Anda di halaman 1dari 3

Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus listrik (Purwoko,

2007).

Bunyi Hukum Ohm : “Tegangan (V) pada hambatan yang memenuhi Hukum Ohm berbanding
lurus terhadap kuat arus (I) untuk suhu yang konstan (Sunaryono, 2010).

Perbandingan beda potensial dan kuat arus listrik selalu tetap atau konstan. Semakin besar
beda potensial listrik, semakin besar pula kuat arus yang megalir. Besarnya kuat arus listrik
sebanding dengan beda potensial listrik. Dari beberapa pernyataan di atas, dapat dibuat
persamaan sebagai berikut :

. . . (2.1)

Dengan C adalah kosntanta yang merupakan sebuah hambatan suatu pengahantar yang
disimbolkan dengan hrurf R. Hukum Ohm dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut :

atau . . . (2.2)

Nilai hambatan suatu pengahantar dipengaruhi oleh panjang kawat, diameter kawat dan jeis
kawat. Semakin penjang suatu kawat, nilai hambatan kawat makin besar. Semakin besar
diameter kawat, nilai hambatan kawat makin kecil. Jika jenis kawat tidak sama, maka hambatan
juga tidak sama (Purwoko, 2007).

Jadi besar hambatan dirumuskan sebagai berikut :

. . . (2.3)

Dengan R sebagai hambatan, ρ adalah hambat jenis, l panjang kawat dan A luas penampang
kawat.

Pada percobaan a, b, c, dan d digunakan hambatan yang samakarena untuk membandingkan


nilai dari masing-masing percobaan harus menggunakan kontrol atau pembanding yang sejenis
(sama).

Hambatan pengganti rangkaian seri :

. . . (2.4)

Sedangkan hambatan pengganti pada rangkaian paralel adalah :

. . . (2.5)
Hambatan listrik masih ada hubungannya dengan suhu atau temperatur. Karena kawat listrik
sangat memungkinkan mengalami perubahan suhu. Persamaan perubahan hambatan kawat
terhadap perubahan suhu kawat dituliskan sebagai berikut :

Dengan adalah hambatan kawat pada To C, adalah koefisien muai bahan konduktor, adalah
hambatan kawat awal. Serta adalah selisih suhu (Sunaryono, 2010).
NTC dan PTC adalah sebuah thermistor. Termistor adalah salah satu jenis yang mempunyai
koefisien temperature yang sangat tinggi. Fungsi utama dari komponen ini dalam suatu
rangkaian elektronik adalah untuk mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan
temperature dalam rangkaian tersebut. Karakteristrik yang demikian ini memungkinkan kita
untuk dapat mengatasi beberapa masalah yang sederhana, seperti yang berkaitan dengan
sensor temperature, kompensasi temperature atau masalah system pengaturan yang lain.

Thermistor ada 2, yaitu NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature
Coefficient). NTC sebagaimana namanya adalah resistor yang mempunyai koefisien temperatur
negative yang sangat tinggi. Thermistor jenis ini dibuat dari oksida logam yang terdapat dalam
golongan transisi. Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang tinggi tetapi dapat
diubah menjadi bahan semikonduktor. Sedangkan thermistor PTC adalah resistor dengan
koefisien temperatur positif yang sangat tinggi. Dalam beberapa hal thermistor PTC berbeda
dengan NTC antara lain : koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya dalam
interval temperatur tertentu, pada umumnya, harga mutlak dari koefisien temperatur PTC jauh
lebih besar daripada thermistor NTC (Soeprijanto, 2012).

Amperemeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Pemakaian alat ukur ini dihubungkan ke dalam rangkaian sehingga terhubung seri dengan
komponen yang akan dihitung kuat arusnya.

Voltmeter merupakan alat ukur beda potensial antara 2 titik. Pemakaian alat voltmeter dipasang
paralel dengan komponen yang akan diukur beda potensialnya (Sunaryono, 2010).

Arus listrik (I) yang mengalir melalui resistor (R) akan menyebabkan daya yang dikiim baterai
hilang dalam bentuk panas ini disebut daya disipasi (Soeprijanto, 2012).

Purwandari, E. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.

Purwoko dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.

Soeprijanto, T. 2012. Fisika SMA / MA Kelas X Semester 1. Malang : Universitas Negeri Malang.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta : KAWAHmedia.

Anda mungkin juga menyukai