PUSKESMAS PANDIAN
KECAMATAN KOTA SUMENEP
KABUPATEN SUMENEP
OLEH :
MOHAMMAD FAHRUR ROZI
NPM 713.5.1.0612
ADITYA SURYA NUGRAHA
NPM 713.5.1.0635
ROBY YUNUS F.
NPM 713.5.1.0658
DALTON SUHARTO
NPM 713.5.1.0659
OLEH :
MOHAMMAD FAHRUR ROZI
NPM 713.5.1.0612
ADITYA SURYA NUGRAHA
NPM 713.5.1.0635
ROBY YUNUS F.
NPM 713.5.1.0658
DALTON SUHARTO
NPM 713.5.1.0659
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
WIDIA PUTRI W, ST
iii
LEMBAR PENGESAHAN
(.......................................) (.......................................)
Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUBAIDILLAH FANSURI, MT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami sehinggga dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan PKL kami yang berjudul “Pembangunan UPT. Puskesmas
Pandian Kecamatan Kota Sumenep” ini dengan tepat waktu dan sesuai prosedur
penyusunan.
Pada kesempatan kali ini kami juga ingin menyampaikan banyak terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Wiraraja Sumenep,
2. Dekan beserta jajaran pimpinan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Wiraraja Sumenep,
3. Bapak Ir. ABDUL MUTHALLIB FARAJD, MT. selaku dosen
pembimbing kami.
4. Direktur CV. Arjasa Raya Bersama beserta staf sebagai pihak kontraktor
proyek yang bersedia menjadi objek dalam kegiatan PKL ini serta
membantu kami dalam proses pelaksanaan PKL,
5. Artara Consultant yang telah turut membantu kami dalam proses
pelaksanaan PKL, dan
6. Seluruh pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PKL ini.
Kami menyadari bahwa laporan PKL ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penulisan laporan selanjutnya. Akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Tim PKL
v
DAFTAR ISI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Cv. Arjasa Raya sebuah perusahaan jasa konsultan regional yang memberi
pelayanan pada bidang jasa kontraktor teknik dan manejemen kontruksi bangunan
gedung. Dimana didalamnya sangat berperan aktif tenaga-tenaga professional
yang sangat berpengalaman di bidangnya dengan di dukung peralatan dan
teknologi yang memadai. Sesuai dengan anjuran dan program pemerintah
Indonesia untuk ikut serta secara aktif berperan menyumbang tenaga dan fikiran
untuk pembangunan yang semakin meningkat.
CV. Arjasa Raya memiliki beberapa bidang keahlian, yaitu sebagi berikut :
1. Pengawasan Rekayasa
a. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung
b. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi
c. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air
3
4
2. Perencanaan Rekayasa
a. Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Engineering Pekerjaan Teknik
Sipil Keairan
STRUKTUR ORGANISASI
CV. ARJASA RAYA
DIREKTUR
Nurul Khairiyah M.
ADMINISTRASI TEKNIS
Widia P. Dayanti, ST
Dalam bagan struktur di atas ini menjelaskan posisi dan jabatan setiap pihak
yang berada di CV. Arjasa Raya, dan dapat di jelaskan sebagai berikut :
2.2.1 Direktur
Sebagai pimpinan tertinggi yang memegang kuasa tertinggi. Secara garis
besar bertugas memimpin, merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi seluruh
kegiatan perusahaan baik yang bersifat internal maupun eksternal untuk keperluan
perusahaan. Direktur memiliki wewenang penuh dalam hal apapun yang
menyangkut kegiatan perusahaan serta bertanggung jawab atas segala keputusan
yang diambil dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.2.5 Logistik
Logitik bertugas mendata, mengatur dan meninjau ketersediaan material
proyek. Bagian logistik wajib mencatat setiap material keluar-masuk dan
mengatur penempatan material agar tidak rusak dan bisa dipakai. Selain itu
logistik juga bertugas meninjau ketersediaan material guna menghindari
kekosongan material bila diperlukan. Maka logistik juga berkewajiban memesan
atau menyetok material dan mendapat acc manager. Jadi bagian logistik
bertanggung jawab jika terjadi kekosongan material ataupun kerusakan pada
material.
2.3.1 Waktu
Setiap harinya para pekerja akan memulai pekerjaan pada pukul 07.00 WIB.
Selama jadwal kerja berlangsung, pekerja akan melaksanakan pekerjaan sesuai
arahan dari kepala tukang. Pada 12.00 WIB para pekerja di persilahkan untuk
beristirahat mulai dari makan siang, mandi atau pun shalat. Selanjutnya pekerja
akan kembali melanjutkan pekerjaannya pada 13.00 WIB. Kecuali pada hari
jum’at, jadwal istirahat berlangsung dari pukul 11.00 – 13.00 WIB. Pekerjaan
berakhir pada pukul 16.00 WIB. Jika terdapat jadwal lembur, maka shift
malam akan dimulai pada pukul 18.00 – 22.00 WIB.
Disiplin waktu yang dilakukan oleh para pekerja tidak didasari oleh adanya
peraturan tertulis dari pihak Kontraktor. Pada dasarnya hal yang sudah menjadi
kebiasaan tersebut memang dilakukan setiap hari.
Sistem pembayaran upah pekerja pada proyek ini awalnya harian. Jadi
pekerja yang masuk atau bekerja pada hari itu upahnya akan dibayar pada saat jam
pulang oleh bendahara dari pelaksana. Namun pada minggu ke – 5 pembayaran
upah pekerja beralih menjadi sistem borongan. Bendahara pemberikan upah
kepada pekerja setiap akhir minggu. Adapun jumlah dari upah yang di berikan
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
2.3.3 Pengawasan
selama proses berlangsung. 1 pengawas berasal dari pihak kontraktor yang setiap
hari stand by di lokasi. Sedangkan 1 pengawas lagi berasal dari pihak konsultan
yang sewaktu-waktu datang mengecek kesesuaian pelaksanaan dengan gambar
rencana. Serta mengecek perkembangan proyek guna perhitungan prosentase
pekerjaan yang telah selesai.
Selain 3 hal di atas, masing-masing pekerja menjalankan fungsi dan
tanggung jawabnya sesuai dengan bagian masing-masing, misalnya mandor dapat
mengkoordinasikan para tukang mengenai tahapan-tahapan pekerjaan yang harus
dilakukan sesuai dengan gambar konstruksi. Selain itu, para pekerja (tukang) juga
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan arahan mandor. Sehingga semua
pekerjaan dapat terstruktur dengan baik sesuai dengan jadwal pelaksanaan
yang telah direncanakan.
BAB III
PENGENALAN PROYEK
9
10
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek.
Tugas owner diantaranya adalah menunjuk penyedia jasa (Konsultan dan
Kontraktor), meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
13
3.3.2 Kontraktor
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Tugas konsultan perencana yaitu
mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan,
membuat gambar kerja pelaksanaan, membuat Rencana Kerja dan Syarat-sayarat
14
3.3.5 Bendahara
3.3.7 Logistik
3.3.8 Mandor
Mandor sebagai salah satu unsur dalam pelaksanaan pekerjaan proyek yang
dalam istilah manajemen kontruksi selalu berada dan memiliki efisiensi kerja
yang cukup besar. Mandor adalah komponen yang tidak bisa dianggap ringan
dalam suatu proyek, eksistensi mandor sangat diperlukan sebagai pengawas
langsung bagi pekerja-pekerja yang melakukan pekerjaan supaya terarah dan
menggunakan waktu dengan seefisien mungkin. Mandor bertugas mengawasi
dan mengkoordinasi serta memberikan upah kepada pekerja-pekerja yang
posisinya di bawahnya.
(tiga) pihak yaitu Perencana (CV. Multidecons), Pengawas (CV. Artara) dan
Pelaksana Konstruksi (CV. Arjasa Raya). Kesepakatan tersebut tertuang dalam
Kontrak dan atau Surat Perintah Kerja (SPK).
SPK Kontrak memuat beberapa standard ketentuan dan syarat umum
pelaksanaan kegiatan, yang setiap jasa layanan juga beda rincian, yang intinya
kesepakatan, syarat ketentuan dan syarat umum tersebut menjadi pengikat antara
kedua pihak dalam pelaksanaan, pengawasan, kegiatan serah terima serta
pemeliharaan nantinya, juga tertuang tentang cara pembayaran, perselisihan,
force majure dan lainnya.
Pelaksanaan proyek dimulai dengan Pembahasan anggaran yang didalamnya
termuat Pagu Anggaran dan Syarat Umum Penyedia Barang/Jasa yang nantinya
akan melaksanakan pekerjaan. Rencana Kerja dan Tindak Lanjut (RKTL)
disusun sebagai acuan jadwal pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan konstruksi.
Proses pelaksanaan konstruksi seharunsnya meliputi, antara lain :
c. Pekerjaan Beton
1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut SNI 8 tahun 1972 dan
memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (SNI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap
semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah
ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam SK SNI T-15.1919.03.
20
3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK
SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek
dengan mutu baja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240
Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton digunakan pada
pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang
menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
d. Pekerjaan Pasangan
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode
pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan
pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu dan adukan semen.
21
22
23
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Pembesian
7. Pekerjaan Plesteran
1. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah yang kami amati yakni pekerjaan galian tanah untuk
pondasi setempat (foot plat). Galian yang dilakukan sekitar sedalam 1,3
meter. Dari pengamatan kami galian pondasi yang dikerjakan kurang dalam
sekitar 15 – 20 cm sehingga mempengaruhi pengecoran pondasi
setempat (foot plat).
2. Pekerjaan Pembesian/penulangan
Pada pekerjaan pembesian/penulangan terdiri dari beberapa bagian
pekerjaan pembesian, yaitu sebagai berikut :
a. Pekerjaan Kolom
1. Penulangan Kolom
Tahapan awal dalam pekerjaan struktur kolom dan balok adalah
pekerjaan penulangan/pembesian. Dalam pengamatan kami terdapat
4 jenis kolom. Kolom 30/30 dan kolom 25/25 dengan tulangan
utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, kolom 25/25 dengan
tulangan utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, kolom 20/20
dengan tulangan utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, dan
yang terakhir kolom 12/12 dengan tulangan utama 5ø12 dan
tulangan sengkang ø6 – 150.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan penulangan kolom sama saja dengan
pembesian atau penulangan pada sloof begitu pula dengan alat
yang digunakan. Dari pengamatan yang kami lakukan besi yang
digunakan merupakan besi polos. Segala prosedur pelaksanaan
pekerjaan penulangan kolom belum sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah dibuat, dikarenakan pada tulangan utama tidak
menggunakan ø13, tetapi kurang dari ø13.
b. Pekerjaan Balok
1. Penulangan Balok
Sama halnya dengan pembesian kolom, pembesian balok juga
terdiri dari tulangan pokok dan sengkang. Besi yang digunakan
merupakan besi polos dengan jumlah dan diameter tulangan balok
lantai 20/30 dan 30/15 sama yakni tulangan utama 8ø13 dan
tulangan sengkang ø8 – 200. Penggunaan tulangan besi
menyesuaikan dengan spesifikasi dan syarat teknis yang dibuat.
Proses pekerjaan pembesian balok sama dengan proses pekerjaan
pembesian kolom.
2. Pekerjaan Bekisting Balok
Pekerjaan bekisting balok dikerjakan setelah pekerjaan penulangan
balok selesai dan dipasang sesuai pada gambar sama dengan kolom.
30
4. Pekerjaan Beton
Dalam pekerjaan beton ini meliputi pekerjaan beton kolom, beton sloof,
beton balok. Pada perencanaan pekerjaan beton yang ada dibutuhkan mutu
beton dengan K-225, namun pada saat pekerjaan beton dilokasi mutu beton
tidak dapat dipastikan mutu betonnya, disebabkan cara pencampuran atau
mix desain yang ada tidak dapat dipastikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan pekerjaan diatas dapat kami ambil suatu
kesimpulan, yaitu :
1. Kurangnya pemahaman menyeluruh terhadap gambar kerja, sehingga
banyak teguran dari Konsultan Pengawas baik secara lisan maupun
tulisan, yang membuat pelaksanaan pekerjaan sedikit terhambat.
2. Kualifikasi tenaga kerja juga sedikit mengecewakan terutama pada
pekerjaan plesteran sebab hasilnya masih kurang optimal.
3. Kurangnya koordinasi antar pekerja, mengakibatkan beberapa bagian
pekerjaan terhambat karena ada pekerjaan lain belum siap terlaksana,
sehingga berdampak secara sistemik pada masa pelaksanaan yang
molor dari jadwal rencana.
4. Penggunaan alat bantu menjadi hal penting terutama untuk pekerjaan
pengecoran beton, kerusakan yang terjadi saat pelaksanaan pekerjaan
sedang berlangsung sedikit banyak menghambat pelaksanaan pekerjaan
pengecoran yang berdampak pada jadwal pelaksanaan.
5. Pemahaman dan penerapan manajemen K3 masih kurang diperhatikan
dengan optimal, meski tidak ada masalah serius yang terjadi namun
menjadi kewajiban pokok perusahaan terutama kepada pekerja dan
lingkungan sekitar.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat kami kemukakan disini terbatas berdasarkan
kemampuan dan bekal pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan,
yaitu sebagai berikut :
1. Gambar kerja harus benar-benar dipelajari oleh tiap-tiap pekerja,
pelaksana serta pengawas, sehingga semua yang telah terancana dengan
32
33