LP Dan SP RBD
LP Dan SP RBD
5. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan risiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-
zat kimia yang terdapat didalam otak seperti serotonin, adrenalin, dan dopamain. Peningkatan
zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman gelombang otak electro enchepalo graph (EEG).
B. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh
individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain yang
dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai orang yang
melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.
C. Jenis
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006) :
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri mungkin mengungkapkan
secara verbal bahwa dia tidak akan berada disekitar kita lebih lama lagi atau
mengkomunikasikan secara non verbal
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh individu yang
dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Orang
yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan terjadi jika tidak ditemukan pada
tepat waktunya.
Sementara itu, yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri :
D. Rentang Respon
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
PeningkatanDiri
Beresiko Destruktif
Destruktif Diri Tidak Langsung
PencederaanDiri
BunuhDiri
1. Peningkatan Diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahan diri secara wajar terhadap
situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan
diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
2. Berisiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku destruktif atau
menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti
seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap
pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.
4. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya
harapan terhadap situasi yang ada.
E. Mekanisme Koping
Seorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan
dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan magical thinking.
Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping
alternatif.
Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri
mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi
masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada
diri seseorang.
III. A. Pohon Masalah
Resiko Bunuh Diri
Harga Diri Rendah
Keputusasaan
Effect
Core problem
Cause
Objektif :
1) Impulsif.
2) Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
3) Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol).
4) Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal).
5) Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier).
6) Status perkawinan yang tidak harmonis.
A. Proses Keperawatan
klien mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan, klien bersikap impulsif, klien
menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh), klien pernah
melakukan percobaan bunuh diri, klien berbicara tentang kematian dan menanyakan tentang
obat dosis yang mematikan, klien mengungkapkan adanya konflik interpersonal.
1. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien.
c) Klien dapat mengendalikan dorongan bunuh diri.
3. Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien.
c) Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien.
d) Lakukan kontrak treatment.
e) Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
f) Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
B. KERJA
1. Adakah keinginan untuk bunuh diri ?
2. Apakah dengan adanya masalah ini, Bapak/Ibu merasa paling menderita didunia ini ?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa kehilangan percaya diri ?
4. Apa yang menyebabkan Bapak/Ibu memiliki perasaan ingin mengakhiri kehidupan Bapak/Ibu?
5. Saya akan membantu bapak/ibu agar keinginan untuk bunuh diri hilang?
6. Apa yang Bapak/Ibu lakukan jika keinginan bunuh diri tersebut muncul?
7. Apakah Bapak/Ibu merasa sulit untuk berkonsentrasi ? Apakah Bapak/Ibu ada keinginan untuk
mencederai diri ?, saya akan memeriksa seluruh isi kamar Bapak/Ibu yah, untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan diri Bapak/Ibu
8. Cara mencegah keinginan bunuh diri
a. Tidak boleh sendirian didalam kamar atau ruangan.
b. Segera meminta bantuan kepada perawat diruangan apabila keinginan untuk bunuh diri
muncul.
c. Cara lain yang bisa digunakan adalah mengalihkan perhatian atau pikiran bapak dengan cara
mencari teman untuk diajak bercakap-cakap.
d. Tarik napas dalam
C. TERMINASI
Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan
c. Tempat:”Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12 siang nanti, setelah bapak bertemu
dengan teman-teman?