Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PENGORGANISAIAN

INSTALASI RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. FAUZIAH BIREUEN
2017

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 1


BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan instansi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi
(high risk), terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang dinamis
perubahannya. Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan medis
yang berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan
penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian biologi-sosial. Rumah Sakit
merupakan suatu fasilitas umum (public facility) yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan meliputi pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta
pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan secara paripurna.
Pelayanan Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di Rumah Sakit yang
melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk
seluruh prosedur, diagnostik dan terapeutik. Penerimaan pasien merupakan
pelayanan pertama yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit atau sarana pelayanan
kesehatan. Sebelum menerima pelayanan kesehatan berupa medis dari penyedia
layanan kesehatan, pasien diharuskan mendaftar terlebih dahulu. Hal ini penting
agar pasien dapat menerima pelayanan dan pasien tercatat dalam rekam medis.
Rumah Sakit merupakan institusi kesehatan yang dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu, bukan hanya dari pelayanan medis tetapi juga
dari informasi kesehatan, yang dapat berguna sebagai alat informasi dasar dalam
upaya perencanaan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk
perencanaan masa depan.
Perkembangan pelayanan kesehatan selalu bergerak dinamis mengikuti
perkembangan teknologi. Ukuran kemajuan suatu Negara sebagai salah satu
parameternya adalah derajat kesehatan rakyatnya dengan kata lain adalah pelayanan
kesehatan rakyatnya. Pelayanan rawat jalan sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan intra rumah sakit juga selalu berusaha mengikuti perkembangan
kemajuan tersebut.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 2


BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Deskripsi RSUD dr. Fauziah Bireuen


RSUD dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit umum milik
Pemerintah Provinsi Aceh yang memberikan pelayanan kesehatan mulai dari
yang bersifat umum, spesialistik sampai dengan sub spesialistik, yang
dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.
RSUD dr. Fauziah Bireuen berlokasi di Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara
No 13 Bireuen. Telp: (0644) 21228, Fax : (0644) 21228 dan alamat email
rsd_dr_fauziah@yahoo.co.id
Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 ( pada
masa Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember
1971 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap Kecamatan seluruh
Indonesia harus memiliki 1 (satu) Puskesmas Induk, maka berubah status
menjadi Puskesmas Jeumpa, yaitu pada masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir
Hasibuan.
Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara
(pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun
Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa
berubah menjadi Rumah Sakit umum Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan
Bupati Aceh Utara Nomor 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992
tanggal 1 Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh
Utara Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D serta
telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan Teleknya Nomor
061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menpan RI Nomor
310/I/1996 tanggal 29 Maret 1996 serta surat Keputusan Menkes RI Nomor
514/Menkes/SK/IV/1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang peningkatan kelas RSUD
Bireuen dari kelas D menjadi kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12
Tahun 1996.
Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen yang

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 3


selama ini merupakan milik Pemda Aceh Utara menjadi milik Pemda Bireuen
dan telah dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 44 Tahun 2000
tanggal 2 Mei 2000 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
RSUD Bireuen.
Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen
Nomor 017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001 Tentang Pemberian/
Pengukuhan Nama RSUD Bireuen menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan perubahan
kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi UPT Dinas
Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk Badan dengan nama
BLU RSD dr. Fauziah Bireuen.
RSUD dr. Fauziah Bireuen memiliki berbagai macam pelayanan medis
antara lain Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat
Jalan(I, II, III & IV), RSUD dr. Fauziah Bireuen juga memiliki pelayanan
penunjang medis seperti Instalasi Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Unit
Transfusi Darah (UTD), Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Farmasi dan
Instalasi Gizi. Selain itu, RSUD dr. Fauziah Bireuen juga memiliki pelayanan
penunjang non medis seperti pengelolaan limbah, pemeliharaan sarana alat
medis dan non medis, laundry dan sterilisasi sentral serta Instalasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Kapasitas tempat tidur yang disediakan RSUD
dr. Fauziah Bireuen sejumlah 334 tempat tidur.
RSUD dr. Fauziah Bireuen berusaha keras mengembangkan pelayanan,
fasilitas, sarana maupun prasarana yang diperlukan sebagai institusi pelayanan
kesehatan. RSUD dr. Fauziah Bireuen memiliki beberapa pelayanan unggulan
yang akan dikembangkan antara lain Pelayanan Kegawatdaruratan Intensif dan
Terpadu, Pelayanan kidney Center, Pelayanan Ibu dan Anak (Mother and Child
Care) dan Pelayanan Stroke (Stroke Center). Dalam pelaksanaannya tentu tidak
sedikit tantangan yang dihadapi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menambah jumlah sarana dan peralatan kedokteran yang canggih dan lengkap.
Hal ini berguna untuk kemudahan akses dan peningkatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat secara terpadu.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 4


B. Sejarah RSUD dr. Fauziah Bireuen
Rumah Sakit Umum Bireuen mulai dibangun sejak tahun 1929 (pada
masa Kolonial Belanda) di Kewedanaan Bireuen. Pada tanggal 1 Desember
1971 sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI bahwa setiap Kecamatan seluruh
Indonesia harus memiliki 1 (satu) Puskesmas Induk, maka berubah status
menjadi Puskesmas Jeumpa, yaitu pada masa kepemimpinan Dr. Ali Yazir
Hasibuan.
Berkat terobosan-terobosan yang dilakukan baik oleh Bupati Aceh Utara
(pada saat itu Bireuen masih dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara), maupun
Kepala Puskesmas Jeumpa berserta stafnya, maka status Puskesmas Jeumpa
berubah menjadi Rumah Sakit umum Daerah Bireuen sesuai dengan Keputusan
Bupati Aceh Utara Nomor 69 Tahun 1992 dan Persetujuan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Nomor 283 YANMED/RS.UMDIK/YANKES/II/1992
tanggal 1 Maret 1992 kemudian disempurnakan dengan Keputusan Bupati Aceh
Utara Nomor II Tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dengan status kelas D serta
telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri RI dengan Teleknya Nomor
061/1575/SJ/ tanggal 4 Mei 1995 dan Persetujuan Menpan RI Nomor
310/I/1996 tanggal 29 Maret 1996 serta surat Keputusan Menkes RI Nomor
514/Menkes/SK/IV/ 1996 tanggal 5 Juni 1996 tentang peningkatan kelas RSUD
Bireuen dari kelas D menjadi kelas C dan telah diperdakan dengan Nomor 12
Tahun 1996.
Kemudian sesuai dengan UU Nomor 48 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Simeulu, maka RSUD Bireuen
yangselama ini merupakan milik Pemda Aceh Utara menjadi milik Pemda
Bireuen dan telah dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Bireuen Nomor 44
Tahun 2000 tanggal 2 Mei 2000 tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja RSUD Bireuen.
Pada tanggal 11 Juni 2001 RSUD Bireuen diresmikan namanya menjadi
RSUD dr. Fauziah Bireuen sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Bireuen
Nomor 017 Tahun 2001 Tanggal 27 Januari 2001 Tentang Pemberian /
Pengukuhan Nama RSUD Bireuen menjadi RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 28 Tahun 2004 memberikan perubahan
kepada RSUD dr. Fauziah Bireuen, dari sebuah organisasi UPT Dinas

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 5


Kabupaten Bireuen menjadi sebuah organisasi berbentuk Badan dengan nama
BLU RSUD dr. Fauziah Bireuen.
Keputusan Bupati Bireuen Nomor 561 Tahun 2009 menyetujui penerapan
status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) pada
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen, sehingga rumah sakit dapat
mengelola keuangan secara mandiri.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.03/I/2402/2014 Tahun 2014
menetapkan bahwa RSUD dr. Fauziah Bireuen sebagai Rumah Sakit Umum
Kelas B. Izin operasional tetap Rumah Sakit Umum Kelas B ditetapkan dalam
Keputusan Gubernur Aceh Nomor 445.1/BP2T/2836/2014. Selanjutnya
perubahan Susunan organisasi dari Kelas C ke Kelas B, diatur dalam Qanun
Kabupaten Bireuen Nomor 1 Tahun 2015. Berdasarkan Keputusan Direktur
Jendral Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0363/2015 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional
pada tanggal 13 Februari RSUD dr. Fauziah Bireuen ditetapkan sebagai salah
satu Rumah Sakit Regional di Provinsi Aceh.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 6


BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN KEBIJAKAN MUTU
RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

A. Visi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah: Menjadi
Rumah Sakit Rujukan Wilayah Utara Provinsi Aceh yang Berkualitas dengan
Pelayanan Prima, Profesionalisme dan Mandiri.
B. Misi
Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, berorientasi pada kecepatan,
ketepatan dan keselamatan berdasarkan etika dan profesionalisme;
b. Menyediakan peralatan/fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang
mutakhir;
c. Menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di
bidangnya;
d. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan penduduk miskin dan orang-orang
terlantar.
C. Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah : Kepuasan
Pelanggan Adalah Kebahagiaan Kami Bekerja.
D. Falsafah
Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah Bireuen adalah Pelayanan
Kesehatan Diselenggarakan dengan Berdasarkan Etika dan Profesionalisme.
E. Kebijakan Mutu
Kepuasan Pelanggan Adalah Tujuan Kami Bekerja, Mutu ini diupayakan
untuk dicapai dengan cara :
a. Bekerja dengan Motto BIREUEN ( Bersih, Islami, Ramah Tamah,
Efektif, Unggul, Efisien, Nyaman).
b. Keberanian belajar dan berinovasi
c. Kerja sama Tim
d. Tulus Ikhlas, kasih sayang, bersemangat integritas yang tinggi dan
profesional dan bekerja.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 7


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

Keterangan :
A. Direktur
Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RSUD dr. Fauziah Bireuen.
B. Wakil direktur
Wakil direktur adalah pejabat yang membantu direktur dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang masing-masing.
1) Wakil direktur Pelayanan dan Penunjang: membantu direktur dalam
bidang pelayanan medis dan penunjang medis.
2) Wakil direktur administrasi umum dan keuangan: membantu direktur
dalam bidang umum dan keuangan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 8


C. Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah unit non struktural pada rumah sakit yang melakukan
pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal yang bersifat non
teknis perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat.
D. Satuan Pengawas Internal (SPI)
SPI adalah wadah non struktural yang bertugas melaksanakan pemeriksaan
internal di RSUD dr. Fauziah Bireuen. Audit internal adalah kegiatan
assurance dan konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang
untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional
organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya,
melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses
governance.
E. Komite
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang
ada di RSUD dr. Fauziah adalah sebagai berikut.
1) Komite medik;
2) Komite keperawatan;
3) Komite keselamatan dan kesehatan kerja;
4) Komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
5) Komite etik;
6) Komite pencegahan dan pengendalian infeksi.
F. Unit kerja
Unit kerja adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari rumah sakit, baik berfungsi pelayanan maupun pendukung opersional
rumah sakit. Unit kerja di bawah wadir administrasi umum dan keuangan
adalah:
a. Bagian umum;
b. Bagian keuangan, akuntansi, dan pelaporan;
c. Bagian perencanaan dan pengembangan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 9


Unit kerja di bawah wadir pelayanan medis dan penunjang adalah:
a. Bidang pelayanan medis;
b. Bidang keperawatan;
c. Bidang penunjang
d. Instalasi bidang pelayanan medis;
e. Instalasi bidang penunjang medis;
G. Kelompok Staf Medis (KSM)
KSM berada di bawah koordinasi komite medik. KSM terdiri atas dokter
umum, dokter gigi, dan dokter spesialis dari semua disiplin yang ada di suatu
rumah sakit. KSM yang terdapat di RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah sebagai
barikut.
a. KSM Bedah (anastesi, orthopedi, urologi, bedah plastik);
b. KSM Penyakit Dalam (Paru, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Kulit dan
Kelamin);
c. KSM Kebidanan;
d. KSM Anak;
e. KSM THT-KL;
f. KSM Saraf;
g. KSM Mata;
h. KSM Psikiatri/ Psikologi;
i. KSM Radiologi;
j. KSM Umum;
k. KSM Gigi dan Mulut.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 10


BAB V

STRUKTUR ORGANISASI BIDANG PENUNJANG MEDIS


RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2016

DIREKTUR

dr. MUKHTAR MARS


NIP. 19661122 200003 1 002

KEPALA BIDANG PENUNJANG


MEDIS

dr. NAZIRAH, MPH


NIP. 19670920 200112 2 002

KASIE PENUNJANG MEDIK KASIE PENUNJANG NON-MEDIK

ISRAWATI, SKM SAIFUDDIN, SKM, M.Kes


NIP. 19671231 198901 2 004 NIP. 19720401 199403 1 005

AREA PENUNJANG DAN AREA PENUNJANG DAN


OPERASIONAL OPERASIONAL

1. Instalasi Farmasi 1. Instalasi Sterilisasi Pusat


2. Instalasi Radiodiagnostik (Central Sterilization Supply
3. Laboratorium Dept./CSSD)
4. Bank Darah / Unit Transfusi 2. Instalasi Dapur Utama dan Gizi
Darah (BDRS/UTDRS) Klinik
5. Instalasi Diagnostik Terpadu 3. Laundri
(IDT) 4. Instalasi Sanitasi (IPLS-RS)
6. Pemulangan Jenazah 5. Instalasi Pemeliharaan Sarana
(IPS-RS)

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 11


STRUKTUR ORGANISASI BIDANG PENUNJANG MEDIS
RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2017

DIREKTUR

dr. MUKHTAR MARS


NIP. 19661122 200003 1 002

KABID. PENUNJANG MEDIS

Dr. NAZIRAH, MPH


NIP. 19670920 200112 2 002

KASIE PENUNJANG MEDIK KASIE PENUNJANG NON-MEDIK


ISRAWATI, SKM SAIFUDDIN, SKM, M.Kes
NIP. 19671231 198901 2 004 NIP.197204401 1994031 005

NIP. 19720401 199403 1 005

STAF OPERATOR STAF


1. TGK. ISKANDAR SUNARI PENUNJANG MEDIS / PPTK 1. FENNY DIAN TRISMA
2. EMILIA SARI,SKM 1. KARTIKA 2. LIZA MARYAM
2. INDRA SETIA BUDI

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 12


A. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi....
B. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi.....
C. Struktur Organisasi Laboratorium.....
D. Struktur Organisasi UTD.....
E. Struktur Organisasi Pemulangan Jenazah.....
F. Struktur Organisasi Instalasi CSSD.....
G. Struktur Organisasi Instalasi Gizi......
H. Struktur Organisasi Instalasi IPLS-RS.....
I. Struktur Organisasi Sarana IPS-RS.....

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 13


BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Kepala Instalasi Rawat Jalan

1. Nama Jabatan
Kepala Instalasi Rawat jalan
2. Unit Kerja
Instalasi Rawat Jalan
3. Bertanggung Jawab Kepada :
Wadir Pelayanan dan Penunjang Medis
4. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan Minimal S1 Kedokteran/Keperawatan
b. Pengalaman lebih dari 2 tahun di Pelayanan kesehatan
c. Memiliki kemampuan manajerial keperawatan
d. Mampu menjalin hubungan interpersonal yang baik
e. Sehat jasmani dan rohani
5. Bawahan Langsung :
a. Penanggung Jawab di Instalasi Rawat Jalan.
b.Perawat / pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan.
6. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan.
7. Uraian Tugas
a. Perencanaan
1) Mempelajari Program Rumah Sakit, kebijakan Direktur Rumah
Sakit sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
2) Menyusun rencana operasional Instalasi Rawat Jalan dengan
menganalisis rencana kerja tahun sebelumnya, proyeksi
kegiatan yang akan datang, berdasarkan arahan dari atasan agar
pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3) Membuat rencana kebutuhan rutin obat-obatan, alat kesehatan,
alat tulis kantor alat rumah tangga dengan menginventarisasi
dan mengoreksi datar kebutuhan yang diajukan bawahan, guna
diusulkan sebagai rencana kebutuhan Instalasi Rawat Jalan.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 14


4) Merencanakan dan menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di Instalasi Rawat Jalan.
b.Pelaksanaan
1) Menyusun tata cara kerja Instalasi Rawat Jalan yang meliputi
cara pelaksanaan tugas, pendistribusian tugas, penentuan target
kerja serta bimbingan dan pengendalian pelaksanaannya.
2) Mengkoordinasikan dan mengendalikan penggunaan fasilitas
dan pelaksanaan kegiatan layanan rawat jalan bagi pasien serta
pengadministrasiannya, agar terjalin kerjasama untuk
meningkatkan mutu pelayanan instalasi rawat jalan.
3) Mengadakan rapat koordinasi dengan unit kerja yang berada di
lingkungan rawat jalan dan antar bidang.
4) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja terkait mengenai hal
yang berhubungan dengan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
sesuai dengan permasalahannya agar pelaksanaan pelayanan
dapat berjalan efektif dan efisien.
5) Membuat laporan berkala dan laporan khusus Instalasi Rawat
Jalan dengan menganalisa data pelaksanaan, informasi,
dokumen dan laporan yang di buat oleh bawahan untuk
disampaikan ke Kepala Bidang Keperawatan.
6) Membuat usulan kebutuhan obat-obatan, alkes,ATK dan
kebutuhan lainnya dengan menginventarisasi dan mengkoreksi
daftar kebutuhan yang disusun oleh masing-masing ruangan
untuk diajukan pengadaannya sesuai prosedur yang berlaku.
7) Memeriksa dan menanda tangani persetujuan permintaan
kebutuhan obat-obatan, alat kesehatan, alat tulis kantor, alat
rumah tangga dari tiap unit kerja dilingkungan Instalasi Rawat
Jalan jika sesuai dengan rencana kebutuhan Instalasi Rawat
Jalan.
8) Membuat usulan tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya sesuai kebutuhan berdasarkan beban dan bobot kerja,
untuk diajukan kebutuhannya sesuai prosedur yang berlaku

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 15


9) Memotivasi para bawahan di lingkungan Instalasi Rawat Jalan
dengan memberi penghargaan baik secara formal maupun
informal untuk meningkatkan semangat kerja.
10) Memberikan bimbingan langsung kepada kepala ruangan rawat
dan membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul di
runag rawat tentang pelaksanaan pelayanan keperawatan, sesuai
kebijakan bidang keperawatan.
11) Mengadakan pertemuan secara berkala di Ruang Rawat Jalan.
12) Melakukan kunjungan langsung rutin atau sewaktu-waktu untuk
menilai pelayanan askep, ketertiban, keamanan dan kebersihan
rawat jalan.
13) Membuat laporan berkala dan laporan khusus Instalasi Rawat
Jalan dengan menganalisa data pelaksanaan, informasi,
dokumen dan laporan yang di buat oleh bawahan untuk
disampaikan ke Kepala Bidang Keperawatan.
14) Melakukan koordinasi yang baik dengan institusi pendidikan
keperawatan untuk menjaga kelancaran program pendidikan dan
Memberikan bimbingan, memantau dan menilai pendidikan
praktek / penelitian mahasiswa di Instalasi Rawat Jalan dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
15) Meneliti dan mempertimbangkan syarat permohonan kenaikan
pangkat, cuti, rotasi, berhenti dll di Rawat Jalan.
16) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan di Instalasi Rawat Jalan.
17) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di Bidang
Keperawatan melalui pertemuan ilmiah dan seminar/symposium
lainnya.
c. Pengawasan
1) Membimbing dan menilai mutu pelayanan Instalasi Rawat Jalan
yang berkaitan dengan SDM dan fasilitas agar kegiatan berjalan
dengan lancar.
2) Memantau dan menilai mekanisme kerja tugas bawahan melalui
laporan atau memeriksa langsung hasil kerja bawahan untuk

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 16


mengetahui adanya permasalahan dan memberi petunjuk cara
penyelesaiannya.
d.Evaluasi
1) Membuat analisa staf yang berkaitan dengan pelayanan Instalasi
Rawat Jalan dengan menganalisa data, permasalahan yang ada,
alternatif pemecahan masalah sebagai bahan masukan dalam
pengambilan keputusan Direktur Rumah Sakit.
e. Wewenang
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2) Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksana tugas bawahan
di lingkungan Instalasi Rawat Jalan.
3) Mengkoordinasikan, mengendalikan dan memantau penggunaan
fasilitas dan kegiatan pelayanan keperawatan.
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Instalasi Rawat Jalan.
5) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
6) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
7) Menilai kinerja semua tenaga yang bekerja di Instalasi Rawat
Jalan yang dikoordinasi dengan Kepala Ruangan.
8) Menegur bawahan bila melanggar disiplin kerja.
B. Penanggung Jawab Rawat Jalan
1. Nama Jabatan
Penanggung Jawab Rawat Jalan
2. Unit Kerja
Instalasi Rawat Jalan
3. Bertanggung Jawab kepada
Kepala Instalasi Rawat Jalan
4. Persyaratan Jabatan

a. Pendidikan Minimal D III Keperawatan/Kebidanan


b. Kursus / PelatihanPelatihan unit terkait ( BTCLS )
c. Pengalaman Kerja minimal 3 tahun di unit kerja pelayanan.
d. Memiliki kemampuan manajerial keperawatan
e. Mampu menjalin hubungan interpersonal yang baik
f. Sehat jasmani dan rohani

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 17


g. Memahami konsep standard pelayanan keperawatan.
h. Mempunyai kondite / penilaian kinerja katagori baik.
i. Telah melawati seleksi kenaikan jenjang karir
5. Bawahan Langsung
Perawat Pelaksana Poliklinik
6. Tugas Pokok
Bertanggung jawab dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan
pelayanan keperawatan di unit poliklinik rawat jalan
7. Uraian Tugas
a. Menyusun rencana kerja Koordinator Ruang Rawat Jalan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat jalan yang bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat jalan, koordinasi dengan
kepala seksi dan kepala bagian keperawatan
d. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat jalan, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas di unit terkait
e. Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu-waktu dengan perawat
pelaksana dan petugas lain yang bertugas di ruang rawat jalan
f. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
g. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat jalan
h. Menyimpan berkas catatan medik pasien dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut ke bagian rekam medik bila pasien
pulang/ keluar poli rawat jalan
i. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/ keluarga sesuai
kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
j. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya
k. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian mutu asuhan keperawatan

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 18


l. Wewenang :
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan
3) Mengawasi, mengedalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di unit
rawat jalan
4) Menghadiri rapat berkala dengan kepala Instalasi/ Kasi/ Kepala
rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan
C. Perawat pelaksana Rawat Jalan
1. Nama Jabatan
Perawat pelaksana Rawat Jalan
2. Unit Kerja
3. Atasan langsung
Penaggung Jawab Poliklinik Rawat Jalan
4. Persyaratan Jabatan
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/ Kebidanan
b. Kursus / Pelatihan : Pelatihan unit terkait
c. Pengalaman Kerja (-)
d. Sehat Jasmani dan Rohani
e. Mempunyai akhlak yang baik, dedikasi dan loyalitas yang tinggi,
tegas, dan mampu mengorganisasikan bawahannya.
f. Mempunyai kondite / penilaian kinerja katagori baik.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 19


BAB VII
TATA HUBU8NGAN KERJA

A. HUBUNGAN INTERNAL
Unit Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengjalan di
Rumah Sakit. Dimana dalam pelayanan yang holistic, unit ini bekerja sama dengan
instalasi/unit lain seperti rekam medik, IFRS, Central opname, pemeriksaan
penunjang dan administratif.
B. HUBUNGAN EKSTERNAL
Unit Rawat Jalan berkolaborasi dengan rumah sakit lain dalam hal rujukan
pasien yang memerlukan perawatan tingkat lebih tinggi atau lanjut.

Central Opname

Unit
Rawat
SIM RS RS Lain
Jalan

Unit Kerja RADIOLOGI


Fisioterapi LABORATORIUM

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 20


BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Unit Rawat Jalan berkoordinasi dengan bidang pelayanan dalam pengaturan


sumber daya manusia yang ada di ruang rawat jalan. Adapun pola ketenagaan dan
kualifikasi personel adalah sebagai berikut :
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kualifikasi tenaga dokter spesialis di Unit Rawat Jalan adalah dokter
tetap atau dokter tamu yang mempunyai STR dan bersedia mengurus
SIP yang bersangkatutan di RSUD dr. Fauziah Bireuen
2. Kualifikasi koordinator unit rawat jalan adalah perawat atau bidan
yang merupakan pegawai tetap RSUD dr. Fauziah Bireuen dengan
masa kerja minimal 1 tahun di Unit Rawat Jalan
3. Perawat pelaksana Unit Rawat Jalan adalah perawat/bidan yang
bertigas sebagai asisten dokter spesialis yang berpengalaman di bidang
paramedic
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Rawat jalan p[erlu menyediakan SDM yang kompeten,
cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi
sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif dan efisian. Atas
tersebut diatas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber sumber yang ada. Untuik menunjang pelayanan
Rawat Jalan di Unit Rawat Jalan, maka dibutuhkan tenaga dokter, perawat
dan bidan yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai.

No Tenaga Medis Jumlah


1. Dokter Spesialis 13
2. Perawat 12
3. Bidan 1

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 21


BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi Karyawan merupakan kegiatan pengenalan lingkungan umum


Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen, falsafah, visi, misi, motto, tujuan, kebijakan
rumah sakit, susunan organisasi, hak dan kewajiban / peraturan dan tata kerja serta
prosedur kerja di Rumah Sakit Islam Namira pada karyawan baru.
Jadwal orientasi karyawan baru maksimal 3 bulan.Setelah masa orientasi
selesai maka dilakukan test orientasi evaluasi. Hasil evaluasi tersebut sebagai bahan
pertimbangan apakah akan diterima sebagai karyawan tetap/ kontrak.
Orientasi karyawan baru terdiri dari :
A. Orientasi umum
Pelaksanaan Orientasi Umum selama 3 hari sebagai proses adaptasi untuk
mendapatkan pengetahuan tentang keadaan RSUD dr. Fauziah Bireuen
Materi Orientasi karyawan baru meliputi :
a. Selayang pandang profil RSUD dr. Fauziah Bireuen
b. Falsafah, Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSUD dr. Fauziah Bireuen
c. Susunan Organisasi, Pejabat Struktural dan Fungsional serta Tata
Kerja RSUD dr. Fauziah Bireuen
d. Peraturan Kepegawaian RSUD dr. Fauziah Bireuen
e. Produk layanan RSUD dr. Fauziah Bireuen
f. Pengendalian dan Pencegahan Infeksi
g. K3
h. Keselamatan Pasien
i. SIM RSUD dr. Fauziah Bireuen
j. Pengenalan Lingkungan Rumah Sakit/ Sanitasi lingkungan
k. Penanganan / tehnik tehnik basic Life Support dalam keadaan
darurat.
l. Mutu RSUD dr. Fauziah Bireuen
Pelaksanaan orientasi karyawan baru diawali dengan pre test dan dilanjutkan
dengan pemaparan materi sesuai jadwal orientasi. Sebelum berakhir orientasi
karyawan dilakukan post test. Peserta orientasi umum dinyatakan lulus dilihat dari
penilaian Post test.

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 22


B. Orientasi Khusus
Orientasi khusus adalah kegiatan karyawan baru dalam mengenal dan
memahami uraian tugasnya. Dalam menjalankan orientasi khusus karyawan baru
tersebut dibimbing oleh Koordinator Rawat Jalan. Karyawan orientasi tersebut
belum diperbolehkan untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri. Belum mendapat
tanggung jawab dan belum berlaku sanksi apabila yang bersangkutan melakukan
kesalahan.
Kegiatan orientasi khusus sesuai dengan uraian tugas masing-masing.
Sebagai bukti pelaksanaan orientasi khusus harus ada materi kegiatan orientasi
khusus, tanda tangan pembimbing,karyawan orientasi dan hasil bimbingan
Setelah masa orientasi selesai dilakukan test evaluasi orientasi umum dan
khusus. Hasil evaluasi orientasi harus dilaporkan oleh kepala Instalasi kepada
supervise keperawatan lal dilanjutkan ke bagian kepegawaian dan manager pelayanan
medik sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan bagi karyawan
tersebut..

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 23


BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu
B. Tujuan
a. Rapat menggali segala permasalahan terkait dengan pelayanan yang
kesehatan yang diberikan.
b. Rapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang terkait
dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
C. Kegiatan Rapat
Rapat Unit Rawat Jalan dipimpin oleh koordinator dan diikuti oleh seluruh
staf. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
a. Rapat rutin bulanan ( terjadwal )
Rapat diadakan setiap satu bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh staf
Unit Rawat Jalan dipimpin oleh Koordinator .Rapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan selama satu tahun dengan agenda rapat yang telah
ditentukan.
b. Rapat tidak terjadwal
Rapat tidak terjadwal adalah rapat yang sifatnya incidental dan dadakan
oleh kepala instalasi atau koordinator Rawat Jalan untuk membahas
permasalahan yang sifatnya mendadak

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 24


BAB XI
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala sesuatu bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan
keperawatan di ruang rawat jalan
B. Jenis Laporan
1. Laporan harian
a) Laporan kunjungan jumlah pasien
b) Laporan SDM Unit Rawat Jalan
c) Laporan sarana dan prasarana
d) Laporan mutu pelayanan
2. Laporan Bulanan
a) Laporan kunjungan pasien : jumlah, kasus
b) Laporan SDM : kualitas, kuantitas
c) Laporan sarana prasarana : kelengkapan, kondisi
d) Laporan mutu : kepuasan pelanggan
3. Laporan Tahunan
a) Laporan kunjungan pasien : jumlah, kasus
b) Laporan SDM : kualitas, kuantitas
c) Laporan sarana prasarana : kelengkapan, kondisi
d) Laporan mutu dan evaluasi : kepuasan pelanggan

Mengetahui
Direktur RSUD dr. Fauziah Bireuen

Dr. MUKHTAR, MMRS

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan 25

Anda mungkin juga menyukai