Anda di halaman 1dari 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES


MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Fransisca Widyastuti
NIM : 028114082

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PASIEN DIABETES


MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI STROKE DI INSTALASI RAWAT
INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Fransisca Widyastuti
NIM : 028114082

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bermimpilah tentang apa yang ingin


kamu impikan, pergilah ke tempat-
tempat kamu ingin pergi.
Jadilah seperti yang kamu inginkan,
kerna kamu hanya memiliki satu
kehidupan dan satu kesempatan untuk
melakukan hal-hal yang ingin kamu
lakukan.

Skripsiku ini kupersembahkan untuk orang-yang


menyayangiku dengan tulus dan selalu memberikan yang
terbaik untukku.

Untuk Bapak, Ibu, Mbak Santi, Mbak Rini yang selalu


memberikan kasih sayang dan perhatian yang luar biasa
Untuk semua sahabatku yang selalu setia mendukung dalam
suka dan duka
Untuk Almamaterku

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

bimbinganNya yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi yang

berjudul : “Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan

Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

Periode tahun 2005”. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam

penyelesaian jenjang studi untuk meraih gelar Sarjana Farmasi di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian orang-

orang di sekitar penulis, baik secara materi maupun emosional. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, selaku pembimbing utama dan penguji yang

dengan kesabaran telah memberi semangat, dukungan, gagasan dan kritik

yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Drs. Mulyono, Apt. selaku penguji yang telah banyak membantu dan

memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes. selaku penguji yang telah banyak

membantu dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

4. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih atas ijin yang diberikan kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Kepala beserta Staf bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungannya.

6. Kepala dan Staf Bagian Pelayanan Rekam Medik Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data untuk penelitian ini.

7. Seluruh pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Pantai Rapih Yogyakarta

yang secara tidak langsung telah membantu penelitian ini, semoga Anda

selalu dalam rahmat dan berkat Tuhan.

8. Kepada kedua orang tuaku Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini

yang telah memberikan doa, semangat dan semua yang kubutuhkan hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada keluargaku Edeltruidis Widyarsanti dan Veronica Widyarini,

Indro Yuwono, Fadly Potu dan semua keponakanku yang telah memberi

doa, semangat dan menjadi motivator dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Astri Meirinawati yang selalu mendukungku, terima kasih atas

perjalanan yang menyenangkan, menyedihkan dan mengharukan selama

ini.

11. Ema Nillafita, Francisca Nurina, Novita Widi atas persahabatan yang tulus

dan bantuannya selama ini.

12. Antonius Heri Kristanto, Kornelius Nicko, dan keluarga atas doa,

semangat, kasih sayang dan pelajaran pendewasaan diri yang

menakjubkan.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Seluruh anggota UKM Bola Basket Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta berbagai generasi yang telah memberi warna dalam hidupku.

14. Semua sahabat alumnus SMU Don Bosko Semarang atas doa dan

dukungannya, persahabatan kita takkan terlupakan.

15. Semua teman kelompok praktikum D. Kalian telah membuat praktikum

menjadi sangat menyenangkan.

16. Semua teman-teman angkatan 2002 terima kasih atas bantuan dan

kebersamaannya.

17. Seluruh keluarga besar dan teman-temanku yang namanya tak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu

penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala ketidaksempurnaan

tersebut, dan dengan lapang dada penulis akan menerima kritik, koreksi, dan saran

dalam berbagai bentuk dari pihak lain guna menjadikan skripsi ini lebih baik.

Pada akhirnya, penulis berharap semoga keseluruhan isi skripsi ini dapat berguna

bagi banyak pihak.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit endokrin. Penyakit


diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk stroke.
Komplikasi ini berbahaya karena dalam waktu singkat dapat menyebabkan
kematian. Pasien diabetes mellitus komplikasi stroke memerlukan
penetalaksanaan terapi yang rasional untuk keberhasilan terapi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah non eksperimental
dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif dan pengambilan data secara
retrospektif. Bahan yang digunakan adalah lembar rekam medis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi managemen terapi dan drug
related problems pada 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke.Hasil
penelitian menunjukkan distribusi pasien adalah 58,62% wanita dan 41,38% laki-
laki. Pasien dengan kelompok umur 41-50 tahun 13,79%; 51-60 tahun 27,59%;
61-70 tahun 27,59%; 71-80 tahun 20.69%; dan 81-90 tahun 10,34%. Hipertensi
merupakan komplikasi kedua yang paling banyak.
Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke kelas terapi obat yang
digunakan adalah 100% obat sistem kardiovaskular; 89,66% obat gizi dan darah;
37,93% obat saluran cerna; 68,97% obat antiinfeksi; 82,76% obat saraf pusat;
27,59% obat saluran pernafasan; 44,83% obat analgesik; 62,07% obat hormonal;
24,14% obat saluran kemih dan 27,59% obat otot dan skelet.
Hasil evaluasi DRP yang terjadi pada penelitian ini sebanyak 11 pasien
dengan obat tidak tepat, 1 pasien butuh tambahan terapi obat, dan 3 pasien
dengan dosis berlebih.

Kata kunci :diabetes mellitus, komplikasi stroke, drug related problems (DRP)

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Diabetes mellitus is one of the endocrine diseases. This disease can cause
various complications including stroke. This complication is very serious
condition leading to death in short period. The diabetes mellitus with stroke
complication patients need a rational therapy procedure to obtain a successful
outcome.
The research was done non experimental method and with description and
evaluation research program and collected the data from medical record sheet
retrospectively.
The research was done to evaluate the therapy management and its drug
related problems (DRP) in 29 diabetes mellitus with stroke complication patient.
The result showed that the patient distribution was 58.62% women and 41.38%
men; 13.79% of 41-50 years; 27.59% of 51-60 years; 27.59% of 61-70 years;
20.69% of 71-80 years; and10.34% of 81-90 years; with hypertension as the
highest second complication.
The drug therapy classes of the diabetes mellitus with stroke patient were
cardiovascular system, 100%. blood and nutrient 89.66%; digestive 37.93%; anti
infection 68.97%; the central nerves system 82.76%; respiratory system 27.59%;
analgesic therapy 44.83%; hormonal therapy 62.07%; urinary system 24.14% and
muscle 27.59%.
The DRP evaluation in this research showed that 11 patients with
inappropriate drug, 1 patient with additional drug therapy, and 3 patients with
overdose.

Key words: diabetes mellitus, stroke complication, drug related problems(DRP)

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… v

KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. ix

INTISARI……………………………………………………………….... x

ABSTRACT……………………………………………………………….. xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xviii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xix

BAB I. PENGANTAR…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang………………………………………………………… 1

1. Permasalahan……………………………………………………… 3

2. Keaslian Penelitian………………………………………………… 4

3. Manfaat penelitian……………………………………………….... 5

a. Manfaat teoritis……………………………………………….. 5

b. Manfaat praktis……………………………………………….. 5

B. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6

1. Tujuan umum……………………………………………………… 6

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tujuan khusus…………………………………………………….. 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………… 7

A. Diabetes Mellitus……………………………………………………… 7

1. Definisi,klasifikasi…………………………………………………. 7

2. Faktor risiko………………………………………………………... 8

3. Patologi…………………………………………………………….. 9

4. Gejala dan tanda…………………………………………………….11

5. Komplikasi diabetes mellitus………………………………………. 11

6. Diagnosis………………………………………………………… 14

B. Stroke………………………………………………………………….. 15

1. Definisi, klasifikasi………………………………………………… 15

2. Faktor risiko……………………………………………………… 16

3. Patologi…………………………………………………………… 18

4. Gejala dan tanda…………………………………………………… 19

5. Diagnosis………………………………………………………… 19

C. PenatalaksanaanTerapi………………………………………………… 20

1. Tujuan terapi……………………………………………………… 20

2. Sasaran terapi……………………………………………………… 20

3. Strategi terapi……………………………………………………… 22

D. Drug Related Problems ……………………………………………… 24

E. Keterangan Empiris…………………………………………………… 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………… 27

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Definisi Operasional…………………………………………………… 27

C. Subjek Penelitian…………………………………………………… 28

D. Bahan Penelitian……………………………………………………… 29

E. Tempat Penelitian…………………………………………………… 29

F. Tata Cara Penelitian…………………………………………………… 29

1. Tahap penelusuran situasi

2. Tahap pengambilan data

3. Tahap penyelesaian data

G. Kesulitan Penelitian…………………………………………………… 31

H. Analisis Hasil………………………………………………………… 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 33

A. Gambaran Umum Profil Pasien……………………………………….. 33

1. Prosentase kasus berdasarkan kelompok umur……………………. 33

2. Prosentase kasus berdasarkan jenis kelamin……………………….. 34

3. Prosentase kasus berdasarkan komplikasi lain…………………… 35

B. Gambaran Umum Profil Obat………………………………………… 36

1. Obat sistem kardiovaskular……………………………………… 37

2. Obat gizi dan darah………………………………………………… 40

3. Obat sistem saluran cerna………………………………………… 41

4. Obat antiinfeksi…………………………………………………… 43

5. Obat Sistem Saraf Pusat…………………………………………… 43

6. Obat sistem saluran nafas………………………………………… 45

7. Obat analgesik……………………………………………………… 46

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Obat hormonal…………………………………………………… 46

9. Obat Saluran Kemih……………………………………………… 47

10. Obat otot skelet dan sendi………………………………………… 48

C. Gambaran Kasus Drug Related Problems…………………………… 48

D. Gambaran Dampak Terapi…………………………………………... 53

E. Rangkuman………………………………………………………….. 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….. 57

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 57

B. Saran………………………………………………………………….. 58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 59

LAMPIRAN ……………………………………………………………. 61

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I Lima Komponen Metabolic Syndrome............................................9

Tabel II Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus……………………..14

Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke…………..........21

Tabel IV Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus………………………...21

Tabel V Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik………………24

Tabel VI Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya…………………25

Tabel VII Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes
mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005............................................37

Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada
sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005...........................................................................40

Tabel IX Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat


Mempengaruhi darah dan gizi yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat
inap RSPR tahun 2005...................................................................41

Tabel X Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit
pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005......................................................................................42

Tabel XI Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh


pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................43

Tabel XII Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................44

Tabel XIII Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005.........................................................45

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XIV Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien


diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi
rawat inap RSPR tahun 2005……………………………… 46

Tabel XV Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes


mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 47

Tabel XVI Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 47

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk panyakit
otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap
RSPR tahun 2005................................................................... 48

Tabel XVIII Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke


di RSPR periode tahun 2005.................................................. 49

Tabel XIX Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke


di RSPR periode tahun 2005.................................................. 50

Tabel XX Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke


di RSPR periode tahun 2005.................................................. 51

Tabel XXI Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke


di RSPR periode tahun 2005.................................................. 52

Tabel XXII Ringkasan DRP……………………………………………. 56

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke


Berdasarkan Kelompok Umur………………………... 33

Gambar 2 Distribusi Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke


Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………… 34

Gambar 3 Prosentase terjadinya Komplikasi Lain……………….. 35

Gambar 4 Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak


Terapi............................................................................... 54

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit


Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005….……………………………61

Lampiran 2. Daftar Obat Terapi Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Stroke di


Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005…………………76

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme lemak, karbohidrat

dan protein. Gangguan ini disebabkan karena kekurangan sekresi insulin,

penurunan sensitivitas aksi insulin atau keduanya (Triplit, Reasner, dan Isley,

2005). Diabetes mellitus bersifat kronik sehingga membutuhkan waktu yang

sangat lama untuk menjalani terapi. Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah

mengurangi risiko komplikasi penyakit mikrovaskuler dak makrovaskuler, untuk

memperbaiki gejala, mengurangi angka kematian, dan memperbaiki kualitas

hidup (Triplitt et al., 2005).

Di Indonesia, prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,1% pada tahun 1995

dan diproyeksikan menjadi 6,5% pada orang dewasa tahun 2025. Menurut King

dan Rewers, epidemik diabetes mellitus pada orang dewasa di seluruh dunia

terjadi karena gaya hidup dan perubahan sosioekonomi (cit.Moningkey, 2000).

Jumlah penderita diabetes mellitus diperkirakan akan terus meningkat sesuai

dengan gaya hidup masyarakat sekarang ini.

Diabetes mellitus bukanlah suatu penyakit tunggal dengan penyebab

tunggal, akan tetapi terdapat beberapa mekanisme penyebab diabetes mellitus

yang dapat menimbulkan gangguan pada penderitanya. Gangguan tersebut dapat

disebabkan karena gejala maupun pengobatannya, komplikasi yang ditimbulkan,

menurunnya produktivitas, dan angka harapan hidup (Moningkey, 2000).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain

dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak,

hipertensi, TBC, nefropati, stroke, dan selulitis-gangren. Timbulnya komplikasi

dapat dipicu oleh gaya hidup seseorang (Mutalib, 2000).

Stroke merupakan salah satu komplikasi yang muncul pada pasien

diabetes mellitus. Stroke adalah kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik

oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan

atau perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Diabetes

mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran besar.

Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan aterosklerosis dan

menghambat aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan

kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002).

Prevalensi diabetes mellitus dengan komplikasi stroke sebesar 4,2% dari

2300 penderita diabetes mellitus yang tercantum dalam data cross sectional pasien

rawat jalan di RSU Tangerang (Mutalib, 2000). Prevalensi diabetes mellitus

komplikasi stroke relatif kecil jika dibandingkan dengan komplikasi yang lain,

akan tetapi diabetes mellitus komplikasi stroke termasuk komplikasi yang

berbahaya. Serangan stroke akut dapat menyebabkan kematian dalam waktu

singkat. Stroke merupakan penyakit ke-3 yang menyebabkan kematian setelah

penyakit kardiovaskular dan kanker. Akibat lain yang dapat muncul adalah

kecacatan fisik dan mental pada penderita.

Pengobatan rawat inap pasien diabetes mellitus di rumah sakit, seringkali

bukan hanya karena penyakit diabetes mellitus melainkan karena komplikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ditimbulkannya. Pengobatan diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini akan

memungkinkan terjadinya drug related problems (DRP) atau masalah-masalah

yang berkenaan dengan obat. Drug related problems seringkali terjadi karena

tidak hanya memperhatikan pengobatan satu penyakit saja, akan tetapi dua

penyakit bahkan lebih, oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai evaluasi

penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi pemberian terapi yang tepat dan

rasional pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke.

Penelitian dilakukan pada pasien rawat inap diharapkan kondisi pasien

lebih terkontrol dan waktu untuk menunjukkan perubahan atau hasil terapi relatif

cepat. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih yang berlokasi di jalan

Cik Dik Tiro no. 39 Yogyakarta, mengingat bahwa rumah sakit ini termasuk salah

satu rumah sakit besar yang memiliki pelayanan rawat inap yang dapat

memberikan terapi kepada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke dan

memiliki unit rekam medik.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

diperoleh beberapa permasalahan sebagai berikut ini.

a. Seperti apakah profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

yang meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi

lain di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode

tahun 2005?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Seperti apakah profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus

dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis obat,

frekuensi pemberian, dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap

rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005?

c. Seperti apakah Drug Related Problems (DRP) yang terjadi pada

penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun

2005?

d. Seperti apakah dampak terapi pada pasien diabetes mellitus dengan

komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang diperoleh, penelitian mengenai evaluasi

penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di

instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih periode tahun 2005 ini belum pernah

dilakukan. Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini

antara lain :

a. Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur interaksi obat pada

pasien Diabetes mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

(Periode Januari-Maret 2002) oleh Rivana (2004).

b. Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes mellitus tipe-2 di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta (Periode 2001-

2002) oleh Endah (2004).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Kajian Peresepan dan Biaya Obat Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Santi (2002).

d. Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta (periode 1999) oleh Kristanto (2001).

Penelitian ini sangat terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian yang pernah dilakukan melihat pola peresepan dan biaya obat pasien

hanya dalam satu penyakit yaitu diabetes mellitus atau stroke, sedangkan

penelitian ini melihat penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan

komplikasi stroke, yang meliputi profil pasien, profil peresepan, DRP, dan

dampak terapi pada pasien. Selain itu penelitian ini juga berbeda dalam hal subjek

penelitian, objek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi evaluasi

penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Bagi pihak farmasis rumah sakit penelitian ini dapat bermanfaat untuk

memberikan gambaran pola peresepan dan bahan pertimbangan dalam

pengelolaan obat kepada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi

stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengevaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien diabetes mellitus

dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih

Yogyakarta periode tahun 2005.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui profil pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang

meliputi umur, jenis kelamin, jenis diabetes mellitus dan komplikasi lain

di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun

2005.

b. Mengetahui profil terapi yang diberikan pada pasien diabetes mellitus

dengan komplikasi stroke yang meliputi kelas terapi, jenis obat, dosis

obat, frekuensi pemberian dan lama pemberian obat di instalasi rawat inap

rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.

c. Mengetahui Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah yang

berkenaan dengan obat yang terjadi pada penatalaksanaan terapi pasien

diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah

sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.

d. Mengetahui dampak terapi pada pasien diabetes mellitus dengan

komplikasi stroke setelah menjalani terapi di instalasi rawat inap rumah

sakit Panti Rapih Yogyakarta periode tahun 2005.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes mellitus

1. Definisi

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, serta

protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau

keduanya (Triplitt et al., 2005).

Klasifikasi berdasarkan etiologi, perjalanan alamiah dan faktor risiko

diabetes mellitus adalah sebagai berikut ini.

a. Diabetes Mellitus tipe I

Diabetes mellitus tipe I ditandai dengan defisiensi insulin secara absolut.

Penyakit ini biasanya didiagnosa sebelum umur 30 tahun, dan merupakan jenis

diabetes mellitus yang paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.

Diabetes mellitus tipe I disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans.

Patogenesis terjadi meliputi predisposisi genetik, faktor lingkungan seperti faktor

gizi pada masa neonatal dan bayi usia dini.

b. Diabetes Mellitus tipe II

Penyebab diabetes mellitus tipe II adalah kegagalan relatif sel beta dan

resistensi insulin. Resistensi insulin berupa menurunnya kemampuan insulin

untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk

menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

resistensi insulin sepenuhnya, sehingga terjadi defisiensi relatif insulin (Triplitt et

al, 2005).

c. Diabetes mellitus pada kehamilan

Keadaan ini hanya terbatas pada wanita hamil dan gangguan toleransi

glukosa terjadi pertama kali selama kehamilan. Apabila sebelum hamil sudah

menderita diabetes mellitus maka tidak termasuk kategori ini. Gangguan ini

seringkali adalah diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Moningkey, 2000).

d. Diabetes mellitus tipe spesifik lainnya

Salah satu diabetes mellitus spesifik yang lain adalah Maturity Onset

Diabetes of Youth (MODY), yang dikarakterisasi sebagai terganggunya sekresi

insulin. Ketidakmampuan secara genetik untuk mengubah proinsulin menjadi

insulin mengakibatkan hiperglikemia ringan pada usia dini dan hal tersebut akan

diwariskan pada pola autosomal yang dominan (Triplitt et al, 2005).

2. Faktor Risiko

Obesitas merupakan faktor risiko dari diabetes mellitus. Metabolic

syndrom biasanya merupakan penanda dari diabetes mellitus tipe II. Salah satu

hubungan nyata antara keduanya adalah obesitas, yang mana menyebabkan

resistensi terhadap insulin pada diabetes mellitus tipe II. Sebagian besar pasien

diabetes mellitus tipe II memiliki obesitas abdominal dan mungkin memiliki

dislipidemia, hipertensi dan tanda lainnya dari metabolic syndrom. Obesitas

abdominal itu sendiri adalah faktor risiko dari diabetes mellitus tipe II dan

penyakit kardiovaskular. Hubungan ini menerangkan banyak tetapi tidak semua

pasien diabetes mellitus tipe II terserang komplikasi kardiovaskular yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

disebabkan adanya aterosklerosis. Percobaan secara random dengan kontrol

merupakan test yang umum mengenai pengaruh dari perubahan gaya hidup

(menurunkan berat badan dan latihan secara rutin) dan obat metformin dapat

menurunkan risiko kemajuan dari IGT (impaired glucose tolerance) menjadi

diabetes mellitus tipe II (Genauth, 2003).

Tabel I. Lima komponen metabolic syndrome


Faktor Risiko Tingkatan batas
Obesitas abdominal Lingkar pinggang
Laki-laki >102 cm (> 40 in)
Wanita >88 cm (>35in)
Trigliserida ≥150 mg/dl
High-density-lipoprotein C
Laki-laki < 40 mg/dl
Wanita <50 mg/dl
Tekanan darah ≥130/≥85 mmHg
Glukosa Puasa ≥110 mg/dl

(Triplitt et al, 2005).

3. Patologi

a. Diabetes Mellitus Tipe I

Diabetes mellitus tipe I berjumlah kira-kira 10% dari semua kasus diabetes

mellitus. Diabetes mellitus tipe I pada umumnya berkembang pada masa kanak-

kanak atau sebelum dewasa, dan biasanya disebabkan karena adanya kerusakan

immune mediated dari sel β pankreas, dan menyebabkan kekurangan insulin

mutlak. Disini periode preklinikal panjang (kira-kira 9 sampai 13 tahun) ditandai

oleh adanya immune markers ketika sel β rusak dimungkinkan terjadi.

Hiperglikemia terjadi ketika 80% sampai 90% dari sel β rusak. Disini transient

melemah diikuti timbulnya penyakit bergabung dengan risiko terjadinya

komplikasi dan kematian. Faktor tetap proses autoimun belum diketahui, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

proses tersebut diperantarai oleh makrofag dan limfosit T dengan perubahan

autoantibodies menjadi variasi antigen sel β.

b. Diabetes Mellitus Tipe II

1) Aksi normal insulin

Pada saat puasa, 75% total glukosa tubuh berada di jaringan yang tidak

tergantung insulin seperti otak, liver, dan jaringan gastrointestinal. Pengambilan

glukosa di otak pada saat makan dan puasa sama dan hal ini tidak berubah pada

diabetes tipe II, sedangkan 25% sisanya, metabolisme glukosa berada di otot yang

tergantung dengan hormon insulin. Pada saat puasa, kira-kira 85% produksi

glukosa berasal dari hepar dan sisanya dihasilkan dari ginjal. Pada saat makan,

karbohidrat yang dikonsumsi meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dan

merangsang insulin lepas dari sel β pankreas, hingga terjadi hiperinsulinemia.

Akibat hiperinsulinemia dapat menekan produksi glukosa hepar dan merangsang

pengambilan glukosa oleh jaringan sekitar. Pada keadaan normal kadar glukosa

darah dapat terkontrol (Triplitt et al, 2005).

2) Sekresi insulin terganggu

Pankreas yang mempunyai fungsi normal sel β mampu mengatur sekresi

insulin untuk memelihara toleransi glukosa normal. Pada seseorang yang tidak

menderita diabetes, insulin akan meningkat pada resistensi yang tinggi dan

toleransi glukosa normal. Sekresi insulin yang terganggu ditemukan seragam pada

diabetes mellitus tipe II dan perkembangan gangguan sel β mempunyai ciri-ciri

yang berbeda pada tiap populasi etnis (Triplitt et al, 2005).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Diabetes mellitus tipe II jumlahnya kira-kira 90% dari semua kasus

diabetes mellitus dan biasanya ditandai dengan resisten terhadap insulin dan

kekurangan insulin relatif. Resisten terhadap insulin ditandai dengan

meningkatnya lipolisis dan produksi asam lemak bebas. Meningkatnya produksi

glukosa dalam hati, dan menurunnya asupan glukosa pada otot skeletal. Disfungsi

sel β berperan meningkatkan keburukan kontrol glukosa darah dengan waktu.

Diabetes mellitus tipe II terjadi karena gaya hidup seperti kelebihan kalori, kurang

olahraga dan kegemukan (Schwinghammer, 2000).

4. Gejala dan Tanda

Gejala yang khas dari diabetes mellitus adalah rasa haus yang berlebihan,

poliuria, pruritus, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Manifestasi yang lain berhubungan dengan terjadinya komplikasi (Moningkey,

2000). Komplikasi yang dapat timbul pada diabetes mellitus antara lain

dislipidemia, neuropati, impotensi seksual, retinopati, manifestasi sendi, katarak,

hipertensi, TBC, jantung koroner, nefropati, stroke dan selulitis-gangren.

Komplikasi diabetes mellitus pada umumnya didasari oleh neuropati,

mikroangiopati dan makroangiopati (Muthalib, 2000).

5. Komplikasi Diabetes Mellitus

Komplikasi diabetes mellitus terjadi akibat gangguan metabolik akut

(hipoglikemia atau hiperglikemia) atau pada tahap lanjut, akibat kerusakan

mikrovaskular dan makrovaskular, dimana risikonya tergantung pada kontrol

terhadap kadar glukosa dan faktor risiko vaskular konvensional (Davey, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

a. Komplikasi mikrovaskular

1). Penyakit mata

Satu dari antara tiga orang dengan diabetes mellitus mengalami penyakit

mata dan 5% mengalami kebutaan pada umur 30 tahun. Retinopati terjadi akibat

penebalan membran basal kapiler, yang menyebabkan pembuluh darah mudah

bocor, pembuluh darah tertutup dan edema makula.

2). Nefropati

Keadaan ini terjadi 15-25 tahun setelah diagnosis pada 35-45% pasien

dengan diabetes mellitus tipe I dan <20% pasien dengan diabetes mellitus tipe II.

Lesi awalnya adalah hiperfiltrasi glomerulus (peningkatan laju filtrasi glomerulus)

yang menyebabkan penebalan difus pada membran basal glomerulus,

bermanifestasi sebagai mikroalbuminuria, merupakan tanda yang sangat akurat

terhadap kerusakan vaskular secara umum dan menjadi prediktor kematian akibat

penyakit kardiovaskular.

3). Neuropati

Keadaan ini terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan

pada pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf perifer, dan

metabolisme gula yang abnormal (Davey, 2002).

b. Komplikasi makrovaskular

Diabetes mellitus merupakan faktor risiko mayor pembentukan

aterosklerosis. Pada pasien diabetes mellitus diawali dengan disfungsi endotel.

Perubahan endotel tersebut akan menginduksi sekresi berbagai khemikine,

meningkatkan ekspresi molekul adesi endothelial untuk leukosit dan trombosit,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

serta meningkatkan permebilitas terhadap lipoprotein dan berbagai konstituen

plasma yang lain. Keadaan tersebut akan menyebabkan monosit dan makrofag

serta infiltrasi lipoprotein lebih tertarik masuknya ke ruang subendotelial. Lebih

lanjut LDL yang ada di rongga subendotel akan berikatan dengan proteoglikan

aterial, mengalami oksidasi dan kemudian dimakan oleh makrofag. Makrofag dan

lekosit lain yang mengalami aktivasi serta trombosit yang beragregasi,

menstimulasi proliferasi otot polos dan mengeluarkan matriks ekstraseluler dan

berpuncak pada pembentukan lesi kompleks yang berisi materi protrombotik yang

dibungkus fibrin. Bungkus fibrin disobek oleh matrix metaloproteinase berakibat

terbentuknya trombus dan dapat menyumbat arteri (Rampengan, 2006).

Aterosklerosis dapat mengakibatkan embolisasi serta oklusi arteri. Stroke

iskemik dapat dianggap sebagai puncak dari serangkaian kejadian kerusakan pada

sel saraf, yang diawali dengan injury pada sel endotel yang kemudian berlanjut

pada terjadinya aterosklerosis, yang dipicu oleh sekumpulan faktor resiko

sehingga terjadi sumbatan aliran darah ke otak, karena plak yang terbentuk

semakin besar (Iskandar, 2004).

c. Pencegahan komplikasi

Kontrol glikemik yang baik menghambat timbul dan berkembangnya

semua penyakit mikrovaskular. Penyakit makrovaskular jarang terjadi pada pasien

dengan tekanan darah yang terkontrol dengan baik (< 140/90 mmHg), dan apabila

semua faktor risiko yang lain telah bisa dikendalikan dengan optimal. Hal ini

merupakan indikasi dilakukannya terapi penurunan kolesterol dan tekanan darah

dengan agresif (Davey, 2002).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Tabel II. Klasifikasi Etiologi pada Diabetes Mellitus


a. Diabetes mellitus tipe I *(destruksi sel β, biasanya dikendalikan oleh
defisiensi insulin absolut)
Imun tak langsung
Idiopatik
b. Diabetes mellitus tipe II (mungkin rentang antara kelebihan resistensi insulin
dengan defisiensi insulin relatif sampai kelebihan sekresi kerusakan insulin
dengan resistensi insulin)
c. Diabetes tipe spesifik lainnya
Kerusakan genetik dari fungsi sel β
Kromosom 12, HNF-1α (pembentukan MODY3)
Kromosom 7, glukokinase (pembentukan MODY2)
Kromosom 20, HNF-4 α (pembentukan MODY2)
Kerusakan genetik pada aksi insulin
Resisten insulin tipe A
Penyakit pada eksokrin pankreas
Pancreatitis
Trauma/pancreatectomy
Neoplasia
Endocrinopathies
Acromegaly
Cushing syndrome
Glucagonoma
Penyebab dari obat atau bahan kimia
Nicotinic acid
Glucocorticoids
Thiazides

Infeksi
Congenital rubella
Cytomegalovirus
Bentuk yang tidak biasa dari immune-mediated diabetes
Stiff-man syndrome
Anti-insulin receptor antibodies
Sindrom genetik lainnya yang bergabung dengan diabetes
Down syndrome
Turner syndrome
Friedreich ataxia
Myotonic dystrophy
d. Gestational diabetes mellitus (GDM)

(Genuth, 2003)
6. Diagnosis

Pemeriksaan secara teliti diabetes mellitus tipe II dapat dilakukan setiap 3

tahun pada usia dewasa dimulai usia 45 tahun. Pemeriksaan perlu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

dipertimbangkan untuk dilakukan sebelum usia yang ditentukan dan secara

berulangkali untuk individu yang berisiko terkena diabetes mellitus seperti yang

memiliki riwayat keluarga diabetes mellitus, obesitas, dan kurang melakukan

olahraga (Schwinghammer, 2000).

Secara umum diagnosis untuk penyakit diabetes mellitus terdiri dari 3 uji,

yaitu

a. Kadar glukosa plasma (Fasting Plasma Glucose = FPG) ≥ 126 mg/dL.

b. Kadar glukosa 2 jam setelah makan (Oral Glucose Tolerance Test =

OGTT) ≥ 200 mg/dL.

c. Kadar glukosa pada umumnya ≥ 200mg/dL dengan gejala diabetes

(Triplitt et al., 2005).

B. Stroke

1. Definisi

Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh

karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan atau

perdarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan Gofir, 2001). Stroke dapat

berupa stroke iskemik (88%) atau stroke hemoragik (12%) (Triplitt et al., 2005).

Secara garis besar stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Stroke Iskemik

Stroke Iskemik mempunyai berbagai etiologi, tetapi pada prinsipnya

disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang masing-masing akan

mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau cerebral blood flow (CBF).

Nilai normal CBF adalah 50-60 ml/100mg/menit. Iskemik terjadi jika CBF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

<30ml/100mg/ menit. Jika CBF turun sampai < 10 ml/mg/menit akan terjadi

kegagalan homeostasis, yang akan menyebabkan influks kalsium secara cepat,

aktivitas protease, yakni suatu proses berantai eksitotoksik dan pada akhirnya

kematian neuron. Reperfusi yang terjadi kemudian dapat menyebabkan pelepasan

radikal bebas yang akan menambah kematian sel. Reperfusi juga menyebabkan

transformasi perdarahan dari jaringan infark yang mati. Jika gangguan CBF masih

antara 15-30 ml/100mg/menit, keadaan iskemik masih dapat dipulihkan jika terapi

dilakukan sejak awal (Wibowo dan Gofir, 2001).

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik sering disebut juga stroke perdarahan. Stroke perdarahan

dapat dibagi menjadi 2, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan

subarakhnoid. Perdarahan intraserebal dapat terjadi akibat komplikasi pemberian

antikoagulan, misalnya warfarin, sedangkan perdarahan subarakhnoid dapat

terjadi karena pecahnya aneurisma (Wibowo dan Gofir, 2001).

2. Faktor Risiko

a. Faktor risiko yang tidak dapat terkontrol

Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, ras/bangsa, jenis

kelamin dan riwayat keluarga. Semakin tua seseorang maka risiko terkena stroke

semakin tinggi. Pada laki-laki risiko terjadinya stroke lebih tinggi daripada wanita

(Iskandar, 2004).

b. Faktor risiko yang dapat dikontrol

Terjadinya stroke dipicu oleh beberapa faktor mendukung yang dapat

dikendalikan dengan menjalani terapi. Salah satu faktor tersebut adalah diabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mellitus, diabetes mellitus didefinisikan kadar gula dalam plasma pada waktu

puasa 126 mg/dL atau diukur lebih lanjut pada dua parameter yang lainnya. Saat

diabetes sudah diterapi, masih dapat meningkatkan risiko seseorang terserang

stroke. Beberapa penderita diabetes mellitus juga memiliki tekanan darah tinggi,

kadar kolesterol dalam darah tinggi, dan kelebihan berat badan, hal ini akan dapat

meningkatkan risiko stroke lebih besar. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya

stroke antara lain perokok, carotid atau penyakit arteri lainnya, Atrial fibrillation,

penyakit jantung, transient ischemic attacks (TIAs), tingginya jumlah sel darah

merah, tingginya kadar kolesterol dalam darah, kurang aktivitas dan kelebihan

berat badan, konsumsi alkohol, dan konsumsi obat terlarang (Anonim, 2005).

Diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang

berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menimbulkan

aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan

menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke (Robert, 2002).

Pada orang normal (tidak hipertensi) mempunyai suatu sistem autoregulasi

arteri serebral. Batas tekanan darah yang dapat ditanggulangi oleh autoregulasi

ialah 200mmHg untuk tekanan sistolik dan 110-120 mmHg untuk tekanan

diastolik. Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan

berkonstriksi. Akibatnya, diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi

tetap. Bila terjadi penurunan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak

tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya bila

terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding

kapiler menjadi tinggi. Akibatnya dapat terjadi perdarahan otak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Pada keadaan normal, endotelial menunjukkan fungsi dualistik. Sifat ini

secara stimultan mengekskresikan dan melepaskan zat-zat vasokonstriktor serta

vasodilator. Faktor-faktor ini menyebabkan dan mencegah proliferasi sel-sel otot

polos pembuluh darah secara seimbang. Keseimbangan antara sistem antagonis ini

dapat mengontrol secara optimal fungsi dinding pembuluh darah. Jika endotelial

mengalami gangguan maka keseimbangan akan terganggu, peningkatan

permeabilitas untuk makromolekul, seperti lipoprotein, fibrinogen dan

imunoglibulin. Kondisi ini akan mempercepat terjadinya aterosklerosis, dimana

aterosklerosis inilah pemegang peranan penting terjadinya stroke.

Peranan hiperlipid pada proses pembentukan plak aterosklerosis sangat

menonjol, kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah

serta kadar trigliserida plasma yang tinggi harus diwaspadai. LDL yang

teroksidasi oleh radikal bebas memacu terbentuknya ateroma pada dinding arteri

pada proses aterosklerosis (Iskandar, 2004).

3. Patologi

Patologi pembuluh darah merupakan hal terpenting dari stroke yang

mungkin dapat menimbulkan beberapa keabnormalan yang meliputi

perkembangan kerusakan, arteritis, aneurisma, gangguan hipersensitivitas,

vasokonstriksi, dan aterosklerosis. Aliran darah dapat dipengaruhi oleh vessel

disease dan proses thrombotic atau embolic. Perubahan produksi di otak oleh

keabnormalan ini adalah lebih menurunkan aliran darah (iskemia) atau

pendarahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Ketika stroke terjadi, mengakibatkan manifestasi pada neurologi

tergantung pada lokasi dari gangguan di otak dan luasnya iskemia, infark atau

hemoragi. Iskemia berjumlah 85 % dari semua kasus stroke, 65% dari bagian

tersebut disebabkan oleh atherothrombotic infarction. Cerebral embolism

merupakan penyebab dari 20% sisanya. Hemoragi pada jaringan di otak dan

hemoragi subarachnoid berjumlah sekitar 15% dari seluruh jumlah stroke

(Schwinghammer, 2000).

4. Gejala dan tanda

Gejala yang sering muncul pada penderita stroke antara lain merasa lemah

di salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan pengelihatan, vertigo, atau

terjatuh. Penderita stroke iskemik tidak selalu merasa kesakitan, akan tetapi pada

penderita stroke hemoragik dapat menjadi lebih parah. Penderita stroke biasanya

memiliki banyak tanda tidak berfungsinya sistem saraf, tetapi kurang spesifik

digambarkan oleh daerah sekitar otak (Triplitt et al., 2005).

5. Diagnosis

Diagnosis yang akurat dari bagian yang luka adalah suatu tantangan

karena keberadaannya yang bervariasi, tetapi pemeriksan klinik dapat membantu

mengetahui lokasi luka dan menggambarkan antara stroke iskemik dan

hemoragik. Studi gambar (computed tomography [CT]scan dan magnetic

resonance imaging [MRI]) merupakan alat dignosis yang penting. Hasil CT scan

harus diketahui terlebih dahulu sebelum memberikan terapi dengan antikoagulan

dan anti trombosit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

CT scan pada kepala akan memberikan informasi mengenai area dari

hyperintensity (putih) di area hemoragi dan akan menjadi normal atau hypointense

(gelap) di area infark, sedangkan MRI pada kepala akan memberikan informasi

area iskemia dengan resolusi tinggi dan lebih tepat daripada CT scan. Diffusion-

weighted imaging akan memberikan informasi terjadinya infarct secara perlahan-

lahan dalam beberapa menit (Triplitt et al., 2005).

C. Penatalaksanaan Terapi

1. Tujuan Terapi

Tujuan utama terapi diabetes mellitus komplikasi stroke adalah

mengurangi luka pada saraf secara terus-menerus, untuk memperbaiki gejala,

mengurangi angka kematian, memperbaiki kualitas hidup, mencegah cacat jangka

panjang, mencegah komplikasi lebih lanjut dan gangguan fungsi saraf, serta

mencegah terjadinya kekambuhan stroke. (Triplitt et al., 2005).

2. Sasaran Terapi

a. Berat badan dan kegemukan

Penderita kegemukan/obesitas terutama obesitas sentral, meningkatkan

risiko kardioserebrovaskular, sehingga harus diturunkan berat badannya dengan

diit dan olah raga. Penurunan berat badan akan membantu penurunan tekanan

darah, kolesterol darah, dan gula darah.

b. Tekanan darah atau hipertensi

Tekanan darah tinggi dapat menipiskan dinding pembuluh darah. Pada

penderita stroke tekanan darah harus diturunkan dan dipertahankan secara

konsisten pada tekanan darah yang dapat diterima penderita.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

c. Lemak darah

Kolesterol mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak di dalam

darah, kadarnya tidak boleh lebih dari 200. Kolesterol jahat (LDL) sebaiknya

kadarnya 130mg/dl, sedangkan kolesterol baik HDL harus lebih dari 40mg/dl.

Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke


Target Penurunan Kolesterol Kolesterol Total Kolesterol LDL
Pasien dengan ≤ 1 faktor risiko < 240 mg/dl < 160mg/dl
Pasien dengan ≥ 2 faktor risiko < 200 mg/dl < 130 mg/dl
Pasien dengan penyakit diabetes mellitus < 160 mg/dl < 100 mg/dl

d. Gula darah

Tujuan kontrol gula darah pada diabetes mellitus komplikasi stroke

adalah: gula darah puasa 91-120mg/dl, post prandial 136-160mg/dl, dan HbA1c

6.2-7.5% (Iskandar, 2004).

Tabel IV. Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus


Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (mg/dl) 80-109 110-139 >140
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 110-159 160-199 >200
HbA1c(%) 4-5,9 6%-8% >8
Kolesterol total (mg/dl) <200 200-239 >240
Kolesterol LDL (mg/dl)
Tanpa PJK <130 130-159 >160
Dengan PJK <100 100-129 >130
Kolestero HDL (mg/dl) <45 35-45 >35
Trigliserida (mg/dl)
Tanpa PJK <200 200-249 >250
Dengan PJK <150 150-199 >200
18,5- >25 atau
BMI=IMT, wanita 22,9 23-25 <18,5
pria 20-24,9 25-27 >27 atau <20
140-160/90-
Tekanan Darah (mmHG <140/90 95 >160/95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

3. Strategi Terapi

a. Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologis dilakukan dengan diet dan olahraga. Terapi

nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus. Terutama karena

dengan terapi nutrisi dapat mencapai metabolic outcomes yang optimal dan

mengatasi terjadinya komplikasi. Untuk pasien diabetes mellitus tipe I fokus

terhadap pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang dan yang paling

penting memelihara berat badan yang sehat (Triplitt et al., 2005).

b. Terapi Farmakologis

1). Pengaturan diabetes atau kontrol darah

Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian antidiabetika

(insulin) dan antidiabetika oral. Antidiabetika oral diindikasikan untuk digunakan

pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak dapat mencapai kadar glukosa

terkontrol meskipun sudah diet dan berolahraga. Antidiabetik oral biasanya

dikelompokkan berdasarkan mekanisme aksinya dalam menurunkan kadar

glukosa. Biguanid dan thiazolidinedion biasanya dikategorikan sebagai insulin

sensitizers yang memiliki kemampuan untuk mengurangi resistensi terhadap

insulin. Sulfonilurea biasanya dikategorikan sebagai insulin secretagogeus karena

meningkatkan pelepasan insulin endogenus (Triplitt et al., 2005). Diantara pilihan

terapi farmakologi secara oral yang tersedia untuk diabetes mellitus tipe II, terapi

menggunakan metformin dan thiazolidinedion mempunyai efek yang bermanfaat

pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan sedang mengurangi kadar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi ( Solano and Goldberg,

2006).

2). Anti trombosit

Aspirin direkomendasikan sebagai pilihan terapi pertama maupun kedua

untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes maupun

bukan pasien diabetes mellitus. Dosis yang digunakan biasanya antara 75-

162/hari. Klopidogrel dapat pula digunakan untuk menghambat laju penyakit

kardiovaskuler pada pasien diabetes mellitus.

3). Penurunan tekanan darah

The Joint National Committee (JNC7) merekomendasikan ACE inhibitor

untuk menurunkan tekanan darah pada penderita stroke. Selain itu sebagai

alternatif obat lain Angiotensin II receptor Antagonists (ARBS) dapat

menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya CVD yang terjadi pada

pasien hipertensi.

4). Statin

Statin menunjukkan dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. The

National Cholesterol Education Program (NCEP) pada penderita stroke iskemik

atau TIA direkomendasikan penggunaan statin untuk mencapai konsentrasi low

density lipoprotein (LDL) kurang dari 100 mg/dl. Statin diutamakan

penggunaannya dalam penatalaksanaan dislipidemia terutama untuk terapi

peningkatan LDL kolesterol. Mekanisme kerjanya menghambat HMG-CoA

reductase yang berfungsi sebagai enzim pengkatalis perubahan HMG-CoA

menjadi mevalonat. Golongan obat ini juga penting penggunaannya dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

penatalaksanaan terapi dislipidemia dengan diabetes yang keduanya merupakan

faktor resiko stroke.

Tabel V. Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik


Pilihan Utama Pilihan alternatif
Terapi akut tPA 0.9mg/kg IV tPA (variasi dosis)
(maksimum 90kg) diatas 1 intraarterially sampai
jam untuk pasien tertentu dengan 6 jam setelah
dalam 3 jam onset. onset pada pasien
ASA 160-325 mg perhari tertentu
dimulai dalam 48 jam onset.
Pencegahan pilihan kedua Aspirin 50-325 mg perhari
Noncardioembolic Klopidogrel 75mg perhari Tiklodipin 250 mg 2 kali
Aspirin 25mg + dipiridamol sehari
pelepasan jangka panjang
200mg 2 kali sehari.
Cardioembolic (esp. atrial Warfarin (INR= 2.5)
fibrillation)
Semua Penghambat ACE + diuretik
or ARB
Menurunkan tekanan darah
Statin

D. Drug Related Problems (DRP)

Drug Related Problems (DRP) didefinisikan sebagai peristiwa tidak

diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau dicurigai melibatkan

terapi obat dan benar-benar atau berpotensi bertentangan dengan hasil yang

diinginkan pasien. DRP sering juga disebut drug therapy problems atau masalah-

masalah yang berhubungan dengan obat. Drug Related Problems (DRP) meliputi

keadaan butuh bahan tambahan terapi obat (need for additional drug therapy),

tidak perlu terapi (unnecessary drug therapy), obat tidak tepat (wrong drug),

dosis kurang (dosage too low), dan kepatuhan (compliance). Berikut ini disajikan

kajian Drug Related Problems (DRP) dan keadaan – keadaan yang meliputinya

(Cipolle, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Tabel VI. Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya

KAJIAN MELIPUTI
Butuh Tambahan Terapi Obat - Kondisi baru membutuhkan obat.
- Kondisi Kronis (butuh terapi lebih lanjut).
- Kondisi membutuhkan kombinasi obat.
- Kondisi dengan risiko dan butuh terapi untuk
mencegahnya

Tidak Perlu Terapi Obat - Tidak ada indikasi untuk keadaan saat itu
- Menelan obat dengan jumlah toksik
- Kondisi akibat drug abuse
- Lebih baik dengan terapi non drug
- Pemakaian multiple drug padahal cukup dengan single
drug terapi.
- Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang
seharusnya dapat dihindarkan

Obat Tidak Tepat - Kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak efektif
- Alergi obat tertentu
- Obat yang diberi bukan yang paling efektif untuk indikasi.
- Faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat.
- Efektif tetapi bukan yang paling murah.
- Efektif tetapi bukan yang paling aman.
- Antibiotika yang diberi resisten terhadap infeksi pasien.
- Refractory
- Kombinasi yang tidak perlu.

Dosis Kurang - Dosis yang terlalu rendah untuk memberikan respon.


- Konsentrasi obat yang diberi di bawah therapeutic range.
- Obat, dosis, rute atau konversi formulasinya tidak cukup.
- Pemberian terlalu awal.
- Dosis dan interval tidak cukup.

Adverse Drug Reactions - Diberikan terlalu tinggi kecepatannya.


- Alergi
(ADRs) - Faktor Risiko
- Interaksi obat-obat/ obat-makanan.
- Hasil laboratorium berubah akibat obat.

Dosis Berlebih - Diberikan terlalu tinggi


- Kadar serum terlalu tinggi.
- Dosis terlalu cepat dinaikkan.
- Akumulasi obat karena penyakit kronis.
- Obat, dosis, dan rute konversi formula tidak sesuai.
- Dosis dan interval tidak cukup.

Kepatuhan - Tidak menerima obat yang sesuai dengan regimen karena


medication error.
- Tidak taat instruksi.
- Tidak menerima obat karena mahal.
- Tidak memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

D. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi penatalaksaanaan terapi pada pasien diabetes

mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta tahun 2005 merupakan jenis penelitian non-eksperimental,

karena dalam penelitian ini tidak memberikan perlakuan lebih lanjut pada subjek

uji. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif evaluatif yang hanya

akan menyajikan data dan mengevaluasinya tanpa melihat korelasi antara risiko

dan efek. Rancangan penelitian ini akan mempelajari efek yang timbul terlebih

dahulu, kemudian mempelajari penyebabnya secara retrospektif.

B. Definisi Operasional

1. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme lemak,

karbohidrat, dan protein yang dipengaruhi oleh kerusakan dalam sekresi

insulin, aksi insulin atau keduanya.

2. Stroke adalah semua kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh

karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan.

3. Komplikasi penyakit adalah penyakit-penyakit yang muncul bersama-sama

dengan penyakit lain pada pasien yang sama.

4. Pasien rawat inap adalah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih

Yogyakarta tahun 2005.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

5. Dampak terapi adalah kondisi pasien sebagai hasil terapi pada saat keluar dari

rumah sakit, yang dapat dibagi menjadi meninggal, atas permintaan sendiri,

membaik dan sembuh.

6. Lembar rekam medik (MR) adalah lembar catatan dokter, apoteker, dan

perawat yang berisi data klinis pasien di rumah sakit yang meliputi data nomor

rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar,

komplikasi, lama perawatan, jenis obat, dosis obat, aturan pakai obat yang

diberikan selama terapi.

7. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelas

terapi yang diberikan untuk pasien diabetes mellitus dengan komplikasi

stroke, misal golongan antihipertensi, golongan antiangina.

8. Jenis obat adalah segala macam obat stroke dan diabetes mellitus yang

diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi

rawat inap rumah sakit Panti Rapih. Jenis obat yang ditampilkan adalah nama

generik.

9. Drug Related Problems (DRP) adalah suatu keadaan yang tidak dikehendaki

dan muncul pada saat pasien menjalani proses terapi.

10. Terapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah terapi farmakologis.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 29 pasien yang diambil secara random dari

seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang tercatat di Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian berupa lembar rekam medik (Medical Record) pasien

diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005.

E. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai diabetes mellitus komplikasi stroke dilaksanakan di

unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik

Dik Tiro No.39 Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap penelusuran

situasi, tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.

1. Tahap Penelusuran Situasi

Tahap ini merupakan tahap awal yaitu dengan penelusuran jumlah pasien

diabetes mellitus, kemudian pasien diabetes mellitus dipisahkan berdasarkan

komplikasi yang menyertai. Langkah terakhir dipilih jumlah pasien diabetes

mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat

inap rumah sakit Panti Rapih pada tahun 2005. Informasi ini dapat diperoleh dari

laporan unit rekam medik dalam bentuk catatan distribusi pola penyakit yang

terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan proses penelusuran data diperoleh

informasi bahwa jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

berjumlah 62 pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

2. Tahap Pengambilan Data

Data pada penelitian ini diambil dari rekam medik pasien diabetes mellitus

dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih

Yogyakarta pada tahun 2005 disajikan dalam bentuk tabel, yaitu tabel pertama

berisi data umum pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, riwayat,

komplikasi lain. Tabel kedua berisi mengenai data obat yang meliputi golongan

obat, jenis obat, jumlah obat, dosis obat. Tabel ketiga berisi data lab pasien

Kemudian ditambahkan data tentang diagnosis masuk dan diagnosis keluar,

tanggal masuk dan tanggal keluar.

Dari 62 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke diambil secara random

dengan memberi nomor pada setiap pasien, kemudian dipilih pasien dengan

nomor genap. Setelah pengambilan nomor genap diperoleh 31 pasien, akan tetapi

ada 2 rekam medis pasien yang tidak diperoleh, maka hanya akan diambil data

dari 29 pasien. Jumlah pasien ini sesuai dengan ketentuan menurut Gay yaitu

untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20% dari total populasi (cit.

Danapriatna dan Setiawan, 2005).

3. Tahap Penyelesaian Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan dan pencatatan rekam medik

tersebut dibuat tabel yang berisi mengenai profil pasien, kemudian tabel

berikutnya berisi mengenai jenis dan golongan obat, dosis serta waktu pemberian.

Selanjutnya tabel yang memuat data laboratorium pasien diabetes mellitus

komplikasi stroke, tanda vital dan kondisi klinis. Tabel terakhir berisi mengenai

perkembangan pasien setelah menjalani terapi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Kemudian data-data tersebut diolah dengan metode statistika deskriptif

dengan menghitung prosentasenya. Kemudian data yang diperoleh dari tabulasi

tersebut dievaluasi secara deskriptif eksploratif mengenai Drug Related Problems-

nya. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan standar

referensi.

G. Kesulitan Penelitian

Proses pengambilan data pasien diabetes mellitus dengan komplikasi

stroke periode tahun 2005 di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih

Yogyakarta mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan pertama adalah kesulitan

dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha yang dilakukan

untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti menanyakan kepada beberapa pihak

yang mengerti. Kesulitan kedua adalah kesulitan dalam mendapatkan dokumen

rekam medik karena seringkali sedang digunakan atau sedang dipinjam oleh pihak

lain. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini peneliti menunggu

beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengambil lagi dokumen rekam medik

yang telah selesai digunakan oleh pihak lain.

H. Analisis Hasil

Analisis hasil ini dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai

kondisi pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang meliputi

1. data untuk umur pasien dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok

umur 41-50tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, 71-80 tahun, dan 81-90 tahun.

2. komplikasi lain yang menyertai pasien


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

3. obat-obat yang digunakan untuk pasien diabetes mellitus komplikasi stroke

dikelompokkan berdasarkan kelas terapi obat, golongan obat dan jenis obat.

Pengelompokan ini didasarkan pada Informatorium Obat Nasional Indonesia

(IONI) 2000 (Anonim, 2000). Setelah dikelompokkan dihitung berdasarkan

jumlah kasus yang menggunakan obat tersebut dan dihitung prosentasenya.

4. analisis Drug Related Problems dilakukan dengan melihat setiap kasusnya

dan kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Standar yang

digunakan disini adalah IONI 2000 (Anonim, 2000) dan American Diabetes

Association (Anonim, 2005b) .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi


Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Penelitian mengenai kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini

dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 29 pasien tersebut, kelompok umur 51-60 tahun dan 61-

70 tahun paling banyak mengalami kasus diabetes mellitus dengan komplikasi

stroke. Kelompok umur tersebut tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan

bahwa usia paling rawan adalah 75 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena

perubahan gaya hidup yang tidak sehat dari waktu ke waktu. Selain itu pada usia

51-70 merupakan masa berkurangnya aktivitas seseorang, dimana seseorang telah

mengalami purnatugas dalam pekerjaannya.

10.34% 13.79%
41-50 tahun
20.69% 51-60 tahun
61-70 tahun
27.59% 71-80 tahun
81-90 tahun
27.59%

Gambar 1. Distribusi Pasien Diabetes Mellitus komplikasi Stroke


berdasarkan Kelompok Umur

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Semua pasien yang mengalami kasus diabetes mellitus komplikasi stroke

pada penelitian ini berusia di atas 40 tahun. Oleh karena itu dapat disimpulkan

diabetes mellitus yang diderita oleh pasien adalah diabetes mellitus tipe II, yaitu

tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I atau tergantung insulin pada

umumnya berkembang pada masa kanak-kanak atau sebelum dewasa.

58.62%
60.00%

50.00% 41.38%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
laki-laki wanita

Gambar 2. Distribusi Pasien Diabetes mellitus dengan komplikasi stroke


berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase kejadian kasus diabetes

mellitus dengan komplikasi stroke pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan wanita lebih banyak terserang

diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyebab dari hasil ini antara lain karena

wanita umumnya memiliki aktivitas lebih rendah daripada laki-laki dan dapat juga

disebabkan karena wanita memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada laki-

laki. Selain itu hal ini diduga terkait dengan faktor Umum Harapan Hidup (UHH).

Berdasarkan data statistik dari DepKes RI/BPS UHH Indonesia tahun 2000,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

harapan hidup pada perempuan 69 tahun dan pada laki-laki 65 tahun, atau dengan

kata lain harapan hidup perempuan lebih panjang.

Pada penelitian ini diketahui terdapat beberapa komplikasi selain stroke.

Komplikasi yang terjadi antara lain neuropati, hipertensi, IHD, CHF, ISK,

dislipidemia. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi karena

hipertensi sangat berkaitan erat dengan diabetes mellitus dan stroke. Hipertensi

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat dipengaruhi

oleh diabetes mellitus, hipertensi dan dislipidemia. Pemakaian obat antihipertensi

pada penelitian ini, sebanyak 22 pasien menggunakan antihipertensi (75,86%) dan

sisanya sebanyak 7 (24,14%) pasien tidak menggunakan antihipertensi. Prosentase

ini melebihi prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi. Hal ini

dikarenakan pada penderita diabetes mellitus komplikasi stroke, pengontrolan

tekanan darah sangat penting, jadi pasien yang tidak mengalami komplikasi

hipertensi tetapi tekanan darahnya naik, boleh diberikan antihipertensi dalam

dosis awal atau rendah untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal.

3.44% 3.44% Neuropati


3.44% 13.79%
3.44% Hipertensi
IHD
CHF
ISK
34.48% Dislipidemia

Gambar 3. Prosentase terjadinya Komplikasi lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

B. Profil Obat-obat yang Digunakan oleh Pasien Diabetes Mellitus dengan


Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih

Pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Panti Rapih, diketahui bahwa pasien tidak hanya diberi obat-

obatan untuk diabetes mellitus dan stroke saja. Akan tetapi diberikan obat-obat

jenis lain yang bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi pasien. Dari hasil

penelitian ini telah diketahui sepuluh kelas terapi obat yang digunakan pada kasus

diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Jumlah kasus yang dihitung

berdasarkan banyaknya pasien yang menggunakan obat dalam kesepuluh kelas

terapi tersebut.

Pada penelitian pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

diketahui kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah kelas terapi obat

untuk sistem kardiovaskular, yaitu sejumlah 29 pasien atau 100%. Kelas terapi ini

digunakan oleh seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyakit

stroke merupakan panyakit yang disebabkan antara lain oleh ketidaknormalan

tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh. Oleh karena itu

dalam terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke harus dikontrol

tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh, yaitu dengan

menggunakan obat-obat antihipertensi, antidiabetik, dan antilipidemik. Selain obat

kardiovaskuler kelas terapi yang banyak digunakan adalah obat yang

mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi obat yang mempengaruhi darah dan

gizi banyak digunakan karena untuk pasien diabetes mellitus diperlukan gizi

seimbang dan kadar gula darah terkontrol. Obat-obatan ini digunakan untuk

pemeliharaan kesehatan pasien dan sebagai pendukung terapi obat lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

sedang dijalani. Pada urutan ketiga adalah kelas terapi sistem saraf pusat. Kelas

terapi ini juga sangat berperan atau berkaitan dengan pengobatan stroke, oleh

karena itu prosentasenya tinggi.

Tabel VII. Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes
mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih tahun 2005
No. Kelas Terapi Jumlah Prosentase
Kasus(n=29) (%)
1 Obat yang bekerja pada sistem 29 100
Kardiovaskular
2 Obat yang bekerja dengan 26 89,66
mempengaruhi darah dan gizi
3 Obat yang bekerja pada sistem 11 37,93
saluran cerna
Obat yang bekerja sebagai
4 antiinfeksi 20 68,97
5 Obat yang bekerja pada sistem 24 82,76
saraf pusat
6 Obat yang bekerja pada sistem 8 27,59
saluran pernafasan
Obat yang bekerja sebagai
7 analgesik 13 44,83
8 Obat-obat hormonal 18 62,07
9 Obat yang bekerja pada sistem 7 24,14
saluran kemih
Obat untuk penyakit skelet dan
10 sendi 8 27,59

1. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular

Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular adalah obat yang bekerja

pada jantung dan pembuluh darah baik arteri maupun vena. Jantung dan pembuluh

darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga

kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.

Golongan obat yang digunakan pada kelas terapi ini antara lain

antihipertensi. Tujuan pemberian obat antihipertensi adalah mengurangi

morbiditas atau mortalitas kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi dengan

cara-cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

diperoleh dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah

140/90mmHg sambil mengendalikan faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya.

Berdasarkan standar antihipertensi yang disarankan untuk pengontrolan tekanan

darah adalah antihipertensi penghambat enzim pengubah angiotensin (ACEI).

Sesuai dengan standar penggunaan obat antihipertensi yang paling banyak

digunakan adalah penghambat enzim pangubah angiotensin (ACEI). Berdasarkan

penelitian prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi hanya

34,48%, akan tetapi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini sebanyak

79,31%. Hipertensi memegang peranan penting pada terjadinya stroke. Pada

pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi boleh diberikan antihipertensi

untuk mengontrol tekanan darah, akan tetapi dosis antihipertensi yang diberikan

adalah dosis yang kecil.

Diuretika merupakan golongan obat yang seringkali disarankan untuk

pasien diabetes mellitus, edema dan hipertensi. Pada pasien diabetes mellitus

komplikasi stroke ini obat diuretika yang paling banyak digunakan adalah

furosemid yaitu sebanyak 20,69%. Furosemid merupakan diuretika kuat dan biasa

diindikasikan untuk edema dan oliguria karena gagal ginjal.

Golongan obat anti trombosit bekerja dengan menghambat atau

mengurangi terjadinya penumpukan platelet pada darah. Penumpukan platelet

akan berpindah pada bagian yang luka dari pembuluh darah dan menempel disitu

dan dapat menyumbat. Penyumbatan ini seringkali mengakibatkan tertutupnya

arteri atau mungkin akan pecah dan menutup arteri yang kecil. Dengan mencegah

terjadinya penumpukan platelet, maka dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Pada penelitian ini anti trombosit yang paling banyak digunakan adalah silostazol

yaitu sebanyak 55,17%. Hal ini kurang sesuai dengan standar karena pilihan

utama anti trombosit adalah aspirin atau klopidogrel.

Antifibrinolitik diindikasikan untuk pasien yang mengalami pendarahan.

Selain itu dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pada faktor

pembekuan darah. Pada penelitian ini hanya digunakan satu jenis antifibrinolitik

yaitu asam traneksamat dengan prosentase 24,14%. Asam traneksamat

diindikasikan untuk fibrinolisis lokal dan menoragia.

Antilipidemik adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan lemak

dalam tubuh. Unsur utama lemak berperan dalam terbentuknya aterosklerosis,

terutama LDL (low density lipoprotein). Oleh karena itu pada pasien diabetes

mellitus dengan komplikasi stroke membutuhkan pengontrolan lemak dalam

tubuh yaitu dengan penggunaan obat antilipidemik. Pada penelitian ini terdapat 12

pasien yang membutuhkan terapi antilipidemik untuk mengontrol lemak dalam

tubuhnya. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh baru 6 pasien yang

mendapatkan terapi antilipidemik. Salah satu obat antilipidemik yang banyak

digunakan pada penelitian ini adalah golongan fenofibrat. Berdasarkan standar

obat tersebut sebaiknya diganti dengan golongan statin karena golongan statin

merupakan pilihan utama yang disarankan sebagai antilipidemik.

Obat golongan vasodilator ini mengurangi risiko terjadinya penyumbatan

arteri terutama aterosklerosis dan tromboangitis, sehingga risiko terserang stroke

dapat dikurangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada
sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah Prosentase
kasus
(n=29) (%)
Antagonis
1 Antihipertensi Reseptor Candesartan 2 6,89%
Angiotensin II Losartan 1 3,45
Irbesartan 1 3,45
ACEI Kaptopril 8 27,59
Perindopril 2 6,89
Ramipril 9 31,03
ARBS Klonidin 6 20,69
Donepezil 3 10,34
Calcium Nimodipin 3 10,34
Chanel Blocker Amlodipin 7 24,14
nifedipin 4 13,79
Isosorbid
2 Antiangina golongan nitrat dinitrat 2 6,89
Calsium Diltiazem 2 6,89
Chanel Blocker hidroklorida
3 Diuretika Diuretik osmotik Manitol 1 3,45
diuretika kuat Furosemid 6 20,69
4 Obat sistem Anti trombosit Aspirin 2 6,89
koagulasi darah Klopidogrel 6 20,89
Silostasol 16 55,17
Hemostatik dan Asam 7 24,14
antifibrinolitik traneksamat
Obat
5 Hipolipidemik Klofibrat Fenofibrat 1 3,45
Statin Simvastatin 1 3,45
Atorvastatin 2 6,89
Pravastatin 2 6,89
6 Obat gangguan vasodilator nicergoline 3 10,34
sirkulasi darah Xantin® 1 3,45
Ko-dergokrin 10 34,48
Sibelium 1 3,45
Sitikolin 20 68,97
Ginko biloba 9 31,03

2. Obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi

Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat

inap sangat memerlukan gizi yang seimbang. Gangguan nutrisi pada pasien dapat

memperparah penyakit yang sedang dideritanya, oleh karena itu asupan gizi perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

diberikan terlebih jika nafsu makan pasien menurun. Pada pasien diabetes mellitus

seringkali menjalani terapi dengan diit, oleh karena itu perlu diperhatikan

pemberian nutrisi dan vitamin supaya tidak terkena malnutrisi dan dehidrasi.

Pemberian mineral dan elektrolit dimaksudkan untuk menyeimbangkan

ion tubuh sehingga organ-organ dalam tubuh dapat bekerja secara optimal.

Diantara 29 pasien yang ada terdapat 1 pasien yang disertai anemia, maka untuk

pasien ini ditambahkan asam folat untuk mengobati anemia yang dideritanya.

Tabel IX. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat mempengaruhi
darah dan gizi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No. Golongan Jenis obat Jumlah prosentase
kasus(n=29) (%)
Cairan dan
1 elektrolit Natrium laktat 3 10,34
parenteral maltosa, glukosa 7 24,14
NaCl 0,9% 8 27,59
Meylon® 1 3,45
Asering® 10 34,48
Triofusin® 1 3,45
Amiparen® 1 3,45
Tutofusin® 1 3,45
Ion Ca, K,Na, C,Cl 1 3,45
asetat, laktat, glukosa
2 Nutrisi oral Intralipid® 1 3,45
Anemia
3 megaloblastik Asam folat 1 3,45
4 Vitamin Alfatokoferol 1 3,45
Vitamin C 1 3,45
Sanotake® 1 3,45
Nikotinamid 1 3,45
Nevramin® 1 3,45
Theragran M® 1 3,45
Tiamina
tetrahidrosulfuril 1 3,45
disulfida basa

3. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna

Obat saluran cerna digunakan didalam terapi meliputi anti tukak dan

pencahar. Penggunaan antitukak lebih banyak daripada pencahar pada pasien


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

diabetes mellitus komplikasi stroke. Hal tersebut disebabkan antitukak terutama

antasida berfungsi didalam mencegah efek samping dari antidiabetik oral, selain

itu pasien diabetes mellitus akibat hiperglikemia mengalami gastroparesis atau

gangguan motilitas lambung yang mengakibatkan mual, dan rasa tidak enak pada

saluran cerna. Antitukak biasa digunakan untuk meringankan gejala- gejala yang

muncul pada penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta pada penyakit

refluks gastresophageal. Golongan sulfonilurea mempunyai efek samping mual,

dapat diatasi dengan pemberian antasida untuk mengurangi produksi asam

lambung yang berlebih, metformin dengan efek sampingnya antara lain mual

muntah, bahkan ada sebagian antidiabetik oral yang menyebabkan gangguan pada

otot pada usus besar dan diare seperti glikazid dan metformin HCl.

Tabel X. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk penyakit
pada saluran cerna yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan obat Kelompok Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus
(n=29) (%)
Mengandung
1 Antitukak Antasida Al 2 6,89
dan atau Mg
Antagonis Ranitidin 7 24,14
reseptor H2
Khelator dan Sukralfat 1 3,45
senyawa
komplek
Penghambat Omeprazol 2 6,89
pompa proton
2 Pencahar stimulan bisakodil 4 13,79
natrium 1 3,45
pikosulfat
osmotik lactulosa 2 6,89
enzim
3 Obat untuk pencernaan Pankreatin 3 10,34
gangguan
empedu Enzyplek® 1 3,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4. Obat yang bekerja sebagai Antiinfeksi

Obat antiinfeksi ini diberikan untuk mencegah dan mengobati terjadinya

infeksi pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Infeksi dapat terjadi

karena penggunaan kateter pada pasien, selain itu dapat juga disebabkan karena

adanya luka pada pasien. Pada pasien diabetes mellitus, jika terjadi luka akan sulit

sekali kering. Luka tersebut akan lembab dan karena kadar gula tinggi maka luka

tersebut merupakan media yang baik untuk tumbuh mikroba. Oleh karena itu

diberikan antimikroba untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh mikroba.

Antiinfeksi juga diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang

diperoleh saat di rumah sakit.

Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Antiinfeksi yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No Golongan obat Kelompok Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus
(n=29) (%)
1 Antibiotik Penisilin Amoksisilin 6 20,69
Sefalosporin Seftriakson 15 51,72
Sefradin 3 10,34
Aminoglikosida Gentamisin 2 6,89
Kuinolon Siprofloksasin 2 6,89
Ofloksasin 1 3,45

5. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat

Obat-obat golongan hipnotik dan ansiolitik diberikan pada pasien untuk

menghilangkan rasa cemas dan pasien menjadi tenang. Pasien sangat

membutuhkan istirahat untuk mendukung proses penyembuhan. Pasien seringkali

tidak dapat tidur baik disebabkan oleh rasa cemas, maupun rasa sakit yang

menyerang, oleh karena itu pasien perlu diberikan obat golongan ini supaya dapat

beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Pemacu sistem saraf pusat dapat meningkatkan aktifitas psikis. Senyawa

ini dapat menghilangkan rasa lelah dan penat, meningkatkan kemampuan

berkonsentrasi. Dalam penelitian ini terdapat 13 pasien yang menggunakan obat

golongan pemacu sistem saraf pusat.

Tabel XII. Jenis obat susunan saraf pusat yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No. Golongan Kelompok Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
1 Psikofarmaka hipnotik Alprazolam 1 3,45
dan ansiolitik Estazolam 2 6,89
Diazepam 1 3,45
Obat untuk Klorpromasin 1 3,45
psikosis
Antidepresan Amitriptilin 1 3,45
hidroklorida
Pemacu SSP pemacu
2 dan sistem Methylcobalt® 2 6,89
penekan saraf pusat Piritinol 9 31,03
nafsu makan
3 Antiepilepsi Pengobatan Pirasetam 4 13,79
Antiepilepsi Fenitoin 1 3,45
Gabapentin 4 13,79
Karbamazepin 1 3,45
Fordesia® 4 13,79
4 Obat Antimual Antiemetik Domperidon 1 3,45
dan vertigo
5 Antiparkinson Antimuskarinik Trihexyfenidil 1 3,45

Obat golongan antimual dan vertigo diberikan kepada pasien yang merasa

mual dan ingin muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada

saluran pencernaan. Pada penelitian ini hanya 1 pasien yang mengalami mual

muntah dan menggunakan obat golongan antimual dan vertigo.

Antiepilepsi ini banyak digunakan pada penelitian ini, obat tersebut untuk

mengatasi kejang yeng terjadi pada stroke. Kejang biasanya terjadi dalam 2

minggu dari onset, yang biasanya disebut dengan kejang dini. Pengatasan kejang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dapat dilakukan dengan pemberian diazepam intravena dan bila belum berhenti

dapat diberikan fenitoin atau anti konvulsan.

6. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan

Obat-obat ini diberikan pada pasien untuk mengobati penyakit penyerta

berupa batuk dan sesak nafas. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang

menggunakan obat golongan ini. Golongan obat antiasma dan bronkodilator

digunakan untuk melegakan sesak nafas yang dikeluhkan oleh pasien. Obat

tersebut hanya digunakan dalam 1 pasien. Selain itu golongan antihistamin

digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh alergi. Dalam penelitian

ini hanya 1 pasien yang menggunakan obat ini.

Mukolitik merupakan golongan obat yang bertujuan untuk mengurangi

viskositas dahak sehingga mudah dikeluarkan. Obat ini diberikan kepada pasien

yang mengalami batuk berdahak. Selain itu obat batuk kombinasi diberikan pula

kepada pasien yang batuk, pada penelitian ini terdapat 4 pasien yang

menggunakan obat batuk kombinasi.

Tabel XIII. Jenis obat saluran pernafasan yang digunakan oleh pasien
diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR
tahun 2005
No. Golongan Kelompok Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
1 Antiasma dan Teofilin Aminofilin 1 3,45
bronkodilator
2 Antihistamin dan Antihistamin Feniramin 1 3,45
obat darurat alergi maleat
3 Mukolitik Mukolitik Bromhexin 1 3,45
4 Antitusif dan Obat batuk OBH® 1 3,45
Ekspektoran kombinasi
Sanadryl
Ekspektoran exp® 3 10,34
5 Stimulan pernafasan Stimulan Transbronco 1 3,45
dan surfaktan paru pernafasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

7. Obat yang bekerja sebagai analgesik

Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi penyakit yang menyertai pasien

diabetes mellitus komplikasi stroke. Pasien seringkali mengeluh pusing, nyeri atau

suhu tubuh diatas normal. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang

menggunakan obat untuk menurunkan suhu tubuh, dan 4 pasien dengan keluhan

pusing.

Tabel XIV. Jenis obat analgesik yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
Analgesik non
1 opioid Dolana® 1 3,45
Parasetamol 8 27,59
Asam Mefenamat 1 3,45
Kombinasi
parasetamol 1 3,45
dengan bukan
psikoleptik

8. Obat-obat hormonal

Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam

pengobatan diabetes mellitus, dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral.

Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah menjaga kadar gula darah dalam

batas normal, karena dengan kadar gula darah tidak terkontrol akan

mengakibatkan terjadinya komplikasi antara lain stroke, serta meningkatkan

mortalitas. Dalam penelitian ini antidiabetik yang paling banyak digunakan adalah

insulin yaitu 37.93 %.

Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke sangat diperlukan kadar

gula darah yang terkontrol, hal tersebut berkaitan pula dengan pengontrolan lemak

darah dan tekanan darah. Antidiabetik oral metformin dan thiazolidinedion


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

mempunyai efek yang bermanfaat pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan

sedang mengurangi kadar trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi,

maka baik untuk pasien diabetes mellitus supaya tidak berkembang penyakit

makrovaskular lebih lanjut.

Tabel XV. Jenis obat hormonal yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
1 Antidiabetik Insulin kerja singkat 12 41,38
Parenteral
2 Antidiabetik Sulfonilurea Glipisid 3 10,34
Oral Glimepirid 3 10,34
Glikasid 1 3,45
Metformin
Biguanid HCl 2 6,70
Miglitinid Repaglinid 1 3,45
Kombinasi Glucovance® 1 3,45
Glibenklamid dan
Metformin
Thiazolidinedione Actos® 1 3,45

9. Obat yang bekerja pada sistem saluran kemih

Obat detrusitol ini diberikan kepada pasien yang mengalami aktivitas

berlebihan kandung kemih dengan gejala selalu ingin kencing. Pada penelitian ini

terdapat 7 pasien yang mengalami gangguan pada saluran kemihnya, sedangkan

ketosteril diberikan kepada pasien yang menderita gagal ginjal kronik. Pada

penelitian ini terdapat 1 pasien yang menggunakan obat tersebut karena pernah

mengalami infeksi ginjal.

Tabel XVI. Jenis obat saluran kemih yang digunakan oleh pasien diabetes
mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
1 Gangguan Tolterodin 7 24,14
Saluran
kemih Asam amino 1 3,45
esensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

10. Obat untuk panyakit otot skelet dan sendi

Obat-obat ini diberikan kepada pasien yang disertai penyakit penyerta

berupa nyeri otot dan nyeri sendi. Pada penelitian ini terdapat 8 pasien yang

menggunakan obat-obat ini.

Tabel XVII. Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat untuk
panyakit otot skelet dan sendi yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus
dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005
No Golongan Kelompok Jenis Obat Jumlah Prosentase
kasus(n=29) (%)
Obat untuk Obat
1 reumatik penekan Allupurinol 3 10,34
proses
dan gout penyakit
reumatik
Anti inflamasi Ketoprofen 5 17,24
non steroid Selekosib 1 3,45
Kortikosteroid Deksametason 2 6,70
Obat yang
2 digunakan Pelemas Esperison HCl 2 6,70
dalam gangguan otot rangka
neuromuskuler

C. Gambaran Kasus Drug Related Problems yang Terjadi Pada


Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke
di Instalasi Rawat Inap RSPR periode tahun 2005

Sebanyak 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode

2005 dievaluasi mengenai Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah

mengenai obat. Evaluasi ini dikhususkan untuk kejadian yang terkait stroke yang

dialami pasien diabetes mellitus. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan

terapi obat setiap kasus dengan standar acuan dari American Diabetes Association

dan IONI 2000. Dari 29 pasien ditemukan 15 pasien yang mengalami DRP.

Berikut merupakan ringkasan mengenai DRP yang disajikan dalam bentuk tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel XVII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di


RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 052189
Umur : 68 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005.
Keluhan perut sakit terutama sebelah kanan, susah BAB tapi bisa fluktus
Diberi Dulcolax 1x1 tab, Lactulac 3x5cc.
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal
11 Juli 2005
Ureum 39mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.9 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total 336mg/dl ≤200 mg/dl
LDL 251mg/dl ≤100 mg/dl
HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl
Trigliserida 225 mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 25.1 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 26.2 U/L 0.0-31.0 U/L
Suhu tubuh Berkisar antara 36.5 oC sampai 37.2oC
Tekanan darah Berkisar antara 130/80 mmHg sampai 150/90mmHg
Nadi Berkisar antara 80-102x per menit

Penatalaksanaan:
Diberikan silostazol 1x100mg untuk mengobati strokenya. Pada saat pulang juga diresepkan silostazol 1x1
tablet
Penilaian :
1. Silostazol diresepkan 1x100mg perhari. Panggunaan ini kurang dosis karena menurut standar dosis
yang digunakan adalah 2x100mg perhari
2. Dulcilax merupakan obat pencahar yang diindikasikan untuk pasien yang mengalami sembelit dan
nyeri saat BAB. Dosis dulcolax kurang karena menurut standar dosis yang digunakan adalah 1x2
tablet
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalamin stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg, atau sebagai alternatif lain
dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. Jika digunakan silostazol maka dosis
yang diberikan adalah 2x100mg perhari
2. Dulcolax ditambah dosisnya hingga 1x2 tablet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel XVIII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di


RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 066196
Umur : 85 tahun
Diagnosis : DM , Hipertensi, stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005. Keluhan badan panas dan bicara kurang jelas dan pusing
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal
15 Desember 2005
Ureum 25mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total 186mg/dl ≤200 mg/dl
LDL 119mg/dl ≤100 mg/dl
HDL 37 mg/dl ≤40 mg/dl
Trigliserida 214 mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 14.0 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 12.1 U/L 0.0-31.0 U/L
Asam Urat 4.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai 37.1oC
Tekanan darah Berkisar antara 120/80 mmHg sampai 190/100mmHg
Nadi Berkisar antara 76-92x per menit

Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg, Plavix 1x1tab untuk mengobati stroknya. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal
1x1 tablet, Plavix 1x1tab
Penilaian :
3. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 2x50mg.
Plavix juga merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif klopidogrel. Obat golongan anti
trombosit ini kelebihan dosis.
4. Pasien mengeluh pusing dan badan terasa panas, maka perlu ditambahkan terapi obat analgesik dan
antipiretik
Rekomendasi:
3. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal tidak perlu diberikan, cukup diberikan Plavix 1x1tb terlebih dahulu.
4. Ditambahkan terapi obat analgesik dan antipiretik seperti misalnya Sanmol 3x1-2 tab perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Tabel XIX. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di


RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 152685
Umur : 48 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati, stroke
Dirawat tanggal 22-30 September 2005. Keluhan badan bengkak, sesak nafas, sulit bicara.
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal
22 September 2005
Ureum 23mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.29 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total 143mg/dl ≤200 mg/dl
LDL 134mg/dl ≤100 mg/dl
HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl
Trigliserida 134mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 14.6 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 11.5U/L 0.0-31.0 U/L
Asam Urat 10.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai 39.4oC
Tekanan darah Berkisar antara 140/70mmHg sampai 180/90mmHg
Nadi Berkisar antara 80-120x per menit

Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet.
Penilaian :
1. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 1x100mg.
Penggunaan pletaal ini kurang dosis karena cilostazol menurut standar dosisnya 2x100mg.
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal diganti dengan aspirin 1x75mg. Atau sebagai alternatif lain dapat
diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. . Jika digunakan Pletaal maka dosis
ditambah menjadi 2x100mg perhari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di


RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 503997
Umur : 72 tahun
Diagnosis : DM , hipertensi, parese dex, stroke
Dirawat tanggal 17-23 Desember 2005. Mengeluh nyeri tenggorokan, perut kembung, dan pusing. Diberi
Ranitidin 2x1 ampul dan obat yang mengandung Aldan atau Mg 3x10mg
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal Nilai normal
17 Desember 2005
Ureum 28 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl
Kolesterol total 241 mg/dl ≤200 mg/dl
LDL 170 mg/dl ≤100 mg/dl
HDL 41 mg/dl ≤40 mg/dl
Trigliserida 164 mg/dl ≤150 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 oC sampai36.5oC
Tekanan darah Berkisar antara 120/70mmHg sampai160/100mmHg
Nadi Berkisar antara 80-102x per menit

Penatalaksanaan:
Diresepkan obat silostazol 50mg sebanyak 2 kali sehari. Selain itu diresepkan juga Clonidin 0.15 sebanyak 2 kali
sehari
Penilaian :
1. Jika digunakan silostazol maka penggunaannya kurang dosis.
2. Ranitidin merupakan antitukak lambung dan tukak duodenum dan kondisi lain dimana diperlukan
pengurangan asam lambung.
3. Obat yang mengandung Al dan atau Mg merupakan anti tukak yang diindikasikan untuk mengurangi
gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak duodenum, kembung, perasaan penuh di
lambung. Obat golongan tukak kelebihan dosis
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg per hari. Jika digunakan
silostazol diberikan dosis 2x100mg per hari
2. Ranitidin dan obat yang mengandung Al dan atau Mg sama-sama obat untuk tukak lambung. Pasien
mengeluh perut kembung. Sebaiknya obat antitukak tersebut tidak perlu dua, cukup dipilih salah satu
saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Dari penelitian 29 Pasien diketahui 15 Pasien mengalami DRP. Kasus

yang mengalami DRPs obat kurang tepat adalah kasus I, II, IV, V, IX, XIX, XVII,

XVIII, XXI, XXII, XXIII, dan XXV, sedangkan pasien yang mengalami DRP

dosis kurang adalah pasien I. Selain itu terdapat satu pasien yaitu Pasien II yang

mengalami DRP membutuhkan tambahan terapi obat. Kasus XII, XXIV, dan

XXIX mengalami kasus DRP dosis berlebih. Tabel DRP yang disajikan hanya 3

karena pasien yang lain mengalami DRP yang sama.

D. Gambaran Dampak Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi


Stroke di Instalasi Rawat Inap di RSPR periode tahun 2005
Dampak terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di

instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta sangat beragam. Pada

penelitian ini terdapat 7 pasien dengan dampak terapi meninggal, hal ini tidak

diketahui pasti penyebabnya. Kemungkinan dipicu oleh faktor usia, komplikasi

lain, kekurangan biaya, ketidakpatuhan pasien, dan sebagainya. Selain itu dampak

terapi terbanyak adalah membaik yaitu 10 pasien dari 29 pasien yang ada.

Dampak terapi membaik ini tidak dapat dipastikan apakah pasien sembuh total,

karena hal tersebut tidak terkontrol oleh rumah sakit. Jumlah dampak terapi

sembuh sebanyak 4 pasien, jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dampak

terapi yang lain. Pasien yang sembuh pada umumnya telah menjalani terapi di

rumah sakit selama 10-17 hari. Dampak terapi atas permintaan sendiri sebanyak 8

pasien, pada umumnya disebabkan oleh faktor biaya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

34.48%
35.00%

30.00% 27.59%
24.14%
25.00%

20.00%
13.79%
15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
Meninggal APS Membaik Sembuh

Gambar 4. Distribusi Pasien Diabetes mellitus berdasarkan Dampak Terapi

Lama pasien menjalani perawatan di RSPR sangat beragam. Satu hari

merupakan waktu tercepat keluar dari rumah sakit, akan tetapi hal tersebut

disebabkan pasien meninggal. Lama perawatan 4 hari, 7hari, 9 hari, 14 hari, 16

hari 19 hari, 23 hari masing-masing dialami oleh satu pasien, sedangkan lama

perawatan 8 hari, 11 hari, 5 hari, 12 hari, dan 15 hari masing- masing untuk 2

pasien. Tiga pasien yang lain menjalani perawatan selama 17 hari, dan sisanya

menjalani perawatan selama 6 hari dan 10 hari dengan masing-masing untuk 4

pasien.

D. Rangkuman Pembahasan

Selama periode 2005 di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih

Yogyakarta ditemukan kasus diabetes mellitus komplikasi stroke sebanyak 62

pasien. Setelah diambil secara acak dilakukan penelitian sebanyak 29 pasien. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

29 pasien yang diteliti, diketahui kasus diabetes mellitus komplikasi stroke paling

banyak terjadi pada kelompok umur 51-60 tahun dan 61-70 tahun, yaitu masing-

masing 27,59%. Kasus ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki,

yaitu dengan perbandingan 41,38 %pada laki-laki dan 58,62% pada wanita.

Selain komplikasi stroke, diketahui juga adanya komplikasi lain yang

terjadi. Komplikasi yang paling banyak adalah hipertensi yaitu 34,48%.

Kemudian komplikasi paling banyak kedua adalah neuropati dengan prosentase

13,79%. Komplikasi lain yang terjadi adalah IHD, CHF, ISK, dislipidemia yang

masing-masing terjadi pada satu kasus atau dengan prosentase 3,44%.

Obat-obat yang digunakan dalam kasus diabetes mellitus komplikasi

stroke tidak hanya stroke, melainkan ada beberapa golongan obat lain. Kelas

terapi obat yang paling banyak dipakai adalah kelas terapi obat yang bekerja pada

sistem kardiovaskular. Semua kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

menggunakan obat dengan kelas terapi tersebut atau dengan prosentase 100%,

karena diabetes mellitus komplikasi stroke disebabkan adanya gangguan sistem

kardiovaskular. Kelas terapi lain yang banyak digunakan adalah obat yang

bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi digunakan oleh 26

pasien atau dengan prosentase 89,66%. Selain itu kelas terapi obat yang bekerja

pada sistem saraf pusat juga banyak, yaitu 24 pasien atau dengan prosentase

82,76%. Hal ini disebabkan karena stroke berkaitan dengan kerusakan atau

gangguan sistem saraf pusat, sedangkan kelas terapi lain yang digunakan adalah

obat yang bekerja pada saluran cerna sebanyak 11 pasien, antiinfeksi 20 pasien,

obat yang bekerja pada saluran pernafasan dan obat untuk penyakit otot skelet dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

sendi masing-masing 8 pasien, obat yang bekerja analgesik 13 pasien dan obat

hormonal 18 pasien serta 7 pasien menggunakan obat yang bekerja pada sistem

saluran kemih.

Dalam tabel XXVI di bawah ini disajikan ringkasan DRPs yang terjadi

pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke

Tabel XXI. Ringkasan DRPs

Nomor kasus Jenis DRP


I Obat tidak tepat
II Butuh tambahan terapi obat
IV Obat tidak tepat
V Obat tidak tepat
IX Obat tidak tepat
XII Dosis berlebih
XIX Obat tidak tepat
XVII Obat tidak tepat
XVIII Obat tidak tepat
XXI Obat tidak tepat
XXII Obat tidak tepat
XXIII Obat tidak tepat
XXIV Dosis berlebih
XXV Obat tidak tepat
XXIX Dosis berlebih

Pada 29 pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke, 34,48% dari

jumlah kasus membaik, dampak terapi terbanyak kedua adalah atas permintaan

sendiri (APS) yaitu sebanyak 27,59%, sedangkan 24,14 % dampak terapi pasien

meninggal dan pasien dengan dampak terapi sembuh hanya sebesar 13,79%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada penelitian evaluasi penatalaksanaan terapi diabetes mellitus komplikasi

stroke di anstalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta dapat diperoleh

kesimpulan berikut ini.

1. Kasus diabetes mellitus komplikasi stroke banyak terjadi pada kelompok

umur 51-60 tahun dan 61-70tahun. Pada wanita 58,6% dan laki-laki 41,4%.

Jenis diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe II. Komplikasi selain

stroke yang paling banyak adalah hipertensi.

2. Terdapat 10 kelas terapi yang digunakan adalah kelas terapi obat yang

bekerja pada sistem kardiovaskular yaitu sebanyak 29 pasien atau 100%.

3. Kasus DRP yang ditemukan ada 4 kelompok, yaitu 1 pasien butuh

tambahan terapi obat, 12 pasien obat tidak tepat, 1 pasien dosis kurang dan 3

pasien dosis berlebih.

4. Dampak terapi paling banyak pada kasus diabetes mellitus dengan

komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR adalah membaik 34,5%,

meninggal 24,1%, dan APS 27,6%, serta dampak terapi sembuh 13,8%.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

B. SARAN

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini yaitu perlu :

1. dilakukan penelitian mengenai kasus diabetes mellitus komplikasi stroke

pada periode yang berbeda, sehingga dasar evaluasi yang diberikan dapat

lebih mendalam.

2. dilakukan penelitian perbandingan antara kasus diabetes mellitus komplikasi

stroke dengan kasus stroke tunggal, sehingga dapat diketahui seberapa besar

pengaruh diabetes mellitus terhadap stroke.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005a, Risk Factor Stroke, http ://www.stroke association.


Org/presenter.jthml?Identifier.4716.Diakses pada 10 November 2005.

Anonim, 2005b, Standards of Medical Care in Diabetes, dari http ://care.diabetes


journals org/ cgi/content/ full/ 28/suppl. Diakses tanggal 24 Maret 2006.

Davey, P., 2002, At Glance Medecine, Blackwell Science. Ltd.68138-141, 266-


273, 350-353.

Fagan, S.C., dan Hess, D.C, 2005, Stroke, dalam Pharmacotherapy: A


PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by J.T. Dipiro,
McGraw-Hill Companie, Inc., 415-427.

Genauth, S.M.D, 2003, Diabetes Mellitus, dalam Scientific American Medicine,


Second Edition, edited by Dale C. Federman and Federman D.Daniel,
WebMD, Inc., 578-606.

Iskandar, J, 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT


Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kristanto, P.H., 1999, Pola Pengobatan Penyakit Stroke pada Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit Panti Rapih Yoyakarta Periode 1999, Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Moningkey, S.I., 2000, Epidemologi Diabetes Melitus dan Pengendaliannya,


Medika, 26(3), 187-188.

Morgenstern,L.B.M.D and Kasner,S.E.M.D. 2003, Cerebrovascular Disorder,


dalam Scientific American Medicine, Second Edition, edited by Dale C.
Federman and Federman D.Daniel, WebMD, Inc., 2093-2105.

Muthalib, A., 2000, Komplikasi Diabetes Melitus, Medika, 26(1), 26-30.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, edisi 3, diterjemahkan oleh Malthilda B.


Widiarto dan Anna Setiadi Ranti, ITB, Bandung.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 10-14.

Rampengan, S., 2006, Why Mortality in Diabetic Patient With Acute Myocardial
Infarction Is Higher Than in Non-Diabetic, http://www.kardiologi-
UI.com/newsread.php?id=136. Diakses tanggal 20 Desember 2006.

Robert, H. Eckel et al, 2002, Pathogenesis of Atherosclerosis in Diabetes,


http://arc.ahajournals.org/cgi/content/full/105/18/e138. Diakses pada
tanggal 21 November 2005.

Schwinghammer, L.T., 2000, Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, The


McGraw-Hill companies Inc, United State of America. 135-141, 171-183

Solano, M. P., and Goldberg, R.B., 2006, Lipid Management in Type 2 Diabetes,
dari http://clinical.diabetesjournal.org/misc/terms.html. Diakses tanggal 10
Oktober 2006.

Triastuti, F.E., 2004, Gambaran Peresepan Obat pada Pasien DM Tipe-2 di


Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-
2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalam
Pharmacotherapy A PathoPhysiologic Approach, Sixth Edition, edited by
J.T. Dipiro, McGraw-Hill Companie, Inc., 1333-1363.

Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes
Melitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, edisi 1,
Salemba Medika, Jakarta, 53-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

LAMPIRAN 1

Data Pasien Diabetes Mellitus Komplikasi Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
Periode tahun 2005

No. Identitas Pasien Diagnosis Tanda Nama Obat Frekuensi Cara Lama Obat Pulang Data Lab
Vital Pemberian Pemberian Pemberian
1. No.MR : 052189 Masuk : DM,Post Masuk: OMZ 1x40mg Injeksi 3 hari Glucotrol 10mg 11/07/2005
JK : P stroke, Neuropati TD : Ceftum 2x1gr Injeksi 3 hari 1x1 SGOT : 25,1 U/L
Umur : 68 th diabetik 140/90, Vit C 2x400mg Injeksi 3 hari Triatec 1x1 SGPT : 26,2 U/L
Tgl Msk : 11/07/2005 Keluar : DM N : 80x Kalnex 3x250mg Injeksi 2 hari Ceradolan 1x1 Ureum : 39 mg/dl
Tgl Kel : 03/08/2005 Komplikasi : Stroke, S : 36,6oC Neurotam 4x3gr Oral 3 hari Pletaal 1x1 Kreatinin : 0,9mg/dl
Lama Perawatan : 23 hr Neuropati RR : 18x Profenid 2x100mg Oral 13 hari Neurontin 1x1 Asam Urat : 5,5 mg/dl
TB/BB : 155cm/60kg Penyakit yang pernah Keluar: Insulin Injeksi 4 hari Aricef 1x1 Glukosa Darah Puasa :
Diit : 1700 cal diderita : TD: Enzyplex 3x1 Oral 10 hari Detrositol 1x1 265 mg/dl
Outcome : Membaik Th.2002 DM +febris 130/80- Triatec 2.5mg/mlm Oral 1 hari Enzimplex 3x1 Glukosa Darah PP :
Kelas : 2A Th. 2002 Stroke 150/90 Theragram M 1x1tb Oral 9 hari Pronalgus 2x1 296 mg/dl
Th.2004 DM+ Stroke N: 80- Profenid sup 1tube/8jam Oral 2 hari K/P Lactulac Kolesterol total : 336
Riwayat : Pasien 3 102x Triatec 1x5mg Oral 10 hari mg/dl
hari perut terasa sakit S: 36,5- Pletaal 1x100mg Oral 20 hari LDL : 251 mg/dl
terutama sebelah 37,2 oC Neurantin 2x300mg Oral 18 hari HDL : 44 mg/dl
kanan tidak bisa RR : 16- Hydergin 1x1 Oral 17 hari Trigliserida : 225 mg/dl
BAB tapi bisa fluktus 18 Neurotam 2x1200mg Oral 9 hari 19/07/2005
Adalat Oros 1x1 Injeksi 9 hari SGOT : 22,0 U/L
OBH 3x10cc Injeksi 8 hari SGPT : 15,7 U/L
Insulin RI 3x6u Injeksi 4 hari
Detrusitol 2x1tb Injeksi 6 hari
Velosef 2x500mg Oral 2hari
Glucotrol 1x1mg Injeksi 2 hari
Ceradalan 2x1tb Oral 4 hari
Glucotrol 1x10mg Injeksi 3 hari
Insulin RI 3x10u Injeksi 1 hari
Neurobion 1x5000 Oral 6 hari
Amaryl 1x4mg Oral 9 hari
Actos 1x1 Oral 9 hari
Velosef 3x1 Oral 10 hari
Dolana 2x50mg Oral 10 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Celebrex 2x200mg Oral 10 hari


Lipantil 1x200 Injeksi 7 hari
Claforan 2x1 gr Injeksi 2 hari
Dulcolax 1x1 Oral 2 hari
Novonorm 3x0,5 mg Injeksi 4 hari
Aprovil 1x300 mg Injeksi 6 hari
Novonorm 3x1mg Injeksi 6 hari
Lactulac 3x5cc Injeksi 4 hari
Nifedipin 1x10mg Injeksi 1 hari
Insulin 3x7u Injeksi 1 hari
Adalat oros 1x5mg Oral 1 hari
Detrusitol 1tts/mlm Oral 8 hari
Neurobion 1x5000 Injeksi 3 hari
Claforan Infus 9 hari
Triofusin Infus 1 hari
Amiparen Infus 1 hari
Intralipid Infus 1 hari
Tutofusin Infus 3 hari
Kaen 3 Infus 2 hari

2. No.MR : 066196 Masuk : DM + Masuk: Nicholin 2x250g Injeksi 5 hari Pletaal 15/12/2005
JK : P Stroke ulang TD : Pletaal 1x100g Oral 7 hari 1x1 Total Protein : 8,19
Umur : 85 th Keluar : DM + 180/80, Plavix 1x1tb Oral 7 hari Plavix mg/dl
Tgl Msk : 15/12/2005 hipertensi N : 88x Diabex 3x1/2tb Oral 7 hari 1x1 Albumin : 4,08 mg/dl
Tgl Kel : 22/12/2005 Komplikasi : Stroke, S : 33oC Semax Drop 4x2tts 7 hari Semax Globulin : 4,11 mg/dl
Lama Perawatan : 8 hr Penyakit yang pernah RR : 22x K/P Esilgan 1x1mg Oral 1 hari 4x2tts SGOT : 14,0 U/L
TB/BB : tidak terkaji diderita : Tahun Keluar: Tanakan 3x1 Oral 7 hari Tanakan SGPT : 12,1 U/L
Diit : 1700cal 1998 stroke ringan TD: NaCl Infus 3x1 Ureum ; 25 mg/dl
Outcome : APS 1999 Stroke 130/80- Diabex Kreatinin : 0,8 mg/dl
Kelas : Utama Himiparese dextra 150/90 3x1/2 Asam urat : 4,9 mg/dl
2003 Stroke ulang N: 80- Triatec Kolesterol total : 186
dan Ulcus DM 102x 1x21/2 mg/dl
Keluhan : Bicara S: 36,5- LDL : 119 mg/dl
Pelo 37,2 oC HDL : 37 mg/dl
Riwayat Penyakit: RR : 16- Trigliserida : 214 mg/dl
Pasien tiba-tiba tidak 18
bisa bicara, pelo,
tidak bisa dimengerti
bahasanya, malam
hari tidak bisa tidur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

3. No.MR : 141111 Masuk : parese ext Masuk: Oral Sermion 3x1tb Oral 13 hari Sermion SGOT : 12,6 U/L
JK : L sin susp stroke TD : Rantin Inj 2x1amp Injeksi 6 hari 3x1 SGPT : 9,7 U/L
Umur : 52 th Keluar : DM 220/90, Kalnex 4x500mg Injeksi 12 hari Ergotika Ureum : 22 mg/dl
Tgl Msk : 09/09/2005 Komplikasi : Stroke, N : 88x Pronalges 1x1amp Oral 1 hari 1x1 Kreatinin : 1,4 mg/dl
Tgl Kel : 22/09/2005 Neuropati S : 32oC Aspar K 3x1 Oral 13 hari Enerbol Kolesterol Total ; 282
Lama Perawatan : 14 hr Penyakit yang pernah RR : 29x Simvastatin 1x1 Oral 13 hari 3x1 mg/dl
TB/BB : 165cm diderita : Keluar: Zumafen 2x1 Injeksi 13 hari Myonal LDL : 213 mg/dl
Diit : 1900cal Th2001 opname TD: Kaptopril 3x12,5 Oral 12 hari 3x1tb HDL : 50 mg/dl0
Outcome : APS stroke, 2003 opname 130/80- Primperan Inj 1x1amp Injeksi 3 hari Adalat Oros
Kelas : 3 kecelakaan,2004 150/90 Seftriakson 1x1gr Injeksi 10 hari 1x1
jatuh kakikiri lemas. N: 60-84x Klonidin 2x75gr Oral 4 hari Simvastatin
Riwayat : Pasien S: 36,5- Enerbol 3x1tb Oral 10 hari 1x1
jatuh kepala kena 36,6 oC Ergotika 1x1tb(4,5) Oral 10 hari Capoten
tembok tetapi masih RR : 16- K/P Sanmol 1x1tb Oral 2 hari 3x12,5mg
sadar lalu hari 18x Adalat Oros 1x1 Oral 9 hari
berikutnya badan Klonidin 3x150mg Oral 7 hari
tidak enak, kepala OMZ 1x1amp Oral 6 hari
tidak bisa menoleh Myonal 3x1tb Oral 2 hari
dan kepala pusing. Velosef 3x500mg Oral 2 hari
Asering Infus 1 hari
RL Infus 12 hari

4. No.MR : 152685 Masuk : Obs oedem Masuk: Aprovel 1x300mg Oral 9 hari
JK : P anasarka TD : Asam.Folat 3x1 Oral 9 hari 22/09/2005
Umur : 48th Keluar : DM 140/70, Norvask 1x5mg Oral 8 hari SGOT : 14.6U/L
Tgl Msk : 22/09/2005 Komplikasi : N: Pletaal 2x50mg Oral 9 hari SGPT : 11.5U/L
Tgl Kel : 30/09/2005 Stroke,CAF, 80x/mnt Neurontin 1x300mg Oral 2 hari Ureum : 23.8H
Lama Perawatan : 9 hr Neuropati S : 36oC Lasix 3x1amp Injeksi 9 hari Kreatinin :1.29 H
TB/BB : 60kg Penyakit yang pernah RR : Kalitake 3x1sachet Oral 8 hari Asam Urat : 10.9H
Diit : sonde DM1700cal diderita : 20x/mnt Neurontin 2x300mg Oral 6 hari Cholesterol Total :
Outcome : Meninggal Sering opname Keluar: Excelon 2x1,5mg Oral 7 hari 143mg/dl
Kelas : 2A Riwayat penyakit : TD: Amuxsam 3x500mg Oral 3 hari LDL : 134mg/dl
Badan terlihat 160/90- K/P Sanmol 1x1 Oral 6 hari HDL : 44 mg/dl
membengkak sudah 6 180/90 Broadced 1x1gr Injeksi 5 hari Trigliserida : 134mg/dl
hari. Malam mulai N: 100- Kalmethason 2x1amp Injeksi 4 hari 28/09/2005
sulit bicara.Pagi BAB 120x/mnt Zantac 2x1amp Injeksi 2 hari Glukosa Darah Puasa :
tidak terasa, tampak S: 36,5- Kalnex 3x1amp Injeksi 2 hari 155 H
sesak nafas, dibawa 39,4 oC Inpepsa 3x10cc Oral 2 hari
ke RSPR advise RR : 20- Neurontin 1x300mg/2hr Oral 1 hari
opname. 24x Asering Infus 7 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

5. No.MR : 160974 Masuk : Anemia, Masuk: Lasix 2x1amp Injeksi 5 hari 19/09/2005
JK : P Dispnoe, DM, TD : Cedocard 1x5mg Oral 1 hari SGOT : 17,5 U/L
Umur : 67th Hipertensi, Post 180/100, Farmasal 1x3tb Oral 1 hari SGPT : 23,9 U/l
Tgl Msk : 19/09/2005 stroke N: Trihexyphenidil 2x1 Oral 4 hari Ureum ; 114 mg/dl
Tgl Kel : 23/09/2005 Keluar : DM 86x/mnt Klonidin 2x0,15 Oral 4 hari Kreatinin : 7,4 mg/dl
Lama Perawatan : 5 hr Komplikasi : Stroke, S : 41oC Neoramin 2x1 Oral 4 hari Asam urat ; 8,2 mg/dl
TB/BB : Neuropati RR : Neurotam 2x1200mg Oral 4 hari Kolesterol total ; 171
Diit : 1900cal Penyakit yang pernah 42x/mnt Ketosteril 3x1 Oral 4 hari mg/dl
Outcome : Meninggal diderita : Keluar: Actrapid 3x4u Oral 3 hari LDL : 98 mg/dl
Kelas : 2A Th.2003 Terkilir TD: siprofloksasin 2x1 Oral 3 hari HDL : 51 mg/dl
Th.2005 180/110- Insulin 8u 1x1 Injeksi 1 hari Trigliserida ; 112 mg/dl
Infeksi Ginjal 190/100 Meylon 12,5cc 1x1 Injeksi 1 hari 23/09/2005
Th.2005 N: 89- Meylon 50cc 1x1 Injeksi 2 hari Ureum : 396 mg/dl
Hipoglikemia 100x/mnt Martos+Meylon Infus 2 hari Kreatinin 10,6 mg/dl
Riwayat : 3 minggu S: 40,9- 50
pasien sesak nafas, 41 oC Martos Infus 3 hari
minum obat teratur. RR : 38-
40x/mnt

6. No.MR : 184901 Masuk : Hemiparese Masuk: Inj Nicholin 2x1amp Injeksi 4 hari Diamicron SGOT : 13,1 U/L
JK : L dextra susp stroke TD : Tanakan 3x1 Oral 9 hari 1x1 X SGPT : 11,4 U/L
Umur : 80th Keluar : DM 180/100, Encephabol 1x1tb Oral 10 hari Triatec Ureum : 31 mg/dl
Tgl Msk : 15/11/2005 Komplikasi : Stroke, N : 82x Insulin RI 3x8u Injeksi 1 hari 1x21/2 X Kreatinin : 1,2 mg/dl
Tgl Kel : 24/11/2005 Penyakit yang pernah S : 37,2oC Insulin 3x6u Injeksi 9 hari Tanakan Asam Urat : 5,2 mg/dl
Lama Perawatan : 10 hr diderita : RR : 18x Duloclax sup 1x1 Oral 1 hari 3x1 XXX Kolesterol total : 177
TB/BB : 160cm/60kg DM dan Hipertensi Keluar: Triatec 1x2,5mg Oral 2 hari Encephabol mg/dl
Diit : 1700cal ±3 tahun. TD: Detrusitol 2x1tb Oral 1 hari 1x1 X LDL : 130 mg/dl
Outcome : Sembuh Riwayat : bangun 130/90- Diamicron 1x1 Oral 1 hari Detrositol HDL : 33 mg/dl
Kelas : 2B tidur langsung lemas, 140/85 2x1 (5hari) Trigliserida : 73 mg/dl
pusing, tangan dan N: 80-88x Glukosa Drah Puasa :
kaki kanan lemas, S: 36,6- 125 mg/dl
tidak kuat 38,4 oC Glukosa Darah PP : 258
digerakkan, bicara RR : 20x mg/dl
pelo kurang jelas.

7. No.MR : 265188 Masuk : susp stroke Masuk: Neurotam 3x1200mg Oral 8 hari Kaptopril 10/11/2005
JK : P ulang TD : Pletaal 2x50mg Oral 6 hari 1x1 SGOT : 12,2U/L
Umur : 48 th Keluar : DM 174/113, Sermion 3x1tb Oral 8 hari Bolpres SGPT : 27,5U/L
Tgl Msk : 10/11/2005 Komplikasi : Stroke, N : 100x Kaptopril 2x12,5 Oral 8 hari 1x1 Ureum : 18 mg/dl
Tgl Kel : 17/11/2005 Penyakit yang pernah S : 37,5oC Tromboaspilet 2x1 Oral 8 hari Diabex Creatinin : 0.4mg/dl
Lama Perawatan : 8 hr diderita : RR : - Amoksisilin 3x500mg Oral 7 hari 3x1 CKMB : 26.0 U/L
TB/BB : tidak terkaji Th.1992 hepatitis B Keluar: Metformin 2x50mg Oral 7 hari Citaz LDH : 371.5 U/L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Diit : 1700cal Keluhan :badan TD: Blopresss 1x8mg Oral 6 hari 2x50mg 1/11/2005
Outcome : tidak ada lemas, terasa 140/80- Frisium 3x10mg Oral 6 hari Tanakan Glukosa Puasa :
biaya pusing,berat 150/90 Laxoberon 1x10tts/min Oral 1 hari 2x1 166mg/dl
Kelas : 3 Riwayat: 10 hari N: 80- Asering Infus 6 hari Detrositol
pasien merasa badan 100x 2x1
lemah dan berat. S: 36,3-
Pasien periksa ke RS 37,0 oC Diethyra
Panti rapih oleh RR : - 2x10
dokter advise opname

8. No.MR : 279646 Masuk : Hemiparese Masuk: Furosimid 1x1tb Oral 11 hari Fordesia 07/06/05
JK : L Sinistra TD : Aspar K 1x1tb Oral 11 hari 1x1 XV Glukosa Puasa :
Umur : 72 th Keluar : DM, IHD 150/90, Cedocard 3x5mg Oral 11 hari Furosemid 88mg/dl
Tgl Msk : 05/06/2005 Komplikasi : Stroke N : 72x Allupurinol 1x100mg Oral 11 hari 1x1 XV Glukosa darah PP :
Tgl Kel : 16/06/2005 Penyakit yang pernah S : 36,3oC Angioten 1x1tb Oral Cedocard 148mg/dl
Lama Perawatan : 11 hr diderita : Tahun 2002 RR : 18x Amaryl 1mg 1x1 Oral 10 hari 3x5mg XIV SGOT : 13,3 U/L
TB/BB : 160cm/55kg pernah sakit jantung. Keluar: Largactil Inj 1x12,5mg Oral 10 hari Allopurinol SGPT : 9,0 U/L
Diit : RG. DM Riwayat : Pasien TD: Brain Act 2x1 Injeksi 2 hari 1x100mg XV Ureum : 51 mg/dl
Outcome : Membaik tiba-tiba merasa kaki 130/80- Fordesia 1x1 Oral 5 hari Angioten Kreatinin : 2.0mg/dl
Kelas : 3 dang tangan kiri 170/90 Lactulac 1x1 Aral 11 hari 1x1 XV Asam Urat : 8.3mg/dl
lemas, tidak pusing. N: 76-88x Extra Dulcolax 1x1 Oral 6 hari Amaryl Kolesterol Total : 216
S: 36,5- Asering Infus 1 hari 1x1mg XV mg/dl
37,2 oC 7 hari Aspar K LDL : 143 mg/dl
RR : 18- 1x1 XV HDL : 38 mg/dl
24x

9. No.MR : 318559 Masuk : DM,Stroke Masuk: Citaz 2x50mg Oral 5 hari Citaz 18/08/2005
JK : P Keluar : DM TD : Inj Brain Act 2x1amp Injeksi 4 hari 2x50mg Kreatinin : 1,7 mg/dl
Umur : 66 th Komplikasi : Stroke 110/70, Enerbol 3x1 Oral 4 hari Enerbol Asam Urat : 13,5
Tgl Msk : 18/08/2005 Penyakit yang pernah N : 68x Ergotika 1x4,5 Oral 5 hari 3x1tb Total Protein : 39 mg/dl
Tgl Kel : 23/08/2005 diderita : DM sejak S : 36oC Siprofloksasin 3x1tb Oral 3 hari Siprofloksasine Albumin : 4,27 mg/dl
Lama Perawatan : 6 hr usia 50 th, pernah RR : 24x Detrusitol 1x1 Oral 1 hari 1x1tb(250mg) Globulin : 3,12 mg/dl
TB/BB : - opname karena DM Keluar: Asering Infus 4 hari Detrusitol Glukosa darah sewaktu :
Diit : 1700cal TD: 2x2mg 185 mg/dl
Outcome : APS 120/70- LDL : 149 mg/dl
(membaik) 150/100 Trigliserida : 160 mg/dl
Kelas : 3 N: 80-84x
S: 37,0-
37,7 oC
RR : 18-
24x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

10. No.MR : 341893 Masuk : Stroke Masuk: Nimotop 3x1 Oral 14 hari Kalnex 500 13/12/2005
JK : P serangan ulang+DM TD : Kalnex 3x1 Oral 14 hari 3x1 XXX Glukosa darah Puasa :
Umur : 56 th Keluar : 140/80, Neurotam 2x1 Oral 14 hari Neurotam 1200 110 mg/dl
Tgl Msk : 28/11/2005 DM+hipertensi N : 76x Sibelium 2x1 Oral 4 hari 2x1 IX Glukosa darah PP : 150
Tgl Kel : 13/12/2005 Komplikasi : Stroke S : 36,7oC Inj Brain Act 2x2amp Injeksi 16 hari Nimotop mg/dl
Lama Perawatan : 16 hr Penyakit yang pernah RR : 22x Inj Ceftum 2x1gr Injeksi 14 hari 3x1 XXX
TB/BB : 160cm/65kg diderita : Th. 1980 Keluar: Inj Profenid 1x1amp Injeksi 4 hari Norvask
Diit : 1700cal Operasi payudara, TD: Sermion 3x1 Oral 7 hari 1x1 X
Outcome : Membaik Th. 1990 Operasi 140/90- Insulin RI 3x4u Injeksi 7 hari Catapres 75
Kelas : 3 pendarahan otak, 180/100 Tensivask 1x5mg Oral 7 hari 4x1 XL
Th.2000 Stroke N: 80-88x Brain Act 3x1 Injeksi 8 hari Triatec 5mg
ringan S: 36,5- Asering Infus 8 hari 2x1/2 X
Keluhan ; 37,1oC Pravachol
Nyeri di bagian RR : - 1x1 X
perut, tangan dan Glucovance
kaki kiri lemas, urine 1,25 X
keruh, lemah, pusing,
mual, muntah

11. No.MR : 349130 Masuk : DM, Masuk: Nicholin 2x250mg Injeksi 8 hari 16/05/2005
JK : P Hipertensi, TD : Plavix 1x1 Oral 9 hari Ureum 105mg/dl
Umur : 62 th Keluar : DM 180/110, Norvask 1x5mg Oral 4 hari Kreatinin 4.4 mg/dl
Tgl Msk : 07/05/2005 Komplikasi : Stroke N : 84x Triatec 1x1 Oral 9 hari 08/05/2005
Tgl Kel : 18/05/2005 Penyakit yang pernah S : 36,7oC Tanakan 3x1 Oral 9 hari Glukosa darah puasa :
Lama Perawatan : 12 hr diderita : Hipertensi RR : 28x Eloves 2x1 Oral 9 hari 134mg/dl
TB/BB : - ±10 tahun, riwayat Keluar: Evion 1x1 Oral 9 hari Glukosa darah PP:
Diit : 1700cal DM ± 2 tahun. TD: Extra Lasix 20mg/iv Injeksi 1 hari 141mg/dl
Outcome : Meninggal Riwayat : Mulai tadi 120/60- Norvask 1x10mg Oral 5 hari 14/05/2005
Kelas : 2A sore kaki dan tangan 130/70 Catapres 2x75mcg Oral 1 hari Glukosa darah puasa :
kiri terasa lemas tapi N: 68- Ciproxin 2x250mg Injeksi 6 hari 105mg/dl
bisa digerakkan. 80x/mnt Dulkolax 1tube Oral 1 hari Glukosa darah PP :
Pasien tidak pusing S: 40,5- Catapres 3x75mcg Oral 5 hari 141mg/dl.
tidak pelo. Periksa ke 40,9 oC Lasix 1x1/2tb Oral 7 hari 07/05/2005
RSPR advise opname RR : 10- Extra Lasix 1amp Injeksi 2 hari Ureum : 4.9mg/dl
13x/mnt Amoksisilin 2x1gr Injeksi 2 hari Kreatinin 1.6mg/dl
Garamisin 2x60mg Injeksi 1 hari Asam Urat : 8.0mg/dl
Sanmol 2x1 Oral 2 hari Kolesterol total : 182
Neurotin 2x300mg Oral 4 hari mg/dl
Sanadryl exp 3x10mg Injeksi 4 hari HDL : 49mg/dl
Ceftum 2x1gr Injeksi 3 hari
RL Infus 8 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

12. No.MR : 370268 Masuk : DM, Stroke Masuk: Pletaal 100 1x1tb Oral 11 hari Tranbronco 09/12/2005
JK : P Keluar : DM TD : Plavix 1x1 tb Oral 11 hari 3x5cc Glukosa Darah Puasa ;
Umur : 87 th Komplikasi : Stroke 190/90, Tanakan 3x1 tb Oral 11 hari Tanakan 181 mg/dl
Tgl Msk : 09/12/2005 Penyakit yang pernah N : 80x Encephabol 1x1tb Oral 11 hari 3x1 Glukosa Darah Puasa ;
Tgl Kel : 19/12/2005 diderita : Juni 2003 S : 39oC Nicholin 2x250 Injeksi 11 hari Plavix 112 mg/dl
Lama Perawatan : 11 hr mengalami RR : 24x Sanmol 1x1tb Oral 3 hari 1x1 SGOT : 22,8 U/L
TB/BB : tidak terkaji Hipertensi dan Keluar: Tequin 1x400mg Oral 10 hari Encephabol SGPT : 40,2 U/L
Diit : 1700cal Hemiparese Sinistra TD: Transbronco 3x5cc Oral 10 hari 1x1 Ureum : 36 mg/dl
Outcome : Membaik Keluhan : Batuk, 120/80- Semax 4x4tb Oral 2 hari Pletaal Kreatinin : 0,4 mg/dl
Kelas : I A panas, badan lemas 150/80 Capoten 2x12,5mg Oral 6 hari 1x1 Kolesterol Total : 220
Riwayat: 1 minggu N: 80-84x Norvask 5mg Oral 1 hari Kaptopril 12,5 mg/dl
badan lemas, kaki S: 36,0- Asering Infus 10 hari 2x1 LDL : 165 mg/dl
dan tangan kiri 36,7oC HDL : 41 mg/dl
lemas, badan padas. RR : 20- Trigliserida : 111mg/dl
Pagi jalan ke kamar 26x
mandi jatuh dan tidak
bisa bangun, jalan
lagi lemas.

13. No.MR : 392153 Masuk : Stroke Masuk: Pletaal 1x100mg Oral 4 hari 08/10/05
JK : P ulang pd penderita TD : Hydergin 1x1 Oral 4 hari SGOT : 22,7 U/L
Umur : 73 th DM 180/90, Enchepabol 1x1 Oral 4 hari SGPT : 14,1 U/L
Tgl Msk : 08/10/2005 Keluar : DM N : 112x Nicholin 2x250 Injeksi 4 hari Ureum : 15 mg/dl
Tgl Kel : 13/10/2005 Komplikasi : Stroke S : 38oC Insulin 3x6u Injeksi 3 hari Kreatinin : 0.6 mg/dl
Lama Perawatan : 6 hr Penyakit yang pernah RR : 18x Seftriakson 2x1 Injeksi 3 hari Asam Urat : 3.7 mg/dl
TB/BB : 150cm/62kg diderita : Th 2002 Keluar: K/P Sanmol 4x1 Oral 2 hari Total kolesterol :224
Diit : Sonde stroke pertama, Th TD:37/14 Insulin 3x8u Injeksi 1 hari mg/dl
Outcome : Meninggal 2003 stroke kedua. -76/48 Martos Infus 5 hari LDL : 147 mg/dl
Kelas : 3 Punya riwayat DM, N: 108x HDL : 63 mg/dl
kontrol teratur tetapi S: - Trigliserida 115 mg/dl
tidak diit. RR : 24x
Riwayat : Tiba-tiba
tidak bisa bicara kaki
dan tangan kaku,
dibawa ke RSPR
advise opname.

14. No.MR : 458864 Masuk : Susp stroke Masuk: Kalnex 4x500mg Injeksi 11 hari Triatec Ureum : 83mg/dl
JK : L dengan hemiplegi TD : Rantin 2x1amp Injeksi 11 hari 1x5mg (1x1tb) Kretinin 2.4mg/dl
Umur : 47th dextra 200/120, Nimotop 3x1tb Injeksi 17 hari Catapres Total Protein 6.08mg/dl
Tgl Msk : 04/01/2005 Keluar : DM N : 80x Amoksisilin 1x2,5gr Injeksi 6 hari 4x75mg (4x1tb) Albumin 3.03mg/dl
Tgl Kel : 22/01/2005 Komplikasi : Stroke, S : 36,7oC Triatec 1x2,5mg Oral 13 hari Nimotop Globulin 3.05mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Lama Perawatan : 19 hr hipertensi Keluar: Catapres 2x75mg Oral 6 hari 3x1 Glukosa 201mg/dl
TB/BB : tidak terkaji Penyakit yang pernah TD: Nimotop 3x1tb Oral 8 hari Tarivid Glukosa PP 195mg/dl
Diit : 1900 cal diderita : 2 tahun 150/90- Ekstra Sanmol 1x1 Oral 1 hari 2x400mg
Outcome : tidak ada Hipertensi, tidak 170/100 Inj Xantin 2x1amp Injeksi 9 hari (2x1tb)
biaya pernah dikontrol N: 79- Inj Amoksisilin 2x1amp Injeksi 7 hari Glucotrol 5 mg
Kelas : 3 Riwayat : Pasien 84x/mnt Catapres 4x75mg Oral 7 hari 1x1 (pagi)
habis minum susu S: 35,5- Sanmol 1x500mg Oral 11 hari Sanmol
jahe lalu pulang 35,6 oC Inj NaCl + 2x60mg Injeksi 4 hari 2x1
tidur, tiba-tiba pasien RR : 28- 100cc
keluar keringat 30x/mnt Garamisin
banyak, tidak bisa Insulin RI 3x6u Injeksi 4 hari
bicara, muntah- Alinamin 1x1amp Oral 3 hari
muntah, badan lemas, Triatec 1x5mg Oral 5 hari
pasien dibawa ke RS Tarivid 2x400mg Oral 5 hari
Panti Rini. Oleh Seftriakson 2x1gr Injeksi 3 hari
dokter dianjurkan ke Kalnex 4x500mg Injeksi 1 hari
RR Panti Rapih. Asering Infus 17 hari
Asering + Infus 2 hari
Herbeser 50mg
NaCl Infus 15 hari

15. No.MR : 466180 Masuk : Stroke Masuk: Nicholin 2x250 Injeksi 3 hari Capoten 25mg 02/03/2005
JK : P Keluar : DM TD : Plavix 1x1tb Oral 9 hari 3x1 SGOT : 17.6 U/L
Umur : 69 th Komplikasi : Stroke 200/100, Hydergin FAS 1x1 Oral 9 hari XXX SGPT : 21.1 U/L
Tgl Msk : 01/03/2005 Penyakit yang pernah N : 72x Aricept 1x1 Oral 9 hari Pravachol Ureum : 40 mg/dl
Tgl Kel : 10/03/2005 diderita : Hipertensi S : 36oC Capoten 25 3x1 Oral 9 hari 1x1 X Kreatinin : 1.1mg/dl
Lama Perawatan : 10 hr sejak muda Keluar: Sanadryl exp 4x5 Oral 10 hari Glucovance Asam Urat : 3.9 mg/dl
TB/BB : Riwayat : Lemas TD: Pravachol 1x1 Oral 7 hari 1x1 X Kolesterol total :
Diit : 1700 cal ekstrimitas kiri, 130/80- Insulin RI 3x7u Injeksi 2 hari Plavix 231mg/dl
Outcome : Sembuh wajah perot, bicara 160/90 Glucovan 2,5 1x1 Oral 3 hari 1x1 X LDL : 153mg/dl
Kelas : 2B pelo setelah dari N: 76-80x Insulin 3x6u Injeksi 2 hari Hidergin FAS HDL : 56mg/dl
kamar mandi S: 35,5- Insulin 3x10u Injeksi 6 hari 1x1 X Trigliserida : 191 mg/ml
35,6 oC Norvask 1x1 Oral 6 hari Aricef Glukosa darah Puasa :
Martos Infus 3hari 1x1 X 230mg/dl
Glukosa darah PP :
379mg/dl
06/03/2005
Glukosa darah Puasa:
196mg/dl
Glukosa darah PP :
296mg/dl
09/03/2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Gl;ukosa darah puasa :


85mg/dl
Glukosa darah PP :
296mg/dl
01/03/2005
Glukosa darah sewaktu :
342mg/dl
03/03/2005
Glukosa darah sewaktu :
120mg/dl

16. No.MR : 467285 Masuk : Obs Stroke Masuk: Kaptopril 2x1 Oral 1 hari 08/03/05
JK : L Keluar: TD : 12,5mg SGOT : 24.4 U/L
Umur : 59 th DM,hipertensi 160/110, Plavix 1x1 Oral 1 hari SGPT : 23,4 U/L
Tgl Msk : 08/03/2005 Komplikasi : Stroke N : 74x Tanakan 3x1 Oral 1 hari Ureum : 22 mg/dl
Tgl Kel : 08/03/2005 Penyakit yang pernah S : 37,5oC Hydergin FAS 1x1 Oral 1 hari Kreatinin : 1,5mg/dl
Lama Perawatan : 1 hr dide RR : 18x Nicholin 2x1 Injeksi 1 hari Asam Urat : 8,1 mg/dl
TB/BB : - rita : - Keluar: 250mg Kolesterol total : 225
Diit : 1700cal TD: mg/dl
Outcome : Meninggal 160/110- Trigliserida : 136mg/dl
Kelas : 2A 183/113
N: -
S: 37,5-oC
RR : 18x

17. No.MR : 473263 Masuk : Stroke Masuk: Pletaal 2x50 mg Oral 17 hari Eloves 23/04/2005
JK : L recurent, DM Ulcus TD : Rantin 2x1amp Injeksi 17 hari 3x1 XIII SGOT : 19,8 U/L
Umur : 66 th Keluar: DM Ulcus 130/70 RL 3x6u Injeksi 11 hari Encephabol SGPT : 13,8 U/L
Tgl Msk : 23/04/2005 Komplikasi : Stroke N : 104x Nicholin 2x250mg Injeksi 7 hari 3x1 61 tb Ureum : 53 mg/dl
Tgl Kel : 09/05/2005 Penyakit yang pernah S : 38,5oC Methylcobalt 2harix1amp Injeksi 14 hari Pletaal Kreatinin : 1,6 mg/dl
Lama Perawatan : 17 hr diderita : tahun 1998 RR : 20x Enchephabol 3x1tb Oral 16 hari 2x1 41tb Asam Urat 6,5 mg/dl
TB/BB : 170cm/65kg DM, tahun 2004 Keluar: Eloves 3x1tb Oral 16 hari Tarivid Kolesterol total : 124
Diit : 1700cal Stroke TD: Seftriakson 2x1gr Injeksi 13 hari 2x1 VI mg/dl
Outcome : APS Keluhan : badan 160/110- Methycobalt 3x500mg Oral 2 hari Glucotrol LDL : 78 mg/dl
Kelas : 2B lemas 183/113 K/P Mucohexin 3x5cc Oral 1 hari 1x1 1x1 HDL : 37 mg/dl
N: - Sanmol K/P 1x1 Oral 1 hari Trigliserida : 45 mg/dl
S: 37,5-oC Tarivid 400mg 2x400mg Oral 14 hari 24/04/2005
RR : 18x Sanmol 3x1 Oral 14 hari Glukosa darah Puasa :
Inpepsa 3x10cc Oral 12 hari 148 mg/dl
RI 3x 10u Injeksi 6 hari Glukosa Darah PP : 216
Glucotrol 1x5mg Oral 1 hari mg/dl
Kaen IB Infus 15 hari 03/05 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Glukosa darah Puasa :


267 mg/dl
Glukosa darah PP : 243
mg/dl
08/05/2005
Ureum : 59 mg/dl
Kreatinin 1,9 mg/dl
Glukosa darah Puasa :
203 mg/dl
Glukosa Darah PP : 227
mg/dl

18. No.MR : 474387 Masuk : DM,ISK Masuk: Ceftum 2x1 (12jam) Injeksi 8 hari Kaptopril 02/05/2005
JK : L Keluar: DM,ISK TD : Kaptopril 2x12,5 Oral 4 hari 2x25mg Glukosa darah sewaktu :
Umur : 85 th Komplikasi : Stroke 145/85 Esilgan 1x1mg Orl 6 hari Esilgan 84mg/dl
Tgl Msk : 02/05/2005 Penyakit yang pernah N : 30x Kaptopril 2x25mg Oral 4 hari 1x1mg Ureum : 32mg/dl
Tgl Kel : 11/05/2005 diderita : DM selama S : 37,5oC Velosef 3x500mg Oral 4 hari Velosef Kreatinin : 0.7mg/dl
Lama Perawatan : 10 hr 2 tahun berobat RR : - Citaz 2x50mg Oral 1 hari 3x500mg Albumin : 2.78 mg/dl
TB/BB : 165cm/65kg teratur. Keluar: RL Infus 8 hari Citaz Globulin 3.40 mg/dl
Diit : 1700cal Riwayat : Malam TD: 2x50mg Protein Total :
Outcome : tidak ada buang air kecil terus- 110/70- R/Enerbol 6.18mg/dl
biaya menerus. Hari 160/80 3x1tb
Kelas : 3 berikutnya pagi tidak N: 80- R/Ergotika
bisa buang air kecil 84x/mnt 1x4,5mg
sama sekali. Periksa S: 37oC
ke RSPR advise RR : -
opname

19. No.MR : 470581 Masuk : DM,Stroke Masuk: Citaz 2x50mg Oral 7 hari Citaz 50 13/04/2005
JK : L hemiparese kanan TD : Zyloric 1x300mg Oral 9 hari 2x1 XX Glukosa darah puasa :
Umur : 59 th Keluar: DM 130/80 Cyproxin 3x125mg Oral 7 hari Tanakan 139 mg/dl
Tgl Msk : 04/04/2005 Komplikasi : Stroke N : 85x Tanakan 3x1 Oral 7 hari 3x1 XXX Glukosa darah PP
Tgl Kel : 13/04/2005 Penyakit yang pernah S : 37,0oC Sanotake 2x1 Oral 7 hari Sanotake :184mg/dl
Lama Perawatan : 10 hr diderita : DM selama RR : 20x Hydergin Fas 1x1 Oral 7 hari 2x1 XX Urinalisa
TB/BB : 160cm/ 70kg 2 tahun berobat Keluar: Triatec 1x2,5 Oral 2 hari Hydergin Fas Protein/Albumin (+)
Diit : 1700cal teratur TD: Inj Brain Act 2x1 Injeksi 5 hari 1x1 X
Outcome : membaik Riwayat : Pasien 110/80- Diazepam 1x10mg Injeksi 1 hari Zoloft
Kelas : 3 mengeluh kaki kanan 150/80 Nicholin 2x250 Injeksi 2 hari 1x1 X
sakit untuk jalan N: 64-80 Zoloft 1x1 (mlm) Oral 5 hari
diberi neoremacyl S: 36- NaCl Infus 5 hari
tidak berkurang. 36,4oC
Bicara jadi tidak RR : -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

jelas, tidak nafsu


makan dan lemas.
Hari berikutnya tidak
bisa bangun,
ekstrimitas kanan
lemas. Periksa RS
Panti Rapih advise
opname

20. No.MR : 475295 Masuk : Suspect Masuk: Nicholin 2x250mg Injeksi 5 hari 10/05/2005
JK : L Stroke, hipertensi, TD : Plantacid 3x10cc Oral 5 hari SGOT : 16.3 U/L
Umur : 55 th DM 140/100 Insulin 3x10u Injeksi 1 hari SGPT : 25.2 U/L
Tgl Msk : 10/05/2005 Keluar: DM, N : 100x Seftriakson 2x1gr Injeksi 4 hari Ureum : 75 mg/dl
Tgl Kel : 15/05/2005 Hipertensi S : 38oC Xyloric 2x1tb Oral 4 hari Kreatinin : 3.1 mg/dl
Lama Perawatan : 6 hr Komplikasi : Stroke RR : - Lipitor 1x1 Oral 4 hari Asam Urat : 13.1 mg/dl
TB/BB : 68kg Penyakit yang pernah Keluar: Sanmol 1x1 Oral 3 hari Kolesterol total : 319
Diit : Sonde DM1700cal diderita : DM sejak 8 TD: Insulin RI 3x30 u Injeksi 2 hari mg/dl
Outcome : Meninggal tahun yang lalu, dan 138/105- Rantin 1x1 Injeksi 1 hari LDL : 243 mg/dl
Kelas : 2B 6 tahun yang lalu 142/94 Martos Infus 2 hari Trigliserida : 281 mg/dl
operasi batu ginjal N: 69- NaCl + 25u RI Infus 1 hari 14/05/05
Riwayat : 5 hari 142x RD + RI Infus 4 hari Glukosa puasa : 273
sebelumnya Pasien S: 39,9oC mg/dl
mengeluh pusing RR : 36x Glukosa Puasa : 476
badan terasa lemas. mg/dl.
9/05/05 Pasien tiba-
tiba pingsan dan di
bawa ke rumah sakit

21. No.MR : 476165 Masuk : obs retensio Masuk: Pletaal 100 1x1tb Oral 4 hari Capoten 15/05/2005
JK : L urine, susp BPH HT TD : Detrusitol 2x1 Oral 4 hari 12,5x 2 SGOT : 25.4U/L
Umur : 78 th post stroke 160/90 Capoten 2x12,5 Oral 4 hari Amaryl SGPT : 14.2 U/L
Tgl Msk : 15/05/2005 Keluar: DM, N : 82x Sanadryl 3x10cc Oral 4 hari 1x1 Ureum : 34mg/dl
Tgl Kel : 19/05/2005 Hipertensi S : 36,5oC Seftriakson 1x1gr Injeksi 3 hari Sanadryl Kreatinin: 1.1 mg/dl
Lama Perawatan : 5 hr Komplikasi : post RR : 16x Amaryl 1x1mg Oral 2 hari 3x10cc Asam Urat 3.2 mg/dl
TB/BB : tidak terkaji stroke Keluar: siprofloksasin 2x500 Oral 1 hari Pletaal 100mg Cholesterol total : 156
Diit : tidak diit Penyakit yang pernah TD: Pronalges 3x1 Oral 1 hari 1x1 mg/dl
Outcome : APS diderita : Hipertensi 160/100- Ciprofloksasin LDL : 94 mg/dl
Kelas : 2B dan DM 190/100 2x500 HDL : 51 mg/dl
Riwayat : Pasien N: 80- Pronalges Trigliserida 46 mg/dl
stroke dirawat di RS 88x/mnt 3x1 Glukosa Puasa :
Purworejo, BAK S: 36,4- 143mg/dl
tidak lancar, Cateter 37,6 oC Glukosa sewaktu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

tidak bisa masuk RR : 20- 299mg/dl


maka pakai pempers. 28x/mnt
Dibawa ke IGD
RSPR bisa terpasang
cateter n0.16. Advise
opname

22. Sumiyati Sasmito Masuk : hemiparese Masuk: Inj Nicholin 2x250mg Injeksi 4 hari Pletaal 10/07/2005
No.MR : 482896 dextra susp stroke, TD : Pletaal 1x100mg Oral 15 hari 1x100 SGOT : 33,6 U/L
JK : P Hipertensi 190/100 Neurontin 1x300mg Oral 15 hari Neurontin SGPT : 24,7 U/L
Umur : 64 th Keluar: DM, N : 92x Triatec 1x2,5mg Oral 13 hari 1x300mg Ureum : 21 mg/dl
Tgl Msk : 10/07/2005 Komplikasi : stroke S : 37,1oC Aricef 1x1tb Oral 14 hari Aricef Kreatinin : 0,6 mg/dl
Tgl Kel : 24/07/2005 Penyakit yang pernah RR : 19x Tanakan 3x1 Oral 14 hari 1x1 Glukosa Darah
Lama Perawatan : 15 hr diderita : DM ±1 Keluar: Lipitor 1x1 Oral 13 hari Tanakan sewwaktu : 83 mg/dl
TB/BB : - tahun, 2 bulan TD: R/Zalf habis mandi Topikal 12 hari 3x1 Kolesterol total : 344
Diit : 1700cal terakhir tidak kontrol 120/80- R/Talk 1x siang Topikal 7 hari Triatec mg/dl
Outcome : Sembuh Keluhan : Tangan 130/80 Glucotrol 1x10mg Oral 10 hari 1x10mg LDL : 263 mg/dl
Kelas : Utama/IA kanan lemas, tidak N: 76-88x Detrusitol 2x1 Oral 8 hari Lipitor HDL : 41 mg/dl
pusing S: 36,0- Asering infus 5 hari 1x1 Trigliserida : 188 mg/dl
36,4oC Glucotrol 11/07/2005 Glukosa
RR : - 1x10mg Drah Puasa : 104 mg/dl
Glucopac Glukosa Darah PP : 218
2x1 mg/dl
12/07/2005
Glukosa Darah Sewaktu
: 215 mg/dl
Glukosa Drah Puasa :
192 mg/dl
Glukosa Darah PP : 214
mg/dl
14/07/2005 Glukosa
Darah Puasa ; 221 mg/dl
Glukosa darah PP : 305
mg/dl
17/01/2005
Glukosa Darah Puasa :
141 mg/dl
Glukosa Drah PP : 223
mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

23. No.MR : 485398 Masuk : Hipertensi Masuk: Inj Nicholin 2x250mg Injeksi 5 hari Triatec 08/08/2005
JK : P berat TD : Pletaal 1x100mg Oral 17 hari 1x50mg SGOT : 16,7 U/L
Umur : 65th Keluar: DM, 185/100 Enchephabol 1x1 Oral 17 hari Ciproxin SGPT : 11,3 U/L
Tgl Msk : 29/07/2005 Komplikasi : post N : 85x Forte 3x25mg Ureum : 19 mg/dl
Tgl Kel : 14/08/2005 stroke S : 36,8oC Hidergin FAS 1x1 Oral 17 hari Tanakan Kreatinin : 0,8 mg/dl
Lama Perawatan : 17 hr Penyakit yang pernah RR : 18x Norvask 1x1(pagi) Oral 17 hari 3x1 Trigliserida : 66 mg/dl
TB/BB : tidak terkaji diderita : Hipertensi Keluar: Tanakan 3x1 Oral 17 hari Exelon Glukosa Darah Sewaktu
Diit : Lunak Riwayat : Pusing, TD: Myonal 3x1tb Oral 9 hari 2x3mg : 85 mg/dl
Outcome : Sembuh nggliyer, bagian leher 120/70- Methycobalt 3x500mg Oral 16 hari Pletaal Kolesterol Total : 53
Kelas : 2B kaku, sudah periksa 160/100 Exelon 2x3gr Oral 13 hari 1x100 mg/dl
puskesmas tidak N: 80-88x Detrusitol 2x1tb Oral 5 hari Encephabol F Trigliserida : 76 mg/dl
berkurang. Periksa ke S: 36,7- Triatec 1x1(mlm) Oral 6 hari 1x1
RSPR dengan 37oC Mefinal 1x500mg Oral 1 hari Hidergin FAS
keluhan pusing dr RR : 20- Ciproxin 3x250mg Oral 4 hari 1x1
Djoko advise opname 24x Asering Infus 8 hari

24. No.MR : 485702 Masuk : Stroke Masuk: Silostazol 1x100mg Oral 5 hari Pravastin 01/08/2005
JK : L Himiparese Sinistra TD : Klopidogrel 1x75mg Oral 6 hari Natrium 1x1 Kreatinin : 0,8 mg/dl
Umur : 50 th Keluar: DM, 150/100 Sitikolina 2x250mg Injeksi 5 hari Glibenklamida Asam urat : 4,6 mg/dl
Tgl Msk : 01/08/2005 Komplikasi : Stroke, N : 64x Pravastatin 1x1tb Oral 4 hari +Metformin SGOT : 17,7 U/L
Tgl Kel : 06/08/2005 Dislipidemia S : 36oC Natrium 1,25 1x1 SGPT : 18,6 U/l
Lama Perawatan : 6 hr Penyakit yang pernah RR : 20x Piritinol 1x1tb Oral 6 hari Silostazol 02/08/2005
TB/BB : - diderita : - Keluar: Glibenklamida 1x1tb Oral 4 hari 100mg 1x1 Glukosa Darah puasa :
Diit : Sonde 1900cal Riwayat : Pasien TD: +Metformin Klopidogrel 280 mmol/ml
Outcome : Membaik bangun belum 100/70- 1,25 75mg 1x1 06/08/2005
Kelas : 2B merasakan apa-apa, 130/80 NaCl 0,9% infus 5 hari Piritinol 1x1 Glukosa Darah puasa;
saat akan buang air N: 76-88x 179 mmol/ml
kecil tiba-tiba tubuh S: 36,0-
lemas pada bagian 36,4oC
kiri dan sulit bangun RR : -
dari tempat tidur

25. No.MR : 488763 Masuk : Vertigo dg Masuk: Inj Brain Act 2x1 Injeksi 6 hari Citaz 50mg 24/08/2005
JK : P DM dan hipertensi TD : Citaz 50mg 2x1 Oral 12 hari 2x1tb SGOT : 49,9 U/L
Umur : 60th Keluar : DM 110/70, Enerbol 3x1tb Oral 11 hari Enerbol 3x1tb SGPT : 37,9 U/L
Tgl Msk : 24/08/2005 Komplikasi : Stroke N : 80x Ergotika 1x1 Oral 11 hari Ergotika Ureum :27 mg/dl
Tgl Kel : 04/09/2005 Penyakit yang pernah S : 37oC Triatec 4,1 mg 1x1 Oral 10 hari 1x4,5mg Kreatinin : 0,7 mg/dl
Lama Perawatan : 12 hr diderita : sakit gula RR : 22x Seftriaksone 2x1gr Injeksi 7 hari Triatec 2,5mg Asam Urat : 2,4 mg/dl
TB/BB : 155cm/60kg den reumatik Keluar: Insulin RI 3x7u Injeksi 1 hari 1x1 Kolesterol total : 206
Diit : 1700 cal Riwayat : 2 hari TD: Fordesia 1x1tb Oral 11 hari Fordesia 1x1 tb mg/dl
Outcome : Membaik sebelum opname 110/70- Sistenol 1x1 Oral Glucovance 2,5 LDL : 144 mg/dl
Kelas : 3 badan terasa sakit 160/90 Lasix 1x1/2 Oral 10 hari 1x1 HDL : 54 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

semua tidak bisa N: 80-84x Avil 1x1/2 Oral 7 hari Vometa 3x1tb Trigliserida : 151 mg/dl
tidur. Tgl 24/08/05 S: 37-37,7 Glucovance 2,5 1x1 Oral 4 hari Lasix 1x1/2 25/08/05
o
tiba-tiba pasien tdk C Vometa 3x1 Oral 5 hari Glucovance Glukosa puasa :
sadar dibawa ke RR : 20- Asering Infus 6 hari 1x1,25mg 144mg/dl
rumah sakit 22x Glukosa PP : 191 mg/dl
30/08/05
Glukosa Puasa ; 280
mg/dl
02/09/05
Glukosa puasa : 214
mg/dl
Glukosa PP : 255 mg/dl

26. No.MR : 492147 Masuk : DM Masuk: Inj Kalnex 4x500 Injeksi 15 hari Fordesia 01/10/2005
JK : P Keluar : DM TD : 2 amp 1x1 tb X Glukosa darah : 170
Umur : 53 th Komplikasi : Stroke 170/100, Nimotop 2.5cc/ Oral 15 hari Prexum mg/dl
Tgl Msk : 19/09/2005 Penyakit yang pernah N : 88x jam 1x1 tb(pagi) X Glukosa darah PP : 272
Tgl Kel : 03/10/2005 diderita : Hipertensi S : 36,5oC Prexum 4mg 1x1 Oral 9 hari 1x1 tb(mlm) X mg/dl
Lama Perawatan : 15 hr sejak 1997,control RR : 20x Fordesia 1x1 Oral 14 hari Catapres 03/10/05
TB/BB : 155cm/96kg rutin Keluar: Inj Seftriakson 1x1gr Injeksi tidak tahan 3x150mcgXXX Glukosa darah : 150
Diit : 1700 cal TD: Inj Aminofilin 2x1gr Injeksi 12 hari Glucovance mg/dl
Outcome : Membaik 110/80- Adalat Oros 1x1 Oral 12 hari 1x25mg X Glukosa darah PP : 269
Kelas : 3 150/90 Catapres 75mg 4x1tb Oral 12 hari mg/dl
N: 76-84x Detrusitol 2x1 Oral 5 hari SGOT : 25,1 U/L
S: 36,2- Glucovance 1x1 Oral 5 hari SGPT : 25,3 U/L
37,8 oC 1,25mg Ureum : 20 mg/dl
RR : 21- Glucovance 1x2 Oral 1 hari Kreatinin : 0,7 mg/dl
24x 1,25mg Asam Urat : 4,3 mg/dl
NaCl 100 Infus 2 hari Kolesterol total : 106
Asering Infus 15 hari mg/dl
Trigliserida : 158 mg/dl

27. No.MR : 495044 Masuk : Stroke Masuk: Manitol 200cc 1x1 Infus 4 hari 11/10/2005
JK : P Keluar : DM TD : Manitol 125cc 4x1 Infus 4 hari Glukosa Darah Sewaktu
Umur : 55th Komplikasi : Stroke 207/135, Penitoin 3x1amp Injeksi 4 hari : 548 mg/dl
Tgl Msk : 10/10/2005 Penyakit yang pernah N : 96x Dexamethason 4x2amp Injeksi 4 hari SGOT : 29,5 U/L
Tgl Kel : 13/10/2005 diderita : Hipertensi S : 39,8oC Seftriakson 1gr 3x1 Injeksi 4 hari SGPT : 28,1 U/L
Lama Perawatan : 4 hr ±10 tahun, control RR : 30x Pronalges 3x1amp Injeksi 4 hari Ureum : 88 mg/dl
TB/BB : - jika terasa pusing Keluar: Primperan 2x1amp Injeksi 4 hari Kreatinin : 1.2 mg/dl
Diit : 1700cal TD: Zantac 3x1amp Injeksi 4 hari Asam Urat : 10,3 mg/dl
Outcome : Meninggal 110/80- Sanmol 3x1 Oral 4 hari Kolesterol Total : 341
Kelas : 2 Iso 150/90 Blopress 8mg 1x1 Oral 1 hari mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

N: 76-84x Insuln RI sblm makan Injeksi Trigliserida : 105 mg/dl


S: 36,2- Blopress 8 mg 2x1 Oral 2 hari
37,8 oC NaCl Infus 4 hari
RR : 21- NaCL + RI Infus 1 hari
24x RD + RI 124 Infus 4 hari
NaCl + infus
Herbeser

28. No.MR : 495801 Masuk : Stroke+DM Masuk: Nicholin 2x1amp Injeksi 11 hari Tanakan 3x1 17/10/05
JK : L Keluar : DM TD : Tanakan 3x1 Oral 16 hari Aricef 1x1 Total Protein : 5.57 L
Umur : 72 th Komplikasi : Stroke 160/100, Aricef 1x1 (pagi) Oral 16 hari Albumin 3.08 L
Tgl Msk : 16/10/2005 Penyakit yang pernah N : 80x Triatec 2x2,5mg Oral 16 hari Globulin 2.49 L
Tgl Kel : 01/11/2005 diderita : setengah S : 36,4oC Siprofloksasin 3x250mg Oral 15 hari 31/10/05
Lama Perawatan : 17 hr tahun lalu operasi RR : 14x Tregetol 1x1(mlm) Oral 7 hari Total Protein : 6.14 L
TB/BB : - perut Keluar: Xanax 0,25/mlm Oral 5 hari Albumin : 3.74 L
Diit : 1700cal Riwayat : Pasien TD: Lasix 1x1amp Oral 1 hari Globulin 2.40 L
Outcome : APS hingga siang belum 120/70- NaCl Infus 11 hari
Kelas : 2A bangun tidur oleh 130/80
anaknya ditengok N: 84-
ternyata sudah tudak 102x
sadar langsung S: 36,0-
dibawa ke rumah 36,5oC
sakit RR : 18-
20x

No.MR : 503997 Masuk : Masuk: Citaz 2x50mg Oral 5 hari Citaz Ureum : 28mg/dl
JK : P DM+Hipertensi+pare TD : Klonidin 2x0,5 Oral 5 hari 1x1 Kreatinin : 0,8 mg/dl
Umur : 72th se dex 160/100, Prexum 1x1/2 Oral - Klonidin Trigliserida 5,6 mg/dl
Tgl Msk : 17/12/2005 Keluar : DM N : 80x Primperan 2x1amp Injeksi 5 hari 2x1 Kolesterol Total :
Tgl Kel : 23/12/2005 Komplikasi : Stroke S : 36,4oC Siprofloksasin 3x250mg Oral 4 hari Prexum 241mg/dl
Lama Perawatan : 7 hr Penyakit yang pernah RR : 14x Kalnex 3x1amp Injeksi 5 hari 1x1/2 LDL : 170 mg/dl
TB/BB : tdk terkaji diderita : DM dan Keluar: Prexum 1x1 Oral 4 hari Siprofloksasin HDL : 41 mg/dl
Diit : 1700cal Hipertensi TD: Zantac 2x1amp Injeksi 5 hari 3x1 Trigliserida : 164 mg/dl
Outcome : Membaik Riwayat : tidak ada 120/70- Plantacid 3x10mg Oral 6 hari Fordesia
Kelas : 3 130/80 Fordesia 1x1 Oral 3 hari 1x1
N: 84- seftriakson 2x1gr Oral 2 hari Plantacid
102x Norvask 1x1 Oral - 3x10cc
S: 36,0- Kaptopril 4x25mg Oral - Kaptopril
36,5oC Siprofloksasin 3x250mg Oral 1 hari 4x25mg
RR : - Amoxan 2x1 Oral 1 hari
Asering Infus 1 hari
Martos Infus 6 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

LAMPIRAN 2
Golongan dan Jenis Obat yang Digunakan Pasien Diabetes Mellitus dengan
Komplikasi Stroke di Rumah Sakit panti rapih Periode tahun 2005

Obat Sistem Kardiovaskular

No Golongan Kelompok Jenis obat Nama Dagang

Antagonis
1 Antihipertensi Reseptor Candesartan Blopress
Angiotensin II Losartan Angioten
Irbesartan Aprovel
ACEI Kaptopril Capoten
Perindopril Prexum
Ramipril Triatec
ARBS Klonidin Klonidin
Donepezil Aricept
Calcium Nimodipin nimotop
Tensivask,
Chanel Blocker Amlodipin Norvask
nifedipin Adalat Oros
Isosorbid
2 Antiangina golongan nitrat dinitrat Cedocard
Calsium Diltiazem Herbeserr
Chanel Blocker hidroklorida
3 Diuretika Diuretik osmotik Manitol Manitol
diuretika kuat Furosemid Lasix
4 Obat sistem Anti trombosit Aspirin Tromboaspilet
koagulasi darah Klopidogrel Plavix
Silostasol Citaz, Pletaal
Hemostatik dan Asam Kalnex
antifibrinolitik traneksamat
5 Obat Hipolipidemik Klofibrat Fenofibrat Lipantil
Statin Simvastatin Simvastatin
Atorvastatin Atorvastatin
Pravastatin Pravachol
6 Obat gangguan vasodilator nikergolina Sermion
Hydergin,
sirkulasi darah Ko-dergokrin Ergotika
Sibelium Sibelium
Nicholin, Brain
Sitikolin Act
Ginko biloba Tanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Obat yang Bekerja mempengaruhi Darah dan Gizi


No. Golongan Jenis obat Nama Dagang

Cairan dan
1 elektrolit Natrium laktat RL
parenteral maltosa, glukosa Martos,RD
NaCl 0,9% Infus NaCl 0,9%
Ion Ca, K,Na, C,Cl Kaen 3B
asetat, laktat, glukosa
4 Vitamin Alfatokoferol Alinamin
Nikotinamid Neurobion
Tiamina
tetrahidrosulfuril Sanotake
disulfida basa

Obat yang Bekerja sebagai Analgesik


No Golongan Jenis Obat Nama Dagang

Analgesik non
1 opioid Parasetamol Sanmol
Asam Mefenamat Mefinal
Kombinasi parasetamol Sistenol
dengan bukan
psikoleptik

Obat Sistem Susunan Saraf Pusat


No. Golongan Kelompok Jenis Obat Nama Dagang

1 Psikofarmaka hipnotik Alprazolam Xanax


dan ansiolitik Estazolam Esilgan
Diazepam Diazepam
Obat untuk Klorpromasin Largactil
psikosis
Antidepresan Amitriptilin Sertralin
hidroklorida
Pemacu SSP pemacu
2 dan sistem Methylcobalt® Methylcobalt®
penekan saraf pusat Piritinol Enchepabol
nafsu makan Enerbol
3 Antiepilepsi Pengobatan Pirasetam Neurotam
Antiepilepsi Fenitoin Fenitoin
Gabapentin Gabapentin
Karbamazepin Tegretol
Fordesia® Fordesia®
4 Obat Antimual Antiemetik Domperidon Vometa
dan vertigo
5 Antiparkinson Antimuskarinik Trihexyfenidil Trihexyfenidil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Obat Antiinfeksi
Golongan
No obat Kelompok Jenis Obat Nama Dagang

1 Antibiotik Penisilin Amoksisilin Amoxan, Amoxillin


Zumafen
Sefalosporin Seftriakson Ceftum,Ceradolan,
Claforan, Broadcef
Sefradin Velosef
Aminoglikosida Gentamisin Tarivid
Kuinolon Siprofloksasin Ciproxin
Ofloksasin tequin

Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Pernafasan


Nama
No. Golongan Kelompok Jenis Obat Dagang

1 Antiasma dan Teofilin Aminofilin Aminofilin


bronkodilator
2 Antihistamin dan Antihistamin Feniramin Avil
obat darurat alergi maleat
3 Mukolitik Mukolitik Bromhexin Mucohexin
4 Antitusif dan Obat batuk OBH® OBH®
Ekspektoran kombinasi
Sanadryl Sanadryl
Ekspektoran exp® exp®
Stimulan
5 pernafasan Stimulan Transbronco Ambroxol
dan surfaktan paru pernafasan

Obat Hormonal
Nama
No Golongan Kelompok Jenis obat Dagang

1 Antidiabetik Insulin kerja singkat Insulin


Parenteral
2 Antidiabetik Sulfonilurea Glipisid Glucotrol
Oral Glimepirid Amaryl
Glikasid Diamicron
Metformin
Biguanid HCl Diabex
Miglitinid Repaglinid Novonorm
Kombinasi Glucovance® Glucovance®
Glibenklamid dan
Metformin
Thiazolidinedione Actos® Actos®
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Obat Otot Skelet dan Sendi


Nama
No Golongan Kelompok Jenis Obat Dagang

Obat untuk Obat


1 reumatik penekan Allupurinol Zyloric
proses
dan gout penyakit
reumatik
Anti inflamasi Ketoprofen Pronalges
Profenid
non steroid Selekosib Celebrex
Kortikosteroid Deksametason Kalmethasone
Obat yang
2 digunakan Pelemas Eperison HCl Myonal
dalam gangguan otot rangka
neuromuskuler

Obat yang Bekerja pada Sistem Saluran Cerna


Nama
No Golongan obat Kelompok Jenis Obat Generik

Mengandung
1 Antitukak Antasida Al Plantacid
dan atau Mg
Zantac,
Antagonis Ranitidin Rantin
reseptor H2
Khelator dan Sukralfat Inpepsa
senyawa
komplek
Penghambat Omeprazol Omeprazol
pompa proton
2 Pencahar stimulan bisakodil Dulcolax
natrium Laxoberon
pikosulfat
osmotik lactulosa Lactulac
enzim
3 Obat untuk pencernaan Pankreatin Primperan
gangguan
empedu

Obat Saluran Kemih


Nama
No Golongan Jenis Obat Dagang

1 Gangguan Tolterodin Detrusitol


Asam
Saluran kemih amino Ketosteril
esensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Evaluasi

Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus

Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta Periode tahun 2005” ini

memiliki nama lengkap Fransisca Widyastuti. Penulis

adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari

pasangan Aloysius Sajiman dan Agustina Ari Prihatini.

Penulis lahir pada tanggal 9 Maret 1984 di Ambarawa.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman

kanak-kanak di TK Virgo Maria I Ambarawa pada tahun 1990. Pendidikan

sekolah dasar ditempuh di SD Virgo Maria I Ambarawa dan tamat pada tahun

1996. Pada tahun 1999, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Pangudi

Luhur Ambarawa dan pada tahun 2002 tamat dari SMU Don Bosko Semarang.

Penulis memasuki jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai