Anda di halaman 1dari 14

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa editing adalah usaha merapikan

dan membuat sebuah tayangan menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing ini
dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stock shot) dan unsur pendukung seperti
voice, sound effect, dan musik sudah mencukupi. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang
editor harus betul-betul mampu merekontruksi (menata ulang) potongan-potongan gambar
yang diambil oleh juru kamera. Leo Nardi berpendapat editing film adalah merencanakan dan
memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera untuk
disiarkan kepada masyarakat. (Nardi, 1977: 47).

Editor

Editor adalah orang yang bekerja di belakang layar. Dia menyeleksi dan memperbaiki naskah
sebelum dipublikasikan. Di media massa, editor adalah hatinurani media, menyelaraskan
sebuah naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi media. Secara teknis, ia tegas dalam
penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa,
pemilihan jenis huruf untuk judul dan sebagainya. Tugas editor adalah editing –mengedit,
menyunting, yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi) naskah yang akan
dimuat atau dipublikasikan. Di media massa, editing adalah tugas redaktur.

Tujuan Editing

-Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,

-Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi
redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.

-Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda
baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.

Macam – Macam Editing

Editing foto

editing video broadcast

editing film

editing web

editing media (koran, majalah, dsb

editing layoout,dll

B.PROSES EDITING
Di balik sebuah tulisan yang enak dibaca terdapat editor (redaktur) yang hebat. Di balik buku
best seller pastilah ada editor yang hebat pula. Ringkasnya, tidak ada penulis yang bisa
bekerja tanpa editor yang baik. “No writer can work without a good editor”. Editing adalah
pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual karena ia membutuhkan wawasan memadai
untuk validasi fakta dalam sebuah naskah. Teknis karena ia membutuhkan kecermatan dalam
pilihan kata, kalimat, dan tanda baca. Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor
menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak siar, layak muat, enak dibaca, serta mudah
dicerna pembaca. Editing efektif membutuhkan intelijensia, empati, fleksibilitas, kepercayaan
diri, kemauan untuk bereksperimen, ketajaman, ketelitian, kesabaran, guna membantu penulis
dalam mencapai tujuannya.

-Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan
hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning (perencanaan berita),
news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing (penulisan bahan-bahan
berita menjadi sebuah tulisan berita).

PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONAL :Editor memeriksa tiap kata dan kalimat agar
logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca).

PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL: Editor memperhatikan dat dan fakta agar


tetap akurat dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti

1)Teknis

-Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah


tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan sebagainya

-Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.

-Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda
baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.

2)Non Teknis

-Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria
layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.

-Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas
keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk
memenuhinya.

-Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada
fakta hasil liputan.

-Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.

-Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad
taste).
Pengertian Editing
Editing adalah salah satu elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
broadcast. Kata editing dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari Ingris. Editing
berasal dari bahasa Latin editus yang artinya ‘menyajikan kembali’. Editing dalam bahasa
Indonesia bersinonim dengan kata editing. Kataediting berasal dari bahasa Inggris yang
artinya, pertama, menyiapkan naskah tulisan untuk diterbitkan atau dipresentasikan,
dengan mengoreksi, merevisi, atau mengadaptasi. Kedua, menyiapkan sebuah edisi untuk
diterbitkan, misalnya kumpulan cerita pendek atau kumpulan artikel. Ketiga,
mengarahkan penerbitan (surat kabar atau majalah). Keempat, menggabungkan unsur-
unsur (film atau musik) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Kelima,
mengurangi; menghapus bagian tertentu dari skenario film.
Editing, dalam bahasa Indonesia, dipadamkan dengan kata-bentukan penyuntingan;
berasal dari kata-dasar sunting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
kerja menyunting memiliki tiga arti. Pertama, menyiapkan naskah siap cetak atau siap
untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa
(menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Kedua, merencanakan dan mengarahkan
penerbitan (surat kabar, majalah). Dan ketiga, menyusun atau merakit (film, pita rekaman)
dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Adapun kata penyuntingan,
menurut KBBI, memilikiarti: proses, cara, perbuatan sunting menyunting; segala sesuatu
yang berhubungan dengan pekerjaan menyunting; pengeditan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa editing adalah usaha
merapikan dan membuat sebuah tayangan menjadi lebih berguna dan enak ditonton.
Tentunya editing ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stock shot) dan
unsur pendukung seperti voice, sound effect , dan musik sudah mencukupi. Selain itu,
dalam kegiatan editing seorang editor harus betul-betul mampu merekontruksi (menata
ulang) potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Leo Nardi berpendapat
editing film adalah merencanakan dan memilih serta menyusun kembali potongan gambar
yang diambil oleh juru kamera untuk disiarkan kepada masyarakat.

Editor
Editor adalah orang yang bekerja di belakang layar. Dia menyeleksi dan memperbaiki
naskah sebelum dipublikasikan. Di media massa, editor adalah hatinurani media,
menyelaraskan sebuah naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi media. Secara teknis, ia
tegas dalam penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan,
tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul dan sebagainya. Tugas editor adalah
editing –mengedit, menyunting, yakni proses penentuan, seleksi, dan perbaikan (koreksi)
naskah yang akan dimuat atau dipublikasikan. Di media massa, editing adalah tugas
redaktur.
Kelengkapan Editor
· Style Book –buku pedoman gaya bahasa khas media tempat editor bekerja.
· Kamus Bahasa.
· Kamus singkatan (akronim).
· Peta.
· Buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.
· Ensiklopedi.
· Buku atau koleksi ucapan atau pepatah terkenal.
Tujuan Editing
- Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
- Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi
redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
- Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar,
tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
Macam – Macam Editing
· Editing foto
· editing video broadcast
· editing film
· editing web
· editing media (koran, majalah, dsb)
· editing layoout,dll
PROSES EDITING
Di balik sebuah tulisan yang enak dibaca terdapat editor (redaktur) yang hebat. Di balik
buku best seller pastilah ada editor yang hebat pula. Ringkasnya, tidak ada penulis yang
bisa bekerja tanpa editor yang baik. “No writer can work without a good editor”. Editing
adalah pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual karena ia membutuhkan wawasan
memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah. Teknis karena ia membutuhkan
kecermatan dalam pilihan kata, kalimat, dan tanda baca. Dengan intelektualitas dan
kemampuan teknis, editor menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak siar, layak
muat, enak dibaca, serta mudah dicerna pembaca. Editing efektif membutuhkan
intelijensia, empati, fleksibilitas, kepercayaan diri, kemauan untuk bereksperimen,
ketajaman, ketelitian, kesabaran, guna membantu penulis dalam mencapai tujuannya.
- Dalam proses penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas
pengolahan hasil liputan (news processing) setelah melewati tahap news planning
(perencanaan berita), news gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing
(penulisan bahan-bahan berita menjadi sebuah tulisan berita).
PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONAL : Editor memeriksa tiap kata dan kalimat
agar logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak dibaca).
PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL : Editor memperhatikan dat dan fakta agar
tetap akurat dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti
1) Teknis
- Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya kekeliruan
salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan
sebagainya
- Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.
- Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar,
tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
2) Non Teknis
- Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria
layak muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.
- Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta
asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk
memenuhinya.
- Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol
daripada fakta hasil liputan.
- Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.
- Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan
(bad taste).
Lembaga atau perusahaan pers
sebagaimana lembaga atau perusahaan pada umumnya, memiliki organisasi yang terdiri
dari berbagai macam jabatan. Jabatan-jabatan tersebut disusun berdasarkan fungsi-
fungsinya. Dan masing-masing jabatan memiliki tugasnya masing-masing. Berikut ini
bagan organisasi tersebut.

Diantara bagan tersebut terdapat posisi vital yang dianggap sangat penting dalam suatu
perusahaan atau organisasi pers. Salah satunya adalah :

Editor/Redaktur
Editor/Redaktur bertugas memberikan TOR/outline kepada reporter sesuai hasil rapat
redaksi. Setiap editor harus memberikan panduan teknis lapangan ke reporter sebelum
bertugas meliput suatu isu. Ini penting dilakukan, selain merupakan garis besar outline,
seorang redaktur bertanggungjawab terhadap segala resiko yang bakal dialami reporter
yang meliput isu yang diberikannya.
Setelah laporan diselesaikan reporter, material laporan harus diperiksa kembali oleh
redaktur untuk mengetahui keakuratan laporan, seperti semua informasi yang disuguhkan
tak kurang, tak berlebihan, dengan sumber-sumber yang jelas, nama lengkap, angka,
waktu, jarak, ukuran, tempat.
Tak ada larangan jika seorang redaktur harus turun ke lapangan untuk melakukan
peliputan, sebab sebagaimana idealnya; “jurnalis yang baik adalah jurnalis yang tak
berada di belakang meja. Jurnalis yang baik adalah jurnalis yang merancang rencana
liputannya di belakang meja dan melaksanakannya di lapangan”.
Seorang redaktur tidak menggunakan sumber anonim “sumber yang layak dipercaya”,
“menurut sumber”dalam laporannya. Tidak pula menggunakan sumber dengan astribusi,
misal “seorang anggota TNI”, “pelaku perkosaan adalah anak seorang petinggi Korem”.
SubEditor
Setelah sampai di meja redaktur/editor, berita diteruskan melalui komputer pada subeditor
yang bertugas memeriksa akurasi penulisan berita. Bila ada yang perlu ditanyakan,
subeditor dapat memanggil reporter yang bersangkutan melalui sekretaris redaksi atau
langsung. Subeditor harus mempertimbangkan berbagai persoalan hukum, seperti
kemungkinan pencemaran nama baik, character assassination (pembunuhan karakter
orang lain), penghinaan terhadap seseorang.
Jika struktur tulisan dianggap perlu diperbaiki, subeditor bisa menulis ulang (edit).
Subeditor pun dapat mengurai panjang tulisan/narasi sesuai kebutuhan kolom (cetak) dan
durasi (elektronik).
Subeditor harus menjamin gaya penulisan baik untuk artikel cetak maupun narasi, terjalin
dalam seluruh tulisan: menyusun headline (judul), caption (teks foto), lead (teras berita)
dan panel (teks yang digunakan untuk menekankan gagasan penting dalam tulisan).
Subeditor juga dapat menentukan desain halaman sebagai bahan
pertimbanganbagian design dan layout.
Redaktur Pelaksana
Secara teknis, peliputan di lapangan sampai di meja radaktur berada di bawah wewenang
redaktur pelaksana. Posisi ini sangat penting sebab berkenaan dengan bagaimana
mengatur dan menentukan alur peliputan semua reporter di lapangan dan redaktur di
kantor dalam penggarapan seusai rapat redaksi.
Seorang redaktur pelaksana harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan reporter di
lapangan. Harus dapat menjawab pertanyaan reporter atau membantu reporter jika
sewaktu-waktu mereka menemui kendala teknis di lapangan.
Jika terjadi error operation, seorang redaktur pelaksana harus dapat
mempertanggungjawabkannya kepada penanggungjawab redaksi atau di hadapan rapat
evaluasi redaksi. Redaktur pelaksana adalah kendali dari mata reporter di lapangan.
Sewaktu-waktu, redaktur pelaksana harus dapat mengambilalih tugas reporter yang error
operation dan mengintruksikannya kepada reporter lainnya. Ia juga harus dapat
melakukan koordinasi dengan para redaktur kompartemen agar deadline tepat waktu,
sekaligus menjamin keberhasilan satu masa liputan yang usai dibahas di meja rapat
redaksi.
Seorang editor dituntut mampu melakukan kegiatan penyuntingan setiap kali diperlukan
dan harus tahu serta dapat menentukan kapan kegiatan itu perlu dilakukan. Berikut
beberapa tugas pokok editor di meja sunting :
1. mencoba menemukan sudut yang menarik dari berita dan menghubungkannya dengan
berita lain (jika ada) yang berkaitan langsung sehingga berita tersebut lebih bermakna
2. jika dianggap perlu, sang editor mengorganisir isi berita dalam presentasi yang lebih
menarik untuk para pembaca, misalnya dengan mengubah struktur berita tanpa mengubah
isi dan jiwa dari berita
3. menyesuaikan style yang berlaku di lembaga yang menerbitkan
4. menyesuaikan panjang berita dengan ruang yang tersedia dengan mempertahankan
intisari berita
5. meneliti apakah ada fakta-fakta yang keliru atau yang kebenarannya kurang
meyakinkan sehingga harus mengadakan koreksi
6. menyederhanakan dan memperbaiki tata-bahasa, supaya mudah ditangkap dan difahami
para pembaca
7. menyederhanakan dan menjelaskan beberapa pengertian atau istilah untuk mencegah
timbulnya salah tafsir
8. berikhtiar agar berita lebih obyektif, seimbang, fair dan secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan
9. mengubah nada berita jika dianggap perlu misalnya dengan mengganti kata-kata yang
bersifat absolut
10. berusaha (jika dianggap perlu) untuk memperbaiki berita supaya tidak bertentangan
dengan tata kesopanan atau kebiasaan yang berlaku
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah
melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah
yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk
(Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh
atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik,
misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb. Karena itu ia dikenal pula dengan
sebutan “Jabrik” atau Penanggung Jawab Rubrik.
Berikut ini tugas seorang redaktur secara lebih terinci:
1. Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi
mendatang
2. Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap
penerbitan
3. Membuat lembar penugasan atau Term Of Reference (TOR) kepada para reporter
dan fotografer
4. Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber
berita
5. Memberikan penilaian kepada reporter baik penilaian kualitatif maupun
kuantitatif.
6. Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana
Redaktur Bahasa / Korektor Naskah
Seorang Redaktur Bahasa / Korektor Naskah memiliki tugas sebagai berikut:
1. Memeriksa,mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
2. Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa
Jurnalistik
3. Mengubah pengulangan kata-kata yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat
dalam naskah menjadi bervariasi.
4. Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah
5. Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan
seluruh naskah menjadi sama
6. Memeriksa naskah kata per kata, penggunaan titik, koma, tanda seru, titik dua.
7. Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing, bahasa daerah, bahasa
slank sehingga mudah dimengerti pembaca.
Redaktur Artistik
Bagian Artistik memiliki tugas sebagai berikut:
1. Merancang cover atau kulit muka
2. Membuat dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual ke pasar
3. Mendesain dan melay out setiap halaman dengan naskah, foto, dan angka-angka
4. Mengatur peruntukan halaman untuk naskah
5. Menulis judul berita,anak judul, caption foto, nama penulis pada setiap naskah
6. Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari terbit, dan
tanggal terbit pada setiap edisi
Tugas-tugas editor:
Ada 3 (tiga) tugas utama dari seorang editor: mencari, memperbaiki dan menerbitkan
naskah atau tulisan atau gambar.
Editor beroperasi sebagai penerbit, artinya editor harus terlibat dalam semua aspek
Editor dalam media apapun sama, cuma tergantung dia masuk ke jenisnya apa,
#JobDeskEditor
Jenjang karir editor ada 5 (lima) macam: Copy Editor, Editor, Senior Editor, Managing
Editor, Chief Editor.
Copy Editor hanya memiliki kewenangan terhadap teknis suatu penulisan naskah, misal
kesalahan ejaan, bahasa, fakta, data, dan lain-lain,
Editor adalah seseorang yang melakukan penyuntingan seperti Editor Film, Editor Suara,
Redaktur (Editor Tulisan),
Editor Senior memainkan peran banyak kunci untuk memastikan bahwa publikasi kualitas
tertinggi diciptakan.Senior editor bertanggung jawab untuk administrasi, menulis,
merancang dan distribusi.
Managing Editor adalah Seorang redaktur pelaksana adalah anggota senior dari tim
manajemen sebuah publikasi.
Editor-in-chief (Kepala Redaksi) adalah kepala utama publikasi ini,
memiliki tanggungjawab akhir untuk semua operasi dan
kebijakan. Dia memimpin semua departemenorganisasi. Selain itu, editor-in-
chief yang bertanggung jawab untuk mendelegasikan tugas kepada
anggota staf serta menjaga dengan waktu yang dibutuhkan mereka untuk
menyelesaikantugas mereka. Istilah ini umumnya diterapkan untuk koran, majalah, buku
tahunan, dan program berita televisi. Istilah ini juga diterapkan pada jurnal akademik, di
mana editor-in-chiefakhirnya memutuskan apakah naskah diserahkan
akanditerbitkan dalam jurnal. Keputusan ini dibuat oleh redaksi-setelah mencari masukan
dari reviewer dipilih atas dasarkeahlian yang relevan. Tanggung jawab khas editor-in-
chiefmencakup:
Palang pengecekan fakta, ejaan, tata bahasa, menulis halamangaya desain, dan foto;
Menolak tulisan yang tampaknya menjiplak, hantu-ditulis oleh editor lainnya sub-,
atau diterbitkan sebelumnya di tempat lain;
 Mengedit konten tersebut;
 Berkontribusi potongan editorial;
 Memotivasi dan mengembangkan staf editorial;
 Memastikan draft akhir selesai dan daerah tidak kosong;
 Penanganan keluhan pembaca dan mengambil tanggung jawab untuk masalah yang
dihasilkan, dan Untuk buku-buku atau jurnal, silang kutipan dan memeriksareferensi.
Tugas editor kepada penulis berita.
 Meminta penulis mengirimkan tulisan tentang kreasi atau pemikiran-pemikiran
mereka,
 Memperbaiki tulisan penulis agar pembaca bias mengerti apa yang mau
disampaikan penulis,
 Mengedit naskah yang telah diubah sesuai dengan bahasa EYD (Ejaan Yang
Disesuaikan) ataupun bahasa yang sesuai dengan standarisasi penerbit,
 Setelah pengeditan naskah selesai, memasukan semua foto atau gambar serta
naskah yang sudah di edit kebagian design grafis ( atau biasa disebut SETTER ). Setter
bertugas membuat “Layout”,
 Lalu mengirimkan naskah yg sudah di layout tersebut kepada penulis, karena
biasanya ada perubahan-perubahan redaksional dari penulis,
 Ketika penulis approve atau setuju dengan layout dan redaksionalnya. Maka
naskah tersebut dikirim kembali ke “REPDEL” (Pimpinan Redaksi) untuk approval tata
bahasannya,
 Setelah approve hasil layout akan masuk ke dalam bagian produksi, untuk dibuat
sparasi filmnya, \
 Setelah selesai editor harus memastikan film-film tersebut tidak blur atau sudah
siap cetak,
 Setelah selesai film tersebut diberikan kebagian “Percetakan”
 Tugas terpentingnya adalah mengedit tulisan sesuai dengan tata bahasa yang
digunakan Penerbit,
 Membiarkan penulis menulis sesuai dengan ideology atau pemikiran masing-
masing,
 Lalu memastikan bahwa tulisan penulis tidak menyangkut SARA atau apapun
yang dapat merugikan Penerbit,
 Serta mengkoordinasikan tulisan penulis kepada pimpinan redaksi penerbit
apabila tulisan tersebut sedikit controversial, karena tidak menutup kemungkinan tulisan
tersebut akan tetap dibukukan untuk kepentingan komersil.
PROSES KERJA JURNALISTIK
1. Rapat Redaksi
2. Repotase
3. Penulisan Berita
4. EDITING: proses memeriksa kembali naskah/tulisan untuk menyempurnakan
tulisan, yang menyangkut ejaan, gaya bahasa, kelengkapan data, efektivitas kalimat, dan
sebagainya. Pelaku disebut editor atau redaktur
5. Setting dan Lay Out: proses pemilihan Setting merupakan proses pengetikan
naskah yang menyangkut pemilihan jenis dan ukuran huruf. Sedangkan layout merupakan
penanganan tata letak dan penampilan fisik penerbitan secara umum. Setting dan layout
merupakan tahap akhir dari proses kerja jurnalistik. Setelah proses ini selesai, naskah
dibawa ke percetakan untuk dicetak sesuai oplah yang ditentukan.
PROSES EDITING (MENYUNTING NASKAH)
A. PENYUNTINGAN SECARA REDAKSIONAL Editor memeriksa tiap kata dan
kalimat agar logis, mudah dipahami, dan tidak rancu (benar ejaan, punya arti, dan enak
dibaca).
B. PENYUNTINGAN SECARA SUBSTANSIAL  Editor memperhatikan dat dan fakta
agar tetap akurat dan benar. Isi tulisan mudah dimengerti. Sistematika harus tetap terjaga.
KEGIATAN EDITING
1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual.
2. Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki.
3. Memperbaiki keaslahan ejaan (tanda baca, tatabahasa, angka, nama, dan alamat).
4. Menyesuaikan gaya bahasa dengan gaya surat kabar bersangkutan.
5. Mengetatkan tulisan (meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat
yang memiliki kejelasan makna serupa).
6. Menghindari dari unsure-unsur penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang
memeuakkan (bad taste).
7. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi (missal, anak judul/subjudul).
8. Menulis judul yang menarik.
9. Menulis keterangan gambar/caption untuk gambar/foto dan pekerjaan lain yang
bersangkutan dengan cerita yang disunting.
10. Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak, mungkin masih terdapat
kesalahan secara redaksional dan substansial.
FOKUS EDITOR
1. Sadar akan latar belakang para pembaca (umur, taraf hidup, dan gaya hidup) sehingga
naskah diharapkan sesuai dengan latar belakang itu.
2. Tegas
3. Memperbaiki tulisan tanpa merusak cara penulis memaparkan pendapatnya.
4. Haiti-hati dengan iklan terselubung yang masuk dalam tulisan.

JIWA REDAKTUR
1. Memiliki wawasan luas  ilmu jurnalistik.
2. Berkepala dingin, sanggup bekerja dalam suasana tergesa-gesa dan rumit, tanpa
menderita perasaan tertekan.
3. Cermat, hati-hati, tekun, dan tegas.
4. elihat sesuatu dari sudut pandang pembaca (berorientasi pada kepentingan
pembaca)

JURNALISME ONLINE
Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai
media massa media online juga menggunakan kaidah – kaidah jurnalistik dalam sistem
kerja.
Jurnalistik online muncul ketika Mark Drugle membeberkan cerita perselingkuhan
Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Karena dengan melalui
internet semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita
tersebut.Itulah awal mula merebaknya jurnalisme online dan mulai dikenalnya jurnalisme
online.
Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan
media internet. Menurut Laquel lahirnya Arpanet, asal mula internet adalah terciptanya
suatu ledakan tidak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet suatu proyek
eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA.
Berkaitan dengan tingkat kredibilitas atas berita yang ada pada jurnalisme online
tampaknya sulit dipastikan. Yang jelas, kesalahan pemberitaan munkin saja dapat terjadi.
Semua media mempunyai kemungkinan kesalahan. Tidak mungkin jurnalisme online
bebas dari kesalahan.

B. Pengertian Media Online


1. Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di
situs web (website) internet.
2. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak ( printed
media) –koran, tabloid, majalah, buku-- dan media elektronik (electronic media) –radio,
televisi, dan film/video.
3. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut
juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang
diproduksi dan didistribusikan melalui internet” (wikipedia).
4. Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan
multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal,
website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.
5. Isi media online terdiri: Teks, Visual/Gambar, Audio, dan Audio-Visual (Video)

Online journalism atau lebih dikenal dengan nama jurnalisme online lahir pada
tanggal 19 Januari 1998, ketika Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan
Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut
“monicagate”. Ketika itu, Drugde berbekal sebuah laptop dan modem, menyiarkan berita
tentang “monicagate” melalui internet. Semua orang yang mengakses internet segera
mengetahui rincian cerita “monicagate”. Itulah awal mula munculnya jurnalisme online.
Kasus itu juga mirip ketika menjelang keruntuhan pemerintahan Orde Baru Soeharto,
1998. Saat itu, semua media dalam cengkeraman dan pengawasan ketat pemerintahan
Orde Baru. Ketatnya pengawasan itu mengakibatkan munculnya media alternative
melalui internet. Saat itu semua berita mengenai kebobrokan Orde Baru disebarkan
melalui media online seperti melalui internet oleh aktivis pro demokrasi sepertir
(kdpnet@activist.com atau kdp@usa.net ).
Jurnalisme Online
Jurnalisme dalam KBBI disebut sebagai pekerjaan mengumpulkan, menulis,
mengedit, dan melaporkan berita kepada khalayak. Dalam perkembangannya, media
penyampaian berita kepada pembaca tidak hanya terbatas pada surat kabar. Tetapi seiring
perkembangan teknologi, kini arah perkembangan media menuju persaingan media
online. Media online bisa menampung berita teks, image, audio dan video. Berbeda
dengan media cetak, yang hanya menampilkan teks dan image. ”Online” sendiri
merupakan bahasa internet yang berarti informasi dapat diakses di mana saja dan kapan
saja selama ada jaringan internet. Jurnalisme online ini merupakan perubahan baru dalam
ilmu jurnalistik. Laporan jurnalistik dengan menggunakan teknologi internet, disebut
dengan media online, yang menyajikan informasi dengan cepat dan mudah diakses di
mana saja. Dengan kata lain, berita saat ini bisa di baca saat ini juga, di belahan bumi
mana saja. Menurut Satrio Arismunandar (2006), orang yang memproduksi content
terutama untuk Internet, dan khususnya untuk World Wide Web, dapat dianggap bekerja
untuk salah satu atau lebih dari empat jenis Jurnalisme Online yang tersebut di bawah ini.
Berbagai jenis jurnalisme online itu dapat ditempatkan di antara dua domain.
Domain pertama, adalah suatu rentangan, mulai dari situs yang berkonsentrasi
pada editorial content sampai ke situs-situs Web yang berbasis pada konektivitas publik
(public connectivity). Editorial content diartikan di sini sebagai teks (termasuk kata-kata
yang tertulis atau terucapkan, gambar-gambar yang diam atau bergerak), yang dibuat atau
diedit oleh jurnalis. Sedangkan konektivitas publik dapat dipandang sebagai komunikasi
”titik-ke-titik yang standar” (standard point-to-point). Atau, bisa juga kita nyatakan
sebagai komunikasi ”publik” tanpa perantaraan atau hambatan (barrier of entry),
misalnya, hambatan dalam bentuk proses penyuntingan (editing) atau moderasi
(moderation).Domain kedua, melihat pada tingkatan komunikasi partisipatoris, yang
ditawarkan oleh situs berita bersangkutan. Sebuah situs dapat dianggap terbuka (open),
jika ia memungkinkan pengguna untuk berbagi komentar, memposting, mem-file
(misalnya: content dari situs tersebut) tanpa moderasi atau
intervensi penyaringan. Sedangkan komunikasi partisipatoris tertutup (closed) dapat
dirumuskan sebagai situs di mana pengguna mungkin berpartisipasi. Namun langkah
komunikatif mereka harus melalui kontrol editorial yang ketat. Berikut ini empat jenis
jurnalisme online yang dikemukakannya:
1. Mainstream News sites
Bentuk media berita online yang paling tersebar luas adalah situs mainstream news. Situs
ini
menawarkan pilihan editorial content, baik yang disediakan oleh media induk yang
terhubung (linked) dengannya atau memang sengaja diproduksi untuk versi Web. Tingkat
komunikasi partisipatorisnya adalah cenderung tertutup atau minimal. Contoh: situs CNN,
BBC, MSNBC, serta berbagai suratkabar online. Situs berita semacam ini pada dasarnya
tak punya perbedaan mendasar dengan jurnalisme yang diterapkan di media cetak atau
siaran, dalam hal penyampaian berita, nilai-nilai berita, dan hubungan dengan audiences.
Di Indonesia, yang sepadan dengan ini adalah detik.com, Astaga.com, atau Kompas Cyber
Media.
2. Index & Category sites
Jenis jurnalisme ini sering dikaitkan dengan mesin pencari (search engines) tertentu
(seperti Altavista atau Yahoo), perusahaan riset pemasaran (seperti Moreover) atau agensi
(Newsindex), dan kadangkadang bahkan individu yang melakukan usaha (Paperboy). Di
sini, jurnalis online menawarkan links yang mendalam ke situs-situs berita yang ada di
manapun di World Wide Web. Links tersebut kadangkadang dikategorisasi dan bahkan
diberi catatan oleh tim editorial. Situs-situs semacam ini umumnya tidak menawarkan
banyak editorial content yang diproduksi sendiri, namun terkadang menawarkan ruang
untuk chatting atau bertukar berita, tips dan links untuk publik umum.
3. Meta & Comment sites
Ini adalah situs tentang media berita dan isu-isu media secara umum. Kadang-kadang
dimaksudkan sebagai pengawas media (misalnya: Mediachannel, Freedomforum,
Poynter’s Medianews). Kadang-kadang juga dimaksudkan sebagai situs kategori dan
indeks yang diperluas (seperti: European Journalism Center Medianews, Europemedia).
Editorial content-nya sering diproduksi oleh berbagai jurnalis dan pada dasarnya
mendiskusikan content lain, yang ditemukan di manapun di Internet. Content semacam itu
didiskusikan dalam kerangka proses produksi media. ”Jurnalisme tentang jurnalisme”
atau meta-journalism semacam ini cukup menjamur.
4. Share & Discussion sites
Ini merupakan situs-situs yang mengeksploitasi tuntutan publik bagi konektivitas, dengan
menyediakan sebuah platform untuk mendiskusikan content yang ada di manapun di
Internet. Dan kesuksesan Internet pada dasarnya memang disebabkan karena publik ingin
berkoneksi atau berhubungan dengan orang lain, dalam tingkatan global yang tanpa batas.
Situs semacam ini bisa dibilang memanfaatkan potensi Internet, sebagai sarana untuk
bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Kadang-kadang dipilih suatu tema spesifik, seperti:
aktivitas anti-globalisasi berskala dunia (situs Independent Media Centers, atau umumnya
dikenal sebagai Indymedia), atau berita-berita tentang komputer (situs Slashdot).

Jurnalisme masa depan


Jurnalisme online layak disebut dengan jurnalisme masa depan. Karena perkembangan
teknologi memungkinkan orang membali perangkat pendukung akses internet praktis
seperti notebook atau netbook dengan harga murah. Apalagi kalau koneksi internet mudah
diperoleh secara terbuka seperti hotspot (WiFi) di ruang-ruang publik. Sehingga minat
masyarakat terhadap media bisa bergeser dari media cetak ke media online. Hal itupun
sekarang mulai terjadi. Bahkan beberapa media cetak besar di Amerika Serikat, seperti
kelompok Chicago Tribune, mulai merugi dan terancam gulung tikar. Karena masyarakat
mulai beralih ke media online.
Cyber media dan perkembangan teknologi komunikasi
Perkembangan media tidak lepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Kalau dulu
orang hanya mengenal media cetak dan elektronik (televisi dan radio), kini seiring
perkembangan teknologi komunikasi berbasis cyber, maka media pun mengikutinya
dengan menjadikan internet sebagai media massa. Kini seiring perkembangan teknologi
telepon seluler, berita-berita di internet juga bisa diakses melalui ponsel. Mengapa
jurnalisme online memagang peranan penting dalam perkembangan media massa saat
ini?
Karena:
a. Jurnalisme online membawa nilai egaliter.
Setiap individu bebas merealisasikan sumber dayanya dari mengerahkan segala
potensinya untuk menggapai semua bagian dalam menentukan jalan yang disenangi.
Setiap individu bebas memanfaatkan peluang berkomunikasi dengan siapa saja untuk
mewarisi peradaban dunia dengan bebas dan mengaktualisasikan dirinya.
b. Jurnalisme online membawa nilai liberal.
Dalam jurnalisme online sangat menjunjung tinggi adanya kebebasan berpendapat serta
berkumpul dan berserikat. Menurut paham liberal, ini merupakan kebebasan asasi yang
dimiliki oleh setiap manusia. Selain itu posisi antara masyarakat dan negara adalah setara,
dalam artian bahwa negara tidak boleh mencampuri urusan atau kehidupan masyarakat.

C. Kekurangan Jurnalisme Online


1. Jurnalisme online seseorang yang ingin mengkonsumsinya hrus berada
didepan komputer untuk membaca segala informasi yang ada pada web atau karya –
karya jurnlaisme online lainnya.
2. Berita – berita yang disampaikan melalui jurnalisme online tidak seakurat seperti berita
yang disampaikan jurnalisme konvensional
3. Jurnalisme online merupakan “mainan” masyarakat supra rasional. Masyarakaat yang
tidak tergolong supra rasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online.
Kalau mereka tidak mengakses jurnalisme online maka mereka akan dilanda oleh
kecemasan informasi (information anxiety).
4. Tidak memiliki kredibilitas. Ini karena logis sebab, orang yang tidak memiliki
ketrampilan yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online. Orang yang tidak
mengenal selik-beluk jurnalisme bisa menyampaikan idenya pada orang-orang di berbagai
belahan bumi melalui internet. Yang kedua tingkat kebenaran jurnalisme online masih
diraguklan. Berita televisi dan berita surat kabar yang notabene dihasilkan oleh orang-
orang yang memiliki keterampilan jurnalistik memadai dianggap masih mengandung
kesalahan.
D. Karakteristik Jurnalisme Online
1. Kapasitas luas --halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.
5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat
room, polling, dsb.
9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan
melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).
10. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji.

E. Keunggulan Jurnalisme online:


 Mampu menyajikan berita dan informasi dalam waku yang sangat cepat
 Aktual, real time. Berita bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang
berlangsung. Karakter ini juga dimiliki media TV dan radio, namun kelebihan media
online adalah mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa, tanpa dibatasi periodisasi
dan jadwal terbit atau jadwal siaran (program). Kapan dan di mana saja, maka wartawan
media online mampu mempublikasikan berita.
 Leluasa dengan jadwal. Bisa diterbitkan dari mana saja dan kapan saja
 Berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah. Media online bisa menerbitkan
dan mengarsip artikel-artikel untuk dapat dilihat kapan saja.
 Multimedia. Media online dapat menyajikan informasi lebih kaya ketimbang jurnalisme
tradisional, yaitu bisa menggabungkan tulisan (script), gambar (grafis), dan suara (audio),
bahkan audio-visual (film, video) dalam satu kesatuan.
 Memberi pilihan pada publik untuk memberi tanggapan, berinteraksi, atau bahkan
mengcustomize (menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan publik bersangkutan)
terhadap berita-berita tertentu (interactivity).
 Kaya informasi. Media online bisa menyiarkan informasi dalam jumlah banyak dalam
waktu bersamaan dan sangat pendek. Pengelola media online sangat mungkin meng-
upload atau posting informasi terbaru kapan saja dan sebanyak-banyaknya tanpa batasan
halaman atau durasi.
Seperti tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News
for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005), ada beberapa Keunggulan yang bisa
diperoleh dari jurnalisme online:
 Audience Control. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk bisa lebih leluasa
dalam memilih berita yang ingin didapatkannya
 Nonlienarity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat
berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami
Storage and retrieval. Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses
kembali dengan mudah oleh audience
 Unlimited Space. Jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan/
ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
 Immediacy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat
dan langsung kepada audience
 Multimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk
menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan
diterima oleh audience
 Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audience
dalam setiap berita.

Anda mungkin juga menyukai