MERAIH MIMPI
Belajar dari kegagalan dan kesabaran,ia memberanikan diri untuk merintis dunia
usaha.Kini bisnisnya semakin luas.Lahan bisnisnya menuai sukses yang tergolong
gemilang.Hingga berbagai usahapun di jalani.
“Kita tak cukup uang banyak untuk kamu masuk fakultas kedokteran,sabar ya
Nak”,ucap bunda lembut,tetapi pasti.
Mungkin ini bukan takdir bagiku untuk masuk fakultas kedokteran.Kata-kata dari
orang tua kulah yang selalu menyertai Begitu indahnya kata-kata dari orang tuaku untuk
didengarkan ,apalagi untuk di lakukan sungguh indah hidup ini.Tidak ada motivator yang
sanggup menandinginya.Semua tidak berheti disini,semangatku selulu berkobar menyertai
langkahku.
Kedua,ketika gagal mendaftar ke STPDN karena tinggi badan kurang,Aku masih ingat
betapa ketatnya pendaftaran di STPDN.Papan pengumuman menjadi saksi bisu ketika
pengumuman.Prediksiku ternyata benar mungkin Aku tidak diterima .Semua sudah terlihat
dari awal pendaftaran,petugas merasa ragu denganku.Kegagalan itu tentu saja membuat
terluka .Betapa pedihnya hati ini.
Namun disamping itu ayah dan bunda tiada hentinya membangkitkan diriku hingga
kedua kakiku benar-benar mampu berpijak.
Salah satu do’aku terkabul.Inilah yang aku nanti-nanti.Suatu hari ayah memutuskan
untuk berhenti bekerja den berorganisasi.Ayah mulai melirik dunia usaha .Mungkin ayah
sudah sadar akan pentingnya peran sosok ayah di dalam keluarga .Sebagai langkah
awal,ayah melahap buku-buku sederet profil pengusaha sukses,sebut saja Bob
Sadino,BillGates,Steve Jobs,Richard Branson,Donald Trup,dan Elang Gumilang.Benih pohon
bisnis tumbuh pesat pula dalam diriku,terlebih setelah aku menyerap isi beberapa buku yang
menyampaikan motivasi.
Dua kegagalan yang berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa inggris.Kutekuni
masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati.Kendala finansial mendorongku untuk
merambah dunia kerja di sampingkuliah.Di masa pendidikan aku pusatkan untuk belajar
disamping mengelola dunia kerja,tetapi tetap belajar nomor satu.Pucuk dicinta ulam
tiba.Suatu hari Kak Ica,saudara sepupuku,datang kepadaku.
“Nanda disebelah toko Bunda ada kios yang di jual,bagaimana kalau kita patungan
untuk membeli kios itu,lalu kita jual pakaian disana”kata Kak Ica.
Ia mengajak patungan untuk membeli kios itu.Aku setuju dengan saran itu.Kami
mulai berbisnis pakaian di kios baru itu.Lama kelamaan tidak kusangka ,usaha itu menuai
hasil yang gemilang.
Bunda berkunkung ke tokoku dan dia memuji ”Wah ternyata Nanda sudah menjadi
pengusaha sukses.”
Bunda selalu berpesan belajar tetap nomor satu kesibukan berbisnis tidak
melemahkan prestasi di ranah akademis.Aku berhasil mempertahankan semuanya dengan
hasil yang memukau.
Anggota kelompok :
4.Purwanta (13)