13
Pelimpahan beban dari pelat lantai ke balok-balok untuk masing-masing portal diuraikan
sebagai berikut:
Perhitungan beban
Beban merata (segitiga dan trapesium) pada balok tepi (portal A dan C) lantai 2 dan 3:
WD = 422 x 2 (tinggi segitiga dan trapesium) = 844 kg/m = 8,44 kN/m (beban mati)
WL = 250 x 2 (tinggi segitiga dan trapesium) = 500 kg/m = 5,0 kN/m (beban hidup)
Beban merata (segitiga dan trapesium) pada balok tengah (portal B dan D) lantai 2 dan 3:
2 x WD = 2 x 884 = 1688 kg/m = 16,88 kN/m (beban mati)
2 x WL = 2 x 500 = 1000 kg/m = 10,0 kN/m (beban hidup)
Beban merata (segitiga dan trapesium) pada balok tepi (portal A dan C) pelat dak atap:
WD = 262 x 2 (tinggi segitiga dan trapesium) = 524 kg/m = 5,24 kN/m (beban mati)
WL = 100 x 2 (tinggi segitiga dan trapesium) = 200 kg/m = 2,0 kN/m (beban hidup)
Beban merata (segitiga dan trapesium) pada balok tengah (portal B dan D) pelat dak atap:
2 x WD = 2 x 524 = 1048 kg/m = 10,48 kN/m (beban mati)
2 x WL = 2 x 200 = 400 kg/m = 4,0 kN/m (beban hidup)
Gambar 2.5. Pelimpahan beban balok portal tegak lurus (beban titik)
Untuk beban titik limpahan dari balok portal yang tegak lurus (portal C dan D), lantai 2 dan 3:
Beban balok (Beban mati)
PDb = dimensi balok x panjang x berat jenis
= (0,30 x 0,40) x (2 x 0,5 x 4,5) x (24)
= 12,96 kN
15
Beban pelat (Beban mati)
PDp = beban mati merata (WD) x panjang
= (8,44) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 37,98 kN (untuk portal tepi)
PDp = (16,88) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 75,96 kN (untuk portal tengah)
Beban pelat (Beban hidup)
PLp = beban hidup merata (WL) x panjang
= (5,0) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 22,5 kN (untuk portal tepi)
PLp = (10) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 45 kN (untuk portal tengah)
Sedangkan untuk beban titik limpahan dari balok portal yang tegak lurus (portal C dan D), lantai
dak atap:
Beban balok (Beban mati)
PDb = dimensi balok x panjang x berat jenis
= (0,30 x 0,40) x (2 x 0,5 x 4,5) x (24)
= 12,96 kN
Beban pelat (Beban mati)
PDp = beban mati merata (WD) x panjang
= (5,24) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 23,58 kN (untuk portal tepi)
PDp = (10,48) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 47,16 kN (untuk portal tengah)
Beban pelat (Beban hidup)
PLp = beban hidup merata (WL) x panjang
= (2) x (2 x 0,5 x 4,5)
=9 kN (untuk portal tepi)
PLp = (4) x (2 x 0,5 x 4,5)
= 18 kN (untuk portal tengah)
Buat model SAP2000 untuk scene 1 dengan tinjauan secara dua dimensi
(2D) pada portal tengah (portal B) !
16
2.2 Input Model
a. Menggambar Model
a) Pilih OK
5) Setelah tahapan di atas pada layar SAP2000 akan muncul tampilan seperti Gambar 2.9
6) Mengubah ketinggian lantai 2 dan 3 (pada model yang telah dibuat tinggi tiap lantai masih 4 m,
seharusnya tinggi lantai 2 dan 3 adalah 3,5 m).
Klik kiri 2 kali (double click) pada grid line yang ada (atau klik kanan pada layar SAP2000 >
Edit Grid Data… > Modify/Show System…)
a) Pada bagian Z Grid Data kolom Ordinate isikan nilai 7,5 menggantikan nilai 8 (baris 3)
dan nilai 11 menggantikan nilai 12 (baris 4)
b) Klik option Glue to Grid Lines (agar elemen frame/batang yang sudah tergambar ikut
pindah bersama grid line)
c) Pilih OK
18
Gambar 2.10. Kotak dialog Define Grid System Data
Note: Jika ingin memeriksa tinggi antar lantai yang baru, dapat dilakukan dengan memeriksa tinggi
kolom. (Klik kanan pada salah satu batang kolom > pilih tab Location dan perhatikan isian
Length yang berisi tinggi kolom ‘3,5 satuan meter’)
a
b
p
c
Note: Untuk memudahkan dalam perhitungan Modulus of Elasticity kita bisa menggunakan
kalkulator pada SAP2000. (Tekan SHIFT + doble klik pada kotak isian Modulus of
Elasticity). Ketika akan memasukkan rumus modulus elastisitas [4700*sqr(30) atau
4700*(30^0.5)] rubah satuan menjadi N, mm, C.
1 Mpa = 1 N/mm2
f) Pada isian f’c isikan 30MPa (SAP2000 akan secara otomatis melakukan konversi ke satuan
yang kita gunakan yaitu kN, m, C)
g) Klik OK, lalu klik OK sekali lagi untuk kembali ke layar SAP2000.
Note: dalam penyelesaian soal ini, material tulangan meggunakan default dari SAP2000
c. Menetapkan Penampang
21
Gambar 2. 16. Kotak dialog Add Frame Section Property
22
a
a) Ketika kita menggunakan material concrete secara otomatis SAP2000 akan menyediakan
material rebar (tulangan) A615Gr60.
b) Pilih Beam pada Design Type
c) Isikan 0.05 pada Concrete Cover to Longitudional Rebar Center (tebal selimut beton)
Klik OK
d) Klik OK lagi.
6) Pada kotak dialog Frame Properties yang muncul kembali, pilih pada Section BALOK lalu
klik Add Copy of Property…
Note: Cara ini akan mempercepat pemasukan data apabila ada beberapa penampang dengan tipe
sama (dalam hal ini elemen balok dan kolom sama-sama dengan material beton dengan
bentuk persegi / kotak)
23
a) Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen kolom, misal: KOLOM
b) Pilih material “Beton” pada pilihan Material
c) Pada isian Dimensions isikan t3 = 0.4 (m, hc = 40 cm) dan t2 = 0.4 (m, bc = 40 cm)
d) Klik tombol Concrete Renforment
Note: Khusus pada penampang beton bertulang, jika SAP2000 hanya akan dimanfaatkan untuk
menghitung gaya-gaya dalam saja maka isian-isian untuk tulangan (pada kotak dialog
Reinforcement Data) tidak banyak berpengaruh, hanya pada isian yang diubah pada
langkah-langkah di atas saja. Jika akan dilanjutkan sampai perencanaan tulangan memakai
fasilitas SAP2000 maka isian-isian tersebut harus diperhatikan dan diisi semua karena
berpengaruh pada hasil desain tulangan.
24
e
a) Pilih menu Asign Frame Frame Sections… pilih “BALOK” pada kotak pilihan
OK
25
Gambar 2.22. Penggantian Section elemen balok
b) Klik/pilih semua elemen kolom dengan cara seperti pada pemilihan elemen balok
sebelumnya.
c) Pilih menu Asign Frame Frame Sections… pilih “KOLOM” pada kotak pilihan
OK
26
d. Mengganti Tipe Tumpuan
Pilih semua joint bawah (tumpuan), baik secara langsung pada joint atau windowing di sekitar joint.
e. Menetapkan Beban
27
a) Isikan nama beban pada Load Pattern Name misal : LIVE
b) Pilih LIVE pada type untuk mendefinisikan beban hidup
c) Klik tombol Add New Load Pattern klik OK
Note: Pada tahap ini hanya ditambahkan tipe beban hidup saja (LIVE). Untuk beban mati secara
default sudah disediakan oleh SAP2000 pada Load Pattern DEAD.
Perhatikan pula faktor Self Weight Multiplier (pengali berat sendiri) = 1 berarti bahwa berat
sendiri elemen struktur (balok, kolom ,pelat) sudah dihitung otomatis oleh SAP2000, dalam
beban DEAD.
28
b) Pilih DEAD pada drop down menu Load Case Name
c) Isikan 1.4 pada Scale Factor
d) Klik Add Klik OK
3) Klik lagi tombol Add New Combo…
a) Beri nama kombinasi pada Load Combination Name, misal: 1.2 D + 1.6 L
b) Pilih DEAD pada drop down menu Load Case Name
c) Isikan 1.2 pada Scale Factor
d) Klik Add
e) Pilih LIVE pada drop down menu Load Case Name
f) Isikan 1.6 pada Scale Factor
g) Klik Add Klik OK Klik OK
29
b) Pilih menu AssignFrame LoadsDistributed…
c) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD (beban mati merata segitiga pada
portal tengah = 2.WD)
d) Pastikan satuan dalam KN, m, C
e) Pada Trapezoidal Loads isikan (urut dari kotak input kiri ke kanan atau 1 ke 4):
Distance = 0 ; Load = 0
Distance = 0.5 ; Load = 16.88 (= 2 x 8.44 kN/m)
Distance = 1 ; Load = 0
Distance = 1 ; Load = 0
f) Klik OK
Note: Tips (kita bisa mengisi data perhitungan secara langsung), misal pada isian Load kita
masukkan data perhitungan 8.44*2 lalu tekan enter maka secara otomatis SAP2000 akan
melakukan perhitungan dan menghasilkan nilai 16.88.
g) Pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3, dengan cara yang sama dengan sebelumnya.
h) Pilih menu AssignFrame LoadsDistributed…
i) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE (beban hidup merata segitiga pada
portal tengah = 2.WL)
j) Pastikan satuan dalam KN, m, C
k) Pada Trapezoidal Loads ganti
Distance = 0 ; Load = 0
Distance = 0.5 ; Load = 10
Distance = 1 ; Load = 0
Distance = 1 ; Load = 0
l) Klik OK
30
Gambar 2.33. Input beban hidup merata
6) Mengaplikasikan beban titik limpahan dari balok yang tegak lurus (portal C dan D), lantai 2
dan 3:
a) Pilih joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3.
Gambar 2.37. Input beban titik limpahan dari balok yang tegak lurus (portal C dan D), lantai 2 & 3
c) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih DEAD (beban mati balok = PDb)
d) Pastikan satuan dalam KN, m, C
e) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -12.96 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
f) Klik OK
g) Pilih joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3, pada bagian tepi saja.
32
Gambar 2.38. Seleksi joint tepi lantai 2 dan 3
n) Pilih kembali joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3, pada bagian tepi saja. Alternatif
lain dengan memakai toolbar
o) Pilih menu AssignJoint LoadsForces…
p) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE (beban hidup pelat = PLp)
q) Pastikan satuan dalam KN, m, C
r) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -22.5 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
s) Klik OK
Note: Pada Options, karena sebelumnya belum ada input beban hidup, maka pilihan Add to
Existing Loads maupun Replace Existing Loads akan sama saja hasilnya.
t) Sekarang pilh pada joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3, pada bagian tengah saja.
33
Gambar 2.40. Seleksi joint tengah lantai 2 dan 3
z) Klik OK
aa) Pilih kembali joint pertemuan balok-kolom lantai 2 dan 3, pada bagian tengah saja, atau
gunakan toolbar
bb) Pilih menu AssignJoint LoadsForces…
cc) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih LIVE (beban hidup pelat = PLp)
dd) Pastikan satuan dalam KN, m, C
ee) Pada Loads isikan nilai Force Global Z = -45 KN (beban arah Z vertikal ke bawah)
ff) Klik OK
34
Gambar 2.42. Input beban titik tengah (beban hidup pelat)
35
Gambar 2.44. Seleksi joint tengah lantai atap
Setelah selesai memasukkan beban pada model struktur, sebaiknya dilakukan kembali pemeriksaan
terhadap beban-beban yang telah diaplikasikan. Hal ini dapat menghemat waktu untuk melacak
kesalahan jika terjadi error saat analisis, terutama kesalahan pada pembebanan.
1) Pilih menu Display Show Loads Assigns Frame/Cable/Tendon…
2) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih tipe beban yang ingin ditampilkan (LIVE atau
DEAD)
3) Pada bagian:
36
a) Show Joint Loads with Span Loads akan menampilkan beban titik dan merata secara
bersamaan, jika dinon-aktifkan maka hanya akan ditampilkan beban merata saja.
b) Show Span Loading Values akan menampilkan besar beban merata, jika di non-aktifkan
maka hanya akan ditampilkan bentuk (merata/segitiga/trapesium) dan lokasinya saja.
c) Klik OK
Gambar 2.47. Tampilan beban mati dan beban hidup (beban merata dan beban titik)
d) Jika hanya menampilkan beban titik saja pilih menu DisplayShow Loads Assigns
Joint…
e) Pada drop down menu Load Pattern Name pilih tipe beban yang ingin ditampilkan (LIVE
atau DEAD)
f) Pada bagian bawah:
Show Loading Values akan menampilkan besar beban titik, jika dinon-aktifkan maka hanya
akan ditampilkan lokasinya saja.
g) Klik OK
37
Gambar 2.48. Kotak dialog Show joint Loads
Note: Setelah ditampilkan salah satu tipe pembebanan, pada sudut kanan bawah layar akan muncul
tombol panah yang dapat digunakan untuk berpindah (menampilkan) ke tipe beban
yang lainnya secara cepat.
h. Analisis
2) Melakukan analisis
a) Pilih menu Analyze Run Analyze…
Pada kotak dialog Set Load Cases to Run, perhatikan kolom Status dan Action. Status
menyatakan status dari tipe beban, apakah sudah dianalisis (Run) atau belum (Not Run).
38
Sedangkan pada kolom Action merupakan langkah yang akan diambil dalam analisis yang
sedang akan dilakukan, apakah akan dihitung (Run) atau tidak (Do Not Run).
Untuk analisis statik disini hanya kan dianalisis beban mati dan beban hidup saja, sehingga
analisis MODAL (yang berguna untuk analisis dinamik) akan dinon-aktifkan dahulu.
b) Pilih MODAL pada Case Name
c) Klik tombol RUN/Do Not Run Case Klik Run Now
d) Sesaat kemudian akan ditampilkan SAP Analysis Monitor dan analisis akan berlangsung.
Selama analisis dilakukan, kita dapat melihat progres (kemajuan) analisis pada layar ini,
sekaligus mengawasi apakah terdapat kesalahan (eror).
39
Gambar 2.51. SAP2000 Analysis Monitor
40
Gambar 2.53. Tampilan deformasi struktur & nilai lendutan/rotasi joint
1
3
3
2
1
41
3) Sebagai contoh pembacaan, pada Gambar 2.53. nilai deformasi untuk beban mati (DEAD)
adalah sebagai berikut (ingat bahwa orientasi sumbu lokal joint akan sama dengan sumbu
Global jika tidak dilakukan modifikasi sumbu lokal):
a) Translas (gerakan) arah sumbu 1 = 0.000001254 m, berarti joint ini bergerak ke arah kanan
(sumbu 1 positif)
b) Translasi (gerakan) arah sumbu 3 = -0.0004 m, berarti joint ini bergerak ke arah bawah
(sumbu 3 negatif)
c) Rotasi (putaran) memutari sumbu 2 = -0.00009 rad, berarti joint berotasi searah jarum jam
(rotasi sumbu 2 positif)
Setelah atmpak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui besaran reaksi gaya
tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan bila perlu).
Sebagai contoh pemabcaan, pada Gambar C 56. nilai reaksi tumpuan akibat kombinasi beban mati
(DEAD) adalah sebagai berikut (ingat bahwa orientasi sumbu lokal joint akan sama dengan sumbu
Global jika tidak dilakukan modifikasi sumbu lokal):
a) Reaksi arah sumbu 1 = 2.338 KN, arah ke kanan (sumbu 1 positif)
b) Reaksi arah sumbu 3 = 241.833 KN, arah ke atas (sumbu 3 positif)
c) Momen memutari sumbu 2 = 3.111 kNm, berlawanan arah jarum jam (rotasi sumbu 2
positif)
44
e) Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya.
b d
45
e. Menampilkan Tabel Output
3) Setelah output yang akan ditampilkan ditentukan, selanjutnya pilih tipe beban atau kombinasi,
dengan klik pada tombol Select Load Casse… pada bagian kanan atas.
Note: untuk memilih lebih dari satu tipe kombinasi/beban gunakan tombol Ctrl.
46
Gambar 2.62. Pemilihan tipe/kombinasi beban output
4) Klik OK
5) Klik OK lagi untuk menampilkan tabel output
6) Pada Gambar 2.63. ditampilkan hasil utuk gaya batang (Element Force-Frames), untuk
berpindah / menampilkan output yang lain klik pada bagian kanan atas kotak dan pilih tipe
output lainnya (Joint Displacement dan Joint reactions).
7) Untuk menambah output yang lain klik pada Add Tables… (kanan bawah)
8) Untuk mengurutkan nilai output dari nilai terbesar ke terkecil atau sebaliknya kita bisa
menggunakan menu Format-Filter-Sort pilih Sort. Pada drop down menu Sort by kita
memilih tipe output yang ingin kita urutkan (secara default SAP2000 akan mengurutkan dari
nilai terkecil (negatif) ke nilai terbesar (positif), beri tanda check pada Descending untuk
mengurutkan dari nilai terbesar (positif) ke nilai terkecil (negatif)) Klik OK.
48