Anda di halaman 1dari 41

REHABILITASI UPT.

PUSKESMAS PANDIAN
KECAMATAN KOTA SUMENEP
KABUPATEN SUMENEP

LAPORAN KERJA PRAKTEK

OLEH :
MOHAMMAD FAHRUR ROZI
NPM 713.5.1.0612
ADITYA SURYA NUGRAHA
NPM 713.5.1.0635
ROBY YUNUS F.
NPM 713.5.1.0658
DALTON SUHARTO
NPM 713.5.1.0659

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2017
REHABILITASI UPT. PUSKESMAS PANDIAN
KECAMATAN KOTA SUMENEP
KABUPATEN SUMENEP

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah pada


Fakultas Teknik Universitas Wiraraja

OLEH :
MOHAMMAD FAHRUR ROZI
NPM 713.5.1.0612
ADITYA SURYA NUGRAHA
NPM 713.5.1.0635
ROBY YUNUS F.
NPM 713.5.1.0658
DALTON SUHARTO
NPM 713.5.1.0659

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2017

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Praktik Kerja Lapangan Oleh :


Mohammad Fahrur Rozi, NPM 713.5.1.0612
Aditya Surya Nugraha, NPM 713.5.1.0635
Roby Yunus F., NPM 713.5.1.0658
Dalton Suharto, NPM 713.5.1.0659

Telah di periksa dan di setujui untuk di uji,

Sumenep, 4 Januari 2017


Pembimbing Industri,

WIDIA PUTRI W, ST

Sumenep, 9 Januari 2017


Pembimbing Program Studi,

Ir. ABDUL MUTHALLIB FARAJD, MT.

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Praktik Kerja Lapangan Oleh :


Mohammad Fahrur Rozi, NPM 713.5.1.0612
Aditya Surya Nugraha, NPM 713.5.1.0635
Roby Yunus F., NPM 713.5.1.0658
Dalton Suharto, NPM 713.5.1.0659

Ini, telah di pertahankan di depan penguji


pada tanggal, 11 Januari 2017

Ketua Penguji, Anggota Penguji,

(.......................................) (.......................................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi

SUBAIDILLAH FANSURI, MT

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami sehinggga dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan PKL kami yang berjudul “Pembangunan UPT. Puskesmas
Pandian Kecamatan Kota Sumenep” ini dengan tepat waktu dan sesuai prosedur
penyusunan.
Pada kesempatan kali ini kami juga ingin menyampaikan banyak terima
kasih kepada :
1. Rektor Universitas Wiraraja Sumenep,
2. Dekan beserta jajaran pimpinan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Wiraraja Sumenep,
3. Bapak Ir. ABDUL MUTHALLIB FARAJD, MT. selaku dosen
pembimbing kami.
4. Direktur CV. Arjasa Raya Bersama beserta staf sebagai pihak kontraktor
proyek yang bersedia menjadi objek dalam kegiatan PKL ini serta
membantu kami dalam proses pelaksanaan PKL,
5. Artara Consultant yang telah turut membantu kami dalam proses
pelaksanaan PKL, dan
6. Seluruh pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PKL ini.

Kami menyadari bahwa laporan PKL ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penulisan laporan selanjutnya. Akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Sumenep, Januari 2017

Tim PKL

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................i


HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.1.1 Proyek Yang Diamati .......................................................................1
1.1.2 Lokasi Proyek ...................................................................................2
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ................................................................2
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan .......................................................................3
2.2 Organisasi Perusahaan ...............................................................................4
2.2.1 Direktur ............................................................................................5
2.2.2 Administrasi Teknis .........................................................................5
2.2.3 Tenaga Ahli ......................................................................................6
2.2.4 Tenaga Teknis ..................................................................................6
2.2.5 Logistik ............................................................................................6
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-Lain ................................................6
2.3.1 Waktu ...............................................................................................7
2.3.2 Pembayaran Gaji Pekerja .................................................................7
2.3.3 Pengawasan ......................................................................................7
BAB III PENGENALAN PROYEK
3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek ..................................................................9
3.2 Gambaran Umum Proyek ..........................................................................10
3.3 Personalia dan Organisasi Proyek .............................................................11
3.3.1 Pemilik Proyek (Owner) ..................................................................12
3.3.2 Kontraktor ........................................................................................13
vi
3.3.3 Konsultan Perencana ........................................................................13
3.3.4 Konsultan Pengawas ........................................................................14
3.3.5 Bendahara ........................................................................................14
3.3.6 Pengawas Lapangan .........................................................................15
3.3.7 Logistik ............................................................................................15
3.3.8 Mandor .............................................................................................15
3.4 Proses Pelaksanaan Yang Diamati.............................................................15
3.4.1. Proses Pelaksanaan Pembangunan ...................................................16
BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI
4.1 Tugas Selama Praktek................................................................................22
4.2 Lingkup Pekerjaan Yang Diamati .............................................................22
4.3 Hasil Pekerjaan Yang Diamati...................................................................27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................32
5.2 Saran ..........................................................................................................32

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep merupakan sarana


untuk selalu melayani masalah kesehatan atau untuk meningkatkan kesehatan
khususnya masyarakat kecamatan kota Sumenep, dan patut kita sadari bahwa
peningkatan masalah kesehatan ditunjang oleh ketersediaan serta kemudahan
akses dalam menjangkaunya. Pemerataan dan peningkatan sarana kesehatan di
harapkan bisa berdampak lebih pada peningkatan kesehatan bagi masyarakat itu
sendiri secara umum dan secara khusus pada mutu Sumber Daya Manusia
didalamnya, yang mana hal itu akan berimplikasi kepada aspek lainnya.
Namun tidak semerta-merta menampik kenyataan bahwa kesehatan juga
harus diutamakan peningkatannya dengan berbagai macam usaha pembangunan
dan pemerataan serta revitalisasi sarana kesehatan baik di daratan maupun
kepulauan meskipun tidak kesemuanya tersentuh, hal itu tak lain karena
keterbatasan dana yang dimiliki sehingga dilaksanakan secara bertahap dan
terarah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat kabupaten sumenep sekaligus
nantinya juga berdampak pada ekonomi masyarakat karena kualitas SDM yang
meningkat.

1.1.1 Proyek Yang Diamati

Dengan praktek kerja lapangan ini, mahasiswa dituntut untuk belajar


melihat dan melakukan secara langsung pekerjaan yang ada di lapangan untuk
memperluas wawasan dan cara berfikir. Mahasiswa tidak hanya di tuntut untuk
memiliki ilmu pengetahuan yang luas namun juga harus memiliki keterampilan
dan kemampuan untuk menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan yang dimiliki
tersebut.
Melihat hal-hal di atas maka program praktek kerja lapangan ini sangat di
perlukan bagi mahasiswa. Dengan melakukan praktek kerja lapangan di proyek

1
2

“Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep” mahasiswa


di harapkan dapat menggali pengalaman dan pengetahuan di bidang teknik sipil
secara langsung di lapangan.

1.1.2 Lokasi Proyek

Pekerjaan : Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian


Lokasi Proyek : Kecamatan Kota Sumenep
Kontraktor Pelaksana : CV. Arjasa Raya
Alamat Pelaksana : Jl. Teuku Umar No. 46 – Sumenep
Nilai Kontrak : Rp. 713.890.000,00-

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) bagi mahasiswa Fakultas Teknik


Sipil Universitas Wiraraja Sumenep secara terperinci adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada suatu proyek.
b. Mengetahui tugas-tugas serta peranan pejabat dalam suatu proyek kerja.
c. Mampu melakukan pengendalian terhadap kualitas dan mampu
membaca desain produk suatu proyek suatu bangunan.
d. Mampu memberi gambaran secara nyata mengenai mekanisme kerja
direksi dalam hubungannya dalam pihak terkait dalam suatu proyek.
e. Membekali suatu pengetahuan masalah – masalah yang terjadi
dilapangan selain pengetahuan secara teoritis dibangku kuliah , serta
penerapan teori – teori itu terhadap teori dilapangan.
f. Melatih daya pikir mahasiswa dalam menyikapi permasalahan yang
sering muncul dilapangan.
g. Mendapatkan pengalaman kerja yang diharapkan bisa diambil
manfaatnya dalam lapangan kerja yang sesungguhnya dan juga melatih
serta meningkatkan kemampuan dalam hubungan antar manusia.
h. Untuk memenuhi syarat yang harus ditempuh pada program studi
S1Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil.
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Proyek konstruksi Pembangunan Gedung UPT. Puskesmas Pandian


Kecamatan Kota Sumenep dilaksanakan oleh CV. Arjasa Raya. Berikut data dari
CV tersebut :

1. Nama Perusahaan : CV. Arjasa Raya


2. Tanggal Pendirian : 13 Oktober 2010
3. Alamat : Dusun Moncol Desa Nyabakan
Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep
4. Direktur : Nurul Khairiah M.
5. Saham : 17.000.000.000,-

Cv. Arjasa Raya sebuah perusahaan jasa konsultan regional yang memberi
pelayanan pada bidang jasa kontraktor teknik dan manejemen kontruksi bangunan
gedung. Dimana didalamnya sangat berperan aktif tenaga-tenaga professional
yang sangat berpengalaman di bidangnya dengan di dukung peralatan dan
teknologi yang memadai. Sesuai dengan anjuran dan program pemerintah
Indonesia untuk ikut serta secara aktif berperan menyumbang tenaga dan fikiran
untuk pembangunan yang semakin meningkat.

CV. Arjasa Raya memiliki beberapa bidang keahlian, yaitu sebagi berikut :

1. Pengawasan Rekayasa
a. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung
b. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi
c. Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air

3
4

2. Perencanaan Rekayasa
a. Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Engineering Pekerjaan Teknik
Sipil Keairan

CV. Arjasa Raya memiliki beberapa pencapaian pekerjaan konstruksi


gedung yaitu sebagai berikut :

1. Pembangunan UPT. Puskesmas Pragaan Kecamatan Pragaan


2. Pembangunan UPT. Puskesmas Gili Genting Kecamatan Semenep
3. Pembangunan UPT. Puskesmas Bluto Kecamatan Bluto

2.2 Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang memiliki satu tujuan yang


sama yang usahanya harus dikoordinasikan; tersusun dari jumlah subsistem
yang saling berhubungan dan saling tergantung; bekerja bersama atas dasar
pembagian kerja, peran dan wewenang; serta memiliki tujuan tertentu yang
hendak dicapai.
Bentuk organisasi akan terlihat dalam struktur organisasi. Struktur
organisasi merupakan pengelolaan proyek dengan cara tertentu untuk
mendapatkan tujuan tertentu pula yang dalam hal ini merupakan keuntungan
dari perusahaan. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk
gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan
garis wewenang yang ada. Secara hukum dan fungsional bagian organisasi ini
terkait dan bekerja sama sesuai dengan fungsinya baik secara administrasi
maupun dalam pelaksanaan dilapangan. Struktur organisasi juga merupakan
sistem koordinasi yang efektif dan efisien.
Berikut struktur organisasi CV. Arjasa Raya beserta tugas dan
wewenangnya selaku kontaktor pelaksana proyek konstruksi pembangunan
gedung UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep :
5

STRUKTUR ORGANISASI
CV. ARJASA RAYA

DIREKTUR
Nurul Khairiyah M.

ADMINISTRASI TEKNIS
Widia P. Dayanti, ST

LOGISTIK TENAGA AHLI TENAGA TEKNIS


Novansyah Mujiyanto Saifur Rahman Moh. Yudiarto

Dalam bagan struktur di atas ini menjelaskan posisi dan jabatan setiap pihak
yang berada di CV. Arjasa Raya, dan dapat di jelaskan sebagai berikut :

2.2.1 Direktur
Sebagai pimpinan tertinggi yang memegang kuasa tertinggi. Secara garis
besar bertugas memimpin, merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi seluruh
kegiatan perusahaan baik yang bersifat internal maupun eksternal untuk keperluan
perusahaan. Direktur memiliki wewenang penuh dalam hal apapun yang
menyangkut kegiatan perusahaan serta bertanggung jawab atas segala keputusan
yang diambil dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.2.2 Administrasi Teknis


Bagian yang bertanggung jawab untuk mengatur, melaksanakan dan
memantau administrasi yang ada dikantor. Seperti : tata usaha kerumah tanggaan
kantor, mengatur segala kelengkapan kantor, dan membuat laporan perusahaan
secara berkala serta tugasnya meliputi admin, logistik, dan lainnya yang
mendukung pelaksanaan administasi berjalan lancar. Selain itu bagian
6

administrasi juga bertanggung jawab dalam menjaga dan mengupdate informasi


perusahaan serta mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff,
sekaligus melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staff lainya.

2.2.3 Tenaga Ahli


Merupakan pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek yang sedang
berlangsung. Memegang peranan penting terhadap sistem koordinasi dan sistem
manajemen dengan tenaga kerja lainnya untuk menggoalkan suatu pekerjaan.
Dalam menjalankan tugasnya, tenaga ahli diatur melalui mekanisme job
description yang sesuai dengan bidang keahliannya.

2.2.4 Tenaga Teknis


Tenaga teknis merupakan orang yang terlibat langsung dengan proyek yang
dikerjakan. Secara garis besar tenaga teknis bertugas memantau proses di
lapangan. Maka dari itu tenaga teknis harus mampu berkoordinasi dengan
tenaga kerja di proyek misalnya mandor, tenaga tukang, tenaga kasar dan lainnya.
Jadi tenaga teknis bertanggung jawab atas proses langsung di lapangan.

2.2.5 Logistik
Logitik bertugas mendata, mengatur dan meninjau ketersediaan material
proyek. Bagian logistik wajib mencatat setiap material keluar-masuk dan
mengatur penempatan material agar tidak rusak dan bisa dipakai. Selain itu
logistik juga bertugas meninjau ketersediaan material guna menghindari
kekosongan material bila diperlukan. Maka logistik juga berkewajiban memesan
atau menyetok material dan mendapat acc manager. Jadi bagian logistik
bertanggung jawab jika terjadi kekosongan material ataupun kerusakan pada
material.

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-Lain

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau sekelompok orang


yang senantiasa berkehendak dengan baik, untuk mengikuti segala
aturan/keputusan yang telah ditetapkan. (Muchdarsyah Sinungan, 1997).
7

Kedisiplinan kerja haruslah di tegakkan dalam suatu organisasi perusahaan


guna mencapai keberhasilan kerja perusahaan sesuai dengan target waktu dan
prosentase kerja.
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan proyek Pembangunan UPT.
Puskesmas Pandian, tim PKL mengamati adanya beberapa poin kedisiplinan.
Berikut poin beserta penjelasannya :

2.3.1 Waktu

Setiap harinya para pekerja akan memulai pekerjaan pada pukul 07.00 WIB.
Selama jadwal kerja berlangsung, pekerja akan melaksanakan pekerjaan sesuai
arahan dari kepala tukang. Pada 12.00 WIB para pekerja di persilahkan untuk
beristirahat mulai dari makan siang, mandi atau pun shalat. Selanjutnya pekerja
akan kembali melanjutkan pekerjaannya pada 13.00 WIB. Kecuali pada hari
jum’at, jadwal istirahat berlangsung dari pukul 11.00 – 13.00 WIB. Pekerjaan
berakhir pada pukul 16.00 WIB. Jika terdapat jadwal lembur, maka shift
malam akan dimulai pada pukul 18.00 – 22.00 WIB.
Disiplin waktu yang dilakukan oleh para pekerja tidak didasari oleh adanya
peraturan tertulis dari pihak Kontraktor. Pada dasarnya hal yang sudah menjadi
kebiasaan tersebut memang dilakukan setiap hari.

2.3.2 Pembayaran Gaji Pekerja

Sistem pembayaran upah pekerja pada proyek ini awalnya harian. Jadi
pekerja yang masuk atau bekerja pada hari itu upahnya akan dibayar pada saat jam
pulang oleh bendahara dari pelaksana. Namun pada minggu ke – 5 pembayaran
upah pekerja beralih menjadi sistem borongan. Bendahara pemberikan upah
kepada pekerja setiap akhir minggu. Adapun jumlah dari upah yang di berikan
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

2.3.3 Pengawasan

Pada proyek Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota


Sumenep ini terdapat 2 pengawas lapangan yang bertugas mengawasi para pekerja
8

selama proses berlangsung. 1 pengawas berasal dari pihak kontraktor yang setiap
hari stand by di lokasi. Sedangkan 1 pengawas lagi berasal dari pihak konsultan
yang sewaktu-waktu datang mengecek kesesuaian pelaksanaan dengan gambar
rencana. Serta mengecek perkembangan proyek guna perhitungan prosentase
pekerjaan yang telah selesai.
Selain 3 hal di atas, masing-masing pekerja menjalankan fungsi dan
tanggung jawabnya sesuai dengan bagian masing-masing, misalnya mandor dapat
mengkoordinasikan para tukang mengenai tahapan-tahapan pekerjaan yang harus
dilakukan sesuai dengan gambar konstruksi. Selain itu, para pekerja (tukang) juga
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan arahan mandor. Sehingga semua
pekerjaan dapat terstruktur dengan baik sesuai dengan jadwal pelaksanaan
yang telah direncanakan.
BAB III
PENGENALAN PROYEK

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek

Pada proyek Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota


Sumenep selaku owner mengadakan atau memilih pelaksana konstruksi dengan
cara pelelangan (Pengadaan barang atau jasa yang dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman secara luas melalui media cetak atau pengumuman resmi,
sehingga masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya) dengan metode pascakualifikasi satu file-sistem
gugur. Berikut adalah prosedur yang harus ditempuh oleh CV. Arjasa Rasa untuk
dapat memenangkan pelelangan :
1. Peserta pelelangan Proyek Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian
Kecamatan Kota Sumenep harus memenuhi syarat-syarat kualifikasi,
diantaranya harus memiliki pengalaman 10 tahun terakhir, memiliki
tenaga teknis dengan kualifikasi kemampuan seperti yang ditetapkan
dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), dan syarat kualifikasi lainnya
seperti tercantum pada sumarry report.
2. Peserta yang memenuhi syarat kualifikasi melakukan download
dokumen pengadaan pada tanggal 3 Agustus 2016, dimana tercatat 61
peserta lolos.
3. Pemberian penjelasan terhadap dokumen lelang yang terdiri dari
penjelasan persyaratan umum, administrasi dan teknis pekerjaan serta
penjelasan lapangan diberikan tanggal 17 Agustus 2016.
4. Perserta harus mengupload dokumen penawaran mulai dari 17
Agustus 2016 s/d 22 Agustus 2016. Diperoleh 6 peserta yang
melakukan upload.
5. Selanjutnya owner melakukan pembukaan dokumen penawaran,
evaluasi penawaran, dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi
pada tanggal 23 September 2016 s/d 5 September 2016.

9
10

6. Berita acara hasil pelelangan kemudian diupload oleh owner.


7. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, penetapan dan pengumuman
pemenang diberikan pada tanggal 6 September 2016 dan dilanjutkan
dengan masa sanggah hasil lelang.
Selanjutnya, diputuskan pemenang lelang yaitu :
Perusahaan : CV. ARJASA RAYA
Alamat : Dusun Moncol Desa Nyabakan
Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep
arga Penawaran : Rp. 713.890.000.00-
Harga Terkoreksi : Rp. 713.890.000.00-
Penandatanganan kontrak oleh CV. Arjasa Raya sebagai pemenang
dilakukan setelah surat penunjukan penyedia barang/jasa diberikan.

3.2 Gambaran Umum Proyek

Proyek Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep


yang berlokasi di Jl. Teuku Umar No. 46 – Sumenep merupakan salah satu wujud
program Pemerintah Kabupaten Sumenep khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumenep dalam rangka pengadaan peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota Sumenep.
Pelaksanaan pekerjaan proyek perlu diatur dengan teliti agar dapat tercipta
pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Pada dasarnya, pelaksanaan seluruh pekerjaan konstruksi bangunan
merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dituangkan dalam gambar
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun data umum proyek
pelaksanaan Pembangunan Gedung UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan Kota
Sumenep ini yaitu :
Nama Pekerjaan : Pembangunan UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan
Kota Sumenep
Lokasi : UPT. Puskesmas Pandian
Alamat : Jl. Teuku Umar No. 46 – Sumenep
Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran 2016
11

Nilai Pekerjaan : Rp. 713.890.000,00-


Waktu Pelaksanaan : 110 hari
Kontraktor Pelaksana : CV. Arjasa Raya
Lower Struktur : Pondasi Batu Gunung dan Tapak (foot plate)
Upper Struktur : Beton Bertulang dan Atap Rangka Baja

3.3 Personalia dan Organisasi Proyek

Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan


proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian
yang baik. Organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak
pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Organisasi
proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga hal utama yaitu mutu,
waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri adanya sekelompok orang
yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban dan tanggung jawab.
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. Dengan
adanya batasan-batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang tindih tugas,
maupun pelemparan tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul
dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas. Berikut struktur
organisasi proyek Pembangunan Gedung UPT. Puskesmas Pandian Kecamatan
Kota Sumenep.
12

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber : Struktur Organisasi Proyek

3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek.
Tugas owner diantaranya adalah menunjuk penyedia jasa (Konsultan dan
Kontraktor), meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
13

yang telah dilakukan oleh penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor),


menyediakan lahan untuk pelaksanaan pekerjaan, Menyediakan dana dan
kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor)
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan,
Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi perubahan), Menerima dan
mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika
produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki/direncanakan.
Owner memiliki wewenang untuk mengesahkan atau menolak perubahan
pekerjaan yang telah direncanakan dan mengambil alih pekerjaan secara sepihak
dengan cara memberitahu secara tertulis kepada kontraktor jika terjadi hal-hal
diluar kontrak yang ditetapkan.

3.3.2 Kontraktor

Kontraktor adalah rekanan peserta pelelangan yang berdasarkan hasil


penelitian panitia pelelangan dan pimpinan bagian proyek dianggap paling sesuai
untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan
bagian proyek. Tugas kontraktor diantaranya membuat metode kerja, menyiapkan
tenaga kerja, peralatan bahan-bahan, dan segala sesuatu yang digunakan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, melaksanakan pekerjaan
berdasarkan keahlian dan pengalaman yang dimiliki sesuai dengan gambar
rencana yang dibuat oleh konsultan perencana dan tidak keluar dari spesifikasi
kerja yang telah disetujui, berkewajiban melaksanakan pekerjaan seperti yang
telah diinstruksikan oleh owner, menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah
selesai secara keseluruhan kepada owner.

3.3.3 Konsultan Perencanaan

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Tugas konsultan perencana yaitu
mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan,
membuat gambar kerja pelaksanaan, membuat Rencana Kerja dan Syarat-sayarat
14

pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan, membuat rencana


anggaran biaya bangunan, mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan
struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. Konsultan perencana memiliki
wewenang untuk mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak
pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

3.3.4 Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas merupakan penyedia jasa interior design orang


perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pengawasan jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan terhadap
proses pelaksanaan proyek sejak awal pelaksanaan pekerjaan proyek sampai
selesai dan diserah terimakan. Tugas konsultan pengawas yang dalam hal ini
adalah badan usaha yang diberi wewenang oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) yaitu mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang timbul
dalam proyek, Menghentikan pekerjaan dan pengadaan klien terhadap hal yang
tidak sesuai dengan rencana, Melakukan penundaan dan pengadaan klien
terhadap hal yang tidak memenuhi ketentuan dalam kontrak, memperbaiki
kesalahan rencana pekerjaan maupun gambar, mengawasi dan memeriksa mutu
pekerjaan kontraktor agar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

3.3.5 Bendahara

Bendahara bertanggung jawab kepada pemilik proyek dan pelaksana atas


pengaturan keuangan/biaya yang harus dikeluarkan untuk proses pelaksanaan
proyek konstruksi, penerimaan dan penyimpanan keuangan. Bendahara juga harus
melaporkan segala bentuk pengeluaran terkait kebutuhan proyek kepada
pelaksana dan diteruskan kepada pemilik proyek serta bertanggung jawab penuh
atas pengelolaan keuangan yang diamanatkan oleh pemilik proyek dan
pelaksana.

3.3.6 Pengawas Lapangan


15

Pengawas lapangan merupakan seseorang/tim yang ditunjuk oleh kontraktor


untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya proyek konstruksi dan
melaporkan adanya permasalahan terkait pelaksanaan proyek kepada kontraktor
serta menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya adanya pekerjaan
tambahan atau pekerjaan yang kurang dan segera melaporkannya kepada
kontraktor (pelaksana), menjalankan pelaksanaan kualitas, bahan, peralatan,
tenaga, hasil pekerjaan, waktu, serta cara-cara pelaksanaan sesuai dengan
perjanjian.

3.3.7 Logistik

Logitik bertugas mengatur keberadaan material-material proyek yang


berada di gudang (penempatan barang-barang sesuai jenisnya sehingga
mempermudah pengecekan), mencatat/melakukan stok barang yang berada di
gudang dan memberi laporan ke bagian pembelian/manager proyek, mengajukan
permintaan barang/material yang sudah tidak ada (stok habis) dan mendapat acc
manager proyek dan lainnya yang berkaitan dengan bahan kebutuhan proyek.

3.3.8 Mandor

Mandor sebagai salah satu unsur dalam pelaksanaan pekerjaan proyek yang
dalam istilah manajemen kontruksi selalu berada dan memiliki efisiensi kerja
yang cukup besar. Mandor adalah komponen yang tidak bisa dianggap ringan
dalam suatu proyek, eksistensi mandor sangat diperlukan sebagai pengawas
langsung bagi pekerja-pekerja yang melakukan pekerjaan supaya terarah dan
menggunakan waktu dengan seefisien mungkin. Mandor bertugas mengawasi
dan mengkoordinasi serta memberikan upah kepada pekerja-pekerja yang
posisinya di bawahnya.

3.4 Proses Pelaksanaan Proyek

Proses pelaksanaan suatu proyek senantiasa berpanduan pada kesepakatan


antara kedua pihak, baik Pengguna Jasa dalam dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumenep dengan Penyedia Jasa yang dalam hal ini terdiri dari 3
16

(tiga) pihak yaitu Perencana (CV. Multidecons), Pengawas (CV. Artara) dan
Pelaksana Konstruksi (CV. Arjasa Raya). Kesepakatan tersebut tertuang dalam
Kontrak dan atau Surat Perintah Kerja (SPK).
SPK Kontrak memuat beberapa standard ketentuan dan syarat umum
pelaksanaan kegiatan, yang setiap jasa layanan juga beda rincian, yang intinya
kesepakatan, syarat ketentuan dan syarat umum tersebut menjadi pengikat antara
kedua pihak dalam pelaksanaan, pengawasan, kegiatan serah terima serta
pemeliharaan nantinya, juga tertuang tentang cara pembayaran, perselisihan,
force majure dan lainnya.
Pelaksanaan proyek dimulai dengan Pembahasan anggaran yang didalamnya
termuat Pagu Anggaran dan Syarat Umum Penyedia Barang/Jasa yang nantinya
akan melaksanakan pekerjaan. Rencana Kerja dan Tindak Lanjut (RKTL)
disusun sebagai acuan jadwal pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan
pembangunan dan pengawasan konstruksi.
Proses pelaksanaan konstruksi seharunsnya meliputi, antara lain :

3.4.1 Proses Pelaksanaan Pembangunan


a. Pekerjaan Persiapan (Land Development)
1. Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan
harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
2. Pembersihan lokasi yang menjadi dudukan bangunan dengan
membuang lapisan top soil sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Pemasangan bouwplank yang menandakan tempat bangunan, dan juga
menjadi acuan as bangunan pada waktu pelaksanaan.
4. Pemasangan papan nama proyek dengan mencantumkan nama
pekerjaan, lokasi, sumber dana, tahun anggaran, konsultan perencana,
konsultan pengawas serta kontraktor pelaksana.
5. Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja,serta kelengkapan administrasi lapangan harus disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
17

6. Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus


memperhatikan penempatan bahan/material dan lalu lintas.
7. Membuat bangunan sementara (direksiket) untuk menyimpan
peralatan, serta material yang akan digunakan.
b. Pekerjaan Tanah dan Pekerjaan Pondasi
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan galian kontraktor diwajibkan
membuat rencana detil untuk pekerjaan galian tersebut yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
2. patok referensinya harus dijaga supaya tetap berdiri sampai
pekerjaan selesai.
3. Dalam hal pekerjaan penggalian tanah ini, kontraktor harus
melakukan tindakan pengamanan untuk menjaga stabilitas lereng
galian.
4. Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari
0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari
0.5 kg/cm2.
5. Tanah hasil galian harus ditempatkan pada suatu tempat sementara
yang diinstruksikan oleh konsultan pengawas agar tidak
mengganggu jalannya pekerjaan berikutnya dan selanjutnya diangkut
keluar proyek.
6. Dan apabila sudah mendapat persetujuan dari direksi yang dibantu
engineer maka kontraktor baru mendatangkan tiang pancang tersebut
yang tentunya harus dilengkapai dengan sertifikat dari pabrik.
7. Selanjutnya adalah kontraktor menyiapkan pekerja untuk memulai
pekerjaan pemasangan pondasi tiang pancang yang ukuran serta
diameternya sesuai dengan gambar rencana, dengan menggunakan
alat tiang pancang dari jenis hydraulic pile injection.
8. Proses pemancangan tiang pancang dengan peralatan ini adalah
memberikan tekanan beban secara statis pada tiang pancang,
18

penekanan ini akan berhenti apabila sudah mencapai tanah


keras.
9. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out ( penentuan titik posisi
tiang dilapangan sesuai dengan gambar rencana ), mobilisasi, dan
demobilisasi alat, pemancangan tiang pancang beton bertulang,
penggalian setempat serta pemotongan kepala tiang.
10. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan dalam gambar struktur.
11. Apabila tiang-tiang pancang sudah terpasang pada titik-titik yang
telah ditentukan pada gambar untuk tahap selanjutnya kontraktor
wajib untuk memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian
rupa sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala
tiang minimum 40 diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai
pengikat ke poor (pile Cap).
12. Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan
dengan pekerjaan memeriksa level dan mencatat posisi – posisi tiang
secara detil dan akurat serta membandingkan dengan posisi yang
dicantumkan pada denah gambar dan denah tiang.
13. Serta dilanjutkan dengan memindahkan dan membongkar semua
puing, tanah, kelebihan beton, keluar dari lokasi pekerjaan
tersebut.
14. Tahap selanjutnya kontraktor menyiapkan pekerja untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan pondasi batu kosong yang
metode pengerjaanya adalah dasar galian diurug menggunakan
pasir urug setebal 10 cm disiram sampai jenuh dan diratakan serta
dilakukan pemadatan sampai benar-benar padat, diatas lapisan pasir
urug tersebut diberi pasangan pondasi batu kosong yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
15. Selanjutnya dilakukan pemasangan pondasi batu gunung dengan
spesi 1PC : 8Ps yang mana campuran tersebut harus membungkus
19

batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari


pondasi yang berongga.
16. Setiap jarak 50 cm as-as ditanam stek besi beton untuk sloof, dan
dinding pasangan yang tercantum dalam gambar kerja.
17. Sambil lalu menyelesaikan pekerjaan pondasi kontraktor sudah harus
menyiapkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan pembesian
untuk poor yang mana dalam gambar rencana poor ini terbagi
dalam beberapa ukuran, serta menyiapkan pekerja untuk
melaksankan pekerjaan perangkaian besi beton untuk sloof, kolom
struktur, kolom praktis, balok ring balk, balok latei.

c. Pekerjaan Beton
1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut SNI 8 tahun 1972 dan
memenuhi S 400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (SNI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap
semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah
ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
2. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi
butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam SK SNI T-15.1919.03.
20

3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SK
SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah sesuai dengan gambar bestek
dengan mutu baja polos BJTP 24 dengan tegangan leleh fy = 240
Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang. Besi beton digunakan pada
pondasi tapak, sloof, kolom, ring balok, dan ditempat yang
menggunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.

d. Pekerjaan Pasangan
1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode
pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan
pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu dan adukan semen.
21

Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi


bronjong, pasangan batu kali, pasangan batu kosong, plesteran dan
siaran serta pekerjaan adukan semen. Pedoman ini mencakup
pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang
disetujui sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
a) SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
b) SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
c) SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
d) SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
e) SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan
Mesin Abrasi Los Angeles
f) SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC
(Polivinil Chlorida)
g) SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
h) SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
i) SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan
dalam Beton
j) SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
American Standard Test Method :
 ASTM C 91 : Masonry cement
 ASTM C 207 : Hydrated Lime
 ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry
 ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Tugas Selama Praktek

Tugas yang dilaksanakan oleh mahasiswa fakultas teknik selama


pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut:
1. Mencari informasi yang berkaitan dengan aktivitas proyek.
2. Mencari data tentang perusahaan terkait.
3. Mengikuti kegiatan pelaksanaan proyek.
4. Mengamati dan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dan menanyakan
pada tenaga kerja bila ada yang kami kurang mengerti.
5. Mengerjakan tugas-tugas secara baik bertanggung jawab yang diberikan
oleh pembimbing / penanggung jawab Konsultans pengawas.
6. Menjalin hubungan baik dengan pihak industri.

4.2 Lingkup Pekerjaan yang Diamati

1. Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas dan


Jaringannya
2. Pekerjaan : Pembangunan Gedung UPT. Puskesmas Pandian
3. Lokasi : Kecamatan Kota Sumenep – Kabupaten Sumenep
4. Instansi / T.A : Dinas Kesehatan TA. 2016
5. Kontraktor : CV. Ajasa Raya
6. Perencana : CV. Multidecons
7. Pengawas : CV. Artara

Adapun ruang lingkup pekerjaan yang diamati dalam proses pelaksanaan


pekerjaan Pembangunan Gedung UPT. Puskesmas Pandian, Kecamatan Kota
Sumenep ini terdiri dari :

22
23

1. Pekerjaan Tanah

Gambar 1 Pekerjaan Galian Pondasi Setempat (foot plat)


(Sumber : PKL 2016)
Pada gambar tersebut pekerja sedang melakukan penggalian untuk
pondasi setempat. Berikut lingkup pekerjaan tanah :
a. Galian tanah biasa untuk sedalam 1,3 meter dengan ukuran sisi pondasi
1,2 meter
b. Urugan pasir
c. Urugan kembali galian
d. Urugan tanah urug

2. Pekerjaan Pembesian

Gambar 2 Pekerjaan Pembesian


(Sumber : PKL 2016)
24

Pada gambar tersebut pekerja sedang melakukan pembesian. Berikut


lingkup pekerjaan pembesian :
a. Pembesian tulangan pondasi setempat dengan pembesian Ø8 mm dan
Ø13 mm
b. Pembesian tulangan sloof dengan pembesian Ø8 mm dan Ø12 mm
c. Pembesian tulangan kolom dengan pembesian Ø8 mm dan Ø13 mm
d. Pembesian tulangan balok Ø8 mm, Ø12 mm, dan Ø13 mm
Pekerjaan pembesian ini dikerjakan sesuai dengan gambar rencana yang
dibuat oleh konsultan perencana.

3. Pemasangan Pondasi Setempat (foot plat)

Gambar 3 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Pondasi Setempat (foot plat)


(Sumber : PKL 2016)
Pada perkerjaan pemasangan tulangan pondasi setempat dipasang pada
as tengah pada titik pondasi agar untuk pemasangan tulangan kolom dapat
tegak lurus dengan pondasi setempat (foot plat). Pada pekerjaan ini
memiliki uraian pekerjaan sebagai berikut :
a. Acian beton untuk pondasi setempat dibuat sesuai standat SNI
b. Pemasangan tulangan pondasi setempat (foot plat) yang telah dikerjakan.
25

4. Pekerjaan Pengecoran Sloof

Gambar 5 Pekerjaan Pengecoran Sloof


(Sumber : PKL 2016)
Pada perkerjaan pengecoran sloof ini, memiliki uraian pekerjaan
sebagai berikut :
a. Pemasangan tulangan sloof yang telah dibuat
b. Pemasangan bekisting pada 2 sisi tulangan sloof
c. Pemasangan papan bekisting sloof
d. Acian beton sesuia dengan standar SNI dan perencanaan yang telah
dibuat oleh konsultan perencana
e. Pembokaran papan bekisting sloof setelah usia beton ditentukan sesuai
dengan Rencana Kerja Syarat-syarat

5. Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kolom

Gambar 6 Pekerjaan Pengecoran Kolom


(Sumber : PKL 2016)
26

Pada perkerjaan pengecoran kolom ini, memiliki uraian pekerjaan


sebagai berikut :
a. Pemasangan tulangan kolom
b. Pemasangan bekisting kolom
c. Acian beton sesuia dengan standar SNI dan perencanaan yang telah
dibuat oleh konsultan perencana
d. Pembokaran papan bekisting kolom setelah usia beton ditentukan sesuai
dengan Rencana Kerja Syarat-syarat
Dalam perkerjaan pengecoran kolom ini, membutuhkan struktur yang
tegak lurus maka dibutuhkan pemasangan tulangan dan tulangan yang tegak
lurus.

6. Pekerjaa Pasangan Batu ½ Bata

Gambar 7 Pekerjaan Pasangan Batu ½ Bata


(Sumber : PKL 2016)
Pada perkerjaan pasangan batu ½ bata, memiliki uraian pekerjaan
sebagai berikut :
a. Pasangan batu ½ bata trasram 0,5 meter dengan campuran 1 pc : 3 psr
b. Pasangan batu ½ bata dinding dengan campuran 1 pc : 8 psr
27

7. Pekerjaan Plesteran

Gambar 8 Pekerjaan Plesteran


(Sumber : PKL 2016)
Pada perkerjaan plesteran, memiliki uraian pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan plesteran trasram setinggi 0,5 meter dengan campuran 1 pc : 3
psr
b. Pekerjaan plesteran dinding dengan campuran 1 pc : 8 psr

4.3 Hasil Pekerjaan yang Diamati

Tim PKL kami memulai pengamatan pekerjaan proyek pembangunan


gedung UPT. Puskesmas Pandian, Kecamatan Kota Sumenep pada senin, 07
Oktober 2016 dengan kondisi pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan berjalan
pengecoran kolom. Pengamatan pada proses pekerjaan pembangunan gedung
UPT. Puskesmas Pandian, Kecamatan Kota Sumenep dimulai dari pekerjaan
galian pondasi setempat (foot plat), pekerjaan pasangan dinding ½ bata, pekerjaan
bekisting sloof, pekerjaan bekisting kolom, pekerjaan bekisting balok, pekerjaan
penulangan sloof , pekerjaan penulangan kolom, pekerjaan penulangan balok,
pekerjaan pengecoran sloof, pekerjaan pengecoran kolom, pekerjaan pengecoran
balok. Berikut uraian pekerjaan yang diamati selama proses pekerjaan proyek :
28

1. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah yang kami amati yakni pekerjaan galian tanah untuk
pondasi setempat (foot plat). Galian yang dilakukan sekitar sedalam 1,3
meter. Dari pengamatan kami galian pondasi yang dikerjakan kurang dalam
sekitar 15 – 20 cm sehingga mempengaruhi pengecoran pondasi
setempat (foot plat).

2. Pekerjaan Pembesian/penulangan
Pada pekerjaan pembesian/penulangan terdiri dari beberapa bagian
pekerjaan pembesian, yaitu sebagai berikut :
a. Pekerjaan Kolom
1. Penulangan Kolom
Tahapan awal dalam pekerjaan struktur kolom dan balok adalah
pekerjaan penulangan/pembesian. Dalam pengamatan kami terdapat
4 jenis kolom. Kolom 30/30 dan kolom 25/25 dengan tulangan
utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, kolom 25/25 dengan
tulangan utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, kolom 20/20
dengan tulangan utama 7ø13 dan tulangan sengkang ø8 – 150, dan
yang terakhir kolom 12/12 dengan tulangan utama 5ø12 dan
tulangan sengkang ø6 – 150.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan penulangan kolom sama saja dengan
pembesian atau penulangan pada sloof begitu pula dengan alat
yang digunakan. Dari pengamatan yang kami lakukan besi yang
digunakan merupakan besi polos. Segala prosedur pelaksanaan
pekerjaan penulangan kolom belum sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah dibuat, dikarenakan pada tulangan utama tidak
menggunakan ø13, tetapi kurang dari ø13.

2. Pekerjaan Bekisting Kolom


Pekerjaan bekisting kolom dikerjakan setelah pekerjaan penulangan
kolom selesai. Sebelum pekerjaan bekisting dimulai maka terlebih
29

dahulu posisi tulangan ditegakkan. Selanjutnya papan bekisting


kolom diberi rangka pengaku yang terbuat dari kayu 2/3 yang
dipasang mengelilingi bekisting dalam posisi miring guna menjaga
posisi papan bekisting kolom tetap tegak selama pengerjaan
pengecoran sekaligus sebagai tempat pijakan pekerja saat
pengecoran. Selain itu untuk menjaga bekisting kolom agar tetap
persegi dan menghindari kebocoran saat pengecoran dipasang papan
kayu bekisting pada keempat sisi kolom serta dipasang sabuk dari
balok kayu 2/3 lalu dikuatkan lagi dengan menggunakan kayu
memanjang dan melintang disisi luar sabuk balok kayu 2/3 guna
menjaga bekisting tetap persegi dan menghindari keluarnya
campuran beton pada saat pengerjaan pengecoran lewat sudut-
sudut bekisting.
Dalam spesifikasi teknis pekerjaan tidak disebutkan secara detail
mengenai teknis pemasangan papan bekisting sehingga secara teknis
pekerjaan bekisting yang dilakukan oleh pekerja dirasa sah selama
tidak menimbulkan hal yang menurunkan kualitas beton nantinya.

b. Pekerjaan Balok
1. Penulangan Balok
Sama halnya dengan pembesian kolom, pembesian balok juga
terdiri dari tulangan pokok dan sengkang. Besi yang digunakan
merupakan besi polos dengan jumlah dan diameter tulangan balok
lantai 20/30 dan 30/15 sama yakni tulangan utama 8ø13 dan
tulangan sengkang ø8 – 200. Penggunaan tulangan besi
menyesuaikan dengan spesifikasi dan syarat teknis yang dibuat.
Proses pekerjaan pembesian balok sama dengan proses pekerjaan
pembesian kolom.
2. Pekerjaan Bekisting Balok
Pekerjaan bekisting balok dikerjakan setelah pekerjaan penulangan
balok selesai dan dipasang sesuai pada gambar sama dengan kolom.
30

Balok yang digunakan dalam pekerjaan proyek pembangunan ini


yaitu balok lantai 20/30 dan balok gantung 30/15. Balok lantai
merupakan komponen struktur yang berfungsi menahan beban, baik
beban sendiri maupun beban dinding di atasnya untuk selanjutnya
diteruskan ke kolom dan pondasi maupun beban terpusat. Dalam
pekerjaan pemasangan bekisting balok digunakan alas kayu.
Penggunaan alas kayu ini untuk menopang struktur balok yang
sedang di cor.
c. Pekerjaan pengecoran kolom dan balok
Pelaksanaan pengecoran kolom dan balok secara teknis pengerjaannya
sama saja dengan pengecoran sloof. Permasalahannya pun juga sama.
Pemerataan coran pada bekisting yang seharusnya menggunakan vibrator
justru hanya menggunakan cara manual dengan ditusuk-tusuk.
3. Pekerjaan Pasangan batu ½ bata
a. Pekerjaan Pasangan Trasraam dan Batu Putih ½ Batu
Pemasangan dinding batu dilakukan sesuai dengan ketinggian yang
direncanakan sesuai dengan gambar rencana. Jenis batu bata yang
digunakan adalah batu bata putih. Sesuai syarat yang telah ditentukan
pada spesifikasi teknis, batu bata putih yang dipergunakan adalah batu putih
alam yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas yang memenuhi standar
sebagai berikut ukuran panjang 25 cm, lebar 15 cm dan tebal 8 cm,
sedangkan maksimum pecah 20%. Campuran yang digunakan untuk biasa
mengunakan komposisi 1PC:8ps (+air). Dan untuk pasangan kedap air
(Trasraam) menggunakan 1PC:4ps (+air). Material untuk adukan harus
diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak (boxes) pengukuran yang
akurat dan tidak diperkenankan mencampur adukan tanpa menggunakan
alat ukur/takar. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan
lembaran penutup untuk mencegah adukan menjadi cepat kering. Begitu
juga pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan
papan untuk melindungi dari kerusakan. Pemasangan dinding batu bata
dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya.
31

Dari pengamatan yang kami lakukan di lapangan, sebelum dipasang,


batu bata terlebih dahulu dikerok permukaannya sekitar 1 cm dengan
mengunakan seuntuk menjamin kebersihan permukaan batu bata.
Pencampuran material juga tidak menggunakan alat takar sebagai mana
mestinya. Selain itu pekerjaan pasangan yang telah selesai dikerjakan tidak
ditutupi sehingga adukan menjadi cepat kering. Dan juga dalam
pengerjaannya pekerja mengerjakan pasangan dinding 10% pada tiap
dinding awalnya.
b. Pekerjaan Plesteran Trasraam dan Dinding
Dinding disiram sebelum pekerjaan plesteran dinding. Hal ini dilakukan
agar plesteran lebih meresap ke dalam batu bata putih. Untuk menghindari
adanya retak pada sambungan plesteran akibat pekerjaan plesteran yang
disambung, maka pekerjaan plesteran dinding dikerjakan per ruangan sesuai
dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Plesteran dinding trasraam dengan
campuran 1PC:4ps hitam dengan tebal 15 mm, dan dilanjutkan dengan
campuran 1pc : 7ps dengan ketebalan yang sama sehingga didapat
ketebalan dinding 18 cm. Campuran plesteran tersebut dibuat sesuai dengan
spesifikasi yang ada. Setelah pekerjaan plesteran dilakukan, dilakukan
penyiraman terhadap bidang plesteran dinding agar pengeringannya marata
dan bertahap.

4. Pekerjaan Beton
Dalam pekerjaan beton ini meliputi pekerjaan beton kolom, beton sloof,
beton balok. Pada perencanaan pekerjaan beton yang ada dibutuhkan mutu
beton dengan K-225, namun pada saat pekerjaan beton dilokasi mutu beton
tidak dapat dipastikan mutu betonnya, disebabkan cara pencampuran atau
mix desain yang ada tidak dapat dipastikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pelaksanaan pekerjaan diatas dapat kami ambil suatu
kesimpulan, yaitu :
1. Kurangnya pemahaman menyeluruh terhadap gambar kerja, sehingga
banyak teguran dari Konsultan Pengawas baik secara lisan maupun
tulisan, yang membuat pelaksanaan pekerjaan sedikit terhambat.
2. Kualifikasi tenaga kerja juga sedikit mengecewakan terutama pada
pekerjaan plesteran sebab hasilnya masih kurang optimal.
3. Kurangnya koordinasi antar pekerja, mengakibatkan beberapa bagian
pekerjaan terhambat karena ada pekerjaan lain belum siap terlaksana,
sehingga berdampak secara sistemik pada masa pelaksanaan yang
molor dari jadwal rencana.
4. Penggunaan alat bantu menjadi hal penting terutama untuk pekerjaan
pengecoran beton, kerusakan yang terjadi saat pelaksanaan pekerjaan
sedang berlangsung sedikit banyak menghambat pelaksanaan pekerjaan
pengecoran yang berdampak pada jadwal pelaksanaan.
5. Pemahaman dan penerapan manajemen K3 masih kurang diperhatikan
dengan optimal, meski tidak ada masalah serius yang terjadi namun
menjadi kewajiban pokok perusahaan terutama kepada pekerja dan
lingkungan sekitar.

5.2 Saran
Saran-saran yang dapat kami kemukakan disini terbatas berdasarkan
kemampuan dan bekal pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan,
yaitu sebagai berikut :
1. Gambar kerja harus benar-benar dipelajari oleh tiap-tiap pekerja,
pelaksana serta pengawas, sehingga semua yang telah terancana dengan

32
33

matang dalam gambar dapat dieksekusi dengan optimal sesuai dengan


keinginan pihak pemilik proyek.
2. Pemilihan tenaga harus diperhatikan, sebab jika kualifikasi tenaga yang
dipekerjakan kurang maksimal, hasil pekerjaan kurang optimal dan
tentunya hal itu berimbas pada kualitas perusahaan itu sendiri dimata
pemberi jasa.
3. Pihak pelaksana harus bisa mengkoordinasikan setiap item pekerjaan
dan tentunya juga menerapkan manajemen proyek sehingga waktu,
biaya, jumlah dan kualitas pekerjaan bisa dikontrol agar pelaksanaan
proyek bisa menguntungkan semua pihak.
4. Pihak-pihak terkait baik kontraktor maupun konsultan pengawas harus
siap dan cakap, sebab banyak masalah yang timbul tak terduga, baik
secara teknis maupun non teknis, sehingga tidak berdampak luas yang
dapat menimbulkan masalah.
5. Pemahaman dan penerapan K3 harus lebih ditingkatkan, sebab hal itu
salah satunya menjadi hak pokok pekerja, sehingga para pekerja dapat
bekerja dengan maksimal.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai