicine.com/plastic/TOPIC392.HTM
9. Skin Graft. [online]. Jun 17th2005 [cited 2008 Agustus 10th],Available from URL
: http://www.childrensnyp.org/mschony/P01760.html.
10. Cell biology lab histology/tissues Study Guidefaculty [online]. [cited 2008 Agustus 10]
Available from URL : tamu-commerce.edu/fmiskevich/BSC203-%...
11. Skin Graft- series : procedure. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th], Available from
URL :http://www. nucleusinc.com/imagescooked/204243W/ catalog. Jpg
12. Skin Graft- series : procedure. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th], Available from
URL :http://www. nucleusinc.com/imagescooked/2300W/ catalog. Jpg
13. Skin Graft- series : procedure. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th], Available from
URL :http://www. nucleusinc.com/imagescooked/8535W/ catalog. Jpg
14. Skin Graft- series : procedure. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th], Available from
URL :http://www. nucleusinc.com/imagescooked/1668W/ catalog. Jpg
15. Skin Graft. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th]. Available from : URL
: http://www.nlm.nih.ov/medlineplus/ency/article/002982.htm
16. Skin Graft. [online]. March 2002 [cited 2008 Agustus 10th]. Available from URL :
http://www.answers.com/topic/skin-grafting-surgical-term.htm.

Anda mungkin juga menyukai