Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan instansi yang sangat kompleks dan berisiko


tinggi (high risk), terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang
dinamis perubahannya. Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang
sosial dan medis yang berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan
kesehatan, baik pencegahan penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian
biologi-sosial. Rumah Sakit merupakan suatu fasilitas umum (public facility)
yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan
kesehatan secara paripurna.

Keberhasilan rumah sakit dalam mewujudkan pelayanan secara


paripurna didukung oleh penatausahaan dan rumah tangga, kepegawaian,
hukum, organisasi dan pemasaran. Keberadaan bagian umum di rumah sakit
yaitu untuk merencanakan kebutuhan tata usaha dan rumah tangga,
mengkoordinasikan penyusunan regulasi rumah sakit, melakukan
pengawasan dan pembinaan kepegawaian, dan melakukan pemantauan
secara berkala untuk mengetahui hambatan yang terjadi dan mencari
alternatif pemecahannya.
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Deskripsi RSUD dr. Fauziah Bireuen

RSUD dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit umum milik


Pemerintah Provinsi Aceh yang memberikan pelayanan kesehatan
mulai dari yang bersifat umum, spesialistik sampai dengan sub
spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24
jam.

RSUD dr. Fauziah Bireuen berlokasi di Jl. Mayjen T. Hamzah


Bendahara No 13 Bireuen. Telp: (0644) 21228, Fax : (0644) 21228
dan alamat email rsd_dr_fauziah@yahoo.co.id

Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 ( pada
masa Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1
Desember 1971 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap
Kecamatan seluruh Indonesia harus memiliki 1 (satu) Puskesmas
Induk, maka berubah status menjadi Puskesmas Jeumpa, yaitu pada
masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir Hasibuan.

Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh


Utara (pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh
Utara), maupun Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka
status Puskesmas Jeumpa berubah menjadi Rumah Sakit umum
Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan Bupati Aceh Utara Nomor
69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992 tanggal 1 Maret
1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh Utara
Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D
serta telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan
Teleknya Nomor 061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan
Menpan RI Nomor 310/I/1996 tanggal 29 Maret 1996 serta surat
Keputusan Menkes RI Nomor 514/Menkes/SK/IV/1996 tanggal 5 Juni
1996 tentang peningkatan kelas RSUD Bireuen dari kelas D menjadi
kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12 Tahun 1996.
Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen
yang selama ini merupakan milik Pemda Aceh Utara menjadi milik
Pemda Bireuen dan telah dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen
Nomor 44 Tahun 2000 tanggal 2 Mei 2000 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bireuen.

Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya


menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan
Bupati Bireuen Nomor 017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001
Tentang Pemberian/ Pengukuhan Nama RSUD Bireuen menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan


perubahan kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi
UPT Dinas Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk
Badan dengan nama BLU RSD dr. Fauziah Bireuen.

RSUD dr. Fauziah Bireuen memiliki berbagai macam pelayanan medis


antara lain Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap (I, II, III & IV), RSUD dr. Fauziah Bireuen juga memiliki
pelayanan penunjang medis seperti Instalasi Radiologi, Pelayanan
Laboratorium, Unit Transfusi Darah (UTD), Instalasi Rehabilitasi
Medik, Instalasi Farmasi dan Instalasi Gizi. Selain itu, RSUD dr.
Fauziah Bireuen juga memiliki pelayanan penunjang non medis seperti
pengelolaan limbah, pemeliharaan sarana alat medis dan non medis,
laundry dan sterilisasi sentral serta Instalasi Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Kapasitas tempat tidur yang disediakan RSUD dr.
Fauziah Bireuen sejumlah 334 tempat tidur.

RSUD dr. Fauziah Bireuen berusaha keras mengembangkan


pelayanan, fasilitas, sarana maupun prasarana yang diperlukan
sebagai institusi pelayanan kesehatan. RSUD dr. Fauziah Bireuen
memiliki beberapa pelayanan unggulan yang akan dikembangkan
antara lain Pelayanan Kegawatdaruratan Intensif dan Terpadu,
Pelayanan kidney Center, Pelayanan Ibu dan Anak (Mother and Child
Care) dan Pelayanan Stroke (Stroke Center). Dalam pelaksanaannya
tentu tidak sedikit tantangan yang dihadapi. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan menambah jumlah sarana dan peralatan
kedokteran yang canggih dan lengkap. Hal ini berguna untuk
kemudahan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat secara terpadu.

B. Sejarah RSUD dr. Fauziah Bireuen

Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 (pada
masa Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1
Desember 1971 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap
Kecamatan seluruh Indonesia harus memiliki 1 (satu) Puskesmas
Induk, maka berubah status menjadi Puskesmas Jeumpa, yaitu pada
masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir Hasibuan.

Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh


Utara (pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh
Utara), maupun Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka
status Puskesmas Jeumpa berubah menjadi Rumah Sakit umum
Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan Bupati Aceh Utara Nomor
69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992 tanggal 1 Maret
1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh Utara
Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D
serta telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan
Teleknya Nomor 061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan
Menpan RI Nomor 310/I/1996 tanggal 29 Maret 1996 serta surat
Keputusan Menkes RI Nomor 514/Menkes/SK/IV/ 1996 tanggal 5 Juni
1996 tentang peningkatan kelas RSUD Bireuen dari kelas D menjadi
kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12 Tahun 1996.

Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen
yangselama ini merupakan milik Pemda Aceh Utara menjadi milik
Pemda Bireuen dan telah dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen
Nomor 44 Tahun 2000 tanggal 2 Mei 2000 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bireuen.

Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya


menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan
Bupati Bireuen Nomor 017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001
Tentang Pemberian / Pengukuhan Nama RSUD Bireuen menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan


perubahan kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi
UPT Dinas Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk
Badan dengan nama BLU RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Keputusan Bupati Bireuen Nomor 561 Tahun 2009 menyetujui


penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PPK-BLU) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen,
sehingga rumah sakit dapat mengelola keuangan secara mandiri.

Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.03/I/2402/2014 Tahun


2014 menetapkan bahwa RSUD dr. Fauziah Bireuen sebagai Rumah
Sakit Umum Kelas B. Izin operasional tetap Rumah Sakit Umum Kelas
B ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Aceh Nomor
445.1/BP2T/2836/2014.

Selanjutnya perubahan Susunan organisasi dari Kelas C ke Kelas B,


diatur dalam Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2015.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN KEBIJAKAN MUTU
RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Visi

Visi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah: “Menjadi
Rumah Sakit Rujukan Wilayah Utara Provinsi Aceh yang Berkualitas
dengan Pelayanan Prima, Profesionalisme dan Mandiri”

B. Misi

Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah:

1) Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, berorientasi pada


kecepatan, ketepatan dan keselamatan berdasarkan etika dan
profesionalisme;
2) Menyediakan peralatan/fasilitas, sarana dan prasarana pendukung
yang mutakhir;
3) Menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
di bidangnya;
4) Meningkatkan aksesibilitas pelayanan penduduk miskin dan orang-
orang terlantar.
C. Motto

Motto Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah :


Kepuasan Pelanggan Adalah Kebahagiaan Kami Bekerja”.

D. Falsafah

Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah


“Pelayanan Kesehatan Diselenggarakan dengan Berdasarkan Etika
dan Profesionalisme”.

E. Kebijakan Mutu

”Kepuasan Pelanggan Adalah Tujuan Kami Bekerja”, Mutu ini


diupayakan untuk dicapai dengan cara :

1) Bekerja dengan Motto “ BIREUEN” ( Bersih, Islami, Ramah Tamah,


Efektif, Unggul, Efisien, Nyaman).
2) Keberanian belajar dan berinovasi
3) Kerja sama Tim
4) Tulus Ikhlas, kasih sayang, bersemangat integritas yang tinggi dan
profesional dan bekerja.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

Keterangan :

1. Direktur

Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSUD dr. Fauziah


Bireuen.

2. Wakil direktur

Wakil direktur adalah pejabat yang membantu direktur dalam


melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang masing-
masing.

a. Wakil direktur Pelayanan dan Penunjang: membantu direktur dalam


bidang pelayanan medis dan penunjang medis.
b. Wakil direktur administrasi umum dan keuangan: membantu
direktur dalam bidang umum dan keuangan.
3. Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang
melakukan pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal
yang bersifat non teknis perumahsakitan yang melibatkan unsur
masyarakat.

4. Satuan Pengawas Internal (SPI)

SPI adalah wadah non struktural yang bertugas melaksanakan


pemeriksaan internal di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Audit internal
adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independent dan
objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasional organisasi. Audit internal
membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan
proses governance.

5. Komite

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan
rumah sakit. Komite yang ada di RSUD dr. Fauziah adalah sebagai
berikut.

a. Komite medik;
b. Komite keperawatan;
c. Komite keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
e. Komite etik;
f. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi.

6. Unit kerja

Unit kerja adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli
atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rumah sakit, baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung opersional rumah sakit. Unit kerja di bawah wadir
administrasi umum dan keuangan adalah:
a. Bagian umum;
b. Bagian keuangan, akuntansi, dan pelaporan;
c. Bagian perencanaan dan pengembangan.

Unit kerja di bawah wadir pelayanan medis dan penunjang adalah:

a. Bidang pelayanan medis;


b. Bidang keperawatan;
c. Bidang penunjang;
d. Instalasi bidang pelayanan medis;
e. Instalasi bidang penunjang medis;

7. Kelompok Staf Medis (KSM)

KSM berada di bawah koordinasi komite medik. KSM terdiri atas


dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis dari semua disiplin yang
ada di suatu rumah sakit. KSM yang terdapat di RSUD dr. Fauziah
Bireuen adalah sebagai barikut.

a. KSM Bedah (anastesi, orthopedi, urologi, bedah plastik);


b. KSM Penyakit Dalam (Paru, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Kulit
dan Kelamin);
c. KSM Kebidanan;
d. KSM Anak;
e. KSM THT-KL;
f. KSM Saraf;
g. KSM Mata;
h. KSM Psikiatri/ Psikologi;
i. KSM Radiologi;
j. KSM Umum;
k. KSM Gigi dan Mulut.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI BAGIAN IPLS RS
BAB VI
URAIAN JABATAN

1. Nama Jabatan : Kepala Bagian IPLS


2. Unit Kerja : RSUD dr. Fauziah Bireuen
a. Tujuan Jabatan : Melaksanakan serta pemantauan bagian
pengelolaan insalasi dan sanitasi
3. Jalur Pelaporan :
a. Langsung : Kasi Penunjang
b. Tidak Langsung : -
4. Sifat Jabatan : Jabatan struktural yang dikerjakan pada
jam [kerja rumah sakit, yaitu : Senin
Jumat, jam 08.00 - 14.30 WIB.
5. Uraian Tugas :
a. Mengkoordinir kegiatan yang ada pada isntalasi pengelolaan
limbah dan sanitasi serta pemeliharaan sarana / prasarana
Rumah sakit.
b. Merencanakan kegiatan pengawasan dan teknis dalam rangka
pengelolaan sarana sanitasi lingkungan Rumah Sakit.
c. Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pengoperasian
peralatan Rumah Sakit.
d. Merencanakan perbaikan sarana sanitasi dan Rumah Sakit.
e. Melaksanakan sistem rujukan dengan instalasi terkait.
f. Menyiapkan bahan dan data dalam rangka menyusun
kebutuhan peralatan dan dan bahan kerja IPLS-RS.
g. Melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan kerja IPLS-
RS.
h. Menyusun dan mengusulkan pengadaan peralatan dan bahan
kebutuhan IPLS-RS.
i. Membuat laporan tahunan tentang penggunaan bahan / barang
terpakai di setiap sarana Pelayanan RSUD FAUZIAH
BIREUEN
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

BIDANG
PENUNJANG
MEDIS

KASI PENUNJANG
NON MEDIS

Bagian IPLS
BAB VIII
POLA KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)

NO. TENAGA SD SMP SMA S1 S2 JUMLAH KET


1. IPLS - - 11 1 1 13
2. CS 5 10 61 - - 76

B. Distribusi Ketenagaan

Dengan hasil data yang ada di atas sesuai dengan kualifikasi


Sumber Daya Manusia (SDM) sampai saat ini, tenaga Insalasi
Pengelolaan Limbah dan Sanitasi (IPLS) sebanyak 13 Orang
dengan berbagai klasipikasi pendidikannya dan tenaga kebersihan
atau Clening Servise (Cs) sebanyak 76 orang.

C. Pengaturan Jaga

Pengaturan jaga pada Instalasi Pengelolaan Limbah dan Sanitasi


(IPLS RS) dan Celaning Service sesuai dengan tugas yang ada di
ruangan sebagai berikut :

 Tenaga IPLS RS :
1. Shift pagi : 08:00 s/d 14:30 WIB
2. Shift siang : 14:30 s/d 20:00 WIB
3. Shift malam : 20:00 s/d 08:00 WIB
 Cleaning Service (CS)
1. Shift pagi : 08:00 s/d 14:30 WIB
2. Shift sore : 14:30 s/d 20:00 WIB
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

1. Orientasi penerapan tatalaksana pekerjaan Cleaning Service (CS)


di ruangan
2. Orientasi penerapan tatalaksana pekerjaan taman
3. Rapat pendelegasian tugas staf IPLS RS terhadap tupoksi
4. Briefing sebelum pelaksanaan gotong – royong jum’at bersih
5. Dengar pendapat dan masukan setelah pelaksanaan gotong –
royong jum’at bersih
6. Orientasi lintas program terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan Cleaning Service
7. Orientasi tata cara pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap
petugas Celaning Service
8. Pertemuan dan rapat dengan staf IPLS RS bulanan
9. Pertemuan dan rapat dengan petugas Cleaning Service (CS)
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Rapat dilaksanakan secara berkala pada IPLS RS dan Cleaning


Service dengan melibatkan, antara lain :

1. Rapat dengan petugas IPLS RS dan Cleaning Service


a. Membahas tentang kedisiplinan;
b. Pembagian wilayah kerja;
c. Melaksanakan tupoksi masing – masing yang telah
ditentukan.
2. Rapat dengan Bidang yang berkaitan
a. Pembagian Joblist;
b. Tatalaksana untuk masing – masing unti dan bidangnya.
BAB XI
PELAPORAN

Kebersihan lingkungan sangat penting untuk kelangsungan RSUD dr.


Fauziah Bireuen, karena lingkungan bisa menyebabkan dan dapat
menimbulkan bermacam – macam serta bisa membawa sumber – sumber
penyakit.

Maka kita selaku petugas kesehatan untuk dapat menjadi sebagai


penjaga kebersihan lingkungan RSUD dr. Fauziah Bireuen, dapat selalu
menjaga lingkungan Rumah Sakit yang bersih, indah dan nyaman.

Kegiatan kebersihan pada lingkungan RSUD dr. Fauziah Bireuen


terorganisir dengan melakukan Pelaporan yang sistematis dengan laporan
antara lain ;

1. Laporan Harian
a. Laporan rutin harian dan pemeriksaan harian untuk petugas
cleaning service;
b. Bagian IPLS RS menyelenggarakan rapat rutin harian pagi
sebelum kerja dan rapat sore setelah kerja;
c. Hasil rapat yang dilakukan ditulis oleh notulen yang ditunjuk
untuk diterapkan pada kegiatan yang disusun dalam rapat
harian.
2. Laporan Bulanan dan Tahunan

Semua kegiatan IPLS RS disusun dengan Laporan untuk arsip dan


data evaluasi kegiatan. Jenis Laporan tersebut adalah Laporan
Bulanan dan Laporan Tahunan.

a. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan dibuat setelah dilakukan rapat kerja / rapat


koordinasi bulanan dengan staf IPLS RS dan Cleaning
Service. Isinya adalah sebagai berikut :

1) Hasil kegiatan IPLS RS dan Cleaning Service selama


bulan berjalan;
2) Hasil keputusan rapat dalam bentuk notulen.
b. Laporan Tahunan

Laporan Tahunan adalah hasil evaluasi kegiatan / evaluasi


kerangka acuan kerja selama satu tahun. Laporan dibuat
dalam bentuk buku, dan dilaporkan dalam rapat evaluasi di
akhir tahun kerja.

Laporan Tahunan disusun sebagai berikut :

1) Diadakan Rapat Tahunan Bagian IPLS RS dan


Cleaning Service diselenggarakan 1 (satu) kali dalam
satu tahun;
2) Rapat dihadiri oleh seluruh staf bagian IPLS RS dan
Cleaning Service;
3) Kegiatan rapat diketahui oleh atasan Kepala Bidang,
Kepala Seksi yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai